"Apa kalian tahu di mana Vanya?" tanya Mikaila kemudian pada salah satu teman sekelas Vanya di kelas 12B.
"Ada apa kalian berdua mencari Vanya?"
Mendengar pertanyaan tersebut, lantas membuat Allen dan juga Mikaila langsung menatap ke arah sumber suara dan melihat siapa pemilik suara barusan. Pandangan mata Mikaila terhenti pada seorang gadis dengan rambut kuncir kuda dan mengenakan name tag dengan tulisan Laura di dadanya, membuat Mikaila dan Allen saling pandang satu sama lain ketika melihat suara barusan berasal dari Laura teman satu geng Vanya.
Allen yang melihat Laura menatap ke arahnya dan juga Mikaila dengan penuh tanda tanya, lantas langsung melangkahkan kakinya mendekat ke arah Laura.
"Apa kamu tahu di mana Vanya? ada sesuatu yang harus kami berdua bicarakan dengan Vanya." ucap Allen kepada Laura yang lantas membuat Laura melangkahkan kakinya mendekat ke arah Allen dan mengambil posisi tangan bersendekap dada.
"Yang harusnya bertanya itu aku, di mana kalian menyembunyikan Vanya?" ucap Laura kemudian dengan nada yang langsung menuduh, membuat Mikaila terkejut seketika di saat mendengar Laura mengatakan hal tersebut.
Allen dan Mikaila lagi lagi saling pandang antara satu sama lain, ketika tuduhan dari Laura mengalir begitu saja dan langsung menunjuk Allen dan juga Mikaila. Baik Allen dan juga Mikaila sama sama tidak mengerti maksud dari ucapan Laura yang langsung menuduhnya, beruntung saat ini posisi ruang kelas tidak banyak orang sehingga ketika Laura mengucapkan tuduhannya tidak seseorang pun yang mendengarnya kecuali mereka bertiga yang berada di kelas saat itu.
"Jangan asal bicara, jika kami berdua tahu di mana Vanya... kita tidak akan kemari mencarinya." ucap Allen dengan nada yang kesal karena sikap Laura sama sekali tidak mengenakan untuk di lihat.
"Jangan bercanda kalian, aku bahkan melihat kalian berdua dan juga Vanya masuk ke area gudang, namun setelah itu Vanya tidak lagi terlihat... Vanya bahkan tidak pulang ke asrama, bukankah kalian berdua memang pantas untuk di curigai?" ucap Laura pada akhirnya karena sudah terlanjur kesal Allen malah membuatnya beradu mulut.
Mikaila dan juga Allen yang mendengar keluh kesah Laura barusan lantas kembali di buat terkejut. Tadinya semalam Mikaila dan juga Allen mengira bahwa Vanya pulang lebih dulu ke asrama karena ada keperluan, namun nyatanya Vanya tidak lah pulang terlebih dahulu, membuat Allen dan juga Mikaila saling pandang seakan bertanya tanya ke mana perginya Vanya sejak semalam.
"Jadi Vanya benar benar tidak pulang?" ucap Mikaila kembali mengulang perkataannya kepada Laura seakan ikut terkejut ketika mengetahui Vanya tidak kembali ke asrama sejak semalam.
Laura yang mendengar Mikaila mengulang jawabannya barusan, lantas tersenyum dengan sinis kemudian perlahan lahan mendekat ke arah Allen dan juga Mikaila, membuat kedua orang itu menjadi bertanya tanya ketika melihat Laura mendekat ke arahnya.
"Terserah apa pendapat sekaligus pertanyaan kalian, jika benar benar hilangnya Vanya ada sangkut pautnya dengan kalian berdua, maka aku tidak akan membiarkan kalian begitu saja!" ucap Laura dengan nada yang mengancam.
Sedangkan Allen yang di ancam oleh Laura, bukannya takut malah langsung menggenggam erat tangan Mikaila kemudian hendak melangkahkan kakinya semakin dekat ke arah Laura untuk membisikkan sesuatu kepada laura.
"Terserah apa katamu, yang jelas jika memang bukan kami pelakunya... maka kau yang harus menanggung konsekuensinya!" ucap Allen sambil menarik tangan Mikaila keluar dari ruang kelas 12 B dengan raut wajah yang kesal bukan main.
Laura yang melihat kepergian Mikaila dan juga Allen hanya menatapnya sambil berdecak dengan kesal, sejak kepergian Vanya kemarin yang mengatakan ingin mencari pembunuh Lita perasaan Laura bahkan sudah tidak enak, hal itu terbukti dengan ketidak pulangan Vanya semalam ke asrama membuat perasaan khawatir mulai memenuhi hatinya, segala pikiran buruk bahkan sudah berkumpul menjadi satu, Laura benar benar takut jika Vanya akan berakhir seperti Lita. Laura bahkan tidak siap jika harus kembali di tinggal oleh dua sahabatnya sekaligus.
Laura mendudukkan bokongnya ke bangku secara perlahan kemudian menghembuskan nafasnya dengan kasar. Hingga seorang siswi dengan nametag Sasa di dadanya terlihat mendekat ke arah Laura dan mengambil duduk di sebelahnya.
"Apa kamu sudah tahu di mana keberadaan Vanya?" tanya Laura kemudian ketika melihat kedatangan Sasa.
Sasa yang mendengar pertanyaan dari Laura barusan hanya menggelengkan kepalanya secara perlahan, membuat helaan nafas kembali terdengar kasar yang berasal dari Laura ketika melihat jawaban dari Sasa barusan.
"Semoga saja tidak terjadi apa apa pada Vanya." ucap Laura kemudian.
"Ya semoga saja" ucap Sasa kemudian.
***
Sementara itu di sebuah ruang kepala sekolah, terlihat Reno tengah menghentikan langkah kakinya tepat di pintu masuk ruangan kepala sekolah. Diketuknya perlahan pintu tersebut, hingga ketika sebuah suara dari dalam yang menyuruhnya untuk masuk barulah Reno kembali melangkahkan kakinya ke dalam ruang kepala sekolah.
Reno melangkahkan kakinya mendekat ke arah meja kebesaran Viola sambil menatap dengan tatapan bertanya tanya akan alasan dirinya yang mendadak di panggil ke ruangan Viola.
Reno sendiri tadi sebenarnya tengah sibuk menyiapkan makanan untuk para siswa siswi di sekolah ini, hingga ketika Riko mendekat ke arahnya dan menyampaikan pesan pada Reno yang mengatakan bahwa ia di panggil ke ruangan Viola, membuat Reno lantas langsung menghentikan segala aktivitasnya dan bergegas menuju ke ruang kepala sekolah. Di sepanjang langkah kakinya yang menyusuri lorong kelas menuju ke arah ruang kepala sekolah, pikiran Reno benar benar benar melayang dan bertanya tanya akan alasan apa yang membuat Viola hingga memanggilnya ke ruangannya.
Bukankah tidak akan ada asap jika tidak ada api? hal itu juga lah yang terus menjadi beban pikiran bagi Reno dan terus membuatnya bertanya bertanya akan alasan Viola memanggilnya.
Viola yang melihat kedatangan Reno, lantas langsung menghentikan aktivitasnya kemudian meletakkan dokumen yang sedang ia baca ke atas meja. Di tatapnya Reno dengan tatapan yang menelisik, membuat Reno semakin bertanya tanya akan arti dari tatapan Viola kepadanya saat ini.
"Apakah ada sesuatu?" tanya Reno kemudian yang sudah tidak sabar karena Viola tidak kunjung membuka pembicaraan.
Viola yang mendengar pertanyaan dari Reno, lantas langsung bangkit dari posisinya dan melangkahkan kakinya memutari meja kerjanya kemudian berhenti tepat di hadapan Reno yang tengah berdiri dan menatapnya dengan penuh tanya.
"Katakan padaku di mana kamu menyembunyikan jasad anak itu?" ucap Viola secara terang terangan membuat Reno lantas langsung menatap ke arahnya dengan tatapan yang bingung akan arah pembicaraan Viola saat ini.
"Apa maksud mu?" ucap Reno tidak mengerti.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments