8. Cadar Annisa

Hari baru.

Pagi itu Suasana kantor sedikit ramai dari biasanya, jika biasanya para karyawan akan segera sibuk dengan pekerjaan masing-masing, namun kali ini kebanyakan dari mereka masih bergerombol dengan membicarakan sesuatu yang belum Annisa ketahui.

Terlihat juga beberapa orang yang menatap Annisa dengan tatapan aneh yang terlihat tidak seperti biasa. Namun Annisa memilih abai dan terus melangkah menuju ruangan nya.

Berada tepat di depan ruangannya, Annisa di kagetkan dengan kemunculan sang sahabat yaitu Syafira.

Belum juga Annisa masuk kedalam ruangan nya, Syafira dengan langkah cepat menarik tangan Annisa menuju tempat yang dirasa sepi, kemudian mengatakan sesuatu yang membuat Annisa begitu terkejut.

Syafira mengatakan jika Ada beberapa karyawan kantor yang mengalami pemecatan masal hari ini, dan hal itu langsung dilakukan oleh bos besar mereka, Direktur utama perusahaan tersebut.

Dan Kebanyakan dari karyawan mengira jika Annisa lah yang menjadi dalang dari pemecatan tersebut. Kerena mereka menganggap jika Annisa mengadukan perbuatan para karyawan pada Emran.

Mendengar cerita dari sahabatnya tersebut Annisa sangat terkejut, Seketika sudut mata Annisa menghangat, dan melelehkan cairan bening disana.

Belum juga satu masalah selesai sudah datang masalah baru, begitu kira-kira isi dalam pikiran nya, bahkan saat ini Annisa merasakan hatinya begitu rapuh.

Annisa hanya tertunduk lesu dengan wajah sendu, mendengar penuturan dari sang sahabat.

Melihat Annisa dengan kesedihannya, Syafira segera memeluk sang sahabat, mengusap lembut punggung Annisa.

"Nis, Kamu memang tidak bisa menutup mulut semua orang, Tapi kamu punya dua tangan untuk menutup telingamu" Ucap Syafira mencoba menguatkan sahabatnya.

"Aku tidak papa Ra" Ucap Annisa dengan mengurai pelukan Syafira. kemudian mengulas sebuah senyum manis di wajahnya.

"Come on beib, Aku tahu kamu wanita yang kuat" Ucap Syafira, Annisa menjawab dengan anggukan kepala.

Setelah merasa cukup tenang, Annisa memilih kembali ke ruang kerjanya, karena selama menjadi karyawan Annisa harus bersikap profesional. Annisa tidak ingin larut dalam pikiran-pikiran negatif, meski sejujurnya itu sangat mengganggunya.

Annisa pun segera menyeka Air mata yang masih membanjiri wajah cantiknya, wajah yang selalu tertutup oleh cadar yang dia kenakan.

Dengan helaan nafas dalam Annisa Berucap "Bismillah" dalam hati.

Annisa beranjak dan kembali menyelusuri lorong bersama Syafira.

"Heh !! Murahan !!" Panggil salah seorang rekan kerja Annisa

Berdiri tepat dihadapan Annisa dengan menunjuk wajahnya, Seorang wanita yang statusnya menjadi EX Karyawan Emran Company.

Merasa tidak terima dengan perlakuan tidak adil yang dia dapatkan, dan menganggap pemecatan ini adalah karena ulah Annisa yang mengadukan kepada Bos besar mereka.

"Aku tidak menyangka, ternyata kau se murahan itu ya !" Ketusnya.

Annisa hanya terdiam

"Atau kau memang sengaja mengadukan kami, dan apa sekarang kau bahagia ?" Tanya nya lagi.

Annisa masih tetap diam.

Situasi kembali memanas, dengan datangnya beberapa karyawan lain yang berkerumun menyaksikan.

"Please Laura , Ini nggak seperti yang kamu pikirkan !" Ucap Syafira mencoba menengahi perselisihan diantara Annisa dan Laura.

"Cih. Lalu seperti apa ?" ucap Laura ketus.

Annisa masih tetap diam

"Lihatlah Sahabat yang kau banggakan ini hanya diam !, Bahkan menatapku saja dia tidak berani !" Ucap Laura

"Stop Lau, Please!" Ucap Syafira, menyadari situasi yang semakin menjadi-jadi.

Annisa pun masih tetap pada pendiriannya, diam dan mendengarkan apa yang orang katakan

"Hei ******* !!" Ucap Laura dengan menunjuk wajah Annisa.

Mendengar kalimat rasis yang keluar dari mulut Laura tersebut, seketika Annisa mendongakkan wajahnya.

