15. Melamar Annisa

...Untuk keburukan yang saat ini menimpamu, Dan untuk rasa sakit yang sampai saat ini belum sembuh, Percayalah bahwa semua luka akan kering pada masanya, Selama kau gantungkan harapanmu hanya kepad Nya...

...🍁...

Annisa merebahkan tubuhnya di sandaran tempat tidur berukuran minimalis tersebut.

Menatap langit langit kamar, sejenak ingatan Annisa kembali pada sosok gadis kecil yang selalu memanggilnya dengan kata Mommy, ya dialah Yasmine yang saat ini sedang Annisa pikirkan.

Ingin rasanya Annisa menghubungi gadis kecil tersebut, untuk mengatakan betapa dia sangat merindukannya, namun mengingat Handphone miliknya yang hilang, Annisa pun hanya tertunduk lesu.

Akses satu satunya diantara mereka telah hilang sewaktu Annisa ke pasar tadi pagi.

"Semoga Kamu baik-baik saja sayang, Maaf mommy tidak sempat berpamitan" Gumam Annisa lirih.

Tanpa terasa sudut mata Annisa menghangat, dan menyembulkan cairan bening dari sana.

Sejujurnya Annisa sangat merindukan Yasmine, entah mengapa gadis kecil tersebut sangat berkesan di hati Annisa.

Sejenak suasana tampak emosional, dengan beberapa kali Annisa harus menyeka Ari mata yang tiba-tiba saja membanjiri wajahnya.

Tok tok tok

Terdengar ketukan dari balik pintu kamar Annisa.

"Masuk , tidak di kunci" Jawab Annisa

Pintu pun terbuka, menampakan sosok Aisha di ambang pintu kamar.

"Masuk Mba" Pinta Annisa ada sang kakak.

Melihat Bulu mata lentik Annisa yang berair, Aisha menyadari juga sang adik baru saja menangis.

"Kamu kenapa Nis ?" Tanya Aisha memastikan.

Annisa hanya tersenyum dengan menggelengkan kepala "Kelilipan mba" Jawabnya asal.

Aisha tahu jika sang adik saat ini sedang berbohong, "Mba tahu kamu sedang banyak pikiran, bercerita lah, mungkin akan sedikit mengurangi beban pikiran mu " Ucap Aisha halus pada sang adik.

Annisa mengulas senyum manis di wajahnya, dengan menatap lekat wajah Aisha.

"Nggak ada mba Ais, Nissa baik-baik saja" Ucap nya lagi.

"Apa kamu sedang memikirkan Zyan?" Tanya Aisha yang seolah tidak puas dengan jawaban Annisa.

Annisa menggelengkan kepala pelan, "Untuk itu Annisa sudah ikhlas kok mba , Annisa menyerahkan semua keputusan pada Abi" Jawab Annisa lirih.

"Lalu apa ?, Kenapa kamu sedih jika memang kamu sudah ikhlas " Tanya Aisha lagi.

"Entah lah Mba, Annisa juga tidak tahu perasaan apa yang sedang Annisa rasakan" Ucap Annisa kemudian.

Sejenak suasana menjadi begitu hening diantara keduanya. Annisa yang tertunduk lesu, dan Aisha yang bingung dengan sikap sang adik.

"Assalamualaikum" Ucap Khadijah yang tiba-tiba masuk dalam kamar Annisa yang tidak tertutup.

Keduanya tampak kaget dengan kedatangan Khadijah "waalaikumsalam Mba Dijah" Ucap Annisa dan Aisha bersamaan.

" Tumben pada kumpul di sini" Tanya Khadijah kemudian.

"Nggak mba, Lagi kangen Annisa aja" Jawab Aisha dengan mengulas senyum

"Oh gitu" ucap Khadijah

"Ohya, Nis, Mba diminta Abi sama Ummi buat panggil kamu" ucap Khadijah

Annisa tampak mengerutkan dahi "Ada apa mba memangnya ?" tanya Annisa spontan

Khadijah tampak menghela nafas dalam "Zyan dan keluarganya ingin bertemu denganmu" Jawab Khadijah kemudian.

Mendengar hal itu seketika jantung Annisa terasa berhenti berdetak dan setelahnya berdetak dengan begitu kencang.

Raut kepanikan seketika muncul di wajah Annisa.

Menyadari hal itu Aisha pun mengusap punggung sang adik dengan lembut "Temui saja dulu Nis, Mungkin mereka ingin bersilaturahmi" Ucap Aisha mencoba menenangkan sang adik.

