3. Kemarahan Emran Al-Fatih

..."Hidup bukan hanya tentang mendapatkan apa yang kita inginkan, Tetapi tentang Menghargai apa yang kita miliki"...

...🍁...

"Yasmin !" Panggil Annisa dengan suara lembut, serta lambaian tangan pada Yasmin yang masih berlarian.

Mendengar namanya di panggil, Yasmin pun menurut dan menghambur pada Annisa yang masih duduk di bangkunya semula.

"Mommy" Ucap Yasmin dengan nafas terengah.

"Yasmin mau Ice Cream?" Tanya Annisa ketika gadis kecil tersebut berdiri tepat di hadapannya.

Yasmin pun menganggukkan kepala penuh semangat, menyetujui ajakan Annisa.

Melihat binar bahagia di wajah Yasmin membuat Annisa pun merasa bahagia. Segera Annisa mengemas laptop dan barang lain yang sebelumnya dia keluarkan, dan kembali di tata dalam tas miliknya.

"Ayuk " Ajak Annisa dengan suara lembut, meraih pergelangan tangan gadis kecil di hadapannya. Yasmin pun menganggukkan kepala

Berjalan menuju tempat penjual ice cream yang ada di sekitaran taman, tidak butuh waktu lama , mereka telah berada di depan Penjual ice cream.

Tidak hanya satu, tapi Annisa memesan empat buah ice cream untuk dirinya, Yasmin, dan dua pengasuh Yasmin yang setia menemani keduanya.

Kembali duduk di bangku taman, menikmati setiap ice cream yang masuk kedalam mulut, Yasmin merasa sangat bahagia.

"Mommy" Ucap Yasmin dengan mulut belepotan .

"Em" Jawab Annisa singkat.

Melihat wajah berantakan dari Yasmin membuat Anisa terkekeh kecil

"Sini Mommy, Lap mulutmu " Ucap Annisa dengan mengusap lembut mulut Yasmin.

"Mommy" Panggil Yasmin lagi.

"Iya Sayang" Jawab Annisa dengan suara lembut.

"Mommy tau ?, ini adalah ice cream Ter enak yang Pernah Yasmin makan" Ucap Yasmin dengan celotehan manja.

Kedua pengasuh Yasmin pun bahagian melihat keakraban diantara Annisa dan Yasmin, Terlebih Yasmin begitu menurut dengan apa yang dikatakan Annisa padanya.

Hingga mungkin saat ini adalah pertama kali dalam sejarah, kedua pengasuh itu tidak begitu kerepotan dan kelelahan dengan tingkah Yasmin.

"Benarkah ?" Tanya Annisa kemudian.

Dan Yasmin mengangguk penuh semangat, mengiyakan apa yang di tanyakan Oleh Annisa.

"Karena Yasmin , Makan Ice Cream sama Mommy" Ucap Yasmin dengan suara manja.

Mendengar hal itu Annisa tersenyum dan kemudian mengusap lembut puncak kepala Yasmin.

"Kalau begitu Mommy akan belikan Yasmin ice cream setiap hari " Ucap Annisa dengan menatap lekat wajah Yasmin.

"Yasmin !!" Suara bariton yang terdengar begitu memekakkan telinga setiap 9rang yang mendengar.

Yasmin yang merasa dipanggil pun seketika mendelik ketakutan, hingga dirinya beringsut, mendekati Annisa.

Seorang laki-laki dengan stelan jas hitam datang menghampiri mereka, berperawakan tinggi 187 cm dengan, wajah super tampan , tubuh tegap, dan atletis, serta kulit putih nan bersih.

Itulah kesan pertama yang mungkin di tangkap oleh Annisa sebelum dirinya Menundukkan wajah.

"Siapa yang menyuruhmu memakan, makanan ini !" Suara yang terdengar begitu menakutkan terdengar dari telinga orang yang ada di dekatnya.

Yasmin yang menyadari kemarahan dari ayahnya pun semakin mendelik ketakutan, dengan menyembunyikan wajahnya menggunakan Baju gamis panjang yang Annisa kenakan.

