Keputus Asaan

Bab 4

Prajurit Aidan mulai melemah, nafasnya ngos ngosan sedangkan sosok Hanuman itu masih seperti awal dan tidak tampak lelah sedikit pun.

Karena sudah terlalu lemah prajurit Aidan sudah tidak kuat untuk mengangkat pedangnya .

Sekali pukulan oleh Hanuman membuat pedang prajurit Aidan terpental jauh. prajurit Aidan jatuh, ia merangkak mundur untuk menjauh.

Hanuman melakukan serangan pukulan dengan tombaknya sambil melompat.

Satu kali serangan langsung membuat prajurit Aidan pusing tak sadarkan diri dengan darah segar mengalir dari kepalanya.

Agung melihat prajurit Aidan yang jatuh, ia semakin panik tubuhnya memanas dengan wajah merah.

"Keluar lah kau? aku tau dimana keberadaan mu!" ujar Hanuman

Agung mengintip Hanuman itu mengoceh kepadanya dari sela semak semak.

"Dalam hitungan ke tiga aku akan manangkap mu jika kau tak keluar!"

"Satu."

"Dua."

"Tiga."

Hanuman itu menoleh ke arah semak semak tempat Agung bersembunyi, ia pun seketika langsung menghilang dan muncul di depan semak semak itu.

"Akkhhh." teriak Agung jantungnya berdebar debar dan ketakutan melihat Hanuman itu tiba tiba muncul di depan semak semak tepat di hadapannya.

Kemudian Agung lari dengan secepat cepatnya, Hanuman itu mengejar dengan cara gelantungan dari dahan satu ke dahan lainnya.

"Percuma kau tak akan bisa lari kemana pun!"

Hanuman itu sangat cepat bergelantungan seperti monyet hutan.

Agung berlari sambil menoleh ke belakang melihat sosok monyet itu masih mengejarnya apa nggak.

Saat Agung menoleh belakang tiba tiba saja Hanuman itu langsung menghilang dan muncul di hadapan Agung.

Seketika Agung langsung merubah arah larinya.

Agung melihat batu besar dan dia sembunyi di balik batu itu

"Ibu maafin Agung, agung kangen ibu, agung ingin pulang!"

Agung duduk di batu dengan memegang kedua lutut nya, ia menggigil

"Kau tidak akan bisa pulang ke dunia mu, karena kau sudah mati dan ini hukuman mu selama masa mu di dunia! jadi kau harus menyelamatkan negeri ini dari sang naga iblis"

Suara itu tiba tiba muncul di telinga Agung, tapi suara itu bukan milik si Hanuman.

"Siapa kau? apa kau bisa mendengarkan ku?"

Agung menutup matanya mencoba berbicara melalui batinnya karena takut ketahuan sosok monyet Hanuman itu.

"Tentu saja bisa! karena aku malaikat yang di utus untuk mengawasi mu dalam masa hukuman mu."

Agung mendengar kembali suara itu yang sangat jelas di kupingnya.

"Bagaimana cara ku mengalahkan raja iblis naga? sedangkan aku melawan anak buahnya nya saja tidak bisa." tanya Agung dalam batinnya

"Itu karena kau pengecut yang selalu kabur, kekuatan mu itu sudah berbeda dari hidupmu sebelumnya, kau sudah di berikan kekuatan khusus yaitu memiliki kekuatan fisik yang kuat."

"Terus bagaimana cara ku menggunakan kekuatanku?" tanya Agung

"Kau harus melawan Hanuman itu!"

"Apa kah kau yakin aku bisa?"

Suara itu telah menghilang dari telinga agung, ia pun membuka matanya dan mengintip dari pinggiran batu.

"Keluarlah kau anak ramalan?"

Hanuman itu, tahu bahwa agung anak ramalan jadi dia disuruh oleh naga iblis untuk menghabisinya secepat mungkin.

Hanuman itu mengeluarkan kekuatan indranya dan melihat Agung yang bersembunyi di sebalik batu.

Kemudian Hanuman itu melemparkan tombak nya ke batu itu dan hancurlah batu itu ber keping keping.

Setelah batu yang sudah hancur berkeping keping, Hanuman itu celingukan karena tidak melihat Agung dan juga tombaknya.

"Sepertinya bener aku memiliki kekuatan fisik sehingga aku bisa menahan tombak itu dengan kekuatanku dan membawanya lari."

Kemudian Agung melempar tombak itu balik ke arah Hanuman .

Tapi Hanuman itu merasakan kehadiran tombaknya yang sangat cepat sehingga ia dapat mengelak, ia memegang gagang tombak, tapi bukan tombaknya yang berhenti malah dia ikut meluncur bersama tombaknya.

