Hihihihihi
Mendengar suara itu tepat di belakangnya tentu saja membuat Mikaila terkejut bukan main dan langsung dengan spontan berbalik badan.
"Aaaaaaaaa" teriak Mikaila yang terkejut ketika melihat sosok perempuan tengah tiduran sambil terbalik dengan posisi kepala menggantung di kolong tempat tidur.
"Rini! gila kamu mengejutkan ku!" pekik Mikaila yang sadar bahwa sosok di hadapannya adalah Rini.
Rini yang melihat Mikaila sadar akan kehadirannya, lantas bangkit dari posisinya kemudian tertawa dengan kencang, membuat Mikaila menjadi semakin kesal karena ia merasa telah dikerjai oleh Rini sedari tadi.
Mikaila yang hendak memarahi Rini akan prilakunya yang suka sekali iseng, lantas langsung melangkahkan kakinya mendekat ke arah Rini dan mengambil duduk di sebelah Rini.
"Jangan bilang suara ketukan dan juga pintu yang tiba tiba tertutup adalah ulah kamu juga? kalau sampai benar kamu yang melakukannya aku akan marah!" ucap Mikaila sambil mencebikkan mulutnya menatap kesal ke arah Rini.
Rini yang semula memasang wajah tersenyum mendadak raut wajahnya langsung berubah seketika tepat setelah Mikaila mengatakan hal tersebut kepadanya, seakan akan ada sesuatu yang tengah di tutupi oleh Rini saat ini.
Beberapa detik keduanya hening, hingga kemudian perlahan lahan Rini mulai menggelengkan kepalanya yang malah membuat Mikaila bingung dan bertanya tanya apa maksud dari gelengan kepala yang di tunjukkan oleh Rini.
"Bukan aku yang mengetuk pintu... ada seseorang yang ingin berkenalan dengan mu dan dia jahat!" ucap Rini dengan nada bicara yang ambigu membuat Mikaila lantas bertanya tanya apa maksud dari ucapan Rini barusan.
"Jahat? siapa yang jahat? apakah aku mengenalnya?" ucap Mikaila bertanya tanya akan maksud dari ucapan Rini barusan.
Rini yang di tanya kembali oleh Mikaila, lantas lagi lagi menggeleng namun tidak menjelaskan dengan detail tentang perkataannya.
"Dia berasal dari sana, dia merah dan suka sekali marah..." ucap Rini lagi yang malah membuat bulu kuduk Mikaila menjadi merinding ketika mendengar Rini bercerita tentang dia.
Entah mengapa, sejak Rini membahas tentang dia hawa di dalam kamar menjadi lebih dingin hingga membuat bulu kuduknya berdiri dan meremang seakan akan ada yang sengaja meniup bulu kuduknya. Mikaila mengusap tengkuknya yang terasa merinding tanpa alasan, kemudian bangkit dari tempatnya dan langsung berpindah ke tempat tidurnya.
"Sepertinya sudah malam Rin, aku tidur dulu ya..." ucap Mikaila sambil langsung masuk ke dalam selimutnya dan menutup semua tubuhnya dengan rapat.
Melihat Mikaila pergi meninggalkannya tidur, membuat Rini lantas langsung menatap tajam ke arah punggung Mikaila yang kini sudah tertutup sempurna dengan selimut miliknya. Tatapan Rini begitu tajam dan tak berkedip sedikitpun, seakan seperti marah karena Mikaila meninggalkannya.
**
Tengah malam
Mikaila tidur dengan gelisah, ia seakan akan tidak bisa tertidur namun matanya menutup dengan sempurna, membuat Mikaila merasa sangat gelisah hingga terus mencari posisi terenak agar ia bisa tidur dengan nyaman.
Dalam keadaan antara sadar dan tidak sadar, Mikaila seperti melihat Rini tidur dengan posisi yang sama seperti ketika ia menemukannya tadi namun dengan mata yang melotot tajam ke arah atas, Mikaila yang terkejut akan pemandangan yang ia lihat dengan samar, lantas langsung dengan spontan membuka matanya dan langsung menatap ke arah ranjang Rini, yang anehnya Rini tidur seperti biasa tanpa bentuk maupun posisi yang aneh sama sekali.
"Sepertinya ini hanya perasaan ku saja" ucap Mikaila pada diri sendiri sambil menatap ke arah Rini yang tengah tertidur dengan pulasnya.
Mikaila yang merasa bahwa semua hanya perasaannya saja, kemudian memutuskan untuk kembali memejamkan matanya dan mulai menyelami pulau impiannya. Namun sayangnya mungkin hal itu tidak berlaku untuk Mikaila, karena ia kembali seperti melihat Rini dalam posisi yang aneh.
Dalam keadaan yang rep repan, Mikaila melihat Rini mendadak melayang dengan perlahan dari kasurnya dan menatap ke arah Mikaila dengan senyuman yang menyeringai dan begitu terlihat menyeramkan, membuat Mikaila dengan spontan bangkit dari posisi tidurnya dan langsung menatap ke arah Rini dengan tatapan yang bergidik ngeri. Namun lagi lagi Rini masih dalam posisi yang sama dan belum berpindah dari tempatnya, membuat Mikaila semakin seperti orang yang gila karena terus terusan membayangkan yang tidak tidak.
"Sepertinya aku benar benar sudah gila..." ucap Mikaila pada diri sendiri kemudian langsung merebahkan dirinya ke ranjang dan menutupi seluruh badannya dengan selimut.
Hanya saja, tanpa Mikaila sadari ketika dirinya merebahkan diri di ranjang, kepala Rini perlahan lahan terlihat menoleh ke arah ranjang Mikaila dan langsung tersenyum dengan menyeringai menatap ke punggung Mikaila dengan senyuman yang terlihat menyeramkan.
***
Pagi harinya
Mikaila yang memang sejak semalam sudah tidak bisa tidur karena terus terusan membayangkan hal yang tidak tidak sampai pagi, lantas terlihat melangkahkan kakinya dengan langkah kaki yang gontai memasuki ruangan kelasnya.
Allen yang melihat Mikaila berjalan dengan langkah kaki yang malas, kemudian langsung merebahkan kepalanya di meja tepat setelah mendudukkan bokongnya, lantas hanya bisa menghela nafasnya panjang. Jika di lihat dari raut wajah Mikaila yang lesu seperti itu pasti semalam Mikaila tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Sebuah rasa simpati mendadak terlintas di hati kecil Allen, ketika melihat wajah lelah Mikaila yang bersandar pada meja sambil menutup matanya tanpa memperdulikan lingkungan sekitar.
"Apakah kamu..." ucap Allen hendak bertanya akan apa yang telah di lalui oleh Mikaila semalam, namun tidak jadi ketika melihat Friska melangkahkan kakinya dengan bergegas mendekat ke arah Mikaila yang kini tengah memejamkan matanya.
Friska yang melihat Mikaila memejamkan matanya, lantas langsung duduk di bangku bagian depan Mikaila dan menatap Mikaila dengan tatapan yang bingung sekaligus penasaran akan apa yang tengah terjadi pada Mikaila.
"Apakah semalam kamu lembur Kai?" ucap Friska kemudian yang sudah tidak tahan lagi untuk bertanya.
Sedangkan Mikaila yang mendengar pertanyaan itu, langsung mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Friska dengan tatapan yang sendu kemudian kembali menaruh kepalanya namun kali ini ia sanggah dengan kedua lengannya, membuat Allen dan juga Friska lantas saling pandang satu sama lain seakan bertanya apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Entahlah... aku benar benar tidak bisa tidur semalam, aku selalu saja mendengar suara suara aneh di kamar dan pada akhirnya berakhir dengan tidak bisa tidur, belum lagi teman sekamar ku yang aneh membuat ku semakin tidak bisa tenang jika menjelang malam." ucap Mikaila pada akhirnya berkeluh kesah.
"Memangnya di mana kamar mu?" tanya Friska dengan raut wajah yang penasaran.
"AP13" ucap Mikaila yang lantas membuat raut wajah Friska dan juga Allen berubah menjadi aneh dan seakan tampak mencurigakan di mata Mikaila.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments