Tega
"Sarah, ini yang bener saja? Semua yang kamu beli ini? kemeja cowok, jaket cowok, sepatu cowok. Kamu gak beli barang buat kamu sendiri gitu?" tanya Arumi pada seorang wanita bernama Sarah yang tengah sibuk mengantri dengan keranjang belanjaan di kasir.
Arumi melihat satu persatu barang belanjaan Sarah, bahkan mengangkatnya dan melemparnya lagi ke keranjang belanjaan Sarah.
Sarah hanya menanggapi pertanyaan Arumi itu dengan senyum tulus di wajahnya.
"Aku kan sudah punya banyak, lagipula jadwal ku beli baju baru kan bulan depan!" jawab Sarah santai.
Arumi sampai geleng-geleng kepala pada sikap Sarah itu.
"Bucin tahu gak kamu tuh!" sindir Arumi pada Sarah.
Sarah hanya tersenyum, sebenarnya bukan hanya Arumi yang mengatakan dia bucin. Hampir semua teman kerjanya bilang seperti itu.
Sarah adalah wanita karir yang sudah bekerja selama lebih dari 4 tahun di sebuah perusahaan jasa yang cukup besar di kota ini. Nama lengkapnya Sarah Ranisa, usianya 26 tahun. Dan kekasihnya adalah Jerry Alando, 28 tahun. Kakak kelasnya saat SMA.
Sarah menyukai Alan sejak SMA, namun kala itu Sarah harus berpisah dengan Alan karena dirinya harus ikut program beasiswa di luar kota.
Sarah juga sudah tidak punya siapapun di dunia ini. Dia adalah anak yatim piatu yang sejak usia 2 tahun sudah tumbuh dan besar di panti asuhan tersebut.
Sedangkan Alan, dia adalah anak bungsu dari salah satu pengusaha tekstil di luar kota. Alan ke kota ini karena dia tidak mau di kekang oleh orang tuanya dan di jodohkan dengan seorang wanita yang tidak dia sukai.
Sejak itu mereka bertemu di perusahan dimana mereka berdua bekerja. PT. Arya Hutama Grup. Jabatan Alan memang lebih rendah daripada Sarah, namun itu tidak membuat hubungan mereka bermasalah hingga saat ini sudah 4 tahun menjalin kasih.
Ketika tiba di meja kasir, Sarah mengeluarkan semua belanjaan nya. Tapi antriannya di serobot oleh seorang pria yang sedikit melambai.
"Hei, ngantri dong. Kita yang duluan loh!" seru Arumi memprotes pria melambai itu yang tetap saja meletakkan dua buah dasi dan satu buah kemeja di meja kasir sambil menyingkirkan, lebih tepatnya menggeser belanjaan Sarah.
"Aduh, rakyat jelata. Please deh, ini tuh urgent! ngerti urgent gak? emergency level maksimal. Lagian tuh ini cuma dua dasi sama satu kemeja doang kelesss!" serunya dengan. mimik wajah tonjokable, yang artinya mimik wajah pria melambai itu benar-benar membuat setiap yang melihatnya ingin menonjok saja wajahnya.
Arumi yang memang tomboi pun melotot tajam pada pria itu. Arumi bahkan menarik kerah pria itu dan mengeluarkan nya dari antrian, lebih tepatnya dari depan Sarah.
"Eh... eh kok di tarik-tarik sih, tahu gak sih ini baju harganya bisa beli sedan paling murah di jamannya!" seru pria itu memprotes apa yang dilakukan oleh Arumi.
"Bodoh amat, aku gak perduli ya. Kita tuh warga negara Indonesia tahu gak, budayaku mengantri. Sekolah gak sih?" tanya Arumi dengan tidak senang.
Sementara keduanya tengah bertengkar dan karena Sarah juga sibuk ingin melerai Arumi. Kasir yang mengira belanjaan milik pria itu juga termasuk belanjaan Sarah pun ikut menyatukan nya dengan struk belanjaan Sarah.
"Arumi sudah, ini tempat umum. Jangan bikin ribut. Nanti kita malah kena masalah!" ucap Sarah yang sudah tidak nyaman karena banyak orang yang memperhatikan mereka.
Tapi bukannya berhenti dan menuruti perkataan Sarah. Arumi yang emosi malah mendorong pria itu sampai jatuh ke lantai. Pria itu langsung bangun tanpa menunggu lama, dia membersihkan pakaian nya sambil mengomel.
"Gak ada etika, gak ada akhlak. Kamu perempuan bukan sih, gak ada lembut-lembutnya sama sekali. Herman deh Eike...!"
Tapi meskipun begitu dia tidak membalas Arumi. Di hanya mengomel dan kembali ke meja kasir. Dan baru saja ingin menuju ke meja kasir, Arumi langsung melipat lengan bajunya dan menunjukkan ototnya pada pria melambai itu.
"O, emjiiii! Ya Tuhan, kamu itu perempuan atau laki-laki sih. Tuh otot, ih sumpah bikin ngeri!" seru pria itu yang menunjukkan ekspresi terkejut bukan main.
"Ngantri gak? kalau gak, tinggal pilih nih. Kanan masuk UGD, kiri masuk ICU?" tanya Arumi pada pria itu.
Pria itu pun hanya menggigit kuku harinya dan terus terlihat gelisah.
"Total semuanya jadi 17 juta delapan ratus ribu mbak!" seru mbak kasir yang sudah memasukkan belanjaan Sarah dan Arumi ke tas belanjaan mereka.
Arumi mengernyitkan keningnya.
"Perasaan aku cuma ambil celana jeans yang harganya 800 ribu. Banyak amat?" tanya Arumi yang tak percaya dengan jumlah belanjaan mereka berdua.
Sarah pun juga sama, sebenarnya dia heran pasalnya kalau di hitung belanjaannya tadi bahkan kurang dari 5 juta. Kenapa bisa sebanyak itu.
"Bagaimana mbak? mau cash atau dengan kartu?" tanya kasir itu karena Sarah dan Arumi hanya terdiam.
Sarah lalu mengeluarkan kartu kreditnya. Dia berpikir akan menghitung lagi nanti di hotel tempat mereka menginap.
"Oh ya, ini mbak!" ucap Sarah memberikan kartu kreditnya pada kasir.
Setelah membayar Sarah dan Arumi pun pergi. Tiba giliran Pria itu, tapi barang yang mau dia beli malah sudah tidak ada di meja kasir. Pria itu melihat ke bawah, mencarinya di sekitar meja kasir kalau-kalau kemeja dan dua dasi untuk bosnya itu terjatuh. Tapi ternyata tidak ada.
"Maaf mbak, eh mas... mas-nya lagi cari apa ya?" tanya mbak mbak kasir itu.
"Kemeja sama dasi yang di sini tadi mana?" tanya pria itu panik.
"Loh, sudah di bawa sama mbak yang tadi. Saya pikir dua mbak yang tadi itu temannya mas?" tanya kasir itu.
Pria itu langsung menepuk dahinya sendiri.
"Auh, habis sudah kamu Richard. Bos pasti akan marah sekali. Dasi itu adalah design nona Shanum. Habis sudah aku!" keluhnya.
Tapi kemudian dia melihat dari pintu kaca Sarah dan Arumi berjalan menuju mobil rombongan PT. Arya Hutama Grup. Richard langsung berniat mengikuti mereka ke hotel tempat mereka menginap. Karena Richard sebenarnya juga bekerja di kantor pusat PT Arya Hutama Grup.
Sementara itu setelah tiba di hotel, Sarah dan Arumi mengeluarkan belanjaan mereka.
"Ya ampun, yang kecintaan sama pacarnya. Belanja sampai habis belasan juta!" ucap Arumi yang sudah meraih celana jeans nya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mencobanya.
Setalah Arumi masuk ke dalam kamar mandi. Sarah pun menghubungi Alan, pacarnya melalui video call.
"Halo sayang belum tidur?" tanya Alan yang terlihat sedang duduk di sofa.
"Belum sayang, aku baru saja beli oleh-oleh untukmu. Tiga hari lagi kan pekerjaan ku selesai, dan aku akan pulang. Aku rindu sekali padamu!" ucap Sarah dengan wajah memerah.
"Aku juga sayang, syukurlah sudah sebulan. Rasanya seperti sepuluh tahun!"
"Gombal kamu!"
"Aku berkata jujur, cepatlah kembali aku rindu masakan mu!" ucap Alan yang terdengar oleh Arumi yang baru keluar dari kamar mandi.
"Iya, kamu jangan begadang ya. Nanti kamu sakit. Bye sayang!"
"Bye, love you!"
"Love you too!"
Sarah pun meletakkan ponselnya lagi di atas meja.
"Heran deh, bucin empat tahun gak udah-udah. Aku rindu masakan mu, si Alan itu nganggap kamu pacar atau tukang masaknya sih?" tanya Arumi yang membuat Sarah langsung terdiam.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Linda Z
ya dianggap ART dong..... mayan kan bisa numpang makan gratis.
2023-09-11
2
Linda Z
manusia jadi2an.... nih
2023-09-11
2
Molive(virgo girl)♍
thorr
itu OMG,,bukan em jiiiiii!!!🤦
2023-07-24
1