No Exit
Sore itu Mikaila yang baru saja pulang dari sekolahnya, lantas langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah mansion mencari keberadaan mamanya yang kini sudah ia rindukan walau hanya berpisah beberapa jam dengan ibunya.
"Ma... mama..." teriak Mikaila mencari keberadaan ibunya yang tidak ia lihat di manapun kala itu.
Mikaila yang masih penasaran akan keberadaan ibunya, lantas terus melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar orang tuanya. Hingga sebuah suara dua orang yang tidak asing di pendengarannya mulai terdengar di telinganya.
"Papa tidak bisa begitu dong... kan kasihan Kaila! biarkan saja dia melakukan segalanya sesuka hatinya, kita sebagai orang tua cukup memantau saja tanpa perlu bertindak masuk terlalu jauh." ucap Fara yang tidak terima akan ucapan Danu yang selalu saja memaksakan kehendaknya.
"Papa hanya mencoba yang terbaik untuk anak kita ma? lagi pula ini adalah kesempatan bagus bagi putri kita, apa mama tidak ingin melihat anak kita sukses nantinya?" ucap Danu yang seakan kekeh dengan pendapatnya.
Mikaila yang tidak sengaja mendengar pembicaraan orang tuanya, tentu saja terkejut bukan main akan sesuatu yang kini sedang dibahas oleh kedua orang tuanya itu.
"Apa yang sebenarnya sedang mereka bicarakan saat ini? mengapa namaku di bawa bawa?" ucap Mikaila bertanya tanya tentang apa yang sebenarnya tengah kedua orang tuanya bahas saat ini.
Hingga karena saking penasarannya, Mikaila lantas memilih berpura pura tidak mendengarnya dan langsung menyelonong masuk begitu saja.
"Kalian berdua ada di sini rupanya? aku bahkan hampir mengelilingi setiap sudut mansion untuk mencari keberadaan kalian." ucap Mikaila dengan senyum yang lebar, namun mampu membuat kedua orang tuanya menjadi kikuk seketika tepat di saat kedatangannya barusan.
"Ada apa?" imbuh Mikaila lagi yang penasaran akan raut wajah keduanya yang nampak terlihat tegang.
"Kai sebaiknya kita makan yuk... mama sudah masakin sesuatu yang enak untuk mu, kamu pasti lapar bukan?" ucap Fara sambil bangkit dari posisinya dan mendekat ke arah Mikaila.
"Berhenti ma, anak ini tetap harus tahu apa keputusan ku!" ucap Danu yang lantas langsung menghentikan langkah kaki Fara.
"Pa... udah dong, lagi pula apa masalahnya sih? bukankah keduanya sama sama sekolahan? mengapa heboh sekali?" ucap Fara dengan nada yang kesal ketika melihat Danu tidak kunjung menyerah juga.
"Jelas beda dong ma, semua anak lulusan sekolah itu menjadi terkenal dan juga berpendidikan tinggi, apakah mama tidak ingin memiliki seorang anak yang istimewa dan tersohor di negara ini?" ucap Danu dengan nada yang tegas.
Sedangkan Mikaila yang tidak tahu akan duduk permasalahannya, hanya bisa diam termenung menatapi kedua orang tuanya secara bergantian. Mikaila benar benar bingung akan perdebatan orang tuanya yang selalu membawa kata kata sekolah dan juga tersohor, membuat Mikaila hanya bisa menerka nerka tanpa bisa mengetahui permasalahannya.
"Kaila papa minta maaf kalau kali ini papa bersikap memaksa padamu, tapi papa harap kamu bisa mengerti akan keputusan papa kali ini." ucap Danu yang malah menambah kebingungan bagi Mikaila.
"Ada apa ini pa?" tanya Mikaila kemudian.
"Lusa kamu harus pindah sekolah ke sebuah sekolahan elit pilihan papa, papa harap kamu tidak membantah karena ini demi kebaikan mu." ucap Danu kemudian yang lantas membuat Mikaila melotot ketika mendengarnya.
"Papa jangan bercanda deh... aku bahkan sudah kelas 12, bagaimana bisa papa menyuruh ku untuk pindah?" ucap Mikaila seakan tidak setuju akan usulan dari papanya.
