Sarah kembali ke panti asuhan setelah dia cukup tenang dan matanya tak lagi sembab. Dia juga sudah mengganti pakaiannya dengan yang bersih dan kering setelah semua pakaian yang dia pakai tadi basah karena menolong anak kecil yang nyaris tenggelam di laut tadi.
Sarah yang menumpang mobil taksi online tiba di depan gerbang panti asuhan. Mendengar ada mobil yang berhenti di depan panti, anak-anak kecil usia 4, 5 sampai 7 tahun berlarian ke arah teras. Melihat siapa yang datang. Seperti itulah kehidupan di panti, mereka sangat excited begitu mendengar ada mobil berhenti di depan panti.
Namun berbeda bagi yang sudah dewasa, mereka lebih bersikap sopan. Karena mereka sudah mengerti baik dan tidak apa yang mereka lakukan.
"Kakak Sarah!" teriak seorang anak perempuan berusia 7 tahun.
Dengan gaun putih polos dia berlari ke arah gerbang begitu melihat Sarah turun dari mobil taksi online. Sarah yang hatinya sebenarnya sangat sedang terluka pun mencoba untuk tersenyum.
"Bunga!" panggil Sarah pada gadis kecil itu.
Setelah supir menurunkan koper Sarah. Sarah pun membuka pintu gerbang dan memeluk adik pantinya itu.
"Kakak Sarah sudah pulang, lama sekali. Satu bulan itu lama ya?" tanya gadis kecil itu polos.
Sarah mengangguk dan membelai puncak kepala bunga dengan lembut. Bagi anak-anak memang satu bulan itu sangat lama, dia juga pernah merasakannya. Tapi baginya yang sudah dewasa dan sangat sibuk bekerja juga punya banyak tanggungan, satu bulan itu rasanya begitu singkat.
"Ayo masuk, Kakak punya oleh-oleh untuk kalian!" ucap Sarah mengajak Bunga masuk ke dalam panti.
"Sarah, kamu sudah pulang nak?" tanya Tiara, ibu panti yang sudah paruh baya usianya.
Sarah langsung menghampiri Tiara dan memeluk ibu tua yang hatinya sangat baik luar biasa itu.
"Iya Bu, ibu sehat-sehat kan sebulan ini?" tanya Sarah pada ibu Tiara.
Tiara pun tersenyum.
"Sangat sehat, ayo masuk sudah mau hujan sepertinya!" ucap Tiara mengajak semua untuk masuk ke dalam panti.
Di ruang tengah panti yang cukup luas. Sarah duduk lalu membuka kopernya. Dia mengeluarkan kantong belanjaan yang berisi 30 coklat berukuran 15 kali 15 cm.
"Ini oleh-oleh untuk kalian, di bagi rata ya!" ucap Sarah menyerahkan coklat itu pada bunga.
Itu adalah oleh-oleh untuk anak-anak yang isinya di bawah 7 tahun. Ada 15 anak. Sedangkan yang lebih dari 10 tahun ada 5 anak. Sarah memberikan mereka alat tulis dari merek terkenal. Untuk Tiara dan para pengurus panti yang jumlahnya 3 orang, Sarah memberikan syal tebal.
Semua mengucapkan terimakasih pada Sarah. Tiara bahkan matanya sudah berkaca-kaca.
"Nak, kamu selalu baik dan memperhatikan kami. Sampai sebenarnya kamu bisa tinggal sendiri seperti teman seangkatan mu. Kamu masih memilih tinggal di sini dan membiayai kami!" tangis Tiara pecah.
Sarah langsung memeluk Tiara.
"Jangan berkata begitu Bun. Aku juga mungkin sudah tidak ada lagi di dunia ini kan, kalau ibu tidak menolong ku, merawat ku dan memberi ku makan. Sekarang bunda sudah pensiun, maka biarkan aku yang melakukan tugas bunda!" ucap Sarah dengan yakin dan tulus.
***
Sementara itu di rumah sakit, Alan begitu lega karena ternyata hasil pemeriksaan menunjukkan kalau Hera tidak hamil.
Namun raut berbeda di tunjukkan di wajah Hera. Dia kesal bukan main karena begitu dokter mengatakan dia tidak hamil, sikap Alan padanya benar-benar sangat cuek.
