Sarah harus terlambat selama beberapa menit saat harus mengantarkan supir taksi itu ke bengkel dan kemudian baru pesan taksi online yang lain menuju ke Perusahaan.
Untung saja manager Sarah, Sisilia adalah orang yang sangat baik. Dia juga tahu selama ini seperti apa kinerja Sarah di perusahaan. Alhasil, dia memaklumi keterlambatan Sarah yang baru satu kali ini selama setahun terakhir.
"Ya sudah, kembalilah ke ruangan mu dan bekerjalah dengan baik. Hari ini akan ada calon pengganti pak Subagio, kalian juga harus bersiap-siap kalau pengganti pak Subagio itu masuk ke ruangan kalian ya, beritahu rekan-rekan mu yang lain!" tutur Sisilia dengan suara pelan.
"Baik Bu" sahut Sarah pada Sisilia dengan sangat sopan.
Karena Sisilia juga terbilang sudah lumayan berumur di banding Sarah. Perbedaan usia antara keduanya adalah 9 tahun. Jadi kalau usia Sarah saat ini adalah 26 tahun, maka sudah bisa di tebak bukan berapa usia Sisilia.
(Readers: Lah, ini malah bikin kita pada mikir, harus ngitung pula gitu? gimana sih Thor? kan tinggal bilang aja umurnya Bu Sisilia tuh 35 tahun gitu!)
Setibanya di ruangannya, Sarah langsung memberitahu rekan kerjanya tentang apa yang tadi di beritahukan oleh Bu Sisilia. Kalau siang ini akan ada pengganti pak Subagio, direktur utama yang akan pensiun karena usianya sudah usia pensiun.
Arumi yang baru datang dari mengantarkan dokumen ke ruangan lain pun langsung menghampiri Sarah yang sudah hampir dua puluh empat jam tak menghubungi nya sama sekali.
"Sarah, cie... yang abis ketemu ma ayang. Sahabat mah di lupain deh!" tegur Arumi yang menyenggol lengan sarah tiba-tiba.
Sahabat baik Sarah itu tidak tahu, kalau sang sahabat sedang terluka hatinya akibat pengkhianatan dari kekasih tercintanya si Alan.
Sarah yang tadi sudah sempat melupakan peristiwa kemarin dan fokus bekerja, akhirnya kembali teringat dengan apa yang telah kekasihnya lakukan padanya. Pengkhianatan dari Alan dan sang sahabat Hera. Hanya Sarah yang mengira kalau Hera itu sahabat nya, dari pihak Hera, wanita itu bahkan selalu berpikir untuk terus mengalahkan dan menyingkirkan Sarah bagaimanapun caranya.
Mata Sarah berkaca-kaca, dia menunduk sedih dan menarik tangannya dari atas keyboard yang ada di atas meja di hadapannya.
Arumi yang mulai merasakan perubahan sikap Sarah pun langsung duduk di sebelah Sarah. Karena memang meja kerja Arumi ada di samping Sarah. Mereka berdua adalah staf accounting di perusahaan Arya Hutama Grup.
"Hei, ada apa?" tanya Arumi dengan suara pelan.
Sarah yang memang sudah menganggap Arumi seperti saudarinya sendiri dan selalu menceritakan apapun pada Arumi langsung memeluk sahabatnya itu.
Arumi yang mendapat pelukan tiba-tiba dari Sarah dan Sarah juga menangis membuat Arumi makin bingung. Pasalnya kemarin Sarah begitu bahagia karena setelah satu bulan berpisah dengan Alan, dia akan kembali bertemu dengan Alan. Tapi mendadak Sarah ponselnya tidak aktif lalu sekarang dia menangis di pelukan Arumi. Namun Arumi mengesampingkan semua rasa penasaran nya dan menepuk-nepuk punggung Sarah perlahan beberapa kali.
"Tidak apa-apa, menangislah. Meja kerja kita ini tertutup kok, tenang saja. Tidak kena CCtv juga kalau kita tidak berdiri. Menangislah!" ucap Arumi.
Bagi Arumi itu adalah kata untuk menenangkan Sarah dan memberinya rasa nyaman agar bisa terus menangis. Tapi bagus Sarah, ucapan Arumi itu mengingatkan dirinya kalau mereka sekarang sedang berada di kantor. Dan Sarah yang memang selalu mengedepankan profesionalisme kerja langsung menarik dirinya dari Arumi.
Dengan cepat Sarah meraih tissue yang ada di atas mejanya. Lalu dengan segera menyeka air matanya.
"Aku akan ceritakan nanti saat jam istirahat. Oh ya... tadi Bu Sisilia pesan. Nanti siang akan ada pengganti pak Subagio. Kita harus rapikan meja kita dan ruangan ini, juga siapkan laporan bulanan. Kalau-kalau bos baru kita itu ingin melihat laporannya!" ucap Sarah panjang lebar yang langsung membuat Arumi mengernyitkan keningnya.
"Sarah, kamu baik-baik saja?" tanya Arumi memastikan.
Karena dia lihat dari tangis Sarah itu, pasti kesedihannya itu benar-benar sangat pedih. Tapi kalau Sarah sudah bilang begitu, Arumi juga tidak mau mengungkit lebih dalam, takutnya Sarah malah jadi tidak fokus kerja. Arumi tahu benar kalau sahabatnya itu bisa di bilang gila kerja dan sangat profesional, bahkan selalu mendapatkan gelar karyawati terbaik tiap bulannya. Tapi mungkin bulan ini dia tidak akan dapat, karena hari ini Sarah terlambat datang ke perusahaan.
Setelah menyeka semua air matanya dan menarik nafas dalam-dalam. Sarah mencoba untuk mengulas senyumnya kembali.
"Aku baik-baik saja, oh ya... bagaimana laporan nya. Apa pak Ismet setuju?" tanya Sarah mengalihkan pembicaraan ke urusan pekerjaan mereka.
"Iya, pak Ismet sudah tanda tangan. Laporan yang kita buat dari perjalanan bisnis itu sudah sesuai kata pak Ismet. Tinggal tunggu tanda tangan pak Subagio saja, eh... kamu bilang tadi sudah ada pengganti pak Subagio. Seperti apa orangnya?" tanya Arumi yang penasaran.
Sarah yang kembali fokus pada layar monitor komputer nya langsung menoleh ke arah Arumi lagi.
Sarah diam dia detik kemudian dia mengangkat bahunya sekilas.
"Entahlah, aku tidak bertanya pada Bu Sisilia seperti apa orangnya. Mungkin sama seperti pak Bagio ya?" tanya Sarah pada Arumi.
Arumi yang melihat wajah Sarah sudah datar dan tidak lagi sedih mencoba untuk menghibur sahabatnya itu.
"Hah, benarkah? botak bagian depan juga seperti pak Bagio dong? perutnya juga buncit dong?" tanya Arumi yang mendeskripsikan seperti apa pak Bagio itu.
Sarah yang mendengar Arumi berkata seperti itu terutama cara Arumi bicara jadi tak tahan untuk tidak tertawa. Meskipun dia menahannya sedikit.
"Pffffttt... kaca matanya tebal" lanjut Sarah.
Melihat Sarah mulai tertawa, Arumi makin semangat menghibur sahabatnya itu.
"Nah iya, kaca matanya tebal. Terus kalau marah selalu begini...!"
Arumi bangun dari kursinya dan memajukan bagian perutnya ke arah depan. Karena pak Bagio uang sedang mereka bicarakan itu perutnya memang buncit.
"Ka.. li... an... jangan sampai aku darah tinggi ya!" pekik Arumi yang menirukan suara berat pak Bagio.
"Ha ha ha... benar, seperti itu pak Bagio kalau marah, benar seperti itu ha ha ha!" Sarah tak dapat lagi menahan tawanya sebab Arumi benar-benar menirukan suara dan ekspresi dari bos mereka yang sudah menjadi atasan mereka selama empat tahun ini, bahkan sudah jadi direktur saat mereka belum bekerja di perusahaan ini.
Melihat Sarah tertawa, Arumi juga tertawa. Seperti inilah Arumi dan Sarah. Mereka berdua selalu saling menyemangati dan mendukung setiap suka dan duka selama empat tahun ini. Dari hal kecil seperti ini saja, tentu bisa di lihat bukan, mana yang benar-benar sahabat mana yang hanya berkata dirinya sahabat tapi menusuk dari belakang.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Rara Kusumadewi
gimana nasib Sarah tuh ntar ada Tristan yang gantiin pak bagio
2023-07-28
0
Anfit Annisa Fitri Tangka
Dlm hati mu pasti ngetawain km ya Thor ; rasain kalian, ngitung dlu. Jgn maunya baca yg enak da jadi aja, skali2 dibuat riweh 😁😁🤭🤭✌️✌️
2023-07-15
1
Anonymous
wanita tegar kau sarah
2023-07-12
1