*Flashback*
Satu hari yang lalu di sebuah ruangan kedap suara yang didalam hanya penuh dengan alat-alat teleskop dan sistem komputer lainnya yang membuat auranya mencekam hanya karena prof. Dicy duduk seorang diri dengan ditemani secangkir kopi, sehingga membuat ruang 4x4 tersebut tampak sunyi walau ada kaca besar di sisi ruangan sebagai tempat melihat bintang-bintang luar angkasa.
"Aneh.." gumam seseorang di balik bayangan dengan segara beranjak dari kursi, lalu mondar-mandir seperti setrika dengan berada di antara teleskop dan komputer canggih yang ada di dalam ruangan walau sedikit tergesa-gesa namun ia masih tetap tenang dan mencoba mencari cara untuk mencerna semua data analisis
Karena. Beberapa saat yang lalu dirinya berhasil menemukan sebuah kejanggalan dari asteroid yang diduga akan jatuh menghantam bumi. "Kenapa,.. Batu asteroid ini mengeluarkan tekanan yang berbeda, seperti ada gas yang bocor?" batin seseorang dengan cemas sehingga terus mondar-mandir
Sampai ia mencoba untuk membuka layar ponsel dan menghubungi seseorang dari balik media. "Hallo" ucapnya dengan ramah dan tenang sehingga beberapa saat ia mendapat balasan dari balik tempat yang jauh lebih tepatnya berada di New York. "Hallo" balasan dari teman yang berada di posisi sangat jauh
"Maaf mengganggu,.. Tapi ada hal yang ingin aku tanyakan kepada anda, tuan Felx" (Bahasa England) sahut dari Dicy dengan ramah. "Hal apa itu?" (Bahasa England) balas Felx dari balik layar
"Saya masih ingat jika anda dulu pernah bilang jika anda bisa melacak atau mengambil gambar dari luar angkasa dengan kamera yang dipasang dari sebuah radar sinyal, bukan?" (bahasa England)
"Benar sekali tuan, memangnya kenapa?" (bahasa England)
"Tolong periksa di kordinator yang saya kirim, apakah boleh?" tanya Dicy dalam bahasa Inggris
"Tentu saja, silahkan tuan" tuturnya dari balik layar ponsel dengan bahasa yang disamakan dengan lawan bicara
"Baik, tolong tunggu sebentar" ujar dicy (bahasa England)
Sesudah bercakap-cakap di handphone Dicy langsung berlari ke komputer dan mengirim koordinator yang dia ambil setelah mengukur arah selanjutnya dari rute Asteroid kemudian beberapa saat dia mendapat notif dari message. Alangkah terkejutnya prof. Dicy ketika melihat gambar luar angkasa dimana sebuah batu berukuran cukup besar melaju cepat, karena gambar tersebut diambil dari kamera jadinya Dicy bisa langsung memperhatikan gambar dengan seksama
Akan tetapi sebelum berasumsi ia menutup saluran telepon terlebih dahulu dari lawan bicara walau secara sepihak tapi ia berkata terlebih dahulu, sesaat sebelum mematikan sambungan dengan kalimat. 'Terimakasih, dan saya akan menghubungi anda di lain waktu' begitulah ucapannya sebelum mematikan sambungan telepon
Seketika itu ia langsung mengecek komputer dengan duduk di kursi dan memasang kaca mata yang tersangkut pada daun telinga. "Mari kita lihat, apakah benar semua yang aku pikiran" batinnya dengan memasang tatapan intens sambil menatap lekat ke layar komputer
Sampai ia memperhatikan gambar luar angkasa yang dikirim oleh temannya, dengan hal pertama yang dilihat yaitu batu-batu yang berterbangan di angkasa bebas dalam kuantitas banyak, tapi ada satu diantaranya yang memikat rasa penasaran Dicy hingga memfokuskan pandangannya dalam satu tujuan
Yaitu asteroid dengan posisi melayang di antara batu luar angkasa yang lain, "Jika dilihat sekilas mungkin memang tiada yang aneh, tapi kenapa hati ku berkata lain" gumam Dicy dengan meletakkan telapak tangan di dagu yang ditumbuhi oleh jenggot tipis
"Tidak, ini memang aneh" akhirnya Prof. Dicy melihat sesuatu hal yang janggal sampai-sampai ia mendobrak meja dengan cukup bertenaga
Dubrak… (hantaman dari meja dengan tangan)
"Sialan, ternyata memang benar asteroid tersebut mengeluarkan gas kimia yang sangat tipis dari sela-sela batu" cetus sang profesor dengan lantang kemudian mengambil gambar dari sebuah mesin scanner yang kemudian melihatnya dari dekat dari hasil duplikasi
"Benar-benar, diluar dugaan" kalau seperti ini aku tidak bisa memecahkan masalah sendirian, aku harus menghubungi pihak ke dua" gumam Dicy dengan tampang frustasi yang kemudian menghubungi Felx, temannya untuk kedua kalinya
"Hallo, ada apa lagi tuan Dicy menghubungi saya?" tanya Felx dengan nada bingung yang menggunakan bahasa Inggris
"Tolong beritahu kantor pusat, jika mereka harus menyelidiki tentang asteroid yang kabarnya akan menabrak bumi!!"
