Lawan Pertama

Bab 3

Agung dan prajurit Aidan menunggangi kuda dengan sangat cepat melewati perumahan dan pasar.

Mereka pun sudah melewati gerbang kerajaan, dua prajurit yang berdiri menjaga gerbang membungkuk memberi hormat kepada mereka.

Mereka sudah menempuh jalan yang sangat jauh sekitar 10 km yang sudah dilalui. mereka terus berjalan ke arah timur dengan menunggangi kudanya.

Mereka sudah berada di depan hutan larangan tapi karena matahari sudah tenggelam mereka memilih untuk istirahat dulu dan akan melanjutkan perjalanan besok pagi.

Prajurit Aidan menoleh ke arah Agung yang dari tadi hanya diam saja dan berkata "sebaiknya kita istirahat dulu disini, karena bahaya berada di dalam hutan sana malam malam karena banyak binatang buas!"

"Baik tuan!" jawab Agung langsung turun dari kudanya, begitupun dengan prajurit Aidan.

Prajurit Aidan mengingat ingat perjalanan yang akan dilalui nya

...----------------...

Flashback di istana

Raja Aftur berkata "untuk sampai ke pedang legenda kutukan menurut yang ada di gulungan istana, kalian berdua harus menaklukan 4 tantangan yang ada. di dalam hutan larangan ad 2 tantangan, satu lagi ada di lereng bukit dan satu lagi berada di puncak bukit tempat pedang itu berada! tantangan tersebut aku tidak tahu seperti apa bisa jebakan atau melawan monster" penjelasan panjang dari Raja Aftur.

"Baik yang mulia Raja." jawab prajurit Aidan dan Agung sambil menundukkan kepala.

...----------------...

Kembali ke prajurit Aidan dan Agung yang sedang istirahat di pinggir hutan.

Prajurit Aidan sedang duduk di atas batu. ia menatap Agung yang murung dan berkata

"kenapa kau murung terus? kau harus bisa melewati semua tantangan itu! karena kau aku rela meninggal kan kekasihku."

"Baik tuan!" jawab Agung

"jangan panggil aku tuan! panggil aja aku Aidan! kita akan melalui ini bersama walau mungkin kita besok sudah tidak ada." ucap prajurit Aidan dengan senyum.

Kemudian prajurit Aidan mengambil tas bekal yang di berikan oleh Raja aftur iya pun membuka nya dan berkata "ayo makan dulu Gung! kita harus makan untuk persiapan kita besok."

"Baik ...Ndan!" Agung mengambil nasi dan lauk dengan wadah daun talas yang lebar.

Setelah kenyang Agung dan prajurit Aidan tidur.

"Krek... Krek.." suara ranting patah

Agung bangun dan ia melihat sosok seperti manusia dengan wajah monyet seperti Hanuman. sosok misterius itu lari kedalam hutan. kemudian Agung membuntuti nya dari belakang dengan harapan sosok itu dapat menunjukan jalan cepat menuju pedang legenda kutukan itu.

Tiba tiba sosok yang dikejar Agung menghilang dari pandangannya.

Dan sosok itu muncul di dahan pohon yang tinggi yang berada di belakang Agung.

Agung menoleh kebelakang kemudian sosok itu meloncat ke arah Agung dengan mengeluarkan tombak dari telinganya dan menghunuskan tombak nya, tombak itupun

menusuk perut Agung.

Kemudian Agung Langsung terbangun dan membuka matanya dengan napas yang tersenggal senggal sambil memegang perutnya. ia melihat sekeliling yang sudah terang ia bisa melihat matahari yang indah terbit dari sebalik bukit .ia lega karena semua itu hanya mimpi.ia mengira akan beneran mati.

"Kamu mimpi buruk ya?" tanya prajurit Aidan menatap Agung.

"Iya ..Ndan!" jawab Agung dengan napas ngos ngosan seperti orang habis lari 10 km.

"Ayo sarapan, kemudian kita lanjut menyusuri hutan." prajurit Aidan mengeluarkan bekal dari tas nya.

Setelah makan mereka melanjutkan perjalanan. mereka masuk ke dalam hutan.

Mereka berjalan menyebrangi sungai melompati dahan kayu yang menutupi jalan dengan menuggangi kuda

Di perjalanan prajurit Aidan merasa bosan, karena selama diperjalanan Agung hanya diam saja, jadi prajurit Aidan mulai menanyai Agung.

"Dari mana asal mu yang sebenarnya Gung? apakah kau benar berasal dari dunia lain?" tanya prajurit Aidan kepada Agung.

