Suasana menjadi canggung dimana mereka berdua setelah melewati adegan di sofa, kembali melakukannya di kamar tempat ibunya beristirahat karena untuk sementara ranjang Bagus sudah dilumuri oleh darah hitam pekat karena baju yang dikenakan olehnya masih kotor sebelum tidur di ranjang.
Namun karena pakaian mereka masih kotor jadinya untuk sementara mereka akan mengganti pakaian dimana Bagus menggunakan kaos lengan pendek berwarna hitam dan celana training sekolahnya, sedangkan Manda akan menggunakan baju milik ibu Bagus yang kebetulan masih tersimpan di dalam lemari
"Untuk sementara kamu pakai baju ibuku saja" usul Bagus yang baru keluar dari kamar mandi kamar sementara Manda hanya duduk dipinggir ranjang dengan senter hp milik Bagus walaupun baterainya sudah low
"Tidak apa-apa?" tanya Manda untuk memastikan perkataan Bagus
"Yah.." timpal Bagus kemudian berjalan ke depan lemari yang kemudian membukanya sambil memperhatikan setiap helai baju yang ada didalam sana
"Kamu pakai ini saja" ujar Bagus sambil menjulurkan tangan ke depan sambil memegang pakaian berupa rok mini dan baju terbuka
"Mesum" cetus Manda dengan menyodorkan bibir ke depan. "Eh.. Maaf, ini memang baju sedikit terbuka tetapi menurut ini lumayan cocok dipakai ketika fighting melawan zombie, apalagi warnanya tidak akan mencolok" jelas Bagus karena warna baju sesuai yaitu berwana hitam
"Kalau begitu pakai yang ini saja" sambung Bagus sambil memberikan sebuah kaos panjang dan rok sepanjang lutut
"Yah,.. Itu jauh lebih baik dari pada yang tadi" jawab Manda yang menerima pemberian tersebut kemudian berfikir sejenak
"Ada apa, pakai saja didalam kamar mandi, kalau perlu pakai senter ini"
"Tidak apa-apa?" tanya Manda memastikan. "Yah gak apa-apa kok" jawab Bagus dengan ringan. Hingga kemudian Manda berjalan masuk kedalam kamar mandi kamar sambil membawa handphone milik Bagus ikut bersamanya
Selama menunggu Bagus mencoba untuk berfikir langkah selanjutnya, karena didalam otaknya ada dua hal yaitu menunggu disini sampai waktu tiba, atau mencari bantuan kepada markas pusat kemiliteran yang ada di kota A
Untung-untung jika masih ada pasukan garda terakhir yang bertugas mengungsikan ataupun mempertahankan isi kota, namun tidak menutup kemungkinan jika tidak ada konsekuensi yang akan diterima jika tidak mengambil tindakan
"Seandainya jika aku bertahan kemungkinan akan aman sampai beberapa hari cuman untuk listrik, air dan sumber daya, aku harus bagaimana?"
Bagus terus berpikir dengan memutar otak karena di situasi seperti ini sangat berakibat fatal jika tidak mau berpikir. Sesaat menunggu akhirnya keluar Manda dari dalam kamar mandi dengan membawa lagi handphone milik Bagus ditangannya
Dan untuk kesekian kalinya Bagus harus terkesima melihat pakaian Manda terutama dalam wajahnya yang berparas cantik tidak ada bedanya dengan sinta. "Sudah selesai?" tanya Bagus dengan berpura-pura datar
"Sudah, maaf membuatmu menunggu lama"
"Ah.. Tidak apa-apa kok, lagian ini sudah biasa" tukas Bagus dengan gentleman
"Haha.." tawa kecil Manda kemudian duduk disamping Bagus dengan suasana canggung setengah mati karena suasana gelap mengandung hawanya tersendiri
"Man, menurutmu bagaimana?" tanya Bagus mendadak hingga membuat suasana kembali tenang
"Apanya yang bagaimana?"
"Apa kita akan bertahan disini atau berpetualang untuk mencari keselamatan?" pertanyaan Bagus membuat Manda diam sambil berpikir secara konsisten walaupun membutuhkan waktu sejenak
"Bagaimana jika bertahan disini, sampai hari H"
"Aku awalnya juga berpikir demikian tapi bagaimana dengan air, listrik dan sumber daya lainnya yang seharusnya kita konsumsi"
"Kamu benar, apalagi kita gak bisa hidup di suasana yang gelap seperti ini terus menerus
"Itulah yang selalu aku pikirkan"
"Kalau menurut kamu bagaimana?" timpal Manda pada Bagus akan pendapatnya
"Kalau aku sih, melanjutkan perjalanan"
"Kenapa?"