"Kenapa demikian?" bingung Felx. "Karena aku menemukan kejanggalan dalam gambar yang Anda kirim, tapi saya tidak bisa berasumsi untuk publish karena kemampuan saya terbatas, tapi saya bisa menyebarkan sedikit informasi tentang Asteroid tersebut"
"Tunggu sebentar, kenapa anda kini justru yang panik, padahal anda lah yang menyarankan untuk tidak mempublikasi ke media negara ataupun rakyat sipil terkecuali pihak militer"
"Untuk hal itu saya tidak bisa jelaskan secara rinci, tetapi saya bisa memberi asumsi jika asteroid ini bisa merusak ekosistem dunia"
Mendengar ucapan tersebut, Felx langsung berkata jika ia akan mencoba untuk menyelidiki secara menyeluruh bersama dengan kantor pusat. Sehingga dia menyuruh Dicy untuk tidak menyebarkan rumor yang bersifat umum, karena ini bisa menjadi trending topik bagi sosial media yang ujung-ujungnya akan mengganggu aktivitas kantor pusat dalam penyelidikan.
—
Profesor Dicy merupakan salah satu orang ternama di kota A, dan dirinya dijuluki sebagai anak muda genius karena karirnya yang dapat dicapai pada usia 24 tahun, karena semua itu hasil ketekunannya dalam meraih cita-cita akan tetapi ia harus diperhadapkan dengan sebuah ancaman yang tak pernah disangka hingga semua yang digenggamannya akan hilang terbawa angin dengan begitu mudah.
****
( S E K O L A H )
Jam belajar telah berganti ke waktunya istirahat dimana seluruh murid bisa bergerak dengan bebas untuk melakukan aktivitasnya, namun tidak untuk Beni yang sepanjang saat selalu gusar dengan perasaan yang kerap selalu memikirkan cara agar bisa membuat alasan masuk akal supaya tidak terjadi ke salah pahaman yang akan membuat konflik di kelas dan itu dapat membuat kontroversi diantaranya
Ahmad seorang teman Beni duduk disamping kursi walaupun itu bukan kursi miliknya tetapi sering kali ahmad duduk disebelah untuk menemani sahabatnya sampai ia melontarkan pernyataannya akibat melihat temannya terus menulis di buku, karena tidak seperti biasanya
Dimana Beni selalu membaca Novel di balik smartphone karena dimanapun ia berada dia selalu menyempatkan diri untuk mengasingkan dari kerumunan, apalagi suasana kelas yang sepi karena rata-rata teman kelas pada keluar untuk makan pagi menjelang siang tepat pukul 10 pagi
"Tumben sikapmu aneh, Ben!!, Kenapa? Tanya ahmad dengan kalimat langsung, " Nggak ada apa-apa kok, cuman ingin mempersiapkan diri saja!!" sahut Beni sambil menempelkan pena tinta ke buku tulis, "Kamu mau minum?" timpal ahmad dengan mencoba untuk beranjak dari kursi tapi Beni telah lebih dulu menggenggam tangan sahabatnya sehingga ia kembali duduk
"Kenapa?" bingung Ahmad dengan menyipitkan sebelah matanya
"Kita harus mempersiapkan segalanya, lihat ini!" ujar Beni sambil memberi tunjuk tulisan tangan kepada Ahmad lewat sebuah buku tulisnya
"Jam 2 siang?" Ahmad tampak bingung sambil mengerutkan kening
"Benar, jam 2 siang adalah garis mulai dari sebuah cerita, walaupun tidak yakin tapi aku harus percaya dengan petunjuk dari mimpi ini, lagian mana ada mimpi 2 kali berturut-turut dengan adegan yang sama apalagi beberapa hari ini aku sama sekali tidak menonton film killer ataupun horor" batin Beni dengan impulsif
"Tunggu, bukan itu maksudku!! Kalimat ku kurang benar tapi juga tidak salah karena aku cuman membaca novel yang berjudul Kematian"
Akan tetapi Beni tersadar jika novel itu bukan bertema balas dendam ataupun pembunuh berantai, melainkan kehancuran dari era manusia dengan disertai kudeta militer maupun sesama spesiesnya, "Haha.. Jangan bilang novel dan mimpi ku, sinkronisasi!!" batin beni yang mulai gusar dengan melekatkan hati dalam gelap gulita karena tatapannya mulai kosong
"Jika itu benar, maka End dari cerita ini bakal-_..!!!"