Annisa pun menganggukkan kepala "Baiklah Mba , Annisa akan bersiap" ucap Annisa

Setelahnya Aisha dan Khadijah memilih keluar dari kamar Annisa, dan membiarkan Annisa bersiap-siap untuk menemui Zyan dan keluarganya.

Beberapa saat akhirnya Annisa telah siap, mengenakan cadar nya kembali, berjalan menuju ruang tamu dimana Zyan dan keluarganya menunggu dirinya.

"Nak" Sapa ummi Fatimah yang saat itu muncul dari arah dapur.

"Ummi" Jawab Annisa gagap.

Ummi Fatimah tersenyum pada sang putri "Jangan lupa berdoa" Ucap Ummi Fatimah memberi saran, karena terlihat wajah Annisa yang begitu gugup saat itu.

Dalam Islam sendiri sudah mengajarkan kita untuk selalu berdoa dalam keadaan apapun, tak terkecuali saat hati merasa gugup, gelisah dan ketakutan.

Tidak hanya kita sebagai umat manusia biasa, Nabi Muhammad yang merupakan seorang Rasul utusan Allah juga pernah mengalami rasa takut.

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

Artinya: “Wahai Tuhanku, lapangkanlah bagiku dadaku, dan mudahkanlah bagiku urusanku, dan lancarkanlah lidahku supaya mereka paham ucapanku.”

Selain itu Annisa juga memohon doa agar hatinya di beri ketenangan dalam hal apapun yang akan dia hadapi.

، وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ، وَتَقْنَعُ بِعَطَائِكَ

Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu jiwa yang merasa tenang kepadaMu, yang yakin akan bertemu denganMu, yang ridha dengan ketetapan Mu, dan yang merasa cukup dengan pemberian Mu.”

Setelah mengucap doa dalam hati Annisa berjalan pelan di temani sang ummi menuju ruang tamu.

Sikap pertama yang di tunjukkan Annisa pada Zyan dan kedua orang tuanya adalah Menundukkan wajahnya.

"Assalamualaikum" Sapa Annisa dengan suara lembut.

Suara lembut Annisa yang saat itu mampu meluruhkan jiwa dan raga Zyan.

"Suaranya aja adem, apa lagi wajahnya" Gumam Zyan dalam hati.

Zyan yang kala itu duduk di tengah antara Ibu dan ayahnya. Terlihat begitu mengagumi Annisa yang masih berdiri di hadapannya.

Tatapan yang tidak pernah lepas dari Annisa, membuat Annisa sedikit merasa risih.

Annisa pun memilih segera mengulurkan tangan pada ibu Zyan dan mencium punggung tangan wanita paru baya itu dengan sopan.

Tidak hanya Zyan saja yang terpesona, nyatanya Ibu dari Zyan Malik Abdullah itu pun ikut terpesona dengan sikap Annisa yang begitu sopan, juga tutur katanya yang begitu lembut.

Setelah menyalami ibu Rina yang merupakan Ibunda dari Zyan. Zyan pun berinisiatif untuk mengulurkan tangan dan menyalami Annisa yang masih berdiri di hadapannya tersebut.

Melihat hal itu, Annisa pun mengatupkan kedua tangannya di dada dan membungkukkan badan.

Zyan yang melihat respon Annisa sedikit merasa malu, kemudian menarik kembali tangannya, seraya tersenyum getir.

Setelahnya mereka duduk bersama di ruang tamu Abi Ali yang tidak begitu luas.

Abi Ali dan Ummi Fatimah menyambut tamunya dengan baik, menyediakan makanan dan minuman untuk tamu nya.

Sejenak suasana terasa canggung, dan Annisa hanya menundukkan wajah nya, begitu pun terlihat beberapa kali Zyan yang melirik Annisa dari sudut mata indahnya dengan senyuman yang begitu manis.

"Ehem " Suara deheman yang seketika memecah keheningan diantara mereka.

Pak Malik Abdullah ya itu lah Ayah dari Zyan Malik Abdullah yang mencoba mencairkan suasana canggung di sana

"Jadi begini Ali" ucap pak Malik dengan sopan.

Antara Pak Malik dan Abi Ali memang merupakan sahabat sejak kecil, sewaktu keduanya masih sama-sama tinggal di desa, dan menjadi seorang anak dari petani.

Setelah Dewasa keduanya memilih hijrah ke kota dan menemukan jodoh masing-masing, dimana Abi Ali bertemu dengan Ummi Fatimah yang merupakan Anak dari pemilik pesantren yang kini di kelolanya.

Sementara Pak Malik beruntung dengan menikah i seorang putri dari juragan kain, hingga dirinya kini besar sebagai pejabat pemerintahan.

"Jadi Niat kami kemarin ingin meminang Annisa sebagai Istri dari Zyan" Ucap Pak Malik to the point tanpa ada basa-basi.

Deg.

Jantung Annisa terasa begitu cepat berdetak, mendengar ucapan Pak Malik kepada Abi nya.

***

Terpopuler

Comments

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Duuuh...kcian Annisa , smga ayah & bunda Annisa paham perasaan putri nya tak nyaman...🥺

2024-03-02

2

Ismu Srifah

Ismu Srifah

Aamiin....

2024-02-27

0

ardan

ardan

💕

2024-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Pertemuan Kedua
3 3. Kemarahan Emran Al-Fatih
4 4. Pertemuan Anisa Dengan Sosok Tak Terduga
5 5. Telepon Pertama
6 6. Kemarahan Emran
7 7. Zyan Malik Abdullah
8 8. Cadar Annisa
9 9. Resign
10 10. Kepulangan Annisa
11 11. Kebahagiaan Yasmine
12 12. Mencari Annisa
13 13. Sebuah Informasi
14 14. Pertemuan Pertama
15 15. Melamar Annisa
16 16. Jawaban Annisa
17 17. Keceriaan Yasmine
18 18. Nasihat Ummi
19 19. Arti Sebuah Mimpi
20 20. Menjelang hari bahagia
21 21. Hal Baru
22 22. Tamu Tak di Undang
23 23. Hamil
24 24. Alasan Sebenarnya
25 25. Terkadang aku lelah, Namun tidak akan Menyerah
26 26. Kedatangan Tamara
27 27. Permintaan Tamara
28 28. Pelajaran Sabar
29 29. Pertemuan Annisa Dengan Yasmine
30 30. Tangisan Yasmine.
31 31. Kamar Annisa
32 32. Keberanian Tamara
33 33. Meloloskan Diri
34 34. Pagi Hari
35 35. Sebuah Harapan
36 36. Detik -Detik
37 37. Kebenaran.
38 38. Tabayun
39 39. Sesuatu yang Tak Terduga
40 40. Satu Tarikan Nafas
41 41. Kamar Annisa 2
42 42. Bukan Pernikahan Kontrak
43 43. Pertanyaan Annisa
44 44. Pandangan Pertama Emran
45 45. Keberangkatan
46 46. Kamar
47 47. Diperlakukan Baik
48 48. Kesan Pertama
49 49. Senam Jantung
50 50. Keceriaan di pagi hari
51 51. Kedatangan Orang Baru
52 52. Tamu tak diundang
53 53. Semua Sudah di atur
54 54. Ketegasan Emran
55 55. Kekhawatiran Emran pada Annisa
56 56. Menggoda Annisa
57 57. Taman Bermain
58 58. Sore Hari
59 59. Penolakan Yasmine
60 60. Rumah Sakit.
61 61. Obrolan Malam
62 62. Sholat Tiang Agama.
63 63. Informasi
64 64. Perhatian Kecil
65 65. Syarat
66 66. Ciuman Pertama
67 67. Kemarahan Emran
68 68. Keributan
69 69. Keputusan Erman
70 70. Harapan
71 71. Hijrah Cinta Annisa 1
72 72. Hijrah Cinta Annisa 2
73 73. Setelah Meriam lepas.
74 74. Mandi Bersama
75 75. Urusan Kampus
76 76. Kembali di Pertemukan
77 77. Kekhawatiran Annisa
78 78. Memberikan perlakuan Istimewa
79 79. Panas
80 80. Kabar Buruk
81 81. Permintaan Zyan
82 82. Ketegasan
83 83. Kerja Sama
84 84. Tamu tak di Undang
85 85. Dia lagi dia lagi
86 86. Menjalani Peran
87 87. Kecelakaan
88 88. Kekecewaan
89 89. Berita Buruk
90 90. Perasaan Tidak Nyaman
91 91. Perdebatan Kecil
92 92. Sarapan
93 93. Kemarahan Sania
94 94. Ketegasan Emran
95 95. Kebahagiaan Annisa
96 96. Titik Terendah Sania
97 97. Kemesraan
98 98. Kabar Baik
99 99. Rencana Sania
100 100. Kecurigaan Annisa
101 101. Kekecewaan
102 102. Dalang
103 103. Hasil
104 104. Kabar baik
105 105. Kejelasan
106 106. Bali
107 107. Bersama Mu
108 108. Masih di Bali
109 109. Keputusan Emran
110 110. Permintaan Annisa
111 111. Kekesalan Amir.
112 112. Tom and Jerry
113 113. Kepanikan Amir
114 114. Akhir
115 NOVEL BARU // JODOH DARI LANGIT
116 116. SENJA ASMARALOKA
Episodes

