Serangan dari Ksatria Iblis

Bab 12

Juna dan Agung sudah keluar dari markas raja reptil dan berhasil membawa kembali prajurit Aidan walau kondisi nya tidak stabil.

Juna yang dari tadi senyum senyum sendiri sambil melihat lihat pedang soru milik leluhurnya, dia sangat senang karena sudah tidak akan membebani temannya.

"Ayo kita istirahat disini dulu, setelah kondisi Aidan membaik kita lanjutkan perjalanan kembali." Agung memapahkan tubuh Aidan di bawah pohon

"Jun kamu bisa cariin makan buat kami nggak? kalo bisa daging bakar lagi, soalnya aku dah lapar banget nih, mungkin Aidan juga sudah lapar, pasti dia dah lama gak makan!" Agung memegang bahu juna

"kalo gitu aku pergi berburu dulu, sambil ngetes pedang baru ku." kemudian Juna beranjak dari tempat itu dan meninggal kan Agung dan Aidan.

Di dalam hutan belantara Juna melihat rusa liar dengan tanduk panjang dan Juna ingin menjadikannya santapan daging bakar untuk Agung dan Aidan teman barunya.

Juna mengejarnya lalu mengibaskan pedangnya keluarlah kilatan dari pedang soru miliknya, kilatan itu sangat cepat menyusuri tanah, kekuatan yang sangat dahsyat itu langsung membelah tubuh rusa itu dari jarak jauh.

Pedang itu memancarkan kekuatan yang menakjubkan bahkan bisa melukai tanpa harus bersentuhan antara pedang dan objek

Juna membawa rusa itu dengan ditenteng di tangan kanan dan kirinya, dia akan membawa rusa yang sudah terbelah itu ke tempat Agung dan Aidan berada.

"Agung!" teriak Juna dengan membawa rusa tangkapannya sambil cengar cengir kemudian dia memberikannya kepada Agung

Agung dan juna membakar rusa hasil tangkapan Juna, aroma daging bakar itu menyebar ke sekitar hutan.

Aidan mencium aroma dari daging bakar ini kemudian perutnya berbunyi, sontak dia membuka matanya dan menoleh kebelakang melihat Agung dengan Juna yang tidak di kenalnya sedang membakar daging.

Dia pun bangkit dari tidur kemudian menghampiri keduanya yang lagi bakar daging.

"Aroma apa ini sedap kali?" Aidan mengendus-endus.

"Ini daging hasil tangkapan Juna."

"Owh iya Ndan! kenalkan ini juna yang telah menyelamatkan ku dan sekaligus membunuh raja reptil itu, Juna kenalkan ini Aidan orang yang menuntunku sampai ke sini." Kemudian Aidan dan Juna berjabat tangan sambil sedikit tersenyum.

Saat Agung dan juna keluar dari markas raja reptil Agung sudah menyuruh Juna untuk mengaku bahwa dia yang telah membunuh raja reptil itu.

Agung tidak mau Aidan menjadi canggung kepadanya jika tahu tentang kekuatannya jadi dia terpaksa berbohong.

Setelah melihat dari penampilannya Juna, dengan membawa pedang yang di ikatkan di pinggangnya Aidan percaya bahwa Juna inilah yang telah mengalahkan raja reptil.

Setelah habis melibas semua daging rusa bakar itu mereka bertiga bersiap siap untuk melanjutkan perjalanan ke bukit.

Tubuh Aidan yang tadi lemas dan tak bertenaga, setelah makan daging bakar rusa itu, tubuhnya seperti bangun tidur sangat fit sekali.

Mereka sudah melihat Ujung dari hutan larangan itu, mereka pun tiba di ujung dari hutan larangan itu

Pemandangan di luar hutan itu sangat indah bak di surga, dengan lapangan yang di tumbuhi rerumputan hijau dan udaranya yang segar, membuat betah jika harus tinggal di sana.

"Indahnya jadi betah pingin tinggal di sini." Agung meregangkan kedua tangannya

"Tapi ingat tujuan kita kesini, kita harus cepat ambil pedang itu, agar aku bisa kembali ke istana!" Ujar Aidan

Juna belum terlalu akrab kali dengan Aidan jadi dia hanya bisa diam dan mengikuti aja.

Kemudian mereka melanjutkan perjalanan melewati Padang rumput hijau.

"Apa kau pendekar pedang, juna?" tanya Aidan sambil menolehkan kepalanya ke arah Juna.

Saat Juna hendak menjawab pertanyaan Aidan, Agung langsung memotongnya dengan berkata "Ndan!.... kamu gak tau ya? sebenarnya Juna ini siluman macan putih, penghuni hutan larangan, di hutan larangan ini dia menyandang gelar raja macan putih, jadi tidak perlu di ragukan lagi kekuatannya."

"Semoga kamu bisa membantu kami dalam perjalanan mengambil pedang legenda kutukan." Aidan memegang bahu Juna.

"Aku akan mengerahkan semua yang aku bisa!" Juna mengepalkan tinjunya ke depan dada.

Juna menjadi sangat yakin untuk membantu perjalanan Agung semenjak dia mendapatkan pedang soru warisan macan putih.

Agung mengangguk sambil tersenyum.

Tiba tiba di langit yang cerah itu terbang 6 kuda yang mengarah ke arahnya.

"Apakah itu kuda yang terbang? sepertinya mereka mengarah ke sini!" tanya Agung dengan menunjuk ke langit.

"Sepertinya mereka bukan orang yang baik, siap kan senjata kalian!" ucap Aidan dengan tegas.

Kelompok kuda itu mendarat di hadapan Agung, Aidan dan Juna dengan wajah yang sangar.

Sebelum turun para iblis ksatria dan prajurit kepala kuda itu telah merubah wujud nya menjadi kepala manusia, jadi pas turun mereka tidak di sangka musuh, walau nanti mereka akan menganggap nya musuh juga.

Melihat kelompok berkuda itu turun dari kudanya, dengan membawa pedang di pinggangnya, membuat Aidan mengeluarkan pedang dari sarungnya dan siap untuk melawan jika mereka melakukan perlawanan.

Aidan tidak bisa melakukan serangan langsung karena wujud mereka manusia, karena Aidan tidak ingin membunuh orang yang gak bersalah.

"Siapa kalian?" tanya Aidan sambil memegang pedang di depan dadanya.

"Kami adalah iblis kuda suruhan dari raja iblis, kami di suruh untuk menghabisi kalian bertiga!" ksatria dan prajurit merubah kembali wujud aslinya yang berkepala kuda.

ksatria kuda yang merupakan petinggi dari kerajaan iblis itu melompat dan siap untuk menyerang langsung.

Juna dengan cepat langsung menarik pedang dari sarungnya dan langsung menepis serangan dari ksatria kuda itu, karena Juna pernah melihat iblis ini sebelumnya, jadi dia tahu bahwa iblis ini sangat kuat

"Aku akan membalaskan dendam kakek!" Juna menatap tajam mata iblis kuda itu

"Ooooh ternyata kau cucu dari kakek tua waktu itu ya, melihat pedangmu saat ini, apa kau sudah melihat penderitaan kakekmu di penjara!" iblis kuda itu terkekeh

"Ckk." Decak Juna kesal

"Kalian lanjutkan lah perjalanan dulu, nanti aku menyusul setelah mengurus benalu ini " Juna berteriak sambil menahan pedang iblis kuda.

"Baik lah, jaga dirimu!" Aidan menoleh ke Agung. "Ayo Gung kita lanjut!"

Agung menoleh kebelakang sambil lari dengan wajah cemas dan berteriak "hati-hati Jun! kau harus selamat!"

Juna menganggukan kepala sambil menangkis serangan iblis kuda.

"Baik lah jika kau ingin mati konyol seperti kakek mu itu maka aku akan meladeni mu dulu, setelah itu baru aku akan mengurus dua domba yang berkeliaran di Padang rumput ini!"

Kemudian Agung dan Aidan berlari meninggalkan Juna melawan ksatria iblis kuda dengan 5 pasukan elitnya.

Juna terus menahan serangan dari iblis kuda itu.

"Ternyata kau kuat juga! bisa menepis semua serangan kuat ku!"

"Kenapa kalian diam saja? kejar cecunguk itu!" bentak iblis kuda itu kepada 5 pasukannya.

Kemudian 5 prajurit itu mengejar Agung dan Aidan sedangkan Juna menahan iblis ksatria kuda itu bersamanya.

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jindaelꪶꫝ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jindaelꪶꫝ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

rusa bakar penambah energi si Aidan bolehlah minta satu belum pernah coba soalnya

2023-01-30

2

lilis herawati

lilis herawati

mantap imajinasi author nih. Lanjut.

2023-01-17

0

rinasti

rinasti

Rendah hati nih Agung

2023-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!