Hujan semakin deras, bunda Tiara yang melihat Alan masih terus berdiri di depan pintu gerbang pun merasa kasihan. Akhirnya dia mendatangi Sarah di kamarnya.
Tok tok tok
"Bunda masuk ya Sarah!"
Bunda Tiara langsung membuka pintu, begitu bunda Tiara masuk ke dalam, dia melihat Sarah juga sedang berdiri di dekat jendela memandang ke arah luar. Bunda Tiara tahu kalau Sarah sedang melihat ke arah pintu gerbang panti asuhan. Dimana Alan masih terus berdiri sambil sesekali menyerukan nama Sarah dan menyerukan kata maaf juga pada Sarah.
"Nak, sebenarnya ada apa?" tanya bunda Tiara yang langsung menghampiri Sarah dan menyentuh bahu wanita yang sudah dia anggap anak sendiri itu.
Mata Sarah kembali berkaca-kaca.
"Mas Alan Bun, mas Alan mengkhianati aku. Dia berhubungan dengan wanita lain!" jujur Sarah pada bunda Tiara.
Tapi Sarah masih tidak menyebutkan nama Hera. Karena Hera juga adalah anak panti asuhan ini dulunya. Sarah takut bunda Tiara terkejut dan syok mendengar hal itu.
Hati bunda Tiara juga terasa sakit mendengar apa yang dikatakan oleh Sarah. Setelah mengetahui alasan Sarah membiarkan Alan di gerbang kehujanan, bunda Tiara akhirnya hanya bisa membiarkannya juga. Bunda pun kesal karena Alan sudah mengkhianati Sarah. Padahal bunda juga tahu, apa saja yang sudah Sarah lakukan untuk Alan.
Hingga malam tiba. Alan masih tetap disana, di depan gerbang. Bedanya kini dia sudah duduk bersandar di pintu gerbang karena sudah lelah.
Saat Sarah melihat Alan lagi, tiba-tiba saja...
Brukkk
Mata Sarah melebar, ketika melihat Alan terjatuh, tergelepar di lantai. Sarah pun segera keluar dari dalam kamarnya. Mengambil payung dan meminta bantuan pada satpam panti asuhan untuk menolong membawa Alan ke dalam rumah panti asuhan.
"Nak, ada apa?" tanya bunda Tiara yang kebetulan lewat di ruang tamu.
"Mas Alan pingsan Bun!" jawab Sarah.
"Pak tolong, bawa ke kamar ku ya. Ganti pakaiannya!" ujar Sarah meminta tolong pada satpam itu.
Sang satpam pun mengikuti semua instruksi Sarah. Di panti memang banyak pakaian pria. Karena Sarah juga berjualan online pakaian pria dan wanita buatan anak-anak panti.
Setelah selesai di ganti bajunya, Sarah mengucapkan terimakasih banyak pada satpam. Satpam itu pun kembali bertugas di pos nya. Kenapa dia tadi diam saja saat akan di luar gerbang? hal itu karena Sarah yang meminta satpam membiarkannya di sana dan jangan di bukakan pintu meski dia ingin masuk.
Sarah menghela nafasnya ketika melihat wajah Alan yang pucat dan bibirnya yang bergetar. Dengan telaten akhirnya Sarah mengusapkan minyak angin di seluruh tangan, pelipis, leher dan kaki Alan agar menjadi hangat.
Tak lupa dia menyalakan lilin aromaterapi agar Alan merasa hangat saat menghirupnya. Beberapa jam kemudian, Alan pun sadar. Ketika dia melihat ke sekitarnya, dia merasa kalau dia mengenal ruangan ini. Dan ketika dia menoleh ke sisi kanan. Dia melihat Sarah sedang duduk sambil menyandarkan kepalanya di sandaran kursi dengan mata yang terpejam.
Bibir Alan terangkat sedikit.
'Aku tahu Sarah, aku tahu kamu pasti akan memaafkan aku. Kamu tidak akan tega padaku!' batin Alan begitu percaya diri.
Namun sebenarnya yang dipikirkan Alan itu salah besar. Sarah masih mau merawat dirinya, itu hanya atas dasar rasa kemanusiaan semata. Sarah tidak mungkin membiarkan seseorang m4ti di depan pintu gerbang panti asuhan bukan.
Alan yang masih ingin memandangi wajah Sarah lebih lama lagi memutuskan untuk berpura-pura belum sadarkan diri. Beberapa menit kemudian Sarah pun terbangun dari tidurnya karena merasa lapar. Karena memikirkan masalahnya dengan Alan, sejak datang dari bandara tadi sampai malam begini, Sarah bahkan belum makan sama sekali.