"Apa yang di katakan oleh Kaila itu ada benarnya pa, lagi pula hanya tinggal menunggu setahun lagi dan lulus, apa perlu hingga menyuruhnya pindah seperti ini?" ucap Fara yang ikut ikutan tidak setuju.
"Sudahlah, papa tidak lagi ingin menerima sanggahan, pokoknya lusa Mikaila harus pindah dari sekolahannya." ucap Danu kekeh kemudian berlalu pergi dari sana meninggalkan Fara dan juga Mikaila yang masih menatapnya dengan tatapan yang tidak percaya.
Sedangkan Fara yang melihat putrinya seperti itu, membuat Fara menjadi merasa bersalah. Dipeluknya tubuh Mikaila dengan spontan dan memberinya kehangatan. Ingin rasanya Fara kembali menolak keputusan suaminya, namun sayangnya yang Fara lakukan tidak bisa benar benar merubah keputusan suaminya yang kekeh dan ingin memindahkan Mikaila ke sekolah pilihannya.
"Mama minta maaf ya... mama sudah berusaha sebisa mama tapi papa mu sama sekali tidak mendengarkan dan tetap kekeh pada pendiriannya, mama benar benar minta maaf..." ucap Fara sambil mengelus pundak Mikaila.
"Ini gak adil dong ma, benar benar gak adil... bagaimana aku bisa mengejar ketinggalan ku selama dua tahun di sekolah baru itu ma? apa papa benar benar ingin menyiksa ku?" ucap Mikaila yang masih tidak terima akan keputusan yang di buat oleh Danu, namun yang bisa Fara lakukan saat ini hanya memeluk dan menenangkan putrinya.
****
Malam harinya di meja makan
Setelah pembicaraan tadi sore tentang pemindahan sekolah Mikaila, suasana makan malam kali itu terasa sangat hambar dan hening. Tidak ada pembicaraan apapun yang terjadi di meja makan selain hanya dentingan sendok dan juga garpu yang beradu sedari tadi mengisi keheningan di meja makan.
"Papa sudah mempersiapkan segalanya, yang perlu kamu lakukan hanya perlu pergi membawa baju baju dan segala keperluan mu kecuali dengan ponsel." ucap Danu membuka pembicaraan yang langsung membuat Mikaila menatap dengan spontan ke arah Danu saat itu.
"Apa papa sudah tidak menganggap ku sebagai seorang anak lagi? hingga mengusir ku dengan alasan untuk menjadikan ku orang yang sukses, asal papa tahu ya? kesuksesan itu berasal dari usaha dan kerja keras kita bukan di dapatkan dari cuma cuma ataupun dengan embel embel nama sekolahannya!" ucap Mikaila pada akhirnya dengan nada yang kesal karena merasa tidak terima akan keputusan dari Danu.
Prank
Suara sendok dan juga garpu yang di letakkan dengan kasar, lantas berbunyi cukup nyaring yang seakan menambah kesan mencekam di meja makan malam itu.
"Pa..." panggil Fara agar Danu bersikap lebih lembut lagi dan tidak memaksakan kehendaknya seperti ini.
"Mama diam saja dan jangan ikut campur!" ucap Danu kemudian yang lantas membuat Fara pada akhirnya hanya bisa memilih diam tanpa bisa berbuat apa apa lagi.
"Sifat kasar dan keras kepala mu inilah yang membuat papa berambisi memasukkan mu ke sekolahan itu karena selain di pastikan kamu akan sukses, kamu juga akan di gembleng dan di didik dengan keras ketika kamu bersekolah di sana!" ucap Danu lagi, namun malah semakin membuat Mikaila kesal akan sikap papanya itu.
"Papa benar benar keterlaluan kali ini, aku benci papa!" teriak Mikaila kemudian bangkit dari posisinya dan berlalu pergi meninggalkan meja makan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Ifan K.
ini sih keren
2023-10-11
0
Queen Bee✨️🪐👑
like father like daughter
2023-01-10
0
Queen Bee✨️🪐👑
udah tinggal setahun lgi lhoo pakk
2023-01-10
1