Kemudian Agung mengingat dan berkata apa yang diingatnya "ya aku tidak berasal dari dunia ini, sepertinya aku telah mati di dunia lamaku dan setelah itu aku hidup kembali di dunia ini."

"Kalo begitu seperti apa dunia lama mu itu?" tanya prajurit Aidan sambil melirik kebelakang.

"Dunia lama ku jauh berbeda dari ini, kami bepergian jauh tidak mengenakan kuda, tapi dengan mengendarai sepeda motor atau nggak mobil kami juga bisa terbang dengan menggunakan pesawat!" jawab Agung sambil memegang dagunya.

"Sepeda motor?"

"Mobil?"

"Pesawat yang bisa terbang?"

Prajurit Aidan bingung dengan yang dikatakan Agung.

"Dunia mu seperti nya sudah canggih ya Gung!" ucap prajurit Aidan.

Setelah mengatakan itu, kemudian prajurit Aidan membatin "mungkin anak ini pikirannya sudah rusak karena telah ku pukulin kemarin"

"Owh iy maafin aku karena telah memukulmu kemarin ya Gung!" ucap prajurit Aidan dengan tulus

"Iy....Ndan! aku maafin kamu juga kan kemarin tidak tau, cuma kesalah pahaman." Agung memegang pipinya yang bekas serangan prajurit Aidan.

Saat sedang asik asik nya mengobrol tiba tiba serangan tombak muncul dari arah atas, serangan itu langsung menancap tepat di depan kuda mereka. membuat kuda kaget dan mereka berdua jatuh, kuda itu kemudian berlari kembali ke jalan yang sudah dilintasi.

Prajurit Aidan menarik pedangnya. ia berteriak "siapa kau? keluar lah hadapi aku!"

Agung melihat tombak panjang itu menancap di tanah, tombak itu mirip dengan tombak yang menusuk perutnya di dalam mimpi.

Agung pun berdiri untuk mencabut tombak itu, ia berharap dengan mengambil tombak itu dan membuangnya mungkin sosok mirip Hanoman yang muncul di mimpinya itu, tidak akan punya senjata untuk menyerang. sehingga prajurit Aidan mudah untuk mengalahkannya.

Tiba tiba saja ada sosok yang sangat cepat melintas di hadapan Agung dan mencabut tombak tersebut.

"Jika benar ini Hanoman yang ada di dalam mimpi ku, pasti setelah ini dia akan menyerang ku dari arah belakang." batin Agung sambil menoleh kebelakang

Ternyata bener sosok Hanoman itu loncat dari dahan. ia loncat mengarah ke Agung dengan menghunuskan tombaknya, persis seperti mimpi Agung, Hanoman itu akan menusuk perutnya menggunakan tombaknya.

Agung dengan cepat menghindar dengan cara menjatuhkan tubuhnya ke tanah dan tombak itu menancap ke tanah .

Hanoman itu hendak melakukan serangan lagi dengan menghunuskan tombak lagi kearah Agung. dengan cepat, prajurit Aidan langsung menepis tombak itu menggunakan pedangnya.

"Larilah, dia bukan lawan mu!" ucap prajurit Aidan dengan nada tinggi.

Kemudian Agung lari dan bersembunyi di balik semak semak.

Terjadilah adu pedang dan tombak antara prajurit Aidan dan Hanoman.

Walaupun Aidan hanya seorang prajurit biasa tapi ia telah mendapatkan pelatihan khusus berpedang di istana.

Jadi dengan mudah prajurit Aidan menepis semua serangan dari Hanoman itu menggunakan pedangnya.

Hanoman itu tiba tiba menghilang dan muncul di dahan belakang Aidan, ia akan melakukan serangan bokongan.

Seperti yang dilakukan nya kepada Agung, Hanoman itu loncat sambil menghunuskan tombaknya, tapi dengan mudah prajurit Aidan menghindarinya membuat tongkat Hanoman itu tertancap kembali ke tanah.

Melihat kesempatan itu prajurit Aidan langsung menyerangnya menggunakan pedangnya.

Hanoman itu langsung loncat kebelakang dengan luka sayatan bekas pedang Aidan di wajahnya.

Terpopuler

Comments

Jhuwee Bunda Na Alfaa

Jhuwee Bunda Na Alfaa

aduhhh serengan bokongan ??? 😱😱

2023-01-11

0

al-del

al-del

perjalanan baru di mulai...?

2023-01-11

0

Vernon

Vernon

Semangatt kakk 😊

2023-01-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!