"Sudah ?" Tanya Annisa pada sosok yang berdiri dengan angkuh di hadapannya.

Kini Laura hanya terdiam dengan tatapan sinis.

"Apa kau merasa puas Lau mencaci ku seperti itu ?" Ucap Annisa.

"Apa kau yakin memang akulah penyebab kau dan yang lainya di pecat ? " Tanya Annisa

"Disitulah gunanya Iman" Ucap Annisa

"Jangan terlalu bergantung pada siapapun di dunia ini , Ingat ! Karena Bayanganmu sekalipun akan meninggalkanmu, Ketika kamu berada dalam kegelapan" Ucap Annisa dengan tenang dan tatapan mengarah pada sosok di hadapannya.

Semua orang hanya dapat terdiam mendengar ucapan Annisa , Terutama Laura yang seketika tercengang mendengar ucapan dari Annisa yang sangat lugas.

Annisa menjeda Ucapannya, menghela nafas panjang dan menghembuskannya kasar.

"Kau bisa menganggap ini sebagai Ujian, Atau mungkin Cobaan , Atau mungkin peringatan " ucap Annisa.

Mendengar penuturan dari Annisa yang biasanya irit bicara, membuat Laura merasa jengah dan kesal.

"Aaaaaarkkk"

Ucap Laura dengan menarik Hijab yang di kenakan Annisa.

Merasa panik, Annisa segera berjongkok dan Dengan sigap Annisa memegang kepalanya agar hijab dan cadar yang dia kenakan tidak terlepas.

Begitu juga Syafira yang mencoba menarik tangan Laura yang saat ini tengah menarik cadar Annisa.

Karena dibakar emosi dan kemarahan yang memuncak, seolah Laura mendapatkan tenaga berlipat ganda, hingga cadar yang sekuat tenaga di pegang oleh Annisa dapat di raih oleh Laura.

"Astaghfirullah" Ucap Annisa dengan menutupi wajahnya menggunakan kedua tangganya.

Annisa semakin kalut dan sangat takut, tidak mungkin baginya untuk melawan Laura saat ini, karena yang menjadi sasaran ya adalah hijab yang Annisa kenakan.

"CUKUP !" suara bariton yang seketika membuyarkan kerumunan

Laura yang di buat kaget pun seketika melepaskan hijab milik Annisa yang nyaris tanggal .

Annisa sangat bersyukur setidaknya dirinya selamat saat ini, meski wajahnya kini tidak mengenakan cadar, namun masih bisa dia tutupi menggunakan kedua tangannya.

Tap tap tap.

Emran dengan langkah jenjang dan tatapan tajam, mendekat pada Laura dan Annisa yang saat ini tengah duduk jongkok di lantai.

Menatap tajam Pada Laura "Ternyata aku tidak salah memecat orang !" Ketus Emran kemudian.

Mendengar hal itu Laura mendelik ketakutan, terlebih melihat mata Emran yang begitu tajam menusuk

Emran pun melepas jas yang dia kenakan, kemudian menutup kepala Annisa menggunakan jas tersebut.

"Berdiri !" Ucap Emran

Annisa pun berdiri setelahnya. Emran meraih pergelangan tangan Annisa dan menariknya dari kerumunan.

***

Berada di ruangan Emran.

"Milikmu " Ucap Emran dengan menyodorkan sebuah kain cadar yang sebelumnya di rebut dari tangan Laura

Annisa menerimanya dengan tangan bergetar

"Terima kasih pak " ucap Annisa lirih. Emran hanya bergeming

"Baiklah saya permisi pak, Terima kasih sekali lagi" Ucap Annisa dengan berbalik menuju pintu keluar.

"Sebaiknya lain kali kau tidak perlu terlibat dalam permasalahan seperti ini " Ucap Emran dengan suara ketus.

Mendengar pernyataan bos besarnya Annisa merasa sangat terkejut, dan seketika mengerutkan dahinya.

"Apa bapak pikir Saya menginginkan hal ini ?" tanya Annisa yang merasa kesal.

"Saya tidak pernah ingin terlibat dalam masalah seperti ini pak !"

"Apa bapak pernah berfikir bagaimana bisa saya terlibat masalah ini ?" ucapnya lagi.

Emran hanya bergeming.

"Karena mereka menganggap saya sebagai dalang dari pemecatan yang bapak lakukan secara sepihak !" Ucap Annisa dengan lantang

Annisa merasa sudah sangat jengah dengan situasi ini, hingga dengan berani dia mengatakan kenyataan yang sebenarnya pada sosok bos besarnya tersebut.

Buliran bening seketika lolos begitu saja dari sudut mata indahnya, tanpa dapat dia tahan, hati yang begitu sesak dengan ucapan yang begitu menyakitkan.