"Karena hidup di dunia yang kacau seperti ini sangat dibutuhkan bantuan dari orang lain, jadi kita keluar untuk mencari anggota militer ataupun kelompok survival yang sama seperti kita"
"Ide yang bagus, kalau begitu besok kita akan melanjutkan perjalanan kita, tapi akan kemana?"
"Bagaimana jika ke pos militer, atau ke area sekitar tempat kita akan berkumpul?"
"Kalau menurutku sih, lebih baik kita ke sekitar area dimana tempat kita akan bersatu lagi, karena jika ke tempat militer sangat tidak mungkin akan menemukan penyelamat karena situasi seperti sekarang pihak militer pastinya sedang disibukkan dengan urusan negara" jelas Manda dengan impulsif
"Kamu benar Man, kalau begitu kita istirahat karena sebentar lagi baterai Hp habis, jadi sebelum mati kita tidur dulu"
"Yah" jawab Manda dengan merona malu hingga akhirnya dia menurut dan tidur disamping Bagus dengan suasana gelap dan hanya menyisakan sehelai selimut yang menutupi tubuh ke duanya
Waktu itu suasana sangat tidak mengenakan karena perasaan Bagus harus bertarung dengan hawa nafsu karena disamping sudah ada seorang gadis yang tidur bersamanya hingga tidak terasa wajahnya begitu cantik ketika sedang tertidur sampai-sampai Bagus membelai rambut yang awalnya menghalangi pandangan
"Kenapa hari ini kamu begitu cantik" batin Bagus yang wajahnya sudah merona sambil menatap Manda yang telah tertidur lelap disampingnya
Hingga tidak lama kemudian Bagus ikut terlelap dengan mimpinya yang menyisakan handphone di atas meja beberapa saat ikut mati karena habis daya.
Keesokan harinya terlihat dikediaman Beni yang antaranya dia dan dua temannya mulai mempersiapkan diri karena dini hari mereka sudah bergerak menuju lokasi berikutnya
"Kalian sudah siap?" tanya Beni dengan melirik temannya yang telah menggunakan senjata dan ransel di punggung
"Oke" jawab Ahmad dengan menganggukkan kepala sambil memegang palu ditangan dengan atribut buatannya yaitu pelindung tangan dengan sebuah kardus yang dililit lakban berwarna hitam
"Selamat tinggal rumah, nenek, doakan aku agar bisa terus hidup dengan selamat" ujar beni dalam hati yang merenung sejenak sebelum membuka pintu utama secara perlahan.
Cklek..
"Tetap dibelakang ku!!" titah beni dengan tegas kemudian berjalan lebih dulu menuruni teras rumah sambil melangkahkan kaki ke rerumputan hijau.
Dengan langkah perlahan beni dan teman-temannya mulai meninggalkan halaman rumah dengan langkah demi langkah menuju gerbang evakuasi yang letaknya berada dibelakang kompleks
Awalnya tiada yang aneh sampai tiba mereka mendengar suara dari seberang jalan dimana mereka terus melangkah melawati jalur trotoar.
"Sssshhhtt.." bising Beni dengan pelan sambil meletakkan jari telunjuk ke buah bibir
Sedangkan respon mereka hanya mengangguk sebagai isyarat mengerti, hingga mereka mulai melangkah melewati depan pekarangan rumah dimana terdapat beberapa zombie yang sedang asiknya menikmati makanannya
Langkah mereka mulai perlahan tapi pasti sebelum salah satu dari mereka membuat kesalahan dimana Beni yang berjalan lebih dulu tak sengaja menyenggol sebuah kaleng hingga menimbulkan suara
Klang..
Mendengar suara kaleng tersebut zombie yang awalnya sedang makan langsung mengejar Beni yang masih terkaget melihat situasinya.
