Malam hari di apartemen Tristan, pria tampan nan arogan itu sedang menundukkan kepalanya dengan pandangan mata melihat ke arah lantai marmer bercorak hitam yang menyamarkan bayangan wajahnya.
Sambil duduk di depan seorang pria paruh baya yang sedang menatap tegas ke arah Tristan dengan berdiri tegak, meskipun usianya sudah paruh baya, namun aura yang di pancarkan oleh pria paruh baya itu begitu mendominasi dan membuat Tristan sekalipun diam tak berani berkata-kata.
"Kamu sudah 29 tahun Tristan, apakah ayah masih harus memarahi dan menghukum mu setiap kamu melakukan kesalahan?" tanya Arya Hutama dengan suara pelan namun penuh dengan penekanan.
Ya, pria paruh baya itu adalah Arya Hutama, seorang pengusaha terbaik dan tersukses selama satu dekade ini yang usianya kini sudah menginjak kepala 6.
Tak ada jawaban dari Tristan. Dia masih terus menunduk dengan ekspresi wajah yang seperti sangat tertekan dan kesal bercampur menjadi satu.
Di dalam ruangan itu tidak hanya ada mereka berdua, ada juga Richard dan juga Samsudin yang pastinya mereka sudah pasti tahu apapun masalah dari kedua bosnya.
Masih tak mendengar jawaban dari Tristan. Arya Hutama langsung melihat ke arah Richard. Mendapatkan tatapan penuh pertanyaan dari tuan besarnya, Richard langsung jadi salah tingkah dan canggung.
"Kenapa dia bisa mabuk?" tanya Arya Hutama.
Arya Hutama sebenarnya hanya ingin mendengar jawaban dari Tristan saja. Dia jelas sudah tahu apa yang membuat putra bungsunya itu merasa kesal setengah mati. Tentu saja karena di tampar di tempat umum oleh Sarah. Tapi Arya Hutama juga tidak menyalahkan Sarah, jelas dia sendiri melihat dan mendengar dari video itu kalau Tristan lah yang mengatakan supir taksi online itu pengemis hingga membuat Sarah sangat marah lalu menamparnya.
"Tuan muda... itu nona Shanum tidak bisa datang ke ulang tahun tuan Tristan yang ke 29 lusa tuan besar! tuan emosi dan menyetir tidak konsentrasi lalu menabrak mobil orang..." jawab Richard.
Mendengar Richard bicara seperti itu, Tristan langsung menatap tajam ke arah Richard. Seolah berkata
'Siapa yang menyuruhmu bicara!'
Seperti itu, tatapan tajam Tristan itu benar-benar membuat Richard langsung merinding di buatnya. Richard langsung menutup rapat kedua bibirnya dan memberi isyarat seperti orang menutup mulutnya dengan resleting lalu menguncinya dan membuang kuncinya jauh.
Sedangkan Arya Hutama langsung mengernyitkan keningnya dan melihat ke arah Tristan.
"Jadi masih wanita itu lagi?" tanya Arya Hutama.
Dari pertanyaan Arya Hutama itu jelas, kalau dia terlihat jengah dengan masalah Tristan dan Shanum.
Arya Hutama kemudian duduk di samping Tristan.
"Berhenti menyia-nyiakan hidupmu demi wanita yang menganggap obsesinya, karirnya lebih penting dari dirimu nak!" ucap Arya Hutama penuh makna.
Tristan menghela nafasnya. Dia sangat mencintai Shanum, dia sudah pacaran dengan salah satu designer dan model terkenal itu sejak lima tahun yang lalu. Sejak mereka masih kuliah di luar negeri.
"Kami saling mencintai ayah!" ucap Tristan meyakinkan ayahnya.
"Itu katamu, bagaimana dengannya? belajar lah dari kakakmu, dia dan Gisela dulu juga saling mencintai sejak kuliah, mereka menikah dan punya seorang putra yang tampan. Tapi apa? mantan kakak ipar mu itu meninggalkan suami dan anaknya demi karir dan pria lain. Dia bilang cinta pada Rendra, lalu bagaimana dia bisa meninggalkan Rendra dan berubah haluan ke pria yang satu dunia hiburan dengannya. Jangan terpedaya nak, jika dia mencintaimu wanita itu akan menuruti kodrat nya sebagai wanita, sebagai seorang istri. Kakak iparmu ingin terus berkarir, itulah yang membuat rumah tangga kakak mu hancur! dan sampai sekarang Rendra bahkan trauma dan tidak mau lagi menjalin hubungan dengan wanita manapun!" jelas Arya Hutama panjang lebar pada Tristan.
"Shanum tidak seperti wanita yang bernama Gisel itu ayah!" bantah Tristan lagi.
Arya Hutama langsung menghela nafas berat.
"Sekarang begini saja, ayah hanya tidak ingin masa lalu Rendra terulang padamu. Jika wanita yang kamu cintai itu, Shanum datang di hari ulangtahun mu dan meninggalkan semua obsesinya lalu datang padamu di hari penting mu itu. Maka ayah tidak akan ikut campur lagi dengan kehidupan pribadi mu, termasuk masalah pasangan hidup. Tapi jika dia tidak datang, kamu harus setuju menikah dengan calon yang sudah ayah tentukan!"
Mata Tristan membelalak mendengar apa yang ayahnya katakan.
"Mana bisa begitu ayah... Shanum sedang sangat sibuk, dia...!"
"Karena itu ayah bilang, jika dia benar-benar mencintai mu. Maka dia akan datang sesibuk apapun dia. Kalau dia tidak datang, maka dia tidak menganggap mu lebih penting dari karirnya. Maka kamu harus menikah dengan wanita yang ayah pilihkan untukmu, atau ayah akan mencoret mu dari daftar warisan ayah!"
Setelah mengatakan itu, Arya Hutama pun berdiri. Tristan yang mendengar gertakan dari sang ayah juga ikut berdiri.
"Ayah, tapi...!"
"Sudah cukup Tristan, ayah sudah cukup mentolerir mu selama lima tahun ini bukan. Sebaiknya besok pagi kamu juga tidak terlambat datang ke perusahaan. Jika itu terjadi, maka masih banyak yang bisa menjadi CEO di sana!" tegas Arya Hutama yang langsung keluar dari apartemen Tristan di ikuti Samsudin.
Arya Hutama tak mau mendengarkan sama sekali satu patah katapun yang keluar dari mulut Tristan untuk membela hubungan nya dengan Shanum. Setelah sang ayah keluar dari pintu apartemen, Tristan bahkan langsung membanting bantal sofa yang ada di sampingnya.
"Aghkkk!" pekik Tristan kesal.
Dia terduduk di sofa dengan memegangi kepalanya. Bukan satu dua kali dia membujuk Shanum, namun kekasihnya itu tak juga mau mengerti dan malah meminta pengertian dari Tristan yang katanya akan menunggunya kembali nanti setelah menggapai semua impiannya.
"Aku harus bagaimana Richard?" tanya Tristan pada Richard karena dia sudah tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.
Richard yang berdiri di belakang Tristan hanya menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.
"Em, ya karena ini sudah malam, bos sebaiknya tidur!"
Mata Tristan langsung melirik tajam ke arah Richard. Dan membuat pria gemulai itu mundur beberapa langkah ke belakang.
"Tenang dulu bos, besok kan bos harus ke kantor pagi-pagi sekali. Jadi bos harus tidur... iya bos harus tidur!"
"Pergi kau dari sini!" pekik Tristan yang langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu kamarnya.
Richard sontak saja melonjak kaget lalu memegangi dadanya.
"Oh em ji, untung gajinya besar. Kalau tidak hayati pasti sudah lelah bang!" gumam Richard dengan gaya khas nya.
(Pada mau tahu gak sosok Richard itu gimana? kalian bisa bayangin aja itu om Reza Rahardian versi rambut lepek, nah mirip mirip gitu tuh. Tapi gak setuwir itu ya. Peace om Reza).
***
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Etik Widarwati Dtt Wtda
emosian banget
2023-06-11
1
Asyifa
pacarnya Tristan kira kira slingkuh gak yah.....
2023-05-04
4
Joelie Anasca
lanjut
2023-02-16
2