Bab 4- Menikah

Beberapa minggu kemudian.....

Maudy tampak begitu cantik menggunakan gaun putih keemasan dengan taburan berlian. Di kepalanya sebuah mahkota yang tampak indah membuat dirinya begitu cantik.

Maudy muncul ketika Zayn selesai mengucapkan janji suci pernikahan dihadapan Rama dan para tamu yang hadir.

Mata Zayn tak lepas dari istrinya, sekilas ia mengagumi kecantikan wanita yang berjalan perlahan menghampirinya.

Maudy menampilkan senyum terpaksa, ia berusaha terlihat baik-baik saja.

Zayn mengulurkan tangan kanannya dan Maudy meraihnya.

Keduanya duduk dihadapan para saksi pernikahan, Zayn mengecup kening istrinya lalu menunjukkan cincin kepada para tamu dan juga menandatangani buku nikah sebagai bukti jika mereka telah resmi menjadi suami istri.

Selesai proses itu, keduanya duduk di pelaminan.

Para tamu memberikan ucapan selamat dan doa kepada kedua pengantin. Zayn dan Maudy pun pura-pura tersenyum.

Karen, asisten Maudy dan sekaligus sahabatnya datang menghadiri pernikahannya. Wanita itu memeluk dirinya lalu berbisik, "Suamimu tampan, kau harus tampil cantik dan seksi didepannya!"

Maudy menyipitkan matanya menatap temannya.

Karen hanya tersenyum nyengir. "Aku mau makan, selamat bahagia!"

"Terima kasih," balas Maudy tersenyum.

Acara selesai menjelang pukul 6 sore, kedua pengantin menginap di kamar hotel yang telah di dekor dengan indah.

Maudy yang sangat lelah dengan gaun panjang itu meminta tolong kepada Zayn untuk membuka resletingnya.

"Aku tidak mau!" Zayn menolaknya.

"Dikamar ini cuma ada dirimu, cepat buka aku ingin mandi. Gaun ini membuatku gerah!" pintanya.

"Kamu ingin memancingku, kan?"

"Hei, kamu bukan ikan untuk apa aku memancingmu? Jangan merasa dirimu tampan, kamu pikir aku tergila-gila padamu!" omelnya.

"Aku tidak mau menyentuh tubuhmu walaupun hanya membuka resleting gaunmu!" Zayn membuka dasinya.

"Kalau begitu, aku minta tolong orang diluar saja!" Maudy mengangkat ekor gaunnya berjalan ke arah pintu.

"Tunggu!"

Maudy menoleh, "Ada apa?"

"Biar aku yang buka!"

"Buka apa?"

"Buka resletingmu!"

"Aku pikir buka pintu," Maudy kembali menghampiri suaminya.

"Balikkan badanmu!" perintahnya.

Maudy pun mengikutinya.

Perlahan tangannya membukanya, namun dengan mata tertutup.

"Terima kasih!" Maudy menurunkan gaun di depan suaminya.

Zayn membuka matanya, lalu mendelik. Istrinya memakai pakaian dalam yang menutup seluruh tubuhnya meskipun tertutup namun tampak jelas lekuk tubuh Maudy yang begitu seksi dan sangat menggoda.

"Kamu pikir, aku tidak memakai dalaman hingga kamu puas memandangi tubuhku!"

"Ciih, aku tidak selera dengan wanita!"

"Apa!"

"Aku mau menikah denganmu untuk menutupinya!"

Maudy menggelengkan kepalanya. "Kamu tidak normal?"

Zayn tersenyum menyeringai.

-

Selesai membersihkan diri, Zayn tak tampak di kamar. "Dimana dia?"

"Apa dia menemui pria lain?" tanyanya dalam hati.

Maudy menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Aku yakin ini akal-akalannya, biar aku diam. Jika sebenarnya dia memiliki wanita simpanan!" tebaknya.

Maudy melihat makanan di atas meja, tanpa menunggu suaminya ia menyantapnya dengan lahap.

Sejam kemudian, Maudy memandangi jam dinding. Suaminya belum juga pulang. "Dia kemana, sih? Harusnya betah berduaan dengan istrinya, tapi ini kenapa dia menghindar?" terus bermonolog.

"Astaga, kenapa aku berharap dia seperti suami-suami lainnya yang begitu semangat ketika malam pertama?" menepuk jidatnya.

Tak mau ambil pusing, Maudy mengambil ponselnya dan memainkannya.

Jam 1 malam, Zayn kembali ke kamar hotel. Maudy telah pulas tertidur.

Zayn menarik ujung bibirnya, melihat begitu menggemaskan istrinya tidur. Ia pergi membersihkan diri lalu merebahkan tubuhnya disampingnya.