Emran Al-Fatih, Ya itulah sosok dari Daddy Yasmin yang terkenal Arogan, namun di sisi lain juga sangat dingin , Seorang CEO dari Emran Group, Merupakan duda dengan anak satu.

"Yasmin !" Teriak Emran lagi. Dengan dada yang naik dan turun memperlihatkan betapa dirinya sedang sangat marah.

Annisa pun di buat kaget dengan teriakan dari Emran yang begitu memenuhi telinganya.

"Tu-tuan Saya mohon jangan berteriak seperti itu pada Yasmin" Ucap Annisa pada Emran, namun dengan sorot mata ke arah bawah.

"Apa hak mu mengatakan itu ?" Tegas Emran lagi masih dengan suara bariton nya.

Anisa mendongakkan wajahnya, namun dengan sorot mata Melihat kebawah, "Tuan !, Saya memang tidak memiliki hak apa pun, namun Lihatlah dia begitu ketakutan Mendengar suara anda !" Ucap Annisa tegas.

Suara tegas dari Annisa yang begitu saja keluar dari mulutnya, tidak terima melihat Yasmin yang di bentak oleh Ayah kandungnya sendiri, Gadis yang baru beberapa saat lalu memanggilnya Mommy, hingga hati Annisa merasa tergerak untuk melindungi gadis tersebut.

Emran pun hanya menatap lekat wajah Annisa yang tertutup cadar dengan tatapan nyalang, penuh kemarahan.

"Jangan marah pada Mommy, Daddy" Pinta Yasmin, yang akhirnya keluar dari balik gamis yang dikenakan Oleh Annisa.

"Cih, Mommy!" Sergah Emran dengan tatapan sinis.

"Bahkan Kau memanggilnya Mommy?" Ucap Emran kemudian

Yasmin pun menganggukkan kepala, menatap sang ayah dengan wajah takut, dan sorot mata yang telah berembun.

Melihat putri kecilnya bersedih membuat Emran merasa bersalah, terlebih melihat mata indah sang putri yang kini telah meneteskan buliran bening.

"Sayang maafkan Daddy" Ucap Emran dengan berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan Yasmin.

"Mommy !" ucap Yasmin dengan mendongakkan wajahnya.

"Sayang, Jangan Berlebihan !" sergah Emran lagi

Dan hal itu kembali membuat perubahan pada wajah cantik Yasmin.

"Kau !, jaga sikapmu !, Dan aku sangat tidak menyukai putriku menyebutmu dengan kata itu !" ucap Emran dengan menunjuk wajah Annisa yang menundukkan Pandangan.

Annisa yang mendengar hal itu hanya menghela nafas, dan menghembuskannya kasar.

"Tuan , Saya tidak pernah memintanya" Tegas Annisa

"Saya hanya ingin membuat Yasmin Merasa bahagia dengan apa yang ingin dia lakukan" Tukas Annisa

"Daddy, Jangan marah pada Mommy, Yasmin yang minta Mommy untuk menjadi Mommy Yasmin!" Ucap Yasmin membela Annisa.

Emran pun hanya terdiam mendengar penuturan dari dua orang di hadapannya.

Sementara dua Pengasuh Yasmin masih dibuat merinding dengan suara keras dari Emran sebelumnya. Suara yang begitu menakutkan dan terasa mematikan gendang telinga orang yang mendengarkan.

Meski gemetar menahan rasa takut nyatanya kedua pengasuh tersebut juga tidak luput dari amukan Emran.

"Apa dua orang seperti kalian tidak cukup menjaga seorang anak kecil ?" Tanya Emran dengan suara keras.

"Atau aku perlu mencari pengganti kalian !" Ketus Emran.

"Ti-tidak tuan, Maafkan kami" Ucap Asih dengan suara bergetar dan membungkukkan badan.

"Please Dad, No !" pinta Yasmin pada sang ayah agar berhenti marah-marah.

"Bawa Yasmin kembali ke mobil !" Tegas Emran Pada kedua asisten ya.