Hanuman itu mamasang kuda kuda untuk menahan pergerakan tombak, tombaknya pun berhenti bergerak.

Tiba tiba Agung ada di hadapannya dan langsung memukul kepala Hanuman itu.

Hanuman itu terpelanting ke belakang, dia tidak bisa menyadari pergerakan dari Agung karena pergerakan Agung sangat cepat

"Kenapa dia tiba tiba kuat begini?" batin Hanuman.

Hanuman memperhatikan sekelilingnya takut Agung tiba tiba muncul di hadapannya.

Bener Agung muncul dari arah kiri untuk melancarkan serangan kedua nya, tapi Hanuman itu menyadarinya dan menangkis menggunakan tombaknya.

Agung tidak berhenti menyerang ia melakukan pukulan lagi.

"Krakkkk."

Tombak Hanuman itu patah, Agung melakukan serangan tinjuan bertubi tubi yang sangat brutal membuat Hanuman itu berdiri sempoyongan.

Agung memberikan bonus satu pukulan lagi yang sangat keras, sehingga Hanuman itu terpental jauh sampai ke bukit.

"Sepertinya sudah selesai."

Agung menyipitkan matanya melihat Hanuman melihat Hanuman yang terbang semakin jauh darinya.

"Gak sia sia aku suka liat Novel dan komik jadi aku tau sedikit trik trik bertarung."

Agung kembali ketempat prajurit Aidan yang pingsan dengan membawa buah buahan yang di petiknya, saat di perjalanan mengingat bekal yang sudah hampir habis, jadi Agung menyempatkan untuk memetik beberapa jenis buah buahan.

"Apakah aku sudah di surga?" gumam prajurit Aidan saat sadar dari pingsannya.

"Kita tidak berada di surga, karena kita belum mati."

Agung menatap prajurit Aidan dengan tangan di dagunya.

"Terus kita dimana? mana monyet tadi?"

Prajurit Aidan mencoba untuk duduk

"Dia tergelincir di jurang dan terjatuh saat mengejar ku."

Agung sengaja berbohong agar prajurit Aidan nantinya tidak menjadi canggung kepadanya.

"Ayo makan dulu ......Ndan?"

Agung memberikan buah buahan yang sudah di petiknya.

Setelah makan mereka tidak melanjutkan perjalanan selanjutnya, karena langit sudah berwana orenge yang menandakan matahari sudah mau tenggelam.

"Kita istirahat dulu aja ya..... Ndan! kita lanjutkan besok pagi aj agar badan kamu fit kembali." kata Agung

"Ok, kalo gitu aku mau lanjut tidur lagi, jangan bangunkan aku sampai pagi, kecuali ada bahaya!"

Prajurit aidan kembali tidur

Hari mulai gelap dan banyak nyamuk, Agung tidak tahan dengan gigitan nyamuk jadi dia pergi untuk mencari kayu, karena ia mau membuat api tradisional menggunakan kayu.

Agung berusaha terus membuat api Dengan menggesekkan dua batang kayu.

Karena terus mencoba Agung berhasil menciptakan api lalu dia membuat api unggun.

Setelah api berhasil di buat, Agung kemudian tidur untuk memulihkan tenaganya, karena untuk mengalahkan Hanuman tadi, banyak menguras tenaganya.

Setelah sekitar 6 jam tertidur, matahari pun terbit dengan sangat indah dengan di iringi oleh suara kicauan burung.

Prajurit Aidan bangun karena ingin buang air, ia mau membangunkan Agung, tapi karena melihat Agung tidur terlelap sangat nyenyak dia tidak tega untuk membangunkannya.

Lalu prajurit Aidan buang air kecil di sebalik pohon.

"Chiis ishha chiiss."

Suara ular kobra yang berada dekat dengan kakinya prajurit Aidan

Untung prajurit Aidan menyadari kehadiran ular itu, jadi ular itu tidak mematuknya.

"Lumayan nih untuk lauk makan pagi."

Prajurit Aidan menarik pedangnya dan langsung menebas ular itu sehingga kepalanya terpisah dari badan.

Lalu prajurit Aidan kembali, tetapi saat kembali Agung tidak berada disana.

"Agung!"

"Agung!"

"Dimana kamu?"

Agung menghilang.

Terpopuler

Comments

al-del

al-del

jangan ngintip nanti bintitan...😅

2023-01-17

1

Jhuwee Bunda Na Alfaa

Jhuwee Bunda Na Alfaa

percaya diri aja , pasti bisa

2023-01-17

1

Vernon

Vernon

Kalo gini baru inget kau nakk

2023-01-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!