Zombie Hutan Larangan

Bab 6

Saat mereka hendak pergi dari sana, munculah para zombie dari tanah, ternyata bar tempat mereka makan dan minum adalah kuburan kuno.

Zombie itu berjalan ke arah nya dengan badan yang sempoyongan dan pincang.

"Aaarrrgh!"

"Aaarrrgh!"

Zombie berjalan ke arah mereka

Agung yang takut zombie ia menutup wajahnya dengan tangan karena di dunia kehidupan lamanya ia tidak pernah berani untuk menonton film zombie.

Prajurit aidan menarik pedangnya dan menebas zombie satu persatu dengan cara memisahkan kepala dari badannya

Baru sekejap saja prajurit Aidan sudah banyak mengalahkan zombie.

Zombie itu tidak habis habis karena selalu muncul lagi dari tanah.

Prajurit Aidan berhasil menumbangkan semua zombie hingga tak ada lagi zombie yang muncul dari dalam tanah.

"Ayo Gung kita lanjut jalan! sudah selesai!" ucap prajurit Aidan sambil memasukkan pedang kembali ke sarungnya.

Agung membuka tangannya yang menutupi wajah nya kemudian ia jalan di belakang prajurit aidan, ia merasa ngeri melihat jasad jasad zombie yang kepalanya sudah terpisah dari tubuhnya.

"Tangkap Gung!" prajurit Aidan membalikan badan dan menendang kepala yang ada di kakinya.

Agung seperti terhipnotis dengan perintah prajurit Aidan jadi dia menangkap kepala itu.

"Aaaaaaaaaaah!" teriak Agung seperti banci, sambil melemparkan kepala itu kemudian ia menatap sengit prajurit Aidan.

Saat mereka hendak sampai ke dalam hutan lagi, munculah zombie yang besar dari tanah yang dipijaknya

Agung dan prajurit Aidan terpental, Agung mendarat dengan berguling di tanah, sedangkan prajurit Aidan langsung memasang kuda kudanya.

Prajurit Aidan meloncat ke arah zombie raksasa yang mirip seperti gorila. kemudia dia menusukan pedang di dada zombie itu.

Tapi serangan itu tidak bedamage sama sekali, zombie besar itu menghempaskan prajurit Aidan.

Melihat itu Agung mencoba untuk melawan raksasa zombie itu.

Karena zombie itu memiliki tubuh besar Agung tidak terlalu ngeri melihatnya karena wujudnya tidak seperti manusia.

Agung berlari ke zombie itu, zombie itu menyerang senang dengan tangan besarnya, kemudian Agung menghindar dengan meloncat dan memukul perut zombie itu.

Zombie itu terhempas ke dalam hutan.

Prajurit Aidan tercengang dengan mulut menganga melihat kekuatan Agung, dia jadi yakin bahwa Hanuman itu kalah bukan karna jatuh dari jurang tapi karna kekuatan Agung sendiri.

Agung menghampiri prajurit Aidan yang terlentang di tanah, ia kemudian memberikan uluran tangan dan prajurit Aidan bangun.

Tiba tiba muncul zombie biasa yang wujudnya seperti manusia.

Agung kaget dan langsung sembunyi di belakang prajurit Aidan.

Prajurit Aidan akan menarik pedang tapi setelah diraba raba pedangnya tidak ada di sarung pedang yang ada di pinggangnya.

Prajurit Aidan melirik ke tempat dia terjatuh tadi, tapi tidak ada juga hanya ada sepotong kayu.

Prajurit Aidan mengambil kayu itu, lalu memukulnya di belakang leher zombie, dengan sangat kuat.

Prajurit Aidan berhasil mengalahkan zombie itu, tapi dia ngos ngosan karena harus bertarung menggunakan sepotong kayu.

Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan dengan melalui jalan yang sudah di bersihkan oleh raksasa zombie itu.

Prajurit Aidan masih kebingungan dengan pedangnya yang hilang.

"Kemana perginya pedang ku ya?" gumam prajurit Aidan pelan.

"Owh pedang mu aku liat tertancap di dada zombie raksasa itu!" jawab Agung dengan santai.

"Goblok kenapa tidak kau ambil?" prajurit Aidan menjitak pala Agung.

Setelah itu mereka mencari raksasa zombie itu karena tanpa pedang, prajurit Aidan tidak bisa melewati tantangan selanjutnya.

Di tengah jalan munculah monster itu, Agung langsung meloncat meraih pedang prajurit Aidan yang tertancap di dadanya.

Setelah Agung memegang pedang itu, raksasa zombie itu langsung menghempaskan Agung, tapi Agung berhasil membawa pedang itu ikut terhempas bersamanya.

Setelah mendarat Agung memberikan pedangnya kepada prajurit Aidan dan prajurit Aidan siap untuk melawan raksasa itu.

Sedangkan Agung tertidur di tanah untuk memulihkan tenaganya kembali, dia yakin pasti Aidan mampu mengalahkan raksasa zombie.

Tangan prajurit Aidan mengeluarkan cahaya, cahaya itu merambat menyelimuti pedang nya lalu cahaya itu berubah jadi api, jadilah pedang api.

Prajurit Aidan langsung menyerang raksasa zombie itu dengan sangat cepat dan dia berhasil memberikan sayatan di perut raksasa itu.

Luka sayatan di perut raksasa zombie itu mengeluarkan api dan membakarnya hingga menjadi abu.

Kemudian prajurit Aidan terjatuh di tanah, dan dia tertidur .

Matahari terbit dari timur dan cahayanya menyorot ke arah wajah Agung yang membuat ia terbangun.

Saat terbangun Agung menutup wajah dari Kilauan cahaya matahari, begitupun dengan prajurit Aidan yang baru bangun.

Agung menuju ke sungai untuk berak setelah berak, ia melihat ikan meloncat loncat di pagi yang cerah.

Agung mencoba untuk menangkap ikan tersebut, namun gagal jadi dia hanya kembali dengan membawakan air yang dimasukannya ke dalam bambu untuk di perjalanannya nanti.

Setelah sarapan dengan memakan buah buahan yang ada di hutan mereka melanjutkan perjalanannya.

"Bisa ajarin aku sihir menyelimuti benda dengan api itu... Ndan?" Agung memandangi telapak tangannya .

"Baik nanti aku ajarin!" kata prajurit Aidan.

Setelah itu mereka berhenti di tepi sungai besar, dengan air yang deras dan suara kicauan burung.

Agung berdiri dengan kedua kaki terbuka selebar bahu.

Prajurit Aidan mengambil ranting dari bawah pohon dan memberikannya kepada Agung.

"Lurus kan tangan mu ke depan!" prajurit Aidan memegangi tangan kanan Agung yang memegang ranting itu.

"Sekarang pejamkan matamu dan rasakan alirannya!"

Agung memejamkan matanya dan mencoba merasakan aliran di dalam tubuhnya.

Kemudian prajurit Aidan pergi mencari ikan di sungai, selain aliran api prajurit Aidan juga bisa aliran listrik

Prajurit Aidan masuk ke tengah sungai, dia menancapkan pedangnya ke dalam air kemudian mengalirkan listrik lewat pedangnya.

Ikan ikan yang berada dalam air langsung mengambang di atas permukaan air.

Prajurit Aidan mengumpulkan semua ikan yang di tangkapnya, setelah itu ia membakarnya.

Harum ikan yang sangat lezat itu menyebar di sekitar sungai.

Agung yang lagi fokus, tiba tiba mencium bau ikan bakar, dia membuka matanya dan menoleh ke belakang.

Agung melihat prajurit Aidan yang sudah menyantap banyak ikan bakar, dia menatap sengit prajurit aidan.

Kemudian Agung menghampirinya dan langsung mengambil ikan bakar tanpa di tawari, dia melahap banyak ikan bakar.

Setelah kenyang mereka melanjutkan perjalanan untuk menuju ke tantangan ke dua yang ada di tepi hutan.

Di perjalanan mereka masuk ke dalam kabut asap putih yang berada di pinggir hutan mereka hampir melewati hutan larangan dan akan menuju perjalanan ke bukit.

Tapi sebelum itu mereka harus bisa melewati kabut asap tersebut.

Di tengah tengah kabut asap prajurit Aidan melihat sesosok orang berdiri di hadapannya dengan tubuh ramping seperti perempuan.

Aidan mendekatinya, karena dia seperti mengenal sosok ramping itu.

"Clara?" ucap prajurit Aidan dengan ragu.

Terpopuler

Comments

al-del

al-del

jangan kasar" lah perajut Aidan kasihan si agung nya...

2023-01-17

0

Jhuwee Bunda Na Alfaa

Jhuwee Bunda Na Alfaa

hahah di kira bola kali ya. 😂

2023-01-17

0

Milktea_Girl

Milktea_Girl

komandan Agung pun berteriak seperti cewe

2023-01-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!