Segera Asih dan satu rukan nya menggendong Yasmin kembali ketempat dimana Emran sebelumnya memarkirkan mobilnya.

Emran yang sebelumnya melakukan sebuah pertemuan dengan rekan kerjanya di sebuah restoran tidak jauh dari Yaman tersebut, kemudian meminta kedua pengasuh Yasmin untuk mengajak Yasmin bermain di taman.

"Stop !" Ucap Yasmin menghentikan langkah kedua pengasuhnya.

Annisa dan Emran pun menoleh bersamaan pada Yasmin yang telah berjalan beberapa langkah bersama sang pengasuh.

"Mommy" Ucap Yasmin setelah berlari menghampiri Annisa

Annisa pun berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan Yasmin, "Ya sayang" ucap Annisa kemudian, dengan senyuman manis di balik cadar yang dia kenakan.

"Mommy, boleh Yasmin Minta Nomor handphone Mommy" Ucap Yasmin dengan raut wajah memelas.

"Apa kau akan menghubungi Mommy?" Tanya Annisa dengan suara lembut. Dan Yasmin pun mengangguk penuh semangat.

Anisa segera berdiri, mengambil sebuah kertas dari dalam tasnya, dan segera dia menuliskan nomor handphone miliknya, kembali berjongkok untuk menyerahkan kertas tersebut pada Yasmin.

Namun belum sempat Yasmin menerimanya , Emran telah lebih dulu Mengambil kertas tersebut, meremas dengan wajah penuh amarah.

"Daddy!" Teriak Yasmin dengan penuh kemarahan dan tangis yang kembali pecah.

"Bawa Dia kembali !" Ucap Emran Keras pada dua pengasuh nya itu.

Dengan langkah seribu Asih dan rekanya, kembali menggendong Yasmin dan membawanya ke mobil, tidak lagi menghiraukan tangisan pilu Yasmin yang meminta untuk di turunkan.

Menangis, meronta , bahkan beberapa kali Yasmin memukul punggung pengasuh ya untuk meminta di turunkan, namun lagi-lagi rasa takut pada sang majikan membuat kedua pengasuh itu mengabaikan Gadis kecil mereka.

Annisa yang melihat sikap Emran pun hanya tersenyum getir, dengan menyeka Air mata yang tiba-tiba saja membasahi cadar yang dia kenakan.

"Kau !" Panggil Emran dengan telunjuk mengarah pada Annisa.

Tatapan tajam, mematikan yang di perlihatkan Emran pada Annisa, namun tidak sedikitpun membuat Annisa merasa takut.

"Jangan pernah mencuci otak Putri ku !" Ketus Emran dengan tatapan tajam.

Annisa hanya tersenyum kecil mendengar pernyataan dari Emran.

"Selain galak, ternyata anda lucu juga ya orangnya " Ucap Annisa dengan suara datar.

Mendengar hal itu Emran semakin di buat kesal pada gadis di hadapannya itu, Terlebih sikap yang dia anggap tidak sopan, dengan tidak memandang lawan bicaranya.

"Bagaimana saya bisa mencuci otak Yasmine, Sementara yang selalu bersama dia adalah anda tuan !" Ketus Annisa dengan suara datar.

Emran semakin di buat kesal dengan perkataan yang maru saja dia dengar.

***

Terpopuler

Comments

Ernawati Naysha

Ernawati Naysha

awas bucin emran

2024-05-02

0

Rose Reea

Rose Reea

banget ya nis

2024-03-10

2

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Bokapnya Yasmin sadis ich koq galah bgts sama anak nya , sdhenuduh jelek lagi pada Anissa awas aja nti jatuh cinta loh...

