"Mikaila Celina Putri selamat datang di Enigmatis High School." ucap wanita itu dengan senyum yang ramah menghiasi wajah ayunya.
Sedangkan Mikaila yang mendengar ucapan wanita itu hanya tersenyum ke arahnya bingung harus menanggapinya bagaimana.
"Perkenalkan saya Viola kepala sekolah di Enigmatis High School." ucap Viola kembali.
"Senang bertemu dengan anda." ucap Mikaila mencoba untuk tersenyum walau mungkin rasanya berat sekali.
Tepat setelah Mikaila mengatakan hal tersebut, satu orang pria dan juga satu orang perempuan nampak melangkahkan kaki mereka mendekat ke arah Mikaila dan langsung berdiri tepat di samping Viola.
"Ini adalah pak Rahmat penjaga sekolah ini dan yang di sebelahnya adalah bu Ida kepala asrama putri, saya harap kamu akan betah tinggal di sini, selanjutnya saya serahkan pada bu Ida dan juga pak Rahmat yang akan mengantarkan mu menuju kamar yang akan kamu tempati, setelah itu kamu ke ruangan saya untuk mengurus beberapa berkas perpindahan kamu." ucap Viola lagi menjelaskan.
"Baik, terima kasih bu..." ucap Mikaila sambil melangkahkan kakinya hendak pergi mengikuti langkah kaki bu Ida.
"Barang bawaannya biar saya yang bawa, kamu cukup sampai di sini saja." ucap Rahmat sambil mengambil beberapa tas milik Mikaila dengan nada yang datar tanpa tersenyum sedikitpun.
"Tapi saya di suruh oleh nyonya untuk mengantar nona sampai asrama." ucap Ujang dengan kekeh karena mengingat ini adalah amanah dari Fara sebelum ia dan Mikaila berangkat tadi.
"Maaf saya hanya menjalankan tugas, jadi di mohon kerja samanya." ucap Rahmat sambil mempersilahkan Ujang untuk pergi meninggalkan sekolahan.
"Tapi..." ucap Ujang ingin menolak namun Rahmat langsung menyeret tubuhnya agar mengikuti langkah kakinya keluar dari area sekolahan.
Mikaila yang mendengar Ujang tidak di ijinkan masuk untuk mengantarnya, lantas langsung menghentikan langkah kakinya dan menatap kepergian Ujang dengan tatapan yang sendu.
"Ayo jalan dan perhatikan langkah kaki mu." ucap Ida ketika melihat Mikaila hanya diam termenung melihat kepergian Ujang dari sana.
"Penjara macam apa yang aku akan jalani selama satu tahun ke depan? mampukah aku bertahan hingga akhir?" ucap Mikaila dalam hati sambil kembali melangkahkan kakinya mengikuti langkah kaki Ida.
**
Mikaila di bawa menyusuri lorong lorong kelas yang suasananya begitu hening dan terlihat aneh bagi Mikaila. Nuansanya benar benar berbeda dari sekolah sekolah lainnya, jika di sekolah lain akan ada murid yang membuat onar di kelas di sertai dengan tawa murid murid lainnya pada saat jam kosong. Namun di sini suasananya begitu hening tanpa suara apapun, semua murid benar benar tertib tanpa ada satu pun yang urakan atau bahkan tawuran di kelas.
"Mengapa nuansanya lebih mirip dengan kuburan sih?" ucap Mikaila dalam hati sambil bergidik ngeri dan mempercepat langkah kakinya menyusul Ida yang sudah lebih dulu berjalan di depannya.
Hingga setelah berjalan beberapa menit, Ida kemudian nampak menghentikan langkah kakinya tepat pada pintu kamar yang bertuliskan AP13, kemudian membuka pintu kamar tersebut dan memberikan kuncinya kepada Mikaila.
"Di sini ada dua ranjang kamu bisa menggunakan yang manapun sesuka mu, kemungkinan kamu baru boleh masuk besok pagi, jadi setelah kamu beres beres segera temui bu Viola di ruang Kepsek." ucap Ida dengan nada yang datar.
"Baik" jawab Mikaila ala kadarnya.
Baru setelah itu Ida kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ruangan kamar tersebut, kini hanya tersisa Mikaila seorang diri di dalam ruangan kamar yang terasa sangat asing bagi Mikaila.