Mendengar penuturan dari Annisa, sedikit banyak Emran merasa bersalah, tidak seharusnya dia mengatakan hal tersebut.

"Maafkan aku !" Ucap Emran lirih namun masih sangat jelas terdengar oleh Annisa.

Annisa hanya bergeming, tidak mampu memberikan jawaban apapun pada sosok di hadapannya.

"Maaf pak, jika sudah tidak ada yang perlu di bicarakan saya permisi "

"Tunggu !" Ucap Emran namun tidak di indahkan oleh Annisa, Annisa memilih tetap keluar dari ruangan bos besar ya tersebut.

***

Terpopuler

Comments

Badai Z

Badai Z

bagus nisa... harus tegas dan berani

2024-05-10

0

Ernawati Naysha

Ernawati Naysha

sahabat sejati

2024-05-02

0

Ahsin

Ahsin

kenapa gak ditonjok saja bibir Laura biar kapok... sabar boleh tp jgn terlalu mengalah

2024-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Pertemuan Kedua
3 3. Kemarahan Emran Al-Fatih
4 4. Pertemuan Anisa Dengan Sosok Tak Terduga
5 5. Telepon Pertama
6 6. Kemarahan Emran
7 7. Zyan Malik Abdullah
8 8. Cadar Annisa
9 9. Resign
10 10. Kepulangan Annisa
11 11. Kebahagiaan Yasmine
12 12. Mencari Annisa
13 13. Sebuah Informasi
14 14. Pertemuan Pertama
15 15. Melamar Annisa
16 16. Jawaban Annisa
17 17. Keceriaan Yasmine
18 18. Nasihat Ummi
19 19. Arti Sebuah Mimpi
20 20. Menjelang hari bahagia
21 21. Hal Baru
22 22. Tamu Tak di Undang
23 23. Hamil
24 24. Alasan Sebenarnya
25 25. Terkadang aku lelah, Namun tidak akan Menyerah
26 26. Kedatangan Tamara
27 27. Permintaan Tamara
28 28. Pelajaran Sabar
29 29. Pertemuan Annisa Dengan Yasmine
30 30. Tangisan Yasmine.
31 31. Kamar Annisa
32 32. Keberanian Tamara
33 33. Meloloskan Diri
34 34. Pagi Hari
35 35. Sebuah Harapan
36 36. Detik -Detik
37 37. Kebenaran.
38 38. Tabayun
39 39. Sesuatu yang Tak Terduga
40 40. Satu Tarikan Nafas
41 41. Kamar Annisa 2
42 42. Bukan Pernikahan Kontrak
43 43. Pertanyaan Annisa
44 44. Pandangan Pertama Emran
45 45. Keberangkatan
46 46. Kamar
47 47. Diperlakukan Baik
48 48. Kesan Pertama
49 49. Senam Jantung
50 50. Keceriaan di pagi hari
51 51. Kedatangan Orang Baru
52 52. Tamu tak diundang
53 53. Semua Sudah di atur
54 54. Ketegasan Emran
55 55. Kekhawatiran Emran pada Annisa
56 56. Menggoda Annisa
57 57. Taman Bermain
58 58. Sore Hari
59 59. Penolakan Yasmine
60 60. Rumah Sakit.
61 61. Obrolan Malam
62 62. Sholat Tiang Agama.
63 63. Informasi
64 64. Perhatian Kecil
65 65. Syarat
66 66. Ciuman Pertama
67 67. Kemarahan Emran
68 68. Keributan
69 69. Keputusan Erman
70 70. Harapan
71 71. Hijrah Cinta Annisa 1
72 72. Hijrah Cinta Annisa 2
73 73. Setelah Meriam lepas.
74 74. Mandi Bersama
75 75. Urusan Kampus
76 76. Kembali di Pertemukan
77 77. Kekhawatiran Annisa
78 78. Memberikan perlakuan Istimewa
79 79. Panas
80 80. Kabar Buruk
81 81. Permintaan Zyan
82 82. Ketegasan
83 83. Kerja Sama
84 84. Tamu tak di Undang
85 85. Dia lagi dia lagi
86 86. Menjalani Peran
87 87. Kecelakaan
88 88. Kekecewaan
89 89. Berita Buruk
90 90. Perasaan Tidak Nyaman
91 91. Perdebatan Kecil
92 92. Sarapan
93 93. Kemarahan Sania
94 94. Ketegasan Emran
95 95. Kebahagiaan Annisa
96 96. Titik Terendah Sania
97 97. Kemesraan
98 98. Kabar Baik
99 99. Rencana Sania
100 100. Kecurigaan Annisa
101 101. Kekecewaan
102 102. Dalang
103 103. Hasil
104 104. Kabar baik
105 105. Kejelasan
106 106. Bali
107 107. Bersama Mu
108 108. Masih di Bali
109 109. Keputusan Emran
110 110. Permintaan Annisa
111 111. Kekesalan Amir.
112 112. Tom and Jerry
113 113. Kepanikan Amir
114 114. Akhir
115 NOVEL BARU // JODOH DARI LANGIT
116 116. SENJA ASMARALOKA
Episodes