2024-02-29

1

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Pertemuan Kedua
3 3. Kemarahan Emran Al-Fatih
4 4. Pertemuan Anisa Dengan Sosok Tak Terduga
5 5. Telepon Pertama
6 6. Kemarahan Emran
7 7. Zyan Malik Abdullah
8 8. Cadar Annisa
9 9. Resign
10 10. Kepulangan Annisa
11 11. Kebahagiaan Yasmine
12 12. Mencari Annisa
13 13. Sebuah Informasi
14 14. Pertemuan Pertama
15 15. Melamar Annisa
16 16. Jawaban Annisa
17 17. Keceriaan Yasmine
18 18. Nasihat Ummi
19 19. Arti Sebuah Mimpi
20 20. Menjelang hari bahagia
21 21. Hal Baru
22 22. Tamu Tak di Undang
23 23. Hamil
24 24. Alasan Sebenarnya
25 25. Terkadang aku lelah, Namun tidak akan Menyerah
26 26. Kedatangan Tamara
27 27. Permintaan Tamara
28 28. Pelajaran Sabar
29 29. Pertemuan Annisa Dengan Yasmine
30 30. Tangisan Yasmine.
31 31. Kamar Annisa
32 32. Keberanian Tamara
33 33. Meloloskan Diri
34 34. Pagi Hari
35 35. Sebuah Harapan
36 36. Detik -Detik
37 37. Kebenaran.
38 38. Tabayun
39 39. Sesuatu yang Tak Terduga
40 40. Satu Tarikan Nafas
41 41. Kamar Annisa 2
42 42. Bukan Pernikahan Kontrak
43 43. Pertanyaan Annisa
44 44. Pandangan Pertama Emran
45 45. Keberangkatan
46 46. Kamar
47 47. Diperlakukan Baik
48 48. Kesan Pertama
49 49. Senam Jantung
50 50. Keceriaan di pagi hari
51 51. Kedatangan Orang Baru
52 52. Tamu tak diundang
53 53. Semua Sudah di atur
54 54. Ketegasan Emran
55 55. Kekhawatiran Emran pada Annisa
56 56. Menggoda Annisa
57 57. Taman Bermain
58 58. Sore Hari
59 59. Penolakan Yasmine
60 60. Rumah Sakit.
61 61. Obrolan Malam
62 62. Sholat Tiang Agama.
63 63. Informasi
64 64. Perhatian Kecil
65 65. Syarat
66 66. Ciuman Pertama
67 67. Kemarahan Emran
68 68. Keributan
69 69. Keputusan Erman
70 70. Harapan
71 71. Hijrah Cinta Annisa 1
72 72. Hijrah Cinta Annisa 2
73 73. Setelah Meriam lepas.
74 74. Mandi Bersama
75 75. Urusan Kampus
76 76. Kembali di Pertemukan
77 77. Kekhawatiran Annisa
78 78. Memberikan perlakuan Istimewa
79 79. Panas
80 80. Kabar Buruk
81 81. Permintaan Zyan
82 82. Ketegasan
83 83. Kerja Sama
84 84. Tamu tak di Undang
85 85. Dia lagi dia lagi
86 86. Menjalani Peran
87 87. Kecelakaan
88 88. Kekecewaan
89 89. Berita Buruk
90 90. Perasaan Tidak Nyaman
91 91. Perdebatan Kecil
92 92. Sarapan
93 93. Kemarahan Sania
94 94. Ketegasan Emran
95 95. Kebahagiaan Annisa
96 96. Titik Terendah Sania
97 97. Kemesraan
98 98. Kabar Baik
99 99. Rencana Sania
100 100. Kecurigaan Annisa
101 101. Kekecewaan
102 102. Dalang
103 103. Hasil
104 104. Kabar baik
105 105. Kejelasan
106 106. Bali
107 107. Bersama Mu
108 108. Masih di Bali
109 109. Keputusan Emran
110 110. Permintaan Annisa
111 111. Kekesalan Amir.
112 112. Tom and Jerry
113 113. Kepanikan Amir
114 114. Akhir
115 NOVEL BARU // JODOH DARI LANGIT
116 116. SENJA ASMARALOKA
Episodes