Maudy yang masih terlelap tidak ingat jika dia sudah menikah, tanpa memperhatikan teman tidurnya ia mendorong bokong suaminya dengan kakinya.

Zayn yang tadinya tertidur pulas, terkejut ketika dirinya jatuh ke lantai. "Auww!"

Zayn memegang punggung belakangnya, perlahan bangkit dan kembali ke ranjang. Zayn melihat istrinya masih terpejam matanya.

"Pasti dia sengaja!" gumamnya.

Zayn membalasnya dengan mendorong tubuh Maudy.

Karena ketika jatuh selimut ikut tergulung dengan tubuhnya, makanya tak membuat Maudy kesakitan ia pun masih tetap terlelap.

Zayn merasa kesal jika istrinya itu baik-baik saja.

Zayn lalu melemparkan bantal ke wajah Maudy tetap saja wanita itu tak terbangun. "Astaga, dia tidur atau mati, sih?"

Zayn akhirnya membiarkan Maudy, tidur di lantai.

****

Keesokan paginya, Maudy dengan sengaja membuka handuknya di depan suaminya agar pria itu tergoda.

Namun, Zayn sama sekali tak meliriknya.

Maudy yang kesal, mendekati suaminya. Dengan sengaja ia duduk dipangkuan pria itu.

Zayn yang refleks mendorong tubuh istrinya.

"Aduh!" teriak kecil Maudy kesakitan.

"Jangan harap aku akan tergoda!" berkata dengan tegas.

"Aku akan memberitahu kedua orang tuamu!"

"Jika berani, usaha yang kamu miliki akan ku hancurkan!"

"Untuk apa kamu menikah jika tidak menyukai wanita?"

"Aku hanya menutupinya. Jadi, nikmati saja tugasmu menjadi istri pura-pura!" Zayn kemudian berlalu ke kamar mandi.

"Baiklah, aku akan mengikuti permainanmu. Apa kamu pria normal atau tidak? Aku yakin kamu pasti akan menyentuhku, Zayn Malik Alonso." Maudy membatin.

Selesai mandi keduanya menikmati sarapan pagi di restoran hotel. Sepasang pengantin itu hanya saling diam dan fokus dengan makanan.

Setelah sarapan, keduanya meninggalkan hotel dan menuju rumah Zayn.

Begitu sampai, keduanya memasuki kamar yang sangat luas dengan perabotan dan elektronik mewah.

"Ini kamar aku dan kamu!"

"Kita sekamar?"

"Ya, karena aku tidak selera denganmu jadi tak masalah kita sekamar," ujar Zayn.

"Baiklah, itu sangat menguntungkan bagiku. Lepas darimu, aku masih utuh. Semoga saja aku bertemu dengan pria normal yang mencintai serta menyayangiku tulus."

"Pastikan, pria itu kaya raya agar bisa membantu kalian!" celetuk Zayn.

"Jika bukan terpaksa, aku tidak mau menikah denganmu!"

"Kamu boleh melakukan apapun, tapi jangan pernah keluar rumah kecuali bekerja. Dan jangan pernah membuka aib rumah tangga kita kepada siapapun!"

"Kamu ingin aku tutup mulut dengan kondisimu yang aneh itu?"

"Salah satunya, aku hanya ingin orang-orang tahu jika pernikahan kita baik-baik saja."

"Baiklah, aku akan tutup mulut dan menutup rapat-rapat. Tapi, ada syaratnya!"

"Apa itu?"

"Aku ingin setiap bulan memberikanku emas seberat dua puluh gram dan uang tunai seratus juta!"

"Apa? Sebanyak itu?"

"Aku ini istrimu, jadi berhak minta nafkah belanja dan nafkah batin," jawabnya.

"Baiklah aku akan memberikannya, tapi tidak dengan nafkah batin," ucap Zayn.

"Tak masalah dan satu lagi uang segitu tidak termasuk biaya iuran listrik, air, keamanan dan gaji pelayan!"

"Apa?" Zayn tampak terkejutnya.

"Kamu ingin aku beritahu orang tuamu!" ancam Maudy.

"Baiklah, aku akan menuruti permintaanmu itu!"

Maudy mengulurkan tangannya, "Mari berjabatan tangan sebagai bentuk perjanjian bisnis diantara kita!"

Zayn terpaksa berjabat tangan.

Selesai bernegosiasi tentang perjanjian dengan istrinya, ia memilih pergi ke kantor karena dia mau ke mana lagi. Milka sedang diluar negeri.

Di dalam mobil, Zayn memijit pelipisnya. "Aku sepertinya harus kerja keras untuk memenuhi kebutuhan dua orang wanita sekaligus!"

Terpopuler

Comments

Maryana Fiqa

Maryana Fiqa

mampus kau Zain,,Maudy di lawan 😀😀😀😀

2024-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!