Ditatapnya setiap inci ruangan kamar tersebut dengan tatapan yang menelisik, benar benar sungguh berbeda sekali dengan ruangan kamarnya di rumah. Mengingat ukurannya yang lebih kecil dengan berbagai perabotan yang seadanya, membuat Mikaila hanya bisa membuang nafasnya dengan kasar.
"Ah sudahlah, lagi pula hanya setahun dan tidak akan lama lagi bukan?" ucap Mikaila pada diri sendiri.
Mikaila yang tidak ingin membuang waktu lagi, pada akhirnya kemudian lantas mulai beberes dan merapikan beberapa barang barangnya secara perlahan sebelum nantinya harus pergi menemui Viola di ruang Kepsek.
Dok dok dok
Bunyi ketukan dengan keras mendadak mengejutkan Mikaila yang tengah sibuk merapikan barang barangnya.
"Siapa?" ucap Mikaila yang mengira bahwa bunyi ketukan tersebut berasal dari pintu tapi sayangnya ternyata bukan.
Mikaila menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencoba untuk mencari sumber suara.
"Mungkin hanya halusinasiku saja." ucap Mikaila kemudian melanjutkan kembali aktifitasnya.
Dok dok dok
Suara itu lagi lagi kembali terdengar, membuat Mikaila lantas langsung berdecak dengan kesal ketika mendengar hal tersebut karena merasa ia tengah di permainkan saat ini.
Dok dok dok
"Sebenarnya siapa sih yang iseng ketuk pintu? bukankah..." ucap Mikaila menggerutu dengan kesal dan langsung berbalik badan.
Betapa terkejutnya Mikaila ketika dia berbalik badan, tepat di belakangnya sudah berdiri seorang sosok perempuan berpakaian seragam seperti layak murid sekolahan ini.
"Astaga... kau mengejutkan ku!" pekik Mikaila ketika melihat murid itu.
"Apa kau murid baru di sini?"
"Iya, nama ku Mikaila salam kenal, kalau kamu?" ucap Mikaila dengan tersenyum ramah ke arah murid tersebut.
"Rini" jawabnya dengan singkat sambil melangkahkan kakinya menuju ke ranjang sebelah dan mengambil duduk di sana.
"Apa kamu sedang bolos? mengapa kamu ada di sini?" tanya Mikaila dengan raut wajah penasaran sekaligus mencoba untuk mencari teman baru di sekolah ini.
Rini yang di tanya oleh Mikaila, bukannya menjawab malah hanya menggeleng dengan sekilas seakan enggan untuk menanggapi ataupun terlibat percakapan lebih jauh lagi dengan Mikaila.
"Mungkin aku terlalu sok akrab kali, jadi Rini agak gimana gitu sama aku..." ucap Mikaila dalam hati ketika melihat jawaban dari Rini hanya gelengan kepala saja.
Mikaila yang merasa kedekatannya sama sekali tidak di sambut, lantas lebih memilih kembali meneruskan beres beresnya dan membiarkan Rini duduk di sana seorang diri, tanpa pembicaraan yang lain mengisi keheningan di ruangan kamar tersebut.
***
Ruangan kepala sekolah
Terlihat Mikaila tengah melangkahkan kakinya memasuki ruangan Kepsek.
"Permisi bu" ucap Mikaila dengan pelan.
"Sini duduklah... ada beberapa berkas yang harus kamu urus terlebih dahulu sebelum besok kamu memulai kelas." ucap Viola yang melihat kedatangan Mikaila barusan.
Mikaila yang di persilahkan duduk tentu saja tanpa sungkan langsung menarik kursi dan duduk di hadapan Viola dengan tenang menunggu aba aba dari Viola kembali.
Viola kemudian lantas memberikan beberapa lembar berkas perpindahan sekolah, selembar peraturan dan juga seragam kepada Mikaila.
"Kamu bisa mempelajari tentang peraturan sekolah ini di kamar mu, saya ucapkan selamat bergabung di Enigmatis High School Mikaila." ucap Viola dengan senyum yang menyeringai membuat Mikaila langsung merasakan hawa merinding tepat ketika Viola mengatakan kata selamat datang, seakan akan kata kata itu menyimpan sebuah pesan tersembunyi tentang suatu hal yang Mikaila tidak akan pernah tahu apa maksud dari senyuman itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Herlina Lina
mulai serem nih
2024-06-06
0