Updated 116 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Pertemuan Kedua
3
3. Kemarahan Emran Al-Fatih
4
4. Pertemuan Anisa Dengan Sosok Tak Terduga
5
5. Telepon Pertama
6
6. Kemarahan Emran
7
7. Zyan Malik Abdullah
8
8. Cadar Annisa
9
9. Resign
10
10. Kepulangan Annisa
11
11. Kebahagiaan Yasmine
12
12. Mencari Annisa
13
13. Sebuah Informasi
14
14. Pertemuan Pertama
15
15. Melamar Annisa
16
16. Jawaban Annisa
17
17. Keceriaan Yasmine
18
18. Nasihat Ummi
19
19. Arti Sebuah Mimpi
20
20. Menjelang hari bahagia
21
21. Hal Baru
22
22. Tamu Tak di Undang
23
23. Hamil
24
24. Alasan Sebenarnya
25
25. Terkadang aku lelah, Namun tidak akan Menyerah
26
26. Kedatangan Tamara
27
27. Permintaan Tamara
28
28. Pelajaran Sabar
29
29. Pertemuan Annisa Dengan Yasmine
30
30. Tangisan Yasmine.
31
31. Kamar Annisa
32
32. Keberanian Tamara
33
33. Meloloskan Diri
34
34. Pagi Hari
35
35. Sebuah Harapan
36
36. Detik -Detik
37
37. Kebenaran.
38
38. Tabayun
39
39. Sesuatu yang Tak Terduga
40
40. Satu Tarikan Nafas
41
41. Kamar Annisa 2
42
42. Bukan Pernikahan Kontrak
43
43. Pertanyaan Annisa
44
44. Pandangan Pertama Emran
45
45. Keberangkatan
46
46. Kamar
47
47. Diperlakukan Baik
48
48. Kesan Pertama
49
49. Senam Jantung
50
50. Keceriaan di pagi hari
51
51. Kedatangan Orang Baru
52
52. Tamu tak diundang
53
53. Semua Sudah di atur
54
54. Ketegasan Emran
55
55. Kekhawatiran Emran pada Annisa
56
56. Menggoda Annisa
57
57. Taman Bermain
58
58. Sore Hari
59
59. Penolakan Yasmine
60
60. Rumah Sakit.
61
61. Obrolan Malam
62
62. Sholat Tiang Agama.
63
63. Informasi
64
64. Perhatian Kecil
65
65. Syarat
66
66. Ciuman Pertama
67
67. Kemarahan Emran
68
68. Keributan
69
69. Keputusan Erman
70
70. Harapan
71
71. Hijrah Cinta Annisa 1
72
72. Hijrah Cinta Annisa 2
73
73. Setelah Meriam lepas.
74
74. Mandi Bersama
75
75. Urusan Kampus
76
76. Kembali di Pertemukan
77
77. Kekhawatiran Annisa
78
78. Memberikan perlakuan Istimewa
79
79. Panas
80
80. Kabar Buruk
81
81. Permintaan Zyan
82
82. Ketegasan
83
83. Kerja Sama
84
84. Tamu tak di Undang
85
85. Dia lagi dia lagi
86
86. Menjalani Peran
87
87. Kecelakaan
88
88. Kekecewaan
89
89. Berita Buruk
90
90. Perasaan Tidak Nyaman
91
91. Perdebatan Kecil
92
92. Sarapan
93
93. Kemarahan Sania
94
94. Ketegasan Emran
95
95. Kebahagiaan Annisa
96
96. Titik Terendah Sania
97
97. Kemesraan
98
98. Kabar Baik
99
99. Rencana Sania
100
100. Kecurigaan Annisa
101
101. Kekecewaan
102
102. Dalang
103
103. Hasil
104
104. Kabar baik
105
105. Kejelasan
106
106. Bali
107
107. Bersama Mu
108
108. Masih di Bali
109
109. Keputusan Emran
110
110. Permintaan Annisa
111
111. Kekesalan Amir.
112
112. Tom and Jerry
113
113. Kepanikan Amir
114
114. Akhir
115
NOVEL BARU // JODOH DARI LANGIT
116
116. SENJA ASMARALOKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!