Kalahnya Raja Reptil

Bab 10

Para prajurit istana tiba di kota Ambarawa mereka mendapati Raja nya yang terkapar di tanah tak sadarkan diri dengan luka sayatan di tubuh yang di buat oleh kuku Regen si iblis beruang.

Kemudian para prajurit itu membawa raja Aftur kembali ke istana Bogata.

Sesampainya di istana Raja Aftur diobati oleh tabib istana di dalam ruang perawatan istana.

...----------------...

Di istana para iblis, Raja iblis naga yang memiliki nama asli Dika ini sedang marah besar, dia menunggu Regen sadarkan diri setelah itu akan di beri hukuman karena telah mempermalukan martabat iblis.

Raja Dika pun sebenarnya ingin memberikan wukong si iblis monyet hukuman juga, tapi wukong telah mati sejak insiden pertarungannya dengan Agung

Raja Dika yang kesal dia melampiaskannya kepada bukit yang ada di belakang istana dengan sekali serangan bukit itu sudah tak berbentuk lagi.

...----------------...

Di dalam hutan larangan Agung tubuh nya yang sudah mencapai batas membuat keringat mengalir di badannya yang tanpa pakaian hanya mengenakan celana panjang.

Di seberangnya ada raja reptil yang mulai ngos ngosan menghadapi kekuatan awakening dari si Agung ini.

Mereka sudah bertarung selama semalaman hingga menjelang pagi, jadi kondisi mereka sudah tidak fit lagi.

Karena terkena listrik dari Triangel Raja reptil, Juna si siluman macan putih masih tak sadarkan diri terkapar di tanah.

Agung mengeluarkan sihir aliran apinya kembali dan menyelimuti tangannya dengan apinya yang tadinya berwarna merah berubah menjadi api biru yang kekuatannya mungkin lebih kuat dari api merah.

Agung melesat dengan sangat cepat sehingga penglihatan dari si Raja reptil tidak menemukan keberadaan Agung .

Raja reptil tidak bisa menangkis dari serangan Agung dan pukulan Agung mengenai perutnya.

Saat pukulan Agung bersentuhan di perut Raja reptil, api biru di tangan Agung semakin berkobar sehingga perut Raja reptil pun ikut terbakar.

Sangking kuatnya pukulan itu menghempaskan Raja reptil sampai jauh dan merobohkan hutan yang tertabrak oleh nya.

Raja reptil telah di kalahkan dengan posisi terlentang di tanah, dengan mata melotot menatap langit dan mulut mangap.

Agung sangat lelah sehingga tidak bisa lagi membuka mata, menegakkan kaki sehingga dia roboh ke tanah untuk istirahat tidur.

Dalam sekejap saja Agung sudah tertidur Karena tubuh lelah dan lesu tidak nafsu.

Hari sudah mulai menjelang siang dengan matahari yang hampir tepat di atas kepala, cahaya matahari menyinari wajah Agung yang penuh lelah, mata keriput dan bibir kering.

...----------------...

Berita kekalahan Raja reptil telah sampai ke telinga Raja Dika sehingga amarahnya yang belum reda malah semakin bertambah.

"Ada apa ini? kenapa semua petinggi ku telah di kalahkan? apakah benar semua ramalan dari kerajaan sampah itu?" Raja Dika memukul mukul kursi singgasananya

Walaupun kekuatan Raja Dika bisa menghancurkan bukit yang besar tapi dia masih percaya tentang ramalan

Setelah itu Raja Dika mengirim pasukan untuk membunuh Agung yang saat ini sedang sekarat terkapar di tanah hutan larangan

Raja Dika mengirim ksatria pedang istananya ke hutan tersebut dengan dibantu 5 prajurit pedang terlatih di istananya

Karena Raja Dika takut Agung, seseorang yang di ramalkan itu, benar benar akan membunuhnya setelah Agung mendapatkan pedang legenda kutukan, jadi dia mengirimkan bawahan terbaiknya kesana.

Ksatria itu masih bagian petinggi seperti Regen dan kekuatannya pun setara dengan Regen walaupun ksatria ini lebih kuat sedikit.

Ksatria pedang istananya memiliki tubuh seperti manusia biasa dengan kepala kuda tingginya hanya 170 cm tapi cara berpedang nya masih jauh di atas skill dari Raja Aftur.

