Kepergian Alan dari kamarnya dan juga dari panti asuhan, tak lantas membuat suasana sepi di kamarnya dan di panti asuhan tempat Sarah tinggal membuat dirinya menjadi tenang.
Hening malam itu begitu berbeda di kamar Sarah. Isak tangis Sarah membuat suasana kamar Sarah sendu. Rintik hujan yang mulai mereda tak bisa membuat tangis Sarah juga mereda. Bagaimana pun kuatnya seorang wanita, ketika dia dikhianati oleh orang yang paling dia cintai maka hatinya pastilah akan menjadi rapuh. Itulah saat ini yang Sarah rasakan.
Di depan bunda Tiara dan adik-adik panti asuhan dia berusaha untuk tegar dan tersenyum. Tapi saat bunda Tiara dan juga adik-adik panti asuhan nya sudah tidur. Sarah kembali lemah dan kecewa juga sakit hati dalam hatinya membuatnya tak bisa melakukan hal lain selain menangis malam itu.
Untuk tertidur pun sangat sulit, ketika Sarah memejamkan matanya. Bayangan Alan dan Hera yang tanpa busana bersama di kamar hotel itu membuat Sarah kembali mengepalkan tangannya. Jika dia wanita yang tak layak dan membuat Alan tidak menyukainya, mungkin Sarah akan terima. Tapi selama ini tak ada satu kata protes pun dari mulut Alan yang keluar untuknya. Sarah mengira hubungan nya benar-benar baik-baik saja. Sarah sungguh tak menyangka bahkan Alan dan sahabat yang sudah mengenalnya selama belasan tahun tega berbuat hal seperti itu padanya.
Hingga pagi menjelang, Sarah tak kunjung bisa tidur. Setelah ayam berkokok, Sarah pun bangkit dari posisi tidurnya. Semalaman dia benar-benar tidak tidur.
"Aku tidak bisa begini terus. Aku akan beli obat tidur saja nanti sepulang kerja!" gumamnya yang langsung bersiap ke kamar mandi.
Setelah mandi, Sarah tak langsung menyiapkan diri untuk berangkat kerja. Dia membantu bunda Tiara dan dua asisten bunda Tiara di panti asuhan untuk menyiapkan sarapan untuk anak-anak panti.
Sarah pergi ke dapur, dan di sana sudah ada bunda Tiara dan dua asisten rumah tangga bunda Tiara.
"Sarah, kamu tidak terlihat sehat. Biar bunda dan para bibi saja yang menyiapkan sarapan!" tegur bunda Tiara karena melihat wajah Sarah yang pucat dan tidak sehar sama sekali.
"Aku tidak apa-apa Bu, semakin aku sibuk akan semakin baik untuk ku!" kata Sarah dengan menatap sedih ke arah bunda Tiara.
Bunda Tiara yang tahu betul bagaimana perasaan Sarah dan apa yang dia rasakan. Menjadi sangat tidak tega. Tapi dia merasa kalau apa yang dikatakan Sarah itu memang benar.
"Tapi jangan capek capek ya!" ucap bunda Tiara lembut yang langsung di balas anggukan oleh Sarah.
Setelah menyiapkan sarapan untuk anak-anak panti yang jumlahnya 25 orang itu. Sarah langsung menyiapkan dirinya sendiri untuk pergi bekerja. Sarah memang tidak punya mobil, dia akan selalu naik taksi online tiap berangkat kerja. Karena kalau naik bus, dia bisa terlambat karena tak ada bus yang tepat di jam kerjanya.
Sarah terus menghela nafas saat berada di dalam taksi online. Rasanya dia sangat tidak bersemangat, tapi dia tidak boleh terus larut dalam kesedihan karena dia masih punya banyak tanggung jawab. Meskipun banyak yang menjadi donatur di panti asuhan. Tapi tetap saja semua itu untuk anak-anak panti, dari pakaian, makan dan pendidikan mereka. Kalau tagihan air, listrik dan gaji dua orang satpam, satu tukang kebun dan dua asisten rumah tangga. Semua itu adalah tanggung jawab Sarah.
Kadang kala juga para donatur suka ada yang lupa dengan apa yang mereka janjikan. Jadi anak-anak panti juga membuat kerajinan tangan, dan kue, serta menyulam pakaian, dan topi yang akan di jual Sarah secara online. Dengan dua orang remaja panti yang menjadi pengurusnya.
Brakkk
"Ya Tuhan!" pekik sang supir taksi online.
"Aughk!" pekik Sarah yang kepalanya terbentur sandaran kursi penumpang di depannya.
"Ada apa pak?" tanya Sarah setelah melihat supir taksi yang duduk di kursi pengemudi di depannya memegang kepalanya.
"Mobil saya di tabrak neng, aduh gimana ini. Mana mobil depan kelihatannya mobil mahal banget lagi!" ucap supir taksi online yang di tumpangi Sarah.
"Loh, kan bapak yang di tabrak. Ya, dia yang harus ganti rugi dong pak kalau mobil bapak rusak!" jelas Sarah.
Setahunya begitu, lagipula dilihat dari tempatnya duduk. Sepertinya yang mengambil jalur itu mobil yang ada di depan mobil taksi online ini. Mobil taksi on-line ini masih ada di jalurnya. Sedangkan mobil yang di depan itu sepertinya sudah setengah mengambil jalur lain, alias lawan arah.
Dengan ragu, supir taksi online itu pun keluar. Karena supir mobil Mercedes Benz C-Class di depannya tak kunjung keluar. Sarah yang ingin membantu supir taksi yang terlihat insecure duluan karena masalah merek mobil mereka pun ikut keluar.
Tangan dan kaki supir taksi online itu gemetaran saat akan mendekati pintu bagian pengemudi sedan mewah itu. Sarah yang melihat kerusakan yang cukup parah di bamper depan mobil taksi online yang dia tumpangi pun merasa harus membantu supir taksi itu.
Sarah melangkah dengan cepat ke arah pintu pengemudi sedan mewah itu.
Dok dok dok
Sarah mengetuk pintu dengan kuat karena tak ada tanda-tanda kehidupan dari dalam mobil sedan mewah itu.
"Hei, buka pintunya. Lihat apa yang sudah kamu lakukan?" seru Sarah dengan nada sedikit meninggi.
Membuat banyak warga yang melintas pun pada akhirnya mendekat ke arah Sarah dan supir taksi online itu.
Tak kunjung terbuka juga kaca jendela mobil itu. Sarah pun mengetuk semakin keras. Hingga membuat seorang pria berbadan tegap, dengan jaket dan celana jeans mahal keluar dari dalam mobil itu dari bagian pintu pengemudi yang tadi sempat di ketuk oleh Sarah.
Sambil membuka kaca mata hitamnya, pria itu menatap tajam ke arah Sarah.
"Mau mati ya? kenapa mengetuk pintu mobilku seperti itu? tahu tidak berapa harga mobil ini?" tanya pria itu dengan sombongnya.
Pria di depan Sarah itu memang sangat tampan, tapi etikanya benar-benar buruk. Itulah kesan pertama yang ada di pikiran Sarah saat melihat pria di depannya itu.
Sarah mengeraskan rahangnya, bagus sekali ada yang membuat gara-gara dengannya. Semalam dia tidak tidur, dan dia sama sekali belum punya pelampiasan amarah pagi ini.
Sarah mengambil nafas dalam-dalam lalu mengarahkan telunjuknya ke pria tampan yang arogan itu.
"Apa matamu itu buta?" pekik Sarah membalas perkataan kasar pria tampan nan arogan itu.
"Lihat! apa yang kamu lakukan pada mobil taksi pria tua itu? sudah keluar jalur, menabrak mobil orang, malah diam di dalam mobil seperti pengecut...!"
"Jaga ucapan mu, kamu tidak tahu dengan siapa kamu bicara!" peringat pria tampan itu pada Sarah.
"Heh, aku tidak perduli dengan siapa aku bicara. Anak menteri sekalipun harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Ganti rugi, atau aku akan bawa masalah ini ke jalur hukum!" tegas Sarah membuat pria di depannya itu mengepalkan tangannya dengan kuat.
Supir taksi online yang mobilnya rusak, hanya bisa diam dan berdoa untuk Sarah. Sementara beberapa orang bahkan merekam dan memvideokan peristiwa di depan mereka itu.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Z@in@ ^ €£ QULUB
good
2023-06-27
0
Etik Widarwati Dtt Wtda
kerennnnn
2023-06-07
0
Hesti Wira Buana
yahahaha.. si sarah tanduknya langsung keluar. viral tuh pasti org ada yg videoin
2023-06-02
0