"Bangs*t, kenapa ada orang yang bisa-bisanya membuang kaleng disini sih"
Beni mengumpat sambil merasa jengkel karena dia tidak memperhatikan dibawah kaki hingga tidak sadar ada kaleng yang tergeletak di trotoar, karena hal tersebut sangat tidak dibolehkan secara umum jika membuang sampah non-organik di jalan
"Lari" ucap beni kepada temannya hingga tanpa penghormatan mereka langsung berlari dengan formasi masih tetap sama yaitu Beni paling depan sinta kemudian ahmad dibelakang
Tak.. Tak.. Tak
Mereka terus berlari tanpa melihat belakang karena di sana sudah terdapat beberapa zombie yang terus mengejar. "Kemana setelah ini kita, ben?" tanya Sinta dengan deru nafas terengah-engah
"Setelah ini kita belok kiri, karena di sana sudah ada gerbang yang terbuka menunggu kita meninggalkan tempat ini"
"Oke" jawab Sinta kemudian mempercepat langkahnya, hingga sampai di perempatan dan melihat zombie yang berada di jalanan dengan jumlah tidak sedikit apalagi mereka berada di arah gerbang
"Sepertinya kita bakal berkelahi ahmad" Ucap Beni kepada temannya. "Hah.. Mau gimana lagi" ucapan Ahmad dengan menghela nafas sambil mengambil ancang-ancang
Begitu pula dengan Beni yang sudah mengambil kuda-kuda seorang petinju sambil memegang sebuah pisau dapur ditangan kiri sebagai objek menyerah karena pondasi tangan memiliki fungsinya sendiri
Sambil menunggu mereka memasang kuda-kuda hingga zombie berdatangan dengan suasana pagi buta mereka mulai merenggangkan otot. "Mari kita bantai" gumam Beni dengan sinis sambil bergerak maju dengan diikuti oleh ahmad yang arahnya berlawanan karena dia akan menghabisi zombie di bagian belakang
Bugh....
Terdengar suara pukulan dari Ahmad yang sangat keras dan kuat mengenai dahi lawan menggunakan palu hingga dalam waktu singkat kepala bagian atas langsung hancur akan tetapi tidak sampai disitu karena sesaat kemudian datang lagi dari zombie lainnya
Sementara Beni terus mengajar dengan brutal seperti seseorang yang haus darah, hingga tidak tersisa dia menghajar zombie dengan jumlah sekitar 7 buah, sama halnya dengan Bagus yang mengajar zombie dalam keadaan insting hewan buas, sedangkan Beni tidak karena memang dia tidak memiliki hal begituan
Sampai matahari menyingsing dengan sinar mentari mulai menyinari kota menandakan jika gelap telah berganti terang sama halnya dengan Beni yang sudah terlepas dari belenggu gelapnya mata dalam menghajar zombie karena setiap dia menghabisi makhluk tersebut
Matanya berubah menjadi begitu gelap seperti pembunuh berantai dan tatapannya begitu tajam dan sinis seperti seseorang sedang menyimpan seluruh dendam dan amarah didalam hati semua itu akan beraksi jika beni berusaha untuk mengalahkan zombie
Setelah semua habis dibantai akhirnya mereka melanjutkan langkah menuju keluar kompleks mengikuti panduan yang ada di peta, karena semalam beni telah mempersiapkan semuanya hingga menyeluruh.
Disisi lain tempat Bagus dan Manda bernaung, mereka kini telah terbangun dari tidur karena cahaya matahari masuk melewati ventilasi jendela hingga menembus kamar dimana Manda terlelap.
Tidak lama kemudian, Manda pun terbangun dari tidurnya dan melihat jika tubuhnya sudah di bekap oleh Bagus dalam keadaan tidur. "Kenapa setiap kali didekatnya aku merasa aman dan tenang yah, apakah ini perasaan cinta atau sekedar teman" batin Manda kemudian berusaha untuk melepas pelukannya dan berjalan keluar kamar untuk menuju dapur
Sementara Bagus yang masih tertidur tidak sadar jika Manda sudah beranjak dari ranjang.
"Kalian aman, terutama kamu mat?" tanya beni dengan menghampiri teman-temannya ketika usai menghabisi seluruh zombie yang ada. "Aku tidak apa-apa" balas sinta dengan disusul oleh Ahmad dengan mengacungkan jempol dengan nafas telah tersengal
"Bagus kalau begitu, mari kita lanjutkan perjalanan menuju tempat berikutnya" ajak beni kemudian melangkah lebih dulu dengan diikuti oleh yang lainnya
Selama perjalanan mereka aman tanpa ada kendala tapi mereka tetap harus berhati-hati karena zombie akan datang tanpa diduga, terutama jika mereka sampai lengah seperti tadi
Namun sepanjang perjalanan Ahmad bercerita kepada yang lainnya prihal hidupnya.
