Pertarungan Sengit

Bab 13

Di lapangan rerumputan yang hijau, agung dan prajurit Aidan sedang di kejar oleh pasukan berkuda, yang merupakan bawahan dari si iblis kuda.

"Gimana ini Ndan? Sepertinya kita di kejar!" agung lari sambil menoleh kebelakang untuk melihat jarak dari prajurit berkuda itu.

"Fokus lari aja jangan celingukan! nanti ketangkep lagi!" ujar prajurit Aidan.

Karena dengan menunggangi kuda, prajurit itu dapat cepat menyusul Agung dan Aidan, dalam sekejap mereka sudah berada tepat di belakang nya.

"Gawat! memang nggak mungkin, adu lari sama kuda!" ucap prajurit Aidan, kemudian dia menoleh ke agung dengan berkata, "jalan aja terus Gung! Aku akan menahan mereka disini!"

"Tidak! jika kau berhenti, maka aku juga berhenti, mari kita hadapi mereka bersama!" Bantah agung.

"Lari aja kau terus, biar misi kita cepat selesai! Lagian mereka hanya prajurit kerajaan sama sepertiku!"

"Baiklah, tapi kau janji harus mengusulku nanti!"

Prajurit Aidan menganggukan kepala, kemudian dia menghentikan langkahnya dan para iblis berkuda itu langsung melingkarinya.

Prajurit Aidan menarik pedang dari sarungnya dan bersiap untuk menerima serangan dari berbagai arah.

Prajurit Aidan berhenti untuk menghadapi 5 iblis prajurit elit, dari kerajaan iblis, dan membiarkan agung berlari sendirian.

Agung lari meninggalkan iblis berkuda itu, padahal jika dia yang menghadapi iblis itu, dalam sekejap aja akan selesai.

"Bagaimana jika Aidan mati, seharusnya aku mengaku saja bahwa sebenarnya aku ini kuat!" Ucap agung dalam hati sambil berlari.

****

Di dekat perbatasan antara hutan larangan dan padang rumput sedang terjadi pertarungan sengit antara Juna raja siluman macan putih melawan ksatria iblis berkepala kuda.

"Kau pikir, bisa mengalahkanku! Kakek mu saja yang sangat kuat menurut bangsa macan putih, telah ku kalahkan dengan sangat mudah!" iblis kuda itu melakukan serangan dengan teknik yang aneh.

"Jangan kau bahas -bahas orang yang sudah tidak ada!" Juna menyabit iblis itu  dan mengenai bahu iblis kuda itu.

Juna semakin marah dan kesal sambil menatap, wajah kuda dari iblis  yang seram itu.

"Ternyata kekuatan kalian para raja macan bodoh, emang berada pada pedangnya ya!" Ejek iblis kuda itu dengan senyum.

"Brengsek kau iblis, aku pasti akan membunuhmu!" Juna membuang napas kesal, kemudian dia menyabitkan pedang, tapi iblis kuda masih bisa menepisnya.

"Mau berusaha bagaimanapun juga, kau tidak akan bisa mengalahkanku." Ujar Iblis kuda itu dengan tersenyum.

Mereka seimbang dalam kemampuan berpedang, jadi serangan hanya  di tepis satu sama lain.

Juna dan iblis kuda sama sama tidak terlihat,

Raut lelah dari wajahnya karena dia siluman dan satunya iblis.

"Tolong pedang, bantu aku, berikan aku kekuatanmu!" Juna mengangkat pedangnya.

Tiba tiba pedang soru itu mengeluarkan cahaya dari bilahnya dan mengalir ke tangan seterusnya sampai ke seluruh tubuh Juna.

Juna merasakan kekuatan yang sangat besar masuk ke dalam tubuhnya.

Iblis kuda itu melihat agung yang mengeluarkan cahaya membuat raut wajahnya berubah menjadi panik, sehingga dia menebas Juna saat tubuhnya sedang bercahaya.

Tapi saat iblis kuda hendak menyabit,Tiba tiba juna menghilang, dan muncul di sampingnya.

Juna yang melakukan gerakan macan yang cepat itu membuatnya, seperti menghilang, yang padahal sebenarnya dia hanya melakukan pergerakan yang cepat

Iblis kuda itu terkejut, melihat Juna yang tiba tiba muncul di sampingnya membuat dia tidak bisa menepisnya, jadi di menghindar dengan cara rolling ke depan.

"Ckk." decak kesal iblis kuda melihat kekuatan Juna yang sebenarnya, kemudian dia menyerangnya dengan pedangnya, tapi lagi lagi Juna menghindar dengan cara, bergerak sangat cepat.

"Kalo berani adu pedang, jangan hanya menghindar terus!" Ujar iblis kuda itu karena takut kalah berhadapan dengan Juna.

Lagi lagi juna muncul mendadak, kali ini dia muncul di belakang iblis kuda, iblis kuda menyadari itu, jadi dia mengeluarkan kemampuannya yang membuat permukaan pedangnya, mengeluarkan listrik merah.

Kemudian  dengan cepat, dia melesat ke Juna yang sedang melayang, dan berhasil menembus perut Juna sebelah kiri. Tidak hanya itu, kemudian dia menyetrum Juna dengan listrik merahnya itu, setelah itu dia mencabut pedangnya dan Juna jatuh berbaring di tanah, dengan perut yang sudah di penuhi darah dan mulut yang mengeluarkan darah.

Setelah melihat Juna yang sekarat iblis kuda itu lalu pergi untuk mengejar agung dan prajurit Aidan, dia membiarkan Juna tersiksa di kematiannya, jadi dia tidak membunuhnya langsung.

Juna yang sedang sekarat tiba tiba mendengar suara misterius "bangun Juna! jangan kalah di sini! Jalanmu masih panjang jangan mati disini."

"Siapa kau?" Juna hanya bisa menggerakkan bola mata melihat ke sekeliling mencari suara itu.

"Aku kakek mu, jiwa ku sekarang masih terjebak di dalam pedang ini, jadi kau bisa berbicara padaku." Suara itu ternyata berasal dari pedang yang di pegang nya.

"Apa yang harus ku lakukan kek? sedangkan aku sedang di ujung kematianku!" Tanya Juna menatap pedang itu.

"Kau harus menggantikan jiwa kakek di pedang ini!" ujar kakek Juna dari pedang.

"Bagaimana caranya kek?" tanya agung dengan nada suaranya yang semakin rendah.

"Kakek akan pergi dari pedang ini, maka setelah itu kau sudah resmi membuat perjanjian dengan pedang ini, dan kamu dapat mengeluarkan semua kekuatan yang ada pada pedang ini."

"Tapi nanti kakek, sudah tidak bersamaku lagi" ujar Juna lirih.

"Kau kan sudah besar, kau harus bisa hidup tanpa kakek, sudah kakek mau pergi dulu!" Pedang soru itu mengeluarkan jiwa kakek Juna yang menyerupai asap dan pergi mengarah ke langit.

Saat jiwa kakek nya sudah pergi, tiba tiba tubuh Juna terasa panas dan membuat dia memiliki tenaga kembali untuk berteriak.

"Akkkh... panas! Tolong." Juna berteriak sekeras kerasnya.

Tiba tiba panas itu menghilang, dan Juna sudah tidak merasakan sakit di perutnya lagi, kemudian  duduk dengan selonjoran kaki, dia melihat di perutnya yang sudah tidak ada luka tusukan dan hanya meninggalkan bekas.

"Kakek sudah mengorbankan jiwanya untukku, jadi aku harus membuatnya senang di alam sana, dan membuatnya tidak menyesal menyerahkan pedang ini padaku." Juna pun bangkit untuk mengejar iblis kuda.

****

Agung yang sedang berlari dan sudah hampir sampai di lereng bukit.

Tiba tiba mendengar suara gemuruh dari tanah yang membuat di menghentikan langkahnya, kemudian muncul tumbuhan semak semak dari dalam tanah yang menyerupai dinding, itu lah labirin rumput yang di buat untuk memperlambat perjalanan agung oleh tantangan ke 3.

Agung terdiam berdiri di dalam labirin, dengan tinggi 10 m.

Agung pun kemudian berlari mengikuti jalur jalur yang ada di dalam labirin, tapi alhasil dia selalu kembali ke tempat semula.

Mau seberapa keras pun agung mencari tidak akan ketemu jalur menuju jalan keluar, karena tantangan ke 3 yaitu iblis daun selalu mengubah jalur yang ada di dalam labirin itu.

"Aaaaakkkkkkkkh!" Teriak agung dari dalam labirin.

Terpopuler

Comments

rinasti

rinasti

Imajinasinya bikin terhanyut bacanya. Seru membayangkan tiap adegannya.
Tapi kalau boleh koreksi dan saran, penulisan nama jangan lupa diawali huruf besar ya Kak. 🙏😁

2023-01-18

2

lilis herawati

lilis herawati

maaf kak typo pada kata agung

2023-01-17

0

Yudi Saputra

Yudi Saputra

bener bener agung ini, fokus gung, nurut apa kata aidan

2023-01-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!