Benar saja, Clara menuruti semua ide dan usul dari genk-nya, Genk Rumpies. Clara merayu dan menunjukkan perhatian berlebihan pada Vano, gebetannya. Seperti malam itu, di saat ada event di group riddle, Clara malah tag-tag Vano dan menunjukkan ke-bucin-an.
/Zeyeng, udah makan apa belum? Makan ya, biar gak lapar, dan kuat untuk menungguku! @AyankVano/
Gideon yang melihat chat itu, segera menghapusnya dengan kesal, karena menganggu jalannya event. Clara tentu saja berang, dan segera menelepon Gideon untuk protes, tetapi Gideon berada di panggilan lain.
Tak putus asa, Clara segera mengetik chat untuk Gideon.
/Yon, kenapa chat ku di group kamu hapus?/
Read
Ya, Gideon cuma membaca pesan itu, tapi tak membalasnya. Selain dia masih memandu event, Gideon juga sedang bertelepon dengan Thalita.
"Yang, Tante kamu ngamok tuh, karena chat dia di group ku hapus," lapor Gideon.
"Lha kenapa, Bang?"
"Kayak gak punya sopan santun aja, lagi event malah chat gak penting."
"Thalita blom nyimak di group sih, jadi belum tau."
"Emang ini lagi ngapain?"
"Lagi nonton kartun di aplikasi biru."
"Jadi? Dari tadi Abang ngoceh di group, tapi pacarnya malah gak nyimak? Malah asik sendiri di aplikasi biru?" terdengar nada kesal dari suara Gideon.
"Ya begitulah, toh ikut event juga percuma, udah ketinggalan, gak bakal terkejar juga poinnya."
"Gitu, ya? Jadi selama ini Abang berusaha bikin group rame, sama pacarnya gak dihargai?"
"Emang mau dihargai berapa, Bang?"
KLIK
Gideon mematikan sambungan telepon tanpa pamit, dan photo profilnya hilang. Thalita kembali diblok.
Gadis itu segera membuka group, mencari tau ada percakapan apa. Ketika Thalita sedang mengetik untuk ikut nimbrung, tiba-tiba dia dikick oleh moderatornya, Gideon.
"Nih cowok kok kayak cewek lagi PMS sih, labil. Dikit-dikit kick, dikit-dikit blok. Ku blok balik aja ah, biar tau rasa."
Thalita yang ikutan kesal, memblok balik nomer Gideon dari aplikasi hijau. Tiba-tiba, ada chat masuk dari nomer tak dikenal.
/Hay Cabe, dikick ya dari group? Aduh kasian/
Thalita tak peduli dengan chat itu, kemudian dia menghapus tanpa membacanya.
"Ini pasti kerjaan si Tante deh, gak mungkin ada yang panggil aku Cabe selain dia," gerutu Thalita.
/Tha? Kenapa kamu dikick dari group?/
Sebuah chat masuk, dari nomer yang tak Thalita simpan di kontak, tapi photo profilnya dikenali gadis itu.
/*Entahlah, Om. Mungkin karena jarang muncul di group kali/
/Kenapa jarang muncul?/
/Biar Om Vano kangen/
/ ****** lu. Gua minta join-kan lagi, ya?/
/Nantilah, lagi males juga/
/Group jagi sepi tanpa lu/
/Biasa juga Thalita gak pernah muncul, kan?/
/Ho oh sih, tapi rasanya beda kalau gak ada elu. Meski sidder tapi kalo lu ada, gua dah senang/
/Heleh, Om Vano gombal banget deh*/
Ada panggilan masuk dari nomer asing di aplikasi hijau milik Thalita, dahi Thalita berkerut, tapi menjawab juga panggilan itu.
"Halo, Thalita di sini, ada yang bisa saya bantu?"
"Ah iya, Kak. Aku mau ikutan PO novel Kakak yang lagi promo itu lho," jawab seseorang di seberang sana. Seketika wajah Thalita tampak gembira.
"Oh, boleh banget, Kak. Silakan kirim alamat ya, biar saya bisa cek ongkirnya!"
"Siap, saya kirim via chat, Kak Thalita. Terima kasih."
"Kembali kasih, Kak."