Updated 116 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Pertemuan Kedua
3
3. Kemarahan Emran Al-Fatih
4
4. Pertemuan Anisa Dengan Sosok Tak Terduga
5
5. Telepon Pertama
6
6. Kemarahan Emran
7
7. Zyan Malik Abdullah
8
8. Cadar Annisa
9
9. Resign
10
10. Kepulangan Annisa
11
11. Kebahagiaan Yasmine
12
12. Mencari Annisa
13
13. Sebuah Informasi
14
14. Pertemuan Pertama
15
15. Melamar Annisa
16
16. Jawaban Annisa
17
17. Keceriaan Yasmine
18
18. Nasihat Ummi
19
19. Arti Sebuah Mimpi
20
20. Menjelang hari bahagia
21
21. Hal Baru
22
22. Tamu Tak di Undang
23
23. Hamil
24
24. Alasan Sebenarnya
25
25. Terkadang aku lelah, Namun tidak akan Menyerah
26
26. Kedatangan Tamara
27
27. Permintaan Tamara
28
28. Pelajaran Sabar
29
29. Pertemuan Annisa Dengan Yasmine
30
30. Tangisan Yasmine.
31
31. Kamar Annisa
32
32. Keberanian Tamara
33
33. Meloloskan Diri
34
34. Pagi Hari
35
35. Sebuah Harapan
36
36. Detik -Detik
37
37. Kebenaran.
38
38. Tabayun
39
39. Sesuatu yang Tak Terduga
40
40. Satu Tarikan Nafas
41
41. Kamar Annisa 2
42
42. Bukan Pernikahan Kontrak
43
43. Pertanyaan Annisa
44
44. Pandangan Pertama Emran
45
45. Keberangkatan
46
46. Kamar
47
47. Diperlakukan Baik
48
48. Kesan Pertama
49
49. Senam Jantung
50
50. Keceriaan di pagi hari
51
51. Kedatangan Orang Baru
52
52. Tamu tak diundang
53
53. Semua Sudah di atur
54
54. Ketegasan Emran
55
55. Kekhawatiran Emran pada Annisa
56
56. Menggoda Annisa
57
57. Taman Bermain
58
58. Sore Hari
59
59. Penolakan Yasmine
60
60. Rumah Sakit.
61
61. Obrolan Malam
62
62. Sholat Tiang Agama.
63
63. Informasi
64
64. Perhatian Kecil
65
65. Syarat
66
66. Ciuman Pertama
67
67. Kemarahan Emran
68
68. Keributan
69
69. Keputusan Erman
70
70. Harapan
71
71. Hijrah Cinta Annisa 1
72
72. Hijrah Cinta Annisa 2
73
73. Setelah Meriam lepas.
74
74. Mandi Bersama
75
75. Urusan Kampus
76
76. Kembali di Pertemukan
77
77. Kekhawatiran Annisa
78
78. Memberikan perlakuan Istimewa
79
79. Panas
80
80. Kabar Buruk
81
81. Permintaan Zyan
82
82. Ketegasan
83
83. Kerja Sama
84
84. Tamu tak di Undang
85
85. Dia lagi dia lagi
86
86. Menjalani Peran
87
87. Kecelakaan
88
88. Kekecewaan
89
89. Berita Buruk
90
90. Perasaan Tidak Nyaman
91
91. Perdebatan Kecil
92
92. Sarapan
93
93. Kemarahan Sania
94
94. Ketegasan Emran
95
95. Kebahagiaan Annisa
96
96. Titik Terendah Sania
97
97. Kemesraan
98
98. Kabar Baik
99
99. Rencana Sania
100
100. Kecurigaan Annisa
101
101. Kekecewaan
102
102. Dalang
103
103. Hasil
104
104. Kabar baik
105
105. Kejelasan
106
106. Bali
107
107. Bersama Mu
108
108. Masih di Bali
109
109. Keputusan Emran
110
110. Permintaan Annisa
111
111. Kekesalan Amir.
112
112. Tom and Jerry
113
113. Kepanikan Amir
114
114. Akhir
115
NOVEL BARU // JODOH DARI LANGIT
116
116. SENJA ASMARALOKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!