Sementara itu Richard yang sudah menemukan hotel tempat Sarah dan Arumi menginap langsung menanyakan letak kamar mereka pada petugas resepsionis di meja resepsionis. Tapi saat Richard mendekat, petugas itu sedang menyusun sesuatu di rak dan tidak melihat ke arah depan.
Tuk tuk tuk
Richard mengetuk ngetuk meja resepsionis dengan jari telunjuk nya.
"Mbak, mbak resepsionis... yuhuuu!" panggil Richard pada petugas resepsionis yang berjaga.
Mendengar dirinya di panggil, petugas resepsionis itu langsung berbalik dan dengan sopan menyapa Richard.
"Selamat malam tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis wanita itu dengan ramah.
"Mbak, tadi kan ada dua wanita yah lewat sini barusan. Barusan aja... yang satu tuh anggun, cantik. Nah yang satu kek atlet binaraga kan ya, nah mereka tuh dari PT Arya Hutama Grup. Tadi mereka naik mobil perusahaan itu...!"
Mbak petugas resepsionis malah semakin dibuat bingung dengan penjelasan Richard yang panjang lebar bicara. Mbak petugas resepsionis itu sampai memiringkan kepalanya mendengar ocehan Richard.
"Eh, mbak kok miring-miring sih?" tanya Richard yang takut kalau mbak penjaga resepsionis itu sakit atau apa.
"Habisnya tuan dari tadi bicara panjang lebar, sebenarnya mau tanya apa?" tanya mbak resepsionis to the poin pada Richard.
"Ck... aku kan mau jelasin dulu mbak, biar mbaknya gak bingung yang aku maksud itu dua wanita yang mana. Kan aku gak tahu siapa nama mereka, tapi kalau aku gak salah denger cewek yang cantik itu panggil cewek yang judes itu Arumi deh, mereka di kamar nomer berapa?" tanya Richard dengan gaya kemayu nya.
Mbak petugas resepsionis itu sebenarnya sudah sejak tadi menahan dirinya untuk tidak tertawa agar Richard tidak tersinggung. Jadi dengan menahan tawa, dia pun melihat ke arah layar monitor komputer yang ada di sisi sebelah kanannya.
"Sebentar ya tuan, saya cari dulu nona Arumi dari PT Arya Hutama Grup!" ucap mbak petugas penjaga meja resepsionis itu.
Setelah mengetik sesuatu selama beberapa saat akhirnya mbak petugas penjaga meja resepsionis itu akhirnya kembali ke hadapan Richard.
"Atas nama nona Arumi dan nona Sarah dari PT Arya Hutama Grup menginap di kamar nomer 201 tuan!" jelas petugas itu dengan lengkap dan jelas juga masih dengan tutur kata yang sangat sopan dan ramah tamah yang luar biasa.
"Oke, thank you ya mbak!" sahut Richard tanpa basa-basi lagi.
Richard langsung terburu-buru pergi dari meja resepsionis dan menuju ke arah lift yang ada di sebelah kiri meja resepsionis, yang jaraknya dari meja resepsionis kira-kira sekitar 10 meter saja. Richard benar-benar harus cepat, masalahnya bos nya harus pakai dasi itu jam sepuluh malam nanti. Sekarang sudah hampir jam 9 malam, tentu saja Richard panik.
Setelah naik ke lantai 2, Richard langsung mencari dimana kamar Arumi dan Sarah. Begitu dia menemukan pintu dengan tulisan 201. Tanpa ragu dan basa-basi lagi. Richard langsung mengetuk pintu itu dengan kuat.
Tok tok tok
Duk Duk Duk
Tak puas hanya dengan ketukan jari, Richard bahkan mengetuk pintu kamar hotel itu dengan mengepalkan tangannya.
Sementara itu dari arah dalam, Arumi yang baru keluar dari kamar mandi pun melihat Sarah mendekat ke arah pintu.
"Sarah, jangan di buka dulu. Lihat dulu dari lubang kunci!" seru Arumi mencegah Sarah yang bahkan sudah memegang handel pintu dan siap memutar anak kuncinya.
Sarah mengernyitkan keningnya mendengar ide aneh Arumi.
"Yang terlihat dari lubang kunci pasti bukan wajahnya kan?" tanya Sarah.
Arumi terkekeh,
"Iya juga ya, tapi siapa sih. Sudah malam dan ketukannya itu seperti seseorang yang mau menagih hutang?" tanya Arumi.
Sarah mengangkat bahunya, tapi menurut nya tidak akan ada masalah. Ini di hotel dan di samping kamarnya adalah kamar rekan kerjanya yang lain, kalau ada apa-apa juga ada Arumi yang bisa bela diri.
"Buka saja ya?" tanya Sarah.
Arumi yang sudah berdiri di dekat Sarah sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk akhirnya mengangguk.
Ceklek
"Eh... Boneka tabung joget!" pekik Arumi begitu melihat yang berdiri di depan pintu kamar hotel itu adalah Richard.
Mendengar sebutan untuk dirinya yang terdengar begitu aneh, Richard langsung melotot ke arah Arumi.
"Kamu panggil aku apa?" tanya Richard dengan mimik wajah sangat tidak senang.
"Boneka tabung joget!" jawab Arumi santai.
Richard langsung mengepalkan kedua tangannya di depan dada.
"Ih... !"
Tadinya Richard mau marah, tapi karena ada urusan yang lebih penting maka dia mencoba untuk menahan amarahnya.
Richard lalu mengalihkan pandangannya ke arah Sarah.
"Nona cantik, jadi begini. Sebenarnya belanjaan ku terbawa oleh mu!" ucap Richard yang tak mau buang-buang waktu lagi.
"Belanjaan mu?" tanya Sarah yang memang belum sempat membongkar belanjaan nya tadi karena baru selesai mandi.
Richard lalu menganggukkan kepalanya dengan cepat.
"Iya nona, dua dasi dan satu kemeja!" jelas Richard lagi.
"Oh, aku belum sempat membongkar belanjaan nya. Masuk dulu...!"
"Eh... eh... Sarah, jangan mudah percaya pada orang lain. Siapa yang jamin Boneka sky dancer ini tidak berbohong?" tanya Arumi mencegah Richard masuk ke dalam kamar mereka.
Rasanya Richard benar-benar ingin adu jambak dengan Arumi. Tapi waktunya tidak lama lagi.
"Nona, aku tidak berbohong. Dua dasi dan satu kemeja itu harganya 12 juta nona, dan itu sangat penting untuk kelangsungan pekerjaan ku!" terang Richard pada Sarah.
Sarah akhirnya mengangguk paham, mungkin itu sebabnya belanjaan nya tadi sampai 17 juta lebih.
"Sebentar ya!" seru Sarah lalu masuk mengambil tas belanjaannya.
Karena tidak di bolehkan masuk oleh Arumi. Akhirnya Sarah yang masuk dan membongkar belanjaan nya. Ternyata benar, ada dua dasi dan satu kemeja yang bukan pilihan Sarah. Dengan cepat Sarah membawa dua barang itu ke kantong lain dan berjalan menuju pintu.
"Ini!" ucap Sarah sambil memberikan kantong itu pada Richard.
Richard meraih kantong itu dan memeriksanya. Wajahnya langsung ceria.
"Nona Sarah, kamu memang best. Terimakasih ya!" ujar Richard.
"Eh, main makasih makasih aja. Ganti uangnya dong!" pekik Arumi mengingatkan Richard.
"Oh iya, sebentar!" Richard pun meraih dompetnya. Tapi dia tidak bawa uang cash banyak. Hanya ada dua juta saja.
Dia pun menyerahkan uang itu pada Sarah dan memberikan ponselnya pada Sarah.
"Tulis nomer rekening nona ya!" kata Richard.
Sarah lalu menuliskannya di ponsel Richard karena baginya uang sepuluh juta itu sangat berharga.
Setelah itu Sarah memberikan ponselnya lagi pada Richard.
"Baiklah, aku transfer ya!"
Beberapa saat kemudian,
"Sudah!" seru Richard menunjukkan transaksi transfer di ponselnya telah berhasil.
"Terimakasih banyak nona Sarah, kamu tidak hanya cantik, tapi juga baik. Tidak seperti atlet binaraga ini...!" seru Richard yang melirik Arumi dan langsung berlari dari sana menuju ke arah lift sambil menjulurk4n lidahnya pada Arumi.
"Heh, kabur lagi. Kalau berani sini!" pekik Arumi kesal.
"Sudah, sudah Arumi. Sekarang kita beres-beres saja yuk!" ajak Sarah.
"Beres-beres apa? bukannya kita pulang lusa!" seru Arumi.
Sarah pun menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Kita pulang besok, pak Gun tadi kesini saat kamu mandi dan memberitahu, kalau kita akan pulang besok pagi jam 7!" jelas Sarah.
"Yah, padahal aku masih mau ke restoran kerang di sana itu...!" keluh Arumi yang belum rela meninggalkan kota ini.
"Pulang lebih baik! nanti kita cari restoran kerang di kota kita!" sahut Sarah.
"Kamu sih iya senang, kan mau ketemu pacar bucin!" seru Arumi yang langsung menuju ke lemari pakaian.
Sarah hanya tersenyum, sesungguhnya dia juga sangat senang. Dia baru akan meraih ponselnya untuk memberi kabar pada Alan. Tapi kemudian dia urungkan, karena dia pikir ingin memberi kejutan pada Alan.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Komat Kamit
Udh bisa bayangin kan gimana marahnya si botol tabung joget?!?!
2025-02-13
1
Linda Z
mau bikin kejutan malah terkejut sendiri dong si Sarah.
2023-09-11
2
Linda Z
tokoh Richard yg bikin rame alur ceritax.... hehee 👍
2023-09-11
2