Setelah persiapan mereka langsung berangkat menuju ke hutan larangan dengan menunggangi kuda iblis yang bisa berjalan terbang di langit.

...----------------...

Agung yang sadarkan diri di sore hari yang masih cerah, dia melihat ketempat Juna pingsan tadi, tapi Juna sudah tidak berada disana

Tiba tiba saja di hidung Agung masuk aroma sedap daging bakar, Agung mencari aroma sedap itu dan dia melihat Juna yang sedang membakar ayam hutan.

"Juna ....kau masih hidup?" Agung melambaikan tangannya sambil menuju ke Juna, kemudian Agung jongkok di sebelah juna

"Aku ya gak mungkin mati semudah itu! aku ini siluman macan bodoh!"Juna menjitak pala Agung

"Hebat juga kamu bisa mengalahkan Raja reptil itu." puji Juna sambil menepuk nepuk punggung Agung.

Agung hanya tersenyum "aku sepertinya mau melanjutkan, perjalanan ku lagi Jun, jadi aku tidak bisa berlama disini."

"Kalo gitu makan dulu, Owh iya kamu gak jadi nyelametin temanmu?" tanya Juna

Agung menepuk jidatnya karena lupa dengan teman yang membimbingnya kemari

"Aidan... aku hampir lupa dengan dia! apa kau tau dimana markas mereka Jun? mungkin saja temanku sedang di Sandra di sana!"

"Markasnya ada di dalam pohon besar di sana! kalo dia masih hidup, mungkin pasti ada di sana, aku akan mengantarmu karena disini aku juga kesepian, jadi aku memutuskan untuk berpetualang bersamamu."

Agung menganggukan kepala dan berkata.

"Baik lah jika itu mau mu, tapi siap kan dirimu untuk tantangan selanjutnya yang mungkin lebih berbahaya, karena perjalananku ingin mengalahkan raja iblis naga!"

Juna menganggukan kepalanya, sebelum mereka melanjutkan perjalanan, mereka makan daging ayam hutan bakar buatan Juna.

"Enak juga masakan mu Jun, gak nyangka aku, seorang raja bisa masak." Agung menggeleng gelengkan kepalanya sambil tersenyum

Setelah siap makan mereka melanjutkan perjalanan menuju ke pohon besar yang agak ke tengah hutan larangan dan Juna sebagai pemandu jalan

Mereka pun sampai di pohon besar itu tapi Agung bingung bagaimana cara masuk ke dalam pohon ini

"Apa benar ini tempatnya Jun? terus bagaimana cara kita masuknya?"

"Aku sering melihat para prajurit reptil itu masuk ke dalam sini." Juna menunjuk pohon besar itu.

"Para reptil itu sekarang kemana, suruh aja dia membawa kita masuk." ujar Agung.

"Jika Reptil nya masih ada ya bisa, tapi kan semuanya ikut musnah bersama rajanya."

Agung meraba raba permukaan batang pohon itu, lalu dia menempelkan telinganya ke permukaan kulit pohon lalu menepuk nepuk kulit pohon itu.

"Di dalam sini memang ada ruang, jun!" Agung meninju pohon itu.

Pohon itu jebol meninggalkan lubang besar bekas tinjuan Agung.

"Semua tidak harus pakai kekerasan!"Juna Melirik Agung dan kemudian dia melompat masuk kedalam duluan.

Markas dari reptil ini berada di dalam tanah dengan pohon besar sebagai pintu masuk keluar mereka.

"Hati hati Gung! tempat ini mungkin memang sudah tidak ada reptil lagi, tapi perangkap yang di buat mereka pasti masih ada"

Tombak dengan bilah tajam mengarah ke mereka dari arah belakang, tapi Juna dengan cepat menyadari kehadiran tombak itu dengan Indra macannya dan kemudian menepis tombak itu dengan pedangnya.

Terpopuler

Comments

Cellestria

Cellestria

lanjut thor

2023-01-30

2

Elp Rida

Elp Rida

siagung apa apa main kekuatan, kan jebol tuh pohon

2023-01-18

4

𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jindaelꪶꫝ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jindaelꪶꫝ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

Istirahatlah yang cukup biar tenaga mu kuat kembali dan bisa mengalahkan semua iblis yang menghalangi. Si Agung hebat oi raja reptil aja bisa dibikin reptil panggang dengan kekuatan bola apinya. Tapi reptil panggang rasanya kaya apa🤔🤔🤔

2023-01-18

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!