Sementara itu di tempat lain, tepatnya di sebuah apartemen mewah yang ada di kawasan dekat perkantoran. Apartemen yang hanya bisa di miliki oleh orang-orang yang sudah tidak punya tagihan lain dalam gaji bulanan mereka selama sepuluh tahun. Itupun jika gaji bulanan mereka tiga kali lipat dari upah minimum regional.
Seorang pria tampan seperti biasanya sedang mengamuk dan membanting banyak sekali botol minuman di mini bar yang ada di ruangan apartemen tersebut.
Tidak ada satu pun orang lain di sana. Para asisten rumah tangga yang disiapkan pihak apartemen hanya akan datang jika di telepon untuk bersih-bersih atau mengambil pakaian kotor.
Semua seorang pria yang jalannya sangat feminim meskipun pakaiannya begitu maskulin tampak kesulitan mengingat password untuk membuka pintu apartemen tersebut dari luar.
"Aduh berapa ya, kemarin kan sudah di kasih tahu. Kok bisa lupa sih!" gumam Richard.
Ya, pria gemulai itu Richard, asisten pribadi Tristan. Dan pria tampan yang sedang mengamuk di dalam apartemen itu tentu saja Tristan.
Pintu apartemen memang akan langsung terkunci secara otomatis jika tertutup rapat. Dan sejak tadi Richard terus membunyikan bel apartemen tapi tak kunjung di bukakan pintunya oleh Tristan.
Seharusnya Richard juga tahu, mana ada orang yang sedang emosi tingkat dewa akan membukakan pintu untuknya.
Alhasil Richard harus mengingat kembali password untuk membuka pintu apartemen Tristan. Tujuannya tentu saja, untuk mengingatkan Tristan kalau beberapa jam lagi dia harus pergi ke kantor anak cabang Arya Hutama Grup untuk memperkenalkan dirinya sebagai CEO pengganti pak Subagio.
Tet...
Suara yang menandakan kalau kombinasi angka uang di tekan oleh Richard salah.
"Oh em ji, salah! aduh tiga kali salah dapat piring cantik enak. Tiga kali salah di blokir, bisa di gor0k aku sama tuan muda. Oh... berapa sih, tanggal ulang tahun nona Shanum tuh?" gerutu Richard lagi yang kakinya sudah maju mundur seperti orang yang kebelet ingin buang air kecil, padahal tidak.
Tapi setelah berpikir beberapa detik. Richard baru menepuk jidatnya sendiri.
"Hem, kebanyakan makan mie nih. Panjang dah mikirnya kelamaan, kurang gizi dan nutrisi nih aku. Lihat aja di sosmed, ya Tuhan... gini aja kok gak inget sih Richard! yang kamu ingat itu apa?" gumam Richard lagi.
Richard lalu meraih ponselnya dan membuka akun media sosialnya. Dia mencari nama Shanum Margaretha, setelah menemukannya dia pun berusaha mencari tahu tanggal ulang tahun Shanum.
"What, 14 February... ah bohong nih. Mana mungkin, tapi masa sih?"
Richard masih bertanya-tanya, saat tiba-tiba ponselmya malah berdering.
Karena kaget, Richard bahkan nyaris menjatuhkan ponselnya itu ke lantai, untungnya dia masih ingat kalau cicilan ponsel mahalnya itu masih dua bulan lagi. Jadi dia dengan sigap, dengan jurus cangcorang menangkap mangsa. Langsung menangkap ponsel yang harganya setara satu buah motor itu.
Bukan untuk pamer ya, Richard memang membutuhkan ponsel super pintar itu untuk membantu segala pekerjaan nya agar lebih mudah.
Mata Richard membulat sempurna melihat nama pemanggil yang tertera di sana. Dengan cepat Richard menggeser icon telepon berwarna hijau ke atas.
"Halo selamat pagi menjelang siang tuan besar!" sapa Richard pada Arya Hutama.
Yah, yang memanggil Richard melalui panggilan telepon adalah Arya Hutama. Ayah dari Tristan.
"Halo Richard, kalian sudah ke perusahaan kan? aku sudah hubungi Bagio. Dia akan menemani kalian berkeliling perusahaan sebelum dia pensiun besok!" tanya Arya Hutama kemudian menjelaskan pada Richard.
Richard pun jadi tergagap. Tapi dia memang tidak bisa berbohong pada Arya Hutama.
"Begini tuan besar, sebenarnya ada sedikit masalah. Tuan Tristan tadi pagi itu... anu... itu...!"
Richard bingung bagaimana menjelaskannya. Dia juga tidak tahu bagaimana detailnya apa yang terjadi tadi pagi pada Tristan. Yang dia tahu, Tristan menghubungi dirinya dan memintanya bawa uang tunai 500 juta. Lalu saat tiba di sana, dia melihat Tristan di tampar oleh Sarah. Dan saat Richard akan membayar ganti rugi, Sarah menolak dan langsung pergi. Jadi tidak ada satu orang pun yang menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Richard. Alhasil, dia tidak bisa menjelaskan nya juga pada tuan besarnya, Arya Hutama.
"Anu apa?" tanya Arya Hutama dengan nada suara biasa.
"Tuan Tristan di tampar seorang wanita tuan besar...!"
"Ha ha ha...!"
Mata Richard membelalak sempurna, dia bingung. Kenapa tuan besar, yang adalah ayah kandung dari tuan mudanya, malah tertawa mendengar kalau Tristan di tampar oleh seorang wanita.
'Loh, kok tuan besar malah tertawa, memangnya ada ya? orang tua yang senang anaknya di tampar orang. Ini aku yang aneh, apa tuan besar lagi kehabisan obat sih?' batin Richard pun tidak bisa jika tidak bertanya-tanya.
"Aku sudah tahu itu, apa kamu tidak lihat media sosial sudah trending dengan berita itu. Oh ya, aku dengar wanita itu juga bekerja di perusahaan yang akan di pimpin Tristan...!"
'Oh em ji, habislah kamu nona Sarah. Ya ampun, padahal aku suka loh sama nona Sarah yang baik hati dan tidak sombong, aku yakin dia juga rajin menabung. Ya ampun, kasihan banget sih!' keluh Richard dalam hati.
Begitu mendengar kalau Sarah juga bekerja di perusahaan yang akan Tristan pimpin. Richard jadi merasa kasihan pada Sarah.
"Tapi tuan besar, nona Sarah itu baik loh. Apa langsung mau di pecat?" tanya Richard yang berpikir kalau tuan besarnya Arya Hutama akan memecat Sarah karena telah menampar Tristan.
"Kenapa aku harus memecatnya? aku justru ingin kamu memastikan, menjamin agar Sarah tetap bekerja di sana. Tristan butuh pawang Richard, ha ha ha...!"
Mendengar ucapan dari ruan besarnya, Richard lalu menggelengkan kepalanya berkali-kali.
'Ini bapaknya kandung bukan sih? kok anaknya di pawangin? emang tuan muda itu apa? buaya? macan?" batin Richard lagi.
"Baik tuan besar!" jawab Richard.
Lalu Arya Hutama pun memutuskan panggilan telepon dengan Richard. Setelah menemukan tanggal ulang tahun Shanum yang pasti adalah password apartemen Tristan.
Richard langsung menekan tombol dengan angka tersebut. Benar saja kunci pintu apartemen itu langsung terbuka.
'Hem, bucin bucin deh. Semua pakai tanggal ulang tahun nona Shanum, password hape, password apartemen. Nah... artinya password WiFi juga dong!' batin Richard sambil cekikikan.
Richard langsung mencari keberadaan Tristan, di kamarnya tidak ada. Di ruang kerja tidak ada. Sampai di dapur juga tidak ada.
"Hem, nih gak salah lagi nih. Pasti di ruangan mini bar nih!" gumam Richard yang tahu bagaimana Tristan melampiaskan kekesalannya kalau sedang emosi.
Dan begitu Richard membuka pintu ruang minum bar. Matanya kembali mendapatkan pemandangan yang membuatnya syok bukan main.
Tristan sedang minum dengan kondisi lantai yang penuh dengan pecahan botol. Terlihat mata pria tampan itu merah.
"Oh em ji tuan muda, mau ke perusahaan kok malah mabok sih, gimana sih?" tanya Richard dengan ekspresi wajah seperti sedang terlilit hutang ratusan juta rupiah.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
yuiwnye
pawang ular ketemu peliharaan nya 😆😆
2023-07-09
1
aling linda
hmmm seru nih, lanjutt
2023-06-29
1
Utayiresna🌷
terlilit hutang???? 😭🤣🤣🤣🤣🤣
2023-06-14
2