"Aku tinggal bersama kedua orang tua dan satu adik laki-laki, aku takut dari antara mereka ada yang meninggal di sana"
"Kita memang tidak tahu apa yang sedang menanti didepan sana, tapi ada hal yang perlu kamu tahu"
"Hal apa itu?" tanya Ahmad penasaran
"Kematian"
"Memang kematian selalu ada diantara kita jadi siapapun pasti akan mati hanya saja kita harus tetap melanjutkan hidup untuk diri kita sendiri dan orang yang telah menyayangi kita" sambung sinta dengan menyakinkan
Sehingga keduanya hanya terdiam sambil memasang tatapan tak percaya kepada sinta, karena di situasi seperti ini dia masih bisa bersifat optimis.
Ketika mereka masih berjalan di trotoar jalan raya tanpa diduga ternyata di perempatan jalan sudah menanti zombie dalam jumlah sangat banyak yang masing-masing sedang menunggu dengan badan goyang-goyang. Tampak seluruh zombie dari kejauhan dengan terus diperhatikan oleh tim beni
"Banyak sekali" gumam Beni dari jauh sambil menatap zombie dalam jumlah banyak berada di jarak 1 km jauhnya
"Untung kita tidak melalui jalan situ" ujar Ahmad dengan menghela nafas panjang apalagi melihat sekumpulan zombie yang tak terhitung jumlahnya
Setelah sampai disebuah gerbang masuk di gang pinggir jalan akhirnya mereka melewatinya dengan langkah berhati-hati sambil memasang insting kewaspadaan karena semenjak melihat segerombolan zombie akhirnya mereka mulai memasang rasa was-was terhadap daerah 12
Sehingga mereka sampai di daerah tempat Ahmad tinggal walaupun terlihat sepi namun teriakan masih terdengar bergema ditelinga mereka seperti halnya suara raungan dengan yang lokasi sumber tak diketahui.
"Kamu tinggal daerah ini kan, mat?" tanya beni untuk memastikan. "Yah,.. Daerah yang aman dan indah, namun sekarang terlihat mencekam dan sepi" gumam Ahmad dengan mengingat memori dimana dia dibesarkan
"Kalau begitu kita harus berhati-hati karena suara zombie ada disekitar kita" ajak beni kemudian kembali melangkah lebih dulu
Setelah berjalan sekitar 50 meter mereka akhirnya mereka berjumpa dengan zombie yang semenjak tadi meraung-raung di tempat jauh tapi tak terlihat asalnya. "Oh.. Sial" umpat beni dengan jengkel ketika jalurnya sudah ditutup zombie, akan tetapi itu bukan hal yang mengejutkan adalah dimana zombie telah mengetahui posisi mereka
"AAAGGRRRHHHKKK..."
Ruangannya terdengar nyaring hingga mereka berlari dengan terbirit-birit mengejar mangsanya, tentu saja beni dan kedua temannya ikut berlari menjauhi kumpulan zombie tersebut dengan arah berlawanan dari tempat tujuan mereka
"Kita harus bagaimana ini ahmad?" tanya beni yang terus berlari dari kejaran zombie
"Lewat sini" sahut Ahmad yang berbelok ke gang kecil dengan diikuti oleh temannya
Selama pelarian mereka terus melangkah tanpa berani mendongak ke belakang apalagi selalu terdengar raungan zombie, sampai-sampai mereka tiba di ujung gang kemudian berbelok kiri dengan posisi berubah yaitu Ahmad paling depan dan Beni dibelakang
Walau ketika berbelok dari gang mereka sempat terhalang oleh satu zombie yang menyerang sinta, tentu saja sinta yang tidak siap membuatnya langsung terkejut karena melihat serangan zombie dengan begitu agresif
"Aaaaaahhhhh..." seketika itu juga sinta secara spontan berteriak kencang disaat melihat salah satu zombie dari arah lain menyerangnya dengan metode melompat ke mangsa.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Beny
Terimakasih buat dukungannya, kak:)
2023-02-04
1
rws
mantap
2023-02-04
1