Keesokan harinya...
Saat tiba di panti asuhan bunda Tiara untuk menjemput Sarah seperti yang dia janjikan. Arumi sudah dua kali ijin ke belakang pada bunda Tiara saat menunggu Sarah bersiap setelah menyiapkan sarapan untuk semua adik-adik pantinya bersama para bibi.
Bunda Tiara yang merasa kalau itu adalah hal yang tidak biasa untuk Arumi segera mengambilkan obat yang biasa di minum anak-anak panti kalau mengalami hal yang sama dengan Arumi.
"Nak Arumi, ini coba minum obat ini. Sudah dua kali kamu ke belakang. Kamu juga pegang perut terus sejak tadi!" ujar bunda Tiara pada Arumi.
Arumi lantas meraih obat yang di berikan oleh bunda Tiara.
"Iya nih bunda, perut ku mulas sejak pagi juga sudah dua kali aku ke belakang di rumah!" Jelas Arumi.
Sarah yang mendengar hal itu pun langsung menyahut.
"Kita ke klinik dulu yuk sebelum ke kantor!" ajak Sarah.
Setelah meminum obat dari bunda Tiara, Arumi pun menganggukkan kepalanya pada Sarah.
"Iya, sepertinya sudah habis isi perut ku terkuras, sarapan pagiku padahal seblak!"
Bunda Tiara dan Sarah langsung saling tatap dan sama-sama menggelengkan kepala mereka berdua.
"Pantas saja kamu sakit perut, kenapa pagi-pagi makan seblak Arumi?" tanya bunda Tiara.
Arumi hanya garuk-garuk kepala.
"Semalam aku mimpi makan seblak bunda, begitu bangun aku jadi pengen jadi ku masaka saja!" terang Arumi sambil nyengir.
"Seharusnya nanti siang saja, sarapan pedas dan asam seperti itu tidak baik nak!" nasehat bunda Tiara pada Arumi.
Sarah hanya bisa menghela nafasnya, sekarang mereka semua jadi tahu kenapa sejak tadi Arumi sakit perut.
Dari panti asuhan mereka pun ke klinik kantor, kenapa ke klinik kantor. Alasannya ada dua, selain memang masih di area perusahaan, dan akan memudahkan mobilitas mereka nanti ke kantor. Sayang kan? kalau fasilitas dari perusahaan tidak di gunakan, lagipula dokter dan perawat yang ada di kantor juga ramah, baik dan yang paling penting dokternya juga dokter terbaik.
Setelah di periksa dan di beri obat lagi, Arumi dan Sarah pun ke ruang kerja mereka.
"Eh, Arumi, Sarah... dari mana aja? di cariin bu Sisilia. Di suruh bawa laporan bulanan terus ke ruang meeting. CEO baru tadi pagi sudah datang!" terang Sari salah satu rekan kerja mereka di divisi keuangan.
Sarah dan Arumi saling pandang. Tak lama kemudian mereka langsung bergegas menyiapkan apa saja yang di perlukan, laporan bulanan dari divisi keuangan.
"Aduh!"
Arumi memekik dan memegang perutnya saat dia tengah menyiapkan laporan yang kata Sari tadi di minta Bu Sisilia.
Sarah yang juga sedang sibuk menyiapkan hal yang sama pun segera menoleh ke arah Arumi.
"Kenapa? sakit lagi perut kamu?" tanya Sarah dengan wajah cemas melihat wajah Arumi yang meringis kesakitan dan memegangi perutnya.
"Aduh, iya nih Sarah. Aku ke belakang dulu ya!" ucap Arumi yang langsung bergegas menuju ke toilet wanita yang ada di dekat ruangan mereka.
Sarah terlihat khawatir. Jadi dia mengikuti Arumi ke toilet.
"Arumi, bagaimana kalau kamu ijin saja hari ini?" tanya Sarah di depan toilet.
"Tidak usah Sarah, aku akan minum obat dari klinik setelah ini!" sahut Arumi.
Beberapa menit kemudian Arumi keluar dari toilet dan kembali ke ruangannya. Sarah sudah menyiapkan obat dan air minum di atas meja kerja Arumi.
"Minum obatnya, kalau masih belum membaik. Aku akan pergi meminta ijin pada Bu Sisilia!" ucap Sarah yang masih mencemaskan Arumi.
Setelah minum obatnya, Arumi menjawab.
"Tidak usah Sarah. Aku tidak mau buat masalah karena harus ijin di saat hari pertama pelantikan bos baru kita. Tapi sepertinya aku tidak ikut denganmu ke ruang meeting ya, nanti kalau aku mulas di sana bagaimana?" tanya Arumi pada Sarah.
Sarah pun tersenyum pada Arumi.
"Ya sudah, kamu di sini saja. Aku akan jelaskan pada Bu Sisilia nanti!"
Setelah itu Sarah pun segera bergegas ke ruang meeting. Syukurlah saat dia sampai disana, meeting nya belum mulai dan juga CEO baru itu dan pak Subagio belum masuk ke dalam ballroom itu.
Sarah segera mengambil duduk di belakang Sisilia, karena memang susunan kursi juga telah di siapkan sesuai divisi masing-masing dengan wakil dari setiap pimpinan divisi sebanyak tiga orang.
"Selamat pagi Bu Sisilia!" sapa Sarah yang duduk di sebelah Tano.
Sarah juga mengangguk singkat pada Tano. Wakil dari Sisilia yang dibalas dengan anggukan yang sama oleh Tano.
Sisilia lantas menoleh ke belakang.
"Sarah, dimana Arumi?" tanya Sisilia karena tak melihat Arumi datang bersama Sarah.
"Arumi sakit perut Bu, dia ijin tidak ikut meeting!" kata Sarah.
"Tapi kamu sudah siapkan semua laporannya kan?" tanya Sisilia pada Sarah.
Sarah pun menganggukkan kepalanya dengan cepat ke arah Sisilia.
"Sudah Bu!" jawab Sarah yakin.
Tak lama kemudian, masuklah asisten dari pak Subagio. Semua orang langsung tenang dan diam. Mereka yang tadinya mengobrol dan saling bertanya kabar menjadi senyap seketika. Karena kedatangan Erin, asisten pribadi pak Subagio menandakan kalau pak Subagio dan calon pengganti pak Subagio sudah akan masuk ke dalam ruang meeting.
Semua orang melihat ke arah pintu, saat pak Subagio masuk ke dalam ruangan. Termasuk juga dengan Sarah. Terlihat beberapa karyawan malah matanya sudah berkaca-kaca. Karena pria paruh baya yang bertubuh gempal dengan kepala agak botak di depan itu memang di kenal sangat baik dan perhatian pada para karyawan.
Sarah juga sama, dia terus memandang pak Subagio yang terlihat tersenyum pada semua orang yang dia lewati. Sarah juga sedih karena pak Subagio harus pensiun. Pak Subagio adalah sosok pemimpin yang adil dan bertanggungjawab. Beliau selalu bertanya dulu pada seseorang yang melakukan kesalahan apa alasan orang itu melakukan kesalahan sebelum menghukumnya. Beliau juga tidak akan membiarkan tim yang kalah tender menanggung kerugian sendirian. Beliau selalu memberi semangat dan motivasi untuk pada karyawan di perusahaan itu.
Sarah bahkan sudah mendengar isak tangis dari Sisilia yang sesekali menyeka air matanya dengan tissue. Jasa pak Bagio memang sangat besar bagi perusahaan juga bagi para karyawan. Tidak ada korupsi selama pak Bagio memimpin, karena beliau selalu mengedepankan kesejahteraan karyawannya.
Salah satu teman lain divisi menepuk bahu Sisilia perlahan.
"Kita doakan saja, semoga pak Bagio selalu sehat dan menjalani masa pensiunnya dengan bahagia!" ucap Bu Mariana.
Sarah melihat Bu Sisilia mengangguk.
"Iya semoga penggantinya juga seperti pak Bagio yang baik dan bijaksana!" sahut Sisilia yang langsung di aminkan oleh Mariana.
Tapi begitu rombongan berikutnya masuk. Semua mata terlihat takjub memandang ke arah pria tampan yang masuk bersama dua orang di belakangnya itu. Apalagi para karyawati yang bahkan tidak mengedipkan mata mereka.
Sarah yang baru melihat ke arah rombongan pengganti pak Bagio sampai menjatuhkan map dokumen nya.
"Ya Tuhan, manusia sombong itu yang akan menggantikan pak Bagio?" gumam Sarah membelalakkan matanya tak percaya.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
yuiwnye
perbanyak do'a Sarah 😄
2023-07-09
1
Etik Widarwati Dtt Wtda
sombong ..emosian
2023-06-11
1
Susi Sidi
tom and jary ketemu lagi nih🤣🤣🤣🤣
2023-06-03
1