Hati beni mulai insecure karena kepercayaan diri yang dimiliki pagi tadi seakan-akan hilang terbawa angin sehingga ia melamun dengan mulut terbungkam seperti ada yang mengunci rapat. Hingga Ahmad menepuk pundak sahabatnya dengan bertenaga dan pada waktu itu juga beni langsung terbangun dengan keadaan terkejut
"Heh…!!" bingung Beni dengan detak jantung berdebar begitu cepat, "Kamu kenapa?" tanya sahabatnya dengan bingung karena sifat beni dari pagi sangat aneh, dan tentu mengundang rasa penasaran di hati ahmad
"Gak ada apa-apa, gimana sama yang lain?" tanya beni dengan gagap
"Yang lain kenapa?" bukannya menjawab justru ahmad malah balik bertanya, "Tentang perintah ku kepada mereka?"
"Yah tentu saja banyak yang tidak membawa, terutama Komang, karena kamu menyuruhnya membawa linggis yang pasti akan mencolok di depan sekolah!!"
"Kalau Bagus?"
"Kalau dia membawa sepatunya, tadi aku sudah tanya ke dia"
"Baguslah"
"Memang kenapa?"
"Sekarang dia kemana?" tanya beni dengan mengalihkan perhatian ke objek lain
"Tadi dia langsung ke belakang sekolah bareng komang untuk melakukan kebiasaannya"
"Yaudah lah,.. asalkan Bagus membawa barang keahliannya mungkin bisa berguna nanti" gumam beni, "Memangnya buat apa sih?" kini ahmad semakin bingung karena semua pertanyaannya tidak terbalaskan sehingga ia lebih memilih untuk diam sambil menggunakan nalar pemikiran agar bisa membaca situasi namun sekeras apapun semua masih sulit ditebak
"Mat?"
"Jika kamu memiliki masalah lebih baik cerita saja kepada ku!, walaupun aku gak bisa membantu setidaknya aku bisa mencari solusi masalahmu, karena setiap masalah pasti ada solusinya!!" ucap Ahmad dengan lantang dan tegas
Sehingga beni tertegun sejenak sebelum menghela nafas panjang. Akhirnya beni memutuskan untuk menceritakan apa yang menjadi unek-unek di hati
"Pukul 2 siang, akan terjadi sebuah insiden dari jatuhnya Asteroid dan letaknya belum diketahui sampai sekarang"
"Lalu?"
"Aku sudah dua hari ini bermimpi kejadian yang tak terduga dimana, ada sebuah kumpulan mayat kanibalisme yang memakan dan mencabik manusia, jadi aku berfikir semua ini ada kaitannya dengan jatuhnya meteor tersebut!!"
"Zombie kah?" bingung ahmad, "Bisa jadi" sahut beni dengan keringat dingin membasahi pelipis
"Tapikan itu cuman mimpi, jadi maksud kamu makanan untuk bertahan hidup, lalu senjata ini untuk menyerang mereka?" tanya ahmad memastikan
"Yah"
"Aku paham, walaupun tidak sepenuhnya percaya karena semua cerita masih diluar nalar"
"Aku memaklumi hal tersebut, tetapi setidaknya kita harus bersiap"
"Seberapa besar kamu yakin dengan hal tersebut?"
"94%" jawab Beni sehingga ahmad tertohok dengan membulatkan mata yang sempurna akibat terkejut dengan pendapat sahabatnya, "Gak bisa kurang?" tanya ahmad yang cengengesan
"Kamu nawar?"
"Yah nggak sih tapi yaudah lah, baik, kalau gitu mari kita ke kantin" ajak Ahmad
"Ngapain?"
"Masa ingin menghadapi bencana dengan perut kosong"
"Kamu percaya?"
"Tentu saja"
"Dasar, itulah sifat yang ingin aku ubah dari kepribadianmu, yaitu sikap polos dan lugu mu" batin beni dengan senyum tipis, kemudian beranjak untuk menuju kantin sekolah
Sesampainya mereka di ambang pintu kantin terlihat sudah ada keributan sehingga banyak murid di kantin yang berkerumun mengelilingi sekumpulan pria jaket hitam dalam jumlah 8 orang sedangkan lawan bicara hanya seorang pria baju sekolah pada umumnya yaitu batik berwarna hijau dan di balik punggung masih ada dua orang wanita yang satu rambut sepanjang bahu dengan terurai sedangkan satu lagi mengikat rambutnya
"Tapi sebelum itu aku ingin kau minggir dari hadapanku!!" perintah dari seorang pria yang berdiri di antara sekumpulan manusia berjaket hitam dengan wajah labil namun sok angkuh
"Hah!!,. Apa maksudmu?" seru lawan bicaranya yang berdiri seorang diri menghadap ke kumpulan pria berjaket
"Karena aku punya urusan dengan gadis yang ada di belakang mu itu!!" sahutnya dengan sinis
"Sudahlah Bagus, jangan berhadapan dengan mereka" ujar gadis di belakang punggung Bagus, antara lain adalah Manda. Kejadiannya beberapa saat yang lalu ketika Manda dan saudara perempuannya sedang makan di kantin
Awalnya mereka sangat tentram tanpa ada gangguan dari pihak lain, tapi tidak lama mereka dihampiri oleh beberapa orang yang mengenakan jaket hitam seakan-akan mereka seperti geng sekolahan, "Halo, cantik" sapa dari seorang leader diantara mereka
Tentu saja kesan pertama yang tampak dari mereka berdua adalah angkuh dengan memperlihatkan sikap bodo amat, sampai sang leader pun kesal akibat sapaannya tidak digubris sama sekali
Sampai mereka mulai menyentuh pundak Manda dengan belaian cabul karena jari merambat ke bawah hingga menuju sweater pink miliknya, tentu dengan sontak Manda berdiri dengan tatapan sinis dengan diikuti oleh saudara perempuan, "Bisa tidak, jangan ganggu kami!!" cetus Manda dengan menahan emosi segenap jiwa
"Waduh kok, cantik-cantik malah judes sih" godaan dari pria tersebut dengan diiringi oleh senyum mesum dari teman disisinya
"Dasar anak nakal, jangankan menyukai kalian, melihat kalian saja mataku sudah sakit" umpat Manda dengan lantang sehingga dengan sontak sang leader melancarkan tangan nya untuk menampar sambil berkata, "Aku menghormatimu karena senior kalau bukan tidak perlu sampai repot-repot menggodamu, bangsa*t"
Pada waktu itu manda hanya memejamkan kedua mata dengan ketakutan, berbeda dengan wanita disampingnya yang hanya terkejut melihat reaksi orang asing ketika ingin melukai seseorang yang dia sayangi, "Kak Manda" seru wanita disamping Manda dengan wajah khawatir namun sebelum telapak tangan menghantam pipi saudaranya
Beruntung datang Bagus yang langsung menangkap pergelangan tangan milik leader jaket hitam, "Kalau menghormati, setidaknya jangan main kasar dong, sama kakak kelas" ucap Bagus dengan senyum miring, sebelum tangan sang leader ditarik kembali
"Dia kan, kakak kelas yang memimpin tongkrongan di belakang sekolah kita" sahut salah satu anak buah dari kumpulan sang jaket hitam
"Kalau nggak salah namanya bagus yah" timpal sang leader dengan mimik wajah mengejek
"Lain kali harus sopan ketika berbicara dengan senior mu" ujar bagus dengan kesal, "Kebetulan banget, aku pengen lihat seberapa kuat pemimpin tongkrongan, siapa tahu aku bisa mengalahkannya, dengan begitu sudah pasti kalau kepemimpinan bakal tergantikan oleh ku!!"
"Memangnya kamu bisa mengalahkan ku?" balasan dari Bagus dengan tersenyum lebar.
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments