Sarah menelan salivanya dengan susah payah begitu beberapa orang yang ada di dekatnya melihatnya dengan tatapan seolah berkata begini.
'Hais, apa yang kamu lakukan? cari perhatian ya?'
Tatapan Tano dan beberapa orang di samping Sarah seperti berkata seperti itu. Bahkan Sisilia juga sekilas menoleh ke arah belakang dan menggelengkan kepalanya perlahan.
"Maaf.. maaf!" ucap Sarah pelan lalu meraih dokumen nya yang terjatuh dan meminta maaf sambil menundukkan kepalanya sekilas pada semua yang melihat ke arahnya.
Sedangkan Tristan yang merasa di sebelah kirinya agak lebih ramai pergerakan daripada tempat lainnya pun menoleh sekilas ke arah tersebut. Dimana Sarah tadi rusak sengaja menjatuhkan dokumennya.
Langkah Tristan langsung terhenti ketika melihat Sarah yang sedang tersenyum canggung pada orang-orang di sekitarnya.
Melihat langkah Tristan berhenti, Richard dan Mei juga berhenti. Richard yang berdiri di belakang Tristan sebelah kiri lantas melihat ke arah kemana bosnya itu melihat. Mata Richard langsung melebar dan menutup mulutnya yang terbuka.
'Oh em ji, nona Sarah. Habislah sudah!' batin Richard.
Richard membatin seperti itu karena dia tahu betul tabiat dari bosnya itu.
"Nak Tristan, kemarilah!" ucap pak Bagio yang sudah berdiri di atas podium.
Tristan langsung menoleh ke arah Pak Bagio, seketika Sarah pun melihat ke arah Tristan, sebenarnya tak hanya Sarah tapi semua orang.
Namun tatapan Tristan justru terlihat tidak senang. Karena Bagio menyebutnya nak, dia tidak suka ada yang menyebutnya seperti itu di depan umum.
"Tuan muda, ayo!" ajak Richard yang tidak ingin bosnya membuat masalah di hari pertama pelantikan nya menjadi CEO.
Meskipun dengan kesal, tapi Tristan tetap saja maju dan menghampiri Subagio. Acara pelepasan jabatan dan pelantikan jabatan sebagai CEO pun di mulai. Speech dari pak Bagio membuat beberapa karyawan menitikan air mata mereka. Termasuk Sisilia dan Sarah. Tristan yang melihat banyak orang menangis pun hanya memutar matanya malas. Dan ekspresi jutek dan dingin Tristan itu terlihat oleh Sarah. Karena Tristan tepat berada di belakang sebelah kanan pak Bagio.
'Apa-apaan wajah itu? kenapa saat pak Bagio bahkan nyaris menangis, dia tetap pasang wajah sombong begitu?' tanya Sarah dalam hatinya yang kesal bukan main.
Hingga pada kata-kata terakhir dari pak Bagio, bukan dalam artian lain. Tapi dalam artian, kata-kata terakhir dalam pidato tersebut.
"Semoga di tangan Tristan Maulana Hutama...!"
Sarah yang memang sejak pertama kali bertemu Tristan punya kesan tidak baik pada pria tampan itu langsung mengangkat kedua alisnya tinggi.
'Maulana!' batin Sarah.
"Perusahaan kita ini bisa bertambah maju, tambah berkembang, semoga Tristan bisa mendengarkan semua ide dan keluhan dari para karyawan. Sama-sama menyongsong kehidupan yang lebih sejahtera, menjadikan PT Arya Hutama Grup menjadi perusahaan terbaik di seluruh kota, bahkan di seluruh dunia!" seru pak Bagio sangat bersemangat.
Semua orang langsung bertepuk tangan. Tapi tidak sedikit juga yang memandang tidak percaya pada Tristan. Masalahnya usianya memang masih muda, wajahnya juga terlihat sangat dingin dan tak sekalipun setelah dia masuk ke dalam ballroom ini dia menampakkan senyumnya pada semua yang ada di ruangan tersebut.
Begitu pak Bagio turun dari podium, beliau langsung menyalami Tristan dan semua orang pun kembali bertepuk tangan. Salaman mereka itu di abadikan. Dan setelah itu Tristan di persilahkan juga untuk speech di atas podium.
Dengan wajah dinginnya, Tristan langsung melihat ke arah semua orang dengan tatapan yang seolah berkata.
'Lihat aku, dan dengarkan aku!'
Begitu mendominasi, tanpa senyum. Tristan lalu berkata.
"Jangan harap ada yang bisa berbuat seenaknya di perusahaan ini, kalian semua harus mentaati peraturan yang berlaku. Jangan banyak bicara, tapi banyaklah bekerja dan tunjukkan kalau kalian pantas berada di perusahaan ini!"
*Hening
Seketika suasana riuh mendadak jadi sangat sepi dan hening. Semua orang saling pandang satu sama lain tapi tak ada yang berani mengeluarkan suara mereka. Mereka berpikiran kalau ternyata rumor yang mereka dengar selama ini memang benar. Tristan Hutama itu memang sangat dingin dan tidak berperasaan.
Subagio yang awalnya tersenyum pada semua orang langsung terlihat melihat ke arah Tristan dengan sedikit kecewa. Ayahnya, pemilik perusahaan ini Arya Hutama memang sudah memberitahukan pada Bagio tentang Tristan Hutama yang memang seorang Apriori. Tapi Bagio tidak menyangka kalau Tristan akan separah itu. Maksudnya Tristan benar-benar sangat mendominasi, sangat ingin mendominasi. Sangat ingin di dengar, sangat ingin di patuhi, dan hanya aturannya yang harus di terapkan. Benar-benar sangat arogan. Itulah Tristan Hutama di mata Subagio.
Bahkan setelah Tristan turun dari podium dan berdiri di samping Bagio lagi. Benar-benar tidak ada yang berani bersuara.
"Nak Tristan...!"
"Panggil saja Tristan pak Subagio!" sela Tristan membuat Richard menggigit ujung pena yang dia pegang.
Juga membuat semua orang yang menghormati dan sangat sayang pada Bagio menjadi mengernyitkan kening mereka berjamaah.
"Baiklah, Tristan. Aku akan kenalkan kamu pada para pemimpin semua divisi di perusahaan ini!" ucapnya yang bisa di dengar semua orang.
Tak ada sahutan berarti dari Tristan. Lalu Subagio langsung meminta para ketua divisi untuk bangun dan satu persatu memperkenalkan diri mereka pada Tristan. Saat divisi perencanaan maju dan ingin menjabat tangan Tristan. Pria itu langsung menatap Heru, ketua divisi perencanaan dengan tatapan meremehkan.
Heru langsung menelan salivanya dan langsung pergi ketika sudah memperkenalkan dirinya. Begitu seterusnya sampai akhir, tidak ada yang di salami satupun oleh Tristan, meskipun itu pak Bruno, ketua divisi umum yang usianya sudah hampir seperti pak Bagio. Dia tahun lagi dia juga akan pensiun.
Setelah semua ketua divisi memperkenalkan diri, pak Bagio langsung menanyakan pada Tristan. Laporan dari divisi mana yang dia ingin tahu.
Mata Tristan memperlihatkan tatapan semakin tajam, salah satu sudut bibirnya sedikit terangkat membentuk seringai yang tidak begitu jelas. Tapi tetap tampak. Inilah yang Tristan tunggu-tunggu sejak tadi. Dia juga sudah memperhatikan dari divisi mana wanita yang ada di depan Sarah itu berasal. Maka tanpa ragu, Tristan langsung melihat ke arah Sarah dengan tatapan begitu mematikan.
'Hah, ngapain dia ngelihat kesini, mau apa dia?' batin Sarah bertanya-tanya.
Tapi perasaan Sarah sejak tadi memang sangat tidak enak. Sejak pak Bagio mengatakan ingin laporan dari divisi mana.
"Divisi keuangan!" jawab Tristan tanpa ragu.
Pak Bagio lalu melihat ke arah Sisilia. Sisilia langsung berdiri dan menoleh ke arah Sarah yang juga sudah ikut berdiri.
"Sarah, berikan laporan bukan ini pada pak Tristan!" seru Sisilia.
"Baik...!"
Tapi baru Sarah akan menjawab Sisilia, Tristan kembali menyela.
"Siapa bilang laporan bulan ini?" tanya Tristan membuat semua orang terbengong di tempatnya.
"Berikan padaku laporan empat tahun terakhir, dengan di tulis tangan lengkap dengan diagram batang dan ven!" seru Tristan nyaris membuat rahang Sarah terjatuh.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
yuiwnye
weiii 4 tahun lalu pake diagram tulis tangan, pake pulpen warna apa atau pake pensil boleh??😎😎
2023-07-09
1
Hartaty
🤣🤣🤣🤣
2023-06-18
1
Etik Widarwati Dtt Wtda
jahat bangettt
2023-06-11
1