Bahkan Alan meninggalkan nya begitu saja di ruang dokter. Hera yang menyusul Alan langsung menarik tangan pria itu.
"Alan, apa-apaan kamu ini?" tanya Hera.
"Apalagi? kamu tidak hamil kan. Ya sudah, sebaiknya kita hentikan semua ini. Aku sudah katakan padamu, aku masih cinta pada Sarah. Aku tidak mau aku dan dia berakhir. Aku sudah sadar kesalahan ku, aku tidak mau lagi bersama mu. Mulai sekarang jangan ganggu aku lagi!" seru Alan dan langsung meninggalkan Hera.
Setelah kepergian Alan, Hera pun menghentakkan kakinya berkali-kali ke lantai karena merasa sangat kesal.
"Siall!"
"Kenapa sih, Sarah lagi Sarah lagi. Dulu di panti dia selalu jadi kebanggaan semua orang, saat sekolah dia dapat semua perhatian dari guru karena prestasinya. Sekarang pria tampan seperti Alan pun mencintai nya. Akhh... aku kesal sekali. Aku harus bisa menghancurkan Sarah!" seru Hera.
Di lantai berbeda di rumah sakit itu, tepatnya di sebuah ruang VIP seorang pria tua bicara pada asisten nya.
"Saya sudah ke panti asuhan tersebut tuan besar. Dan benar, wanita yang menolong tun Kevin tadi tinggal di sana!" jelas Samsudin, asisten kepercayaan pria tua yang bernama Arya Hutama itu.
Arya Hutama langsung mengangguk paham.
"Baguslah, besok kita kesana untuk bertemu dan mengucapkan terimakasih dengan benar pada Sarah!" ucap Arya Hutama.
Dan tak jauh dari Arya Hutama berdiri, seorang pria tampan berbadan tegap menghampiri nya dengan terburu-buru.
"Ayah, apa yang terjadi dengan Kevin?" tanya pria tampan itu sangat panik.
"Kau sudah datang, maafkan ayah Ren, ayah tidak menjaga Kevin dengan baik. Dia tadi sempat hampir tenggelam untuk ada seorang wanita baik menolongnya!" jelas Arya Hutama.
"Sebenarnya ini karena pengasuh baru tuan Kevin sibuk bermain ponsel tuan Rendra, tadi tuan besar ke toilet sebentar bersama saya, tuan besar sudah bilang pada pengasuh itu untuk menjaga tuan Kevin, tapi malah dia bermain ponsel saja. Sampai tuan Kevin nyaris tenggelam!" Samsudin menjelaskan kronologi kejadiannya pada Rendra.
Agar Rendra tak salah paham pada sang ayah. Lagipula Rendra juga tak salah paham sebenarnya pada ayahnya, karena dia tahu sang ayah sangat sayang pada Kevin.
"Aku akan pecat dan hukum pengasuh itu!" seru Rendra kesal.
"Sudahlah, ayah sudah pecat dia. Sekarang masuklah dan lihat anak mu dulu!" ujar sang ayah dan Rendra pun mengangguk paham.
***
Sementara itu di depan panti asuhan, Sarah masih duduk di teras sambil melihat rintik hujan yang turun membasahi lantai batako di depan panti asuhan.
Terdengar suara mobil yang dia kenali. Sarah langsung berdiri dan bergegas masuk ke dalam panti ketika melihat yang turun dari. mobil itu adalah Alan.
"Sarah! maafkan aku!" teriak Alan dari depan gerbang.
Sarah tak perduli, meski Alan sudah basah kuyup karena hujan. Dia masih sakit hati, sangat sakit hati atas pengkhianatan yang dilakukan oleh Alan dan juga Hera padanya.
Sarah bahkan menutup pintu, tapi dia tak pergi dari pintu. Dia berdiri di belakang pintu sambil menyeka air matanya yang kembali menetes karena rasa sakit itu kembali menghampiri nya.
"Sarah! aku tidak akan pergi dari sini sebelum kamu memaafkan aku!" teriak Alan.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Linda Z
ya udah nikmati aja tuh menunggu sambil hujan2an... emg gw pikirin.
2023-09-11
2
lela94
udahlh sarah buat cowo kaya alan... buang aja
2023-07-27
0
himawatidewi satyawira
calon waker gratis panti asuhan nih, biarin aja sarah,
2023-07-16
1