Alan yang masih berpura-pura belum sadar pun ketahuan, saat tidak sengaja Sarah melihat bola mata Alan yang bergerak.
"Jika kamu sudah sadar, maka bangun lah dan lekas pergi dari sini!" seru Sarah lalu berbalik hendak keluar dari kamarnya.
Namun sebelum Sarah dapat keluar, Alan menarik tangan Sarah. Hingga langkah wanita itu terhenti. Sarah masih ingat dengan jelas ketika dia mendapati Alan tanpa busana dengan Hera. Tangan Sarah langsung ia hentakkan dengan kuat, rasanya sangat jijik dan tidak rela tangannya di sentuh oleh pria yang telah menodai cinta suci dan tulusnya dengan berselingkuh dengan sahabat nya sendiri.
"Lepaskan aku! pergi kamu!" seru Sarah masih mencoba meredam suaranya agar tidak meninggi karena dia sadar dia sedang berada di panti asuhan yang mana banyak anak-anak yang tinggal di tempat ini.
"Sarah, aku mohon dengarkan aku. Aku khilaf. Aku sudah memutuskan hubungan dengan Hera, dia yang merayuku Sarah. Aku tidak mencintainya, yang aku cintai itu kamu Sarah!"
Alan masih berusaha menjelaskan panjang lebar pada Sarah. Masih berusaha memberikan alasan yang membuatnya tidak seharusnya dipersalahkan atas pengkhianatan yang dia lakukan terhadap Sarah.
"Dia merayu mu?" tanya Sarah berbalik dan menatap Alan dengan tatapan kecewa yang amat sangat terhadap pemuda itu.
"Walaupun dia merayu mu, walaupun dia menunjukkan semuanya di depanmu. Kalau kamu benar-benar mencintai aku. Kamu tidak akan tergoda mas?" tanya Sarah dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Empat tahun mas, apakah empat tahun itu tidak cukup untuk membangun pondasi cinta yang kuat antara kita. Tidak bisa kah kamu memikirkan hal itu sedikit saja, tidak bisakah kamu mengingat apa yang aku lakukan untukmu sekilas saja sebelum kamu tergoda dalam pelukan Hera?" tanya Sarah yang membuat Alan mati kutu.
Alan menelan salivanya dengan susah payah. Dia menyadari kalau dia salah, dia memang tergoda pada Hera. Tapi dia tidak mau kehilangan Sarah.
"Tapi aku sudah sadar sekarang Sarah. Aku sudah meninggalkan nya, aku masih sangat mencintai mu. Aku tidak bisa hidup tanpamu!"
"Bohong kamu mas!"
"Demi Tuhan...!"
"Jangan bawa-bawa Tuhan untuk membenarkan perbuatan salah yang kamu lakukan. Kalau kamu memang mencintai ku kamu tidak akan selingkuh, kamu tidak akan pernah tergoda pada wanita lain. Kamu akan mengingatku sebelum kamu melakukan semua itu. Tapi nyatanya kamu melupakan aku, dan menikmati setiap saatnya bersama Hera kan?" tanya Sarah mengeluarkan semua yang tertahan di dalam hatinya.
"Sarah...!"
"Pergi dari sini mas, aku bersyukur setidaknya aku tahu hal ini sebelum aku benar-benar tak bisa hidup tanpamu. Hubungan kita, berakhir sampai di sini mas Alan!" lirih Sarah menahan tangisnya, meski air mata sudah menggenang penuh di pelupuk matanya.
"Sarah, aku mohon Sarah berikan aku kesempatan lagi, aku berjanji tidak akan pernah mengkhianati mu lagi. Aku sumpah mati Sarah...!"
"Pergi!" teriak Sarah.
Sarah sudah tidak tahan lagi, dia benar-benar sudah muak dengan semua sumpah, janji, dan permintaan maaf Alan.
Semua anak panti sampai datang ke kamar Sarah, saat mendengar kakak tertua mereka itu berteriak. Bunda Tiara juga datang ke kamar Sarah.
"Nak Alan, pergilah nak. Beri Sarah waktu untuk sendiri!" ucap bunda Tiara berusaha tetap lembut meski hatinya juga sangat kesal pada Alan.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Linda Z
hmmm.....
2023-09-11
2
Etik Widarwati Dtt Wtda
bangkit sarah jhn terlena lg
2023-06-07
0
Hesti Wira Buana
gak ush diksh kesempatan lagi. selingkuh itu penyakit. dan akan selamanya akan begitu.
2023-06-02
0