/Gua serius, gak gombal lho, Tha. Lu mau kan, join lagi di group?/
"Ah, sial! Kirain chat dari yang mau beli novel, malah chat dari si Buaya Buntung," omel Thalita.
/Jln : Palem nomer 29. Rt 05 Rw 03. Surabaya Barat - Jawa timur/
Chat masuk kali ini membuat Thalita tersenyum, dan lupa untuk membalas chat dari Vano. Segera gadis itu membalas chat dari pembeli buku.
/Oke siap, Kak. Ongkirnya, + 15 ribu ya. Kakak bisa transfer ke e-wallet saya ya! Nomernya sama dengan nomer ini, terima kasih/
"Lumayan nih, ada yang pesan novelku yang berjudul, Diary sang Penulis, rejeki memang tak kemana," Thalita tersenyum makin lebar, mendapati ada notifikasi ada transfer masuk ke e-wallet miliknya.
/Ooii, ******!!! Kenapa chat gua cuma lu baca? Bales oooii/
"Bodo amat lah, Om! Chat dari Om Vano kan gak menghasilkan," gerutu Thalita.
Event di group riddle sudah usai, Gideon hendak menelepon Thalita lagi, tapi mendapati nomernya sudah diblokir oleh gadis itu. Terpaksa Gideon menggunakan nomer lain untuk menghubungi Thalita, nomer yang tak ada teman dunia maya tau, hanya teman dunia nyata.
"Halo, di sini Thalita, ada yang bisa saya bantu?" sapa Thalita ramah.
"Iya, Kak. Saya mau pesan novel," jawab Gideon.
"Abang? Ngapain nelpon-nelpon? Pakai nomer siapa lagi ini? Terus kenapa Thalita dikick dari group?" tanya Thalita kesal.
"Aduh, pacar Abang. Kalau tanya tuh satu-satu dong, Sayang. Jangan borongan kayak gitu, mirip tengkulak tau!" jawab Gideon sambil tertawa renyah.
"Ya udah, kenapa Abang nelpon?"
"Karena Abang kangen banget sama kamu, Sayang."
"Ini nomer siapa?"
"Nomernya Abang lah. Tapi...yang tau cuma Thalita, jangan kasih tau yang lain!"
"Kenapa punya nomer rahasia segala?"
"Buat gabung ke group tanpa ada orang lain yang tau, jadi kalau Abang dikick dari group itu, Abang masih tetap bisa pantau."
"Hmm, menarik. Trik dari moderator group riddle ya?"
"Ya begitulah. Selain itu, kalau nomer utama Abang diblok, Abang kan bisa pakai nomer yang ini, seperti sekarang ini."
"Oke, deh. Terus pertanyaan terakhir, kenapa Thalita dikick?"
"Habisnya Abang sebel, masa pacarnya dicuekin. Padahal Abang udah susah-susah bikin tuh event, eh Thalita malah sibuk sendiri main aplikasi biru. Mulai sekarang, Abang bikin aturan baru nih! Kalau lagi nelpon sama Abang, dilarang pakai handsfree!"
"Terus? Abang doang gitu yang pakai?"
"Kalau Abang ya boleh, kalau Thalita enggak!"
"Kok gitu?"
"Ya emang gitu!"
"Alasannya?"
"Biar Thalita fokus ke Abang! Abang gak suka kalau dicuekin."
"Thalita juga gak suka dicuekin!"
"Kan Abang gak pernah cuek sama Thalita. Meskipun pakai handsfree, Abang tetap fokus kok. Kalau Thalita kan enggak, malah asik sama yang lain."
"Terserah Abang aja deh kalau gitu, Thalita males debat, capek."
"Sekarang, buka dong blok Abang!"
"Ogah!"
"Buka, Sayang! Abang mau join kan lagi ke group."
"Ogah Abang ogah. Salah sendiri seenak udel main blok. Lagian Thalita gak tertarik joint di group itu, karena ada si Tante dan genk-nya."
"Ya udah, nanti mereka Abang kick deh."
"Kick dulu, baru setelah itu Thalita buka blok dan mau dijointkan lagi. Sekarang Thalita mau bobo, udah ngantuk. Gutnait, Abang."
Thalita mematikan sambungan telepon dan mematikan daya sambil menyeringai puas. Tenang saja, Thalita! Buaya kok mau dikadalin, batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments