Meskipun Sarah sudah mengatakan kalau hubungan nya dan Alan sudah berakhir. Namun Alan masih tetap berusaha untuk bisa bicara dan membujuk Sarah. Alan yang biasanya cuek dan tidak pernah mendatangi ruangan Sarah. Malah sudah tiga kali mendatangi ruangan Sarah hingga sore hari saat mereka akan pulang kerja.
Arumi yang kesal pun memberi ancaman tegas pada Alan. Kalau masih mengganggu Sarah di kantor. Arumi akan melaporkan tindakan perselingkuhan Alan pada atasannya. Dan karena di perusahaan ini punya peraturan yang tegas untuk perselingkuhan ataupun poligami. Maka Alan pun menjadi gentar. Dia masih sayang pada pekerjaan nya, lagipula dia berpikir kalau bisa membujuk Sarah nanti di luar kantor.
Saat pulang pun Arumi harus mengajak Sarah bersamanya dan mengantarnya sampai panti. Agar Alan tidak mengganggu nya di jalan.
Di depan pintu gerbang panti, sebelum Sarah turun dari mobil Arumi. Arumi berkata pada Sarah.
"Pokoknya aku yang akan antar jemput kamu kerja ya. Biar si Alan laki-laki bren9sek itu gak gangguin kamu. Biar kamu fokus juga kerjanya!" seru Arumi.
Sarah tersenyum lega.
"Terimakasih banyak ya Arumi, aku gak tahu gimana aku kalau gak ada kamu!" tutur Sarah tulus.
"Uwuw banget, jadi ingat waktu kookkie bilang kata-kata seperti itu juga sama V di acara reality show mereka itu deh!" balas Arumi yang meskipun tomboi girls tapi dia tetap salah satu dari ARMY.
Sarah malah terkekeh melihat Arumi yang terlihat memonyongkan bibirnya agar terlihat imut.
"Ya sudah, aku masuk ya. Kamu hati-hati di jalan ya!" ucap Sarah lalu keluar dari mobil Arumi.
Setelah melambaikan tangan ke Sarah, Arumi juga meninggalkan tempat itu.
Sarah pun masuk ke dalam panti, dia menyapa penjaga gerbang dan satpam. Dan memeringatkan pada mereka agar tidak membukakan pintu gerbang untuk Alan. Sementara itu Alan hanya melihat Sarah dari jauh.
Sejujurnya dia menyesal telah selingkuh dengan Hera. Sebenarnya dia hanya ingin main-main saja sebelum benar-benar serius dengan Sarah. Alan akan langsung memutuskan hubungan dengan Hera di hari dimana Sarah memergokinya di hotel dengan Hera. Alan juga sebenarnya sudah punya rencana mengenalkan Sarah pada orang tuanya setelah Sarah kembali dari perjalanan bisnis. Namun semua terjadi tidak sesuai dengan apa yang direncanakan dan di konsep oleh Alan. (Tentu saja, karena semua terjadi sesuai konsep author kan).
Alan pun pergi dari tempat itu setelah Sarah masuk ke dalam panti. Dia juga masih bisa berpikir kalau dia tidak akan bisa menemui Sarah di sana. Karena selain ada satpam dan penjaga, di sana juga banyak anak-anak panti.
Saat Alan pulang ke apartemen nya. Di kawasan apartemen Elif. Dia melihat mobil seseorang yang tak asing terparkir di basemen.
Namun hari ini sudah cukup melelahkan baginya. Dia tidak punya tempat lain untuk pulang dan beristirahat. Dengan langkah kaki malas, Alan pun menuju unit apartemen nya.
Setibanya di lantai dimana unit apartemen nya berada. Seperti dugaan Alan, seorang wanita sudah berdiri di depan pintu apartemen nya. Alan memperlambat langkahnya dan mengusap hidung nya yang masih terasa nyeri akibat di pukul Arumi di kafe tadi siang.
Begitu melihat Alan datang, wanita dengan mini dress hitam yang sejak tadi mondar-mandir di depan pintu apartemen Alan itu pun langsung berlari menghampiri Alan.
"Alan!" panggil Hera.
"Ck... !" Alan berdecak kesal lalu menghentikan langkahnya.
"Alan, kamu kemana saja? aku menghubungi mu beberapa kali. Tapi ponselmu tak bisa di hubungi. Bagaimana hidungmu? apa masih sakit? sini aku obati ya?" tanya Hera bertubi-tubi.
Tapi begitu Hera menyentuh wajah Alan. Alan langsung menepis tangan Hera dengan kasar.
"Jangan sentuh aku, aku sudah bilang kan. Hubungan kita sudah selesai. Jangan temui aku lagi!" kesal Alan pada Hera.
Alan bahkan bicara dengan nada suara yang kian lama kian meninggi.
"Apa maksud mu?" tanya Hera.
"Kamu berpendidikan kan? kamu S2 lulusan universitas terbaik di kota ini kan?" tanya Alan menatap tajam ke arah Hera.
"Kita selesai! dan jangan perlihatkan dirimu di depanku lagi!" bentak Alan yang langsung melangkah dengan cepat meninggalkan Hera menuju unit apartemen nya.
Hera menghentakkan kakinya ke lantai dengan kuat. Lalu dia mengejar Alan.
"Kamu pikir aku bodoh... Alan tunggu!"
Hera yang sudah mulai terbawa emosi lantas menarik lengan Alan. Meski apa yang Hera lakukan itu berhasil membuat langkah Alan terhenti. Namun Alan dengan cepat menghentakkan tangannya dan membuat pegangan Hera terlepas dari tangannya.
"Aku sudah merekam apa yang kita lakukan di hotel!" pekik Hera agar mendapatkan perhatian Alan.
Dan benar saja, apa yang dikatakan Hera itu berhasil membuat Alan menoleh ke arah Hera dan membelalak matanya tak percaya.
"Apa kau bilang?" tanya Alan dengan geram.
"Ya, aku sudah merekam beberapa video tentang apa yang kita lakukan di hotel. Aku tidak sebodoh itu, sampai membiarkanmu membuang ku begitu saja setelah kekasihmu itu kembali!" lanjut Sarah membuat Alan mengepalkan tangannya dengan kuat.
"Aku akan menyebarkan video itu, jika kamu terus menghindari ku. Aku sudah bicara pada ayahku, dan aku bilang kamu adalah pacarku. Ayahku ingin kita bertunangan!"
Hera terus bicara panjang lebar meski menyadari kalau tatapan Alan padanya sudah seperti ingin mencekiknya sampai mati. Tapi Hera tidak perduli, melihat Alan menyesal dan terus berusaha mengejar Sarah. Membuat gera semakin marah dan kesal. Jalan satu-satunya adalah memaksa Alan bertunangan dengannya. Agar Alan tidak bisa membuangnya begitu saja, dan agar Sarah semakin terluka lagi.
"Kau gil4!" pekik Alan.
"Terserah, tapi aku tidak main-main. Aku akan kirimkan salah satu video nya padamu kalau kamu tidak percaya!" ucap Hera yang langsung meraih ponsel dari dalam tasnya.
Hera memainkan ponselnya, hingga beberapa detik kemudian terdengar bunyi notifikasi pesan masuk dari ponsel Alan. Alan dengan rahang yang mengeras lantas meraih ponselnya dari saku celananya.
Matanya terbuka lebar, sangat sangat lebar bahkan memerah setelah melihat video yang di kirimkan Hera.
Dengan cepat Alan meraih ponsel Hera, karena tak siap Hera pun terpaksa melepaskan ponselnya dari tangannya.
Brakkk
Alan membanting ponsel Hera hingga berkeping-keping sangking kerasnya bantingan Alan.
Hera terkejut, tapi dia tidak takut karena dia sudah mengira hal itu.
"Aku sudah menduganya. Sayangnya ponselku tak hanya satu. Dan sayangnya, rekaman-rekaman itu sudah aku salin dan simpan dengan baik!" ucap Hera tanpa rasa malu.
Alan langsung mencengkram kedua rahang Hera. Meski merasa sakit tapi Hera malah tersenyum menyeringai membuat Alan semakin emosi. Alan benar-benar membuat kesalahan karena terbujuk rayuan wanita obralan ini.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Linda Z
melepas berlian demi kerikil ..... rasain lu Alan.
2023-09-11
2
S
ehh aku juga Army Arumi emang Army itu rata2 baddas dan berkelas ya cuy 💜💙
2023-07-15
1
Fe
syukurin makan tuh wanita murahan
2023-07-13
1