Bar Misteri di Tengah Hutan

Bab 5.

"Agung!"

"Agung!"

"Agung dimana kamu?" suara teriakan prajurit Aidan yang menggema ke seluruh hutan.

"Crackh."suara dari semak semak

Agung pun muncul dari semak belukar itu dan berkata "ada apa ..Ndan! pagi pagi udah teriak teriak."

"Dari mana kau? ku kira kau di culik sama Hanuman itu." ucap prajurit Aidan dengan mengerutkan dahinya.

"Aku buang air, emang aku harus ijin dulu, kalo mau kencing." Agung tersenyum tipis

Agung sekarang sudah mulai membiasakan diri untuk memulai hidup di dunia antah-berantah ini.

"Ayo kita sarapan dulu! setelah itu kita lanjutkan perjalanan kita lagi." prajurit Aidan mengeluarkan ular kobra yang telah dibunuhnya tadi.

"Masak iya mau makan ular! mentah pula itu!" Agung menatap jijik ular yang di pegang prajurit Aidan.

"Ya sudah kalo tidak mau!" cibir prajurit Aidan

Setelah itu tangan prajurit Aidan mengeluarkan cahaya, cahaya itu merambat ke tubuh ular setelah cahaya itu merata, langsung berubah jadi api dan membakar ular itu hingga Mateng.

Selain bisa menggunakan pedang, prajurit Aidan juga bisa sihir api, sihir apinya bukan menyemburkan api dari mulut atau tembakan api. sihirnya menyelimuti objek yang di pegang penggunanya.

Melihat prajurit Aidan makan ular, Aidan hanya menelan ludah karena tidak mungkin dia minta karena dia sudah menolaknya tadi.

"Krukhhhhh.."suara nyaring perut Agung, menahan kelaparan sambil melihat ular kobra yang dimakan prajurit Aidan.

"Kamu mau?" tanya prajurit Aidan.

"Jika di beri saya mau!" jawab Agung sambil memegang perutnya.

Kemudian prajurit Aidan memberikan ular kobra yang tinggal separo kepada Agung.

Agung langsung melahap nya sampai tak bersisa sedikit pun

Setelah makan mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki karena kudanya telah hilang melarikan diri.

Diperjalanan Agung mengingat kejadian prajurit Aidan membakar ular kobra itu, dia tertarik dengan kekuatan sihir itu.

"Ndan!....kekuatan sihir apa yang kau gunakan untuk membakar ular itu tadi?" tanya Agung dengan serius.

"Itu kekuatan aliran api yang membuat penggunanya bisa mengalirkan api ke objek yang di pegang nya." jelas prajurit Aidan.

"Keren.....tolong ajarin aku sihir itu ...Ndan!" Agung memohon kepada prajurit Aidan.

"Baik aku akan mengajari mu nanti, pas kita istirahat."

Agung yang dari tadi menahan haus, ia mendengar suara gemercik air sungai.

Kemudian Agung berlari ke arah suara itu ternyata bener ada sungai besar dengan aliran yang deras dan air yang jernih.

Agung langsung mengambil air dengan menadahkan tangan lalu meminumnya

Prajurit Aidan yang baru menyusul langsung ikut meminum juga

Setelah minum mereka melihat plang yang di tancap kan.

"Bar Dirty." Agung membaca tulisan yang ada di plang tersebut.

Kemudian Agung dan prajurit Aidan mengikuti arah plang tersebut .

Ternyata benar bar yang besar sudah berada di hadapan mereka, bar tersebut berada di tengah tengah hutan.

"Permisi!" prajurit Aidan membuka pintu bar.

Dan semua orang di dalam bar langsung menatap Agung dan Aidan

Prajurit Aidan dan Agung mencari kursi dan meja yang kosong.

Agung dari tadi berjalan sambil menundukkan kepala karena semua orang di bar memiliki badan besar sepeti binaragawan yang terus menatapnya, berbeda dengan prajurit Aidan yang selalu menegakkan kepalanya.

Mereka melihat kursi dan meja kosong di sudutan lalu mereka duduk di situ,

Setelah duduk barulah orang orang yang di bar itu tidak menatapnya lagi.

Gadis cantik dengan celana pendek dan baju yang hanya menutupi dadanya sehingga perut dan pusatnya terlihat menghampiri mereka dia adalah seorang pelayan bar

"Mau pesan apa tuan?" pelayan seksi itu memberikan selembaran kertas menu.

"Sake dua gelas dan nasi gorang dua!" ucap prajurit Aidan kepada pelayan itu.

Kemudian pelayan cantik itu pergi ke dapur untuk mengambilkan pesanan Agung dan prajurit Aidan.

...----------------...

Di kerajaan

Raja Aftur sedang berada di perjalanan untuk menemui seorang peramal kepercayaannya di kerajaan, dengan menunggangi kuda dan dikawal oleh dua komandan kerajaan.

Karena umur peramal yang sudah sangat tua jadi dia tidak bisa memanggil nya ke istana.

Peramal ini seumuran dengan peramal istana yang meninggal beberapa tahun yang lalu.

Raja Aftur telah sampai di depan rumah peramal, kemudian dia turun dari kudanya dan masuk ke dalam rumah peramal itu.

"Kalian di sini aja dulu! biar aku aja yang masuk!" ucap Raja Aftur kepada komandan prajurit.

"Baik yang mulia!" komandan prajurit itu berdiri di pintu masuk rumah peramal.

"Aku tau kau akan kesini Raja Aftur! orang yang telah membawa lari saudara kembar ku puluhan tahun lalu!"

"Jangan mengungkit masa lalu terus.... Aoda!"ucap raja Aftur .

Peramal tua itu bernama Aoda sedangkan peramal istana yang sudah meninggal beberapa tahun lalu bernama Aida.

"Ada keperluan apa? kau datang kemari secara langsung!" ujar Aoda sang peramal

"Aku ingin melihat keadaan Agung dan prajurit Aidan, yang ku tugaskan untuk mencari pedang legenda kutukan." jelas Raja Aftur menatap tajam Aoda.

Aoda meraba raba bola kristal yang mirip dengan bola voli, bola kristal itu mengeluarkan cahaya ungu dan Aoda melihat semua yang ada di dalamnya.

"Aku melihat dua pria yang sedang menghadapi tantangan kedua." ujar Aoda sambil meraba raba bola kristalnya

"Yang ke dua? apa mereka berhasil melewati tantangan yang pertama?" tanya Raja Aftur kepada Aoda.

"Sepertinya mereka telah berhasil." jawab Aoda

Setelah meminta ramalan kepada Aoda, Raja Aftur keluar dari rumah Aoda.

"Ayo kita kembali!" Raja Aftur mengajak komandan prajurit untuk kembali ke istana.

Mereka kembali ke istana dengan menunggangi kuda nya.

...----------------...

Di kafe Dirty tempat Agung dan prajurit Aidan berada

Seorang gadis cantik dan seksi membawakan pesanan prajurit Aidan dan meletakkan ke atas mejanya.

Setelah meletakkan pesanan, gadis seksi itu kembali ke dapur.

Agung dan prajurit Aidan langsung menyantap makanan itu dengan lahap karena mereka beberapa hari ini tidak memakan makanan yang enak.

Setelah makan mereka minum sake pesanannya.

"ayo tos!" mereka melakukan tos mengadu gelas

Setelah makan dan minum sake, mata mereka terasa berat dan mereka tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Mereka berdua tertidur dengan beralaskan tangan di atas meja

Matahari sedikit demi sedikit mulai tenggelam, malam sudah tiba tetapi mereka belum sadar.

Di wajah Agung banyak cacing menggrayangi wajahnya.

Karena cacing itu mengeliat di wajahnya membuat Agung sadar dan membuka matanya.

Kemudian Agung memegang binatang yang mengeliat di wajahnya dan mendekatkan ke depan matanya agar terlihat jelas.

"Akhhh!" teriak Agung kaget karena yang di pegang nya cacing kemudian ia melempar cacing itu, sambil mengibaskan tangan ke wajahnya

Mendengar suara teriakan Agung, prajurit Aidan sadar dan membuka matanya.

"Dimana kita ...Gung? bukanya kita sebelumnya ada di dalam bar ya?" ujar prajurit Aidan yang melihat di sekiling nya tidak ada apa apa dan dia berada di sebidang tanah yang kosong.

Terpopuler

Comments

al-del

al-del

oek 🤮🤮🤮 Aidan jangan mau....!

2023-01-17

0

Jhuwee Bunda Na Alfaa

Jhuwee Bunda Na Alfaa

ya ampun agunggh... geli nya aku dengan sarapan kalian 😱😱

2023-01-17

0

Milktea_Girl

Milktea_Girl

hmm begitu ya?

2023-01-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!