Updated 116 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Pertemuan Kedua
3
3. Kemarahan Emran Al-Fatih
4
4. Pertemuan Anisa Dengan Sosok Tak Terduga
5
5. Telepon Pertama
6
6. Kemarahan Emran
7
7. Zyan Malik Abdullah
8
8. Cadar Annisa
9
9. Resign
10
10. Kepulangan Annisa
11
11. Kebahagiaan Yasmine
12
12. Mencari Annisa
13
13. Sebuah Informasi
14
14. Pertemuan Pertama
15
15. Melamar Annisa
16
16. Jawaban Annisa
17
17. Keceriaan Yasmine
18
18. Nasihat Ummi
19
19. Arti Sebuah Mimpi
20
20. Menjelang hari bahagia
21
21. Hal Baru
22
22. Tamu Tak di Undang
23
23. Hamil
24
24. Alasan Sebenarnya
25
25. Terkadang aku lelah, Namun tidak akan Menyerah
26
26. Kedatangan Tamara
27
27. Permintaan Tamara
28
28. Pelajaran Sabar
29
29. Pertemuan Annisa Dengan Yasmine
30
30. Tangisan Yasmine.
31
31. Kamar Annisa
32
32. Keberanian Tamara
33
33. Meloloskan Diri
34
34. Pagi Hari
35
35. Sebuah Harapan
36
36. Detik -Detik
37
37. Kebenaran.
38
38. Tabayun
39
39. Sesuatu yang Tak Terduga
40
40. Satu Tarikan Nafas
41
41. Kamar Annisa 2
42
42. Bukan Pernikahan Kontrak
43
43. Pertanyaan Annisa
44
44. Pandangan Pertama Emran
45
45. Keberangkatan
46
46. Kamar
47
47. Diperlakukan Baik
48
48. Kesan Pertama
49
49. Senam Jantung
50
50. Keceriaan di pagi hari
51
51. Kedatangan Orang Baru
52
52. Tamu tak diundang
53
53. Semua Sudah di atur
54
54. Ketegasan Emran
55
55. Kekhawatiran Emran pada Annisa
56
56. Menggoda Annisa
57
57. Taman Bermain
58
58. Sore Hari
59
59. Penolakan Yasmine
60
60. Rumah Sakit.
61
61. Obrolan Malam
62
62. Sholat Tiang Agama.
63
63. Informasi
64
64. Perhatian Kecil
65
65. Syarat
66
66. Ciuman Pertama
67
67. Kemarahan Emran
68
68. Keributan
69
69. Keputusan Erman
70
70. Harapan
71
71. Hijrah Cinta Annisa 1
72
72. Hijrah Cinta Annisa 2
73
73. Setelah Meriam lepas.
74
74. Mandi Bersama
75
75. Urusan Kampus
76
76. Kembali di Pertemukan
77
77. Kekhawatiran Annisa
78
78. Memberikan perlakuan Istimewa
79
79. Panas
80
80. Kabar Buruk
81
81. Permintaan Zyan
82
82. Ketegasan
83
83. Kerja Sama
84
84. Tamu tak di Undang
85
85. Dia lagi dia lagi
86
86. Menjalani Peran
87
87. Kecelakaan
88
88. Kekecewaan
89
89. Berita Buruk
90
90. Perasaan Tidak Nyaman
91
91. Perdebatan Kecil
92
92. Sarapan
93
93. Kemarahan Sania
94
94. Ketegasan Emran
95
95. Kebahagiaan Annisa
96
96. Titik Terendah Sania
97
97. Kemesraan
98
98. Kabar Baik
99
99. Rencana Sania
100
100. Kecurigaan Annisa
101
101. Kekecewaan
102
102. Dalang
103
103. Hasil
104
104. Kabar baik
105
105. Kejelasan
106
106. Bali
107
107. Bersama Mu
108
108. Masih di Bali
109
109. Keputusan Emran
110
110. Permintaan Annisa
111
111. Kekesalan Amir.
112
112. Tom and Jerry
113
113. Kepanikan Amir
114
114. Akhir
115
NOVEL BARU // JODOH DARI LANGIT
116
116. SENJA ASMARALOKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!