Kemenangan Juna.

Bab 16

Di tengah tengah Padang rumput yang luas, masih terjadi pertarungan sengit, antara Juna dan iblis kuda.

Mereka tampak menikmati pertarungan pedang itu, terlihat dari raut wajah keduanya yang tersenyum lebar.

"Ternyata kau mengalami peningkatan kekuatan yang drastis! kau tidak seperti siluman macan putih yang kulawan tadi, bagaimana cara kau mendapatkan kekuatan sebesar ini?" Ucap iblis kuda sambil terus menyerang Juna, dan menangkis serangan Juna.

"Itu bukan urusanmu, aku dapat kekuatan ini dari mana, yang pasti kekuatan ini yang akan mengalahkanmu!" Ucap ketus Juna kepada iblis kuda.

"Kalo gitu aku yang akan mengalahkanmu dulu! Tebasan kematian!" Iblis kuda melompat sambil mengayunkan pedangnya ke arah juna, dengan cepat Juna langsung membendung serangan kuat dari iblis kuda, membuat Mereka sama sama terpental ke belakang.

"Ajian macan putih!" Juna menempatkan pedang di depan dadanya dengan aura wajah macan putih yang muncul di belakangnya, kemudian Juna melesat dengan sangat cepat ke arah iblis kuda.

Saking cepat nya gerakan Juna, iblis kuda tidak bisa melihat gerakan Juna dengan matanya, sehingga membuatnya panik.

Tiba tiba Juna muncul dihadapan iblis kuda, kemudian juna mengayunkan pedangnya ke arah tubuh iblis kuda, tapi iblis kuda dengan refleknya menepis serangan Juna, saking kuatnya serangan Juna membuat iblis kuda, tidak bisa menahan genggaman pedangnya, sehingga  pedangnya terlepas dari tangannya dan jatuh.

Iblis kuda menjadi panik saat pedangnya terlepas dari genggamannya, kemudian dia buru buru mengambil pedangnya yang tergeletak di tanah yang berumput itu.

Juna tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dia langsung menghunuskan pedangnya dan berhasil mengenai lengan iblis kuda.

Iblis kuda terjatuh, kemudian dia meraih pedangnya yang jatuh lalu menepis serangan kedua Juna, sambil tidur terlentang di atas rerumputan.

Iblis kuda kembali berdiri sambil menepis semua serangan dari juna, kemudian pertarungan sengit kembali lagi.

Tidak ada sedikit pun rasa lelah dari keduanya, keringat pun tidak ada, karena mereka sama -sama menikmati pertarungan sebagai siluman dan iblis.

"Tebasan kegelapan purnama!" iblis kuda mengeluarkan jurus pedang andalanya, dan berhasil memberikan luka sayatan pada  perut Juna.

Iblis kuda kembali mengeluarkan jurus andalannya, saat Juna meringis kesakitan, sambil memegangi luka yang diberikan iblis kuda.

Tiba tiba muncul sosok wanita putih pucat dengan pakaian putih melayang di langit dan melewati mereka, dia adalah iblis daun yang terbang akibat pukulan keras yang diberikan oleh agung.

Iblis kuda membatal kan jurus andalanya, kemudian dia berhenti sambil melirik ke langit.

"Fiona? Dia dikalahkan, tidak mungkin!" gumam iblis kuda.

Kemudian iblis kuda ingin kembali menyerang juna, tapi tiba tiba sebuah pedang menggores di lehernya, sontak iblis kuda langsung menarik kepalanya ke belakang sehingga, serangan itu tidak memutuskan saluran pernapasan yang ada di lehernya, tapi tetap

Saja dia mendapatkan luka yang parah.

Serangan itu berasal dari Juna saat melihat, pandangan iblis kuda tidak sedang fokus padanya.

"Agghhh, kurang ajar kau, beraninya nyerang saat aku sedang tidak fokus!" umpat kesal iblis kuda, sambil memegangi lehernya yang mengeluarkan banyak darah segar.

"Siapa yang kau lihat dilangit? sepertinya kau mengenal orang yang terbang itu!" tanya Juna yang mulai penasaran, dengan sosok wanita yang melayang melewatinya.

"Ahhh.... aku gak peduli!" iblis kuda itu menyabitkan pedangnya ke arah juna, dengan cepat Juna membendung serangan lemah dari iblis kuda itu.

"Sepertinya ini akhir dari ceritamu! iblis!" Ucap juna sambil menahan pedang iblis kuda kemudian dia menendang perut iblis kuda sehingga membuatnya jatuh.

"Apa ada kata -kata terakhir yang ingin kau ucapkan?" balasan ejekan Juna, dari pertarungan sebelumnya.

Iblis kuda hanya bisa diam berbaring, sambil memegangi lehernya yang terus mengeluarkan darah.

Kemudian juna langsung menghunuskan pedangnya, ke jantung iblis kuda hingga tembus, membuat iblis itu langsung mati ditempat, dengan mata melotot menatap langit.

"Istirahatlah kau dineraka dengan tenang!" ucap juna sambil menarik pedangnya yang tertancap di dada iblis kuda.

Kemudian dia menghampiri Aidan yang memiliki banyak luka sayatan di tubuhnya.

Juna melakukan teknik pengobatan tradisional yang telah diwariskan oleh nenek moyangnya, untuk menghentikan pendarahan pada tubuh, dan untuk menghilangkan bakteri di dalamnya.

Dalam sekejap luka -luka sayatan pada tubuh Aidan berhenti, malahan sudah agak mengering.

Juna membopong tubuh Aidan di pundaknya, kemudian dia berjalan untuk menyusul agung, bukan karena takut agung kenapa kenapa, tapi takut agung cemas, jika mereka tidak segera menyusulnya.

"Aku yakin pasti yang membuat iblis wanita itu melayang adalah agung, karena cuma dia yang bisa melakukan itu!" Juna membatin sambil berjalan membopong prajurit Aidan.

Tak selang waktu lama Aidan tersadar, lalu membuka matanya, dan melihat dirinya dibopong oleh seseorang, belum melihat wajah orang itu, Aidan sudah tahu bahwa orang itu adalah Juna, hanya dari melihat baju yang di kenakan nya.

"Jun, apakah kau berhasil mengalahkan iblis itu?" ucap lirih prajurit Aidan kepada juna.

"Aku sudah membunuhnya!" jawab Juna dengan cepat.

Kemudian Aidan melihat ke perut Juna yang mengeluarkan sedikit darah, dari bekas sayatan pedang yang diberikan iblis kuda kepadanya.

Juna memang bisa menggunakan teknik pengobatan tradisional, untuk menghentikan pendarahan pada luka orang lain, tapi tidak bisa dengan luka yang ada pada dirinya sendiri, ibarat kelilipan, kita bisa meniup mata orang lain yang kelilipan, tapi tidak dengan mata kita sendiri.

"Jun, kamu terluka?" tanya Aidan dengan nada lirih.

"Owh ini cuma luka biasa nanti juga sembuh!" jawab Juna sambil tersenyum.

"Itu lukanya cukup dalam Lo Jun! kau harus menghentikan pendarahannya dahulu, agar tubuhmu tidak lemas!" ujar prajurit Aidan yang mencemaskan Juna, kerena sudah menyelamatkan nyawanya, dari iblis kuda.

"Kau lupa ya Ndan! Kalo aku ini raja siluman macan putih, tidak mungkin aku lemas, karena hanya mengeluarkan sedikit darah" ujar Juna sambil membusungkan dadanya.

"Turunkan aku jun, biar aku jalan sendiri, aku gak mau harus membebani mu lagi, yang sedang terluka!" Ujar aidan

"Uhuk uhuk uhuk" tenggorokan Aidan kering karena pertarungan, sehingga membuatnya batuk -batuk.

"Istirahatlah saja dulu, jika kondisimu sudah pulih, maka aku akan membiarkanmu jalan sendiri!" ujar Juna. "Untuk saat ini diam saja lah!" sambung Juna.

****

Agung sudah sampai di pertengahan bukit tempat pedang legenda kutukan itu berada.

Kemudian agung melihat, pohon beringin besar di lereng bukit.

"Istirahat disana dulu...ah, sambil menunggu Aidan dan juna datang!" gumam Agung sambil berjalan menghampiri pohon beringin itu.

Agung merasa merinding, bulu kuduknya berdiri saat berada di bawah pohon beringin.

"Aidan, Juna, cepat kesini aku takut sendirian, aku takut kuntilanak itu kembali lagi!" gumam agung sambil melihat dan memeriksa, pohon beringin yang sedang digunakannya sebagai tempat istirahat.

"Anak muda kembalilah, kau tidak akan bisa mengalahkan ku, jadi sekarang pergilah dari sini!" iblis roh mengirimkan pesan untuk agung menggunakan kekuatan telepatinya.

Terpopuler

Comments

lilis herawati

lilis herawati

ada typo di kata Mereka, hrsnya huruf kecil kak

2023-01-24

1

rinasti

rinasti

Duh, masih takut juga... 😁

2023-01-24

0

Women-Stars🍁 Al-Zha

Women-Stars🍁 Al-Zha

semangat yg lanjutkan... roh iblis sedang mengirim pesan hehe

2023-01-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!