Ding!
[Berhasil membuat potions peringkat Rendah]
[Membuka Job Alkemis]
Pengumuman terdengar di kepalaku setelah memberikan rebusan herbal pada Akita. Melihat rincian pengumuman membuatku semakin yakin jika obat herbal yang baru saja aku racik adalah potions penyembuhan yang mirip di cerita fantasi.
{Bocah!}
Pria tua itu memanggilku. Aku masih tidak mengerti bagaimana bisa ada subtitle di atas kepala pria itu. Satu-satunya alasan yang bisa aku pikirkan hanyalah efek dari perubahan ras, atau mata kiri ku sendiri yang menyebabkan semua ini.
“Panggil aku Budi, Pria tua!.”
{Apa?.}
Sebelumnya aku berusaha memperkenankan diri pada pria tua itu, tetapi karena masalah komunikasi membuat usaha yang aku lakukan tidak berjalan dengan baik.
“B.U.D.i..... Budi.” aku berusaha untuk memperkenalkan namaku. Tetapi...
{Boy (bocah)}
“Dahlah.” Aku pun menyerah.
Pria tua itu kemudian memperkenalkan namanya sebagai Tohir Smashsteal, dan dia adalah seorang Dwarf.
“Seperti yang aku duga.”
Melihat dari perawakan pria tua dengan janggut lebat serta postur tubuh setinggi dada orang dewasa, ditambah dia terlihat ahli dalam menempa besi. Siapapun yang melihatnya pasti akan mengira Pria tua itu adalah seorang Kurcaci.
{Bocah, dari mana kau mendapatkan mata aneh Itu?.}
Tohir menunjuk ke mata kiri ku. Karena merasa tidak perlu menyembunyikannya, aku pun menceritakan apa yang terjadi pagi ini pada Kurcaci yang telah menyelamatkan nyawaku.
Tetapi tentunya tidak semudah yang aku bayangkan. Walaupun aku memahami perkataan Tohir, tetapi dia samasekali tidak mengerti apa yang aku katakan.
{Mata itu sudah ada begitu kau bangun?.}
“Ak... akhirnya....”
Setelah aku berusaha menjelaskan dengan berbagai cara, sampai membuat menari-nari tidak jelas. Tetapi aku samasekali tidak menyesalinya karena usaha itu akhirnya berbuah manis.
Sungguh aku tidak menyesal.
{Bagaimana itu bisa terjadi, dari mana asal mata naga itu?.}
Tohir kembali bertanya, seketika aku menangis dalam hati karena tidak tahu bagaimana caraku menjelaskan. Tetapi aku kemudian teringat dengan kotak hadiah yang belum aku buka.
[Mengambil kotak hadiah tingkat perunggu]
Seketika cahaya bersinar di depanku, setelah itu sebuah kotak berukuran satu meter persegi muncul setelah cahaya menghilang. Tohir tampak terkejut dengan kemunculan tiba-tiba kotak perunggu.
{Kau ingin mengatakan jika mata Naga didapat dari kotak seperti ini?.}
Aku sangat senang karena Kurcaci itu dengan mudah memahami maksudku. Karena akan sangat menyakitkan untuk jiwa dan kesehatan mental jika aku harus menjelaskan seperti sebelumnya.
‘Selain tidak bisa masak, aku juga seorang pengajar yang buruk. Senang mengetahui kelemahan dari sendiri.’
Ding!
[Membuka Job Pervert]
“APA!.”
Aku berteriak begitu keras saat tiba-tiba pemberitahuan yang tidak terduga terdengar.
‘Mesum, aku seorang yang mesum. Tapi kenapa?.’
Aku berpikir kenapa tiba-tiba membuka job yang sangat aneh, hingga aku menyadari jika saat ini aku masih tanpa baju, hanya sebuah handuk putih menutupi bagian penting milikku.
‘Apakah memperlihatkan tubuhmu pada seorang pria tua dianggap sebagai tindakan mesum?.’ aku melihat jika Jek pun sudah bangun. ‘Kenapa wajah Jek memerah?.’
Karena tidak ingin mendapat job aneh lainnya, aku pun segera kembali ke sumur untuk melanjutkan mandi lalu pergi sarapan.
Sebelum insiden penyerangan, Jek sudah memasak sarapan pagi, itu adalah pancake dengan madu sebagai topping.
Sebagian orang Indonesia yang biasa makan nasi, aku tidak terlalu terbiasa menahan jenis roti sebagai sarapan. Tetapi mengingat apa yang aku makan beberapa hari terakhir membuatku mensyukuri apa yang aku dapatkan sekarang.
“Terimakasih Jek, aku menjadi bersemangat karena panekuk buatan mu.”
{Apa dia bilang menyukainya? Aku harap demikian karena aku sangat berterimakasih padanya karena telah menyelamatkan aku, lagi}
Perkataan Jek pun bisa aku pahami dengan subtitle. Tapi anehnya yang aku dengar dari suara Jek hanyalah geraman, tapi subtitle justru menuliskan banyak hal.
Aku masih tidak mengerti mekanisme kekuatan mata naga yang baru aku dapatkan. Merasa tidak perlu terburu-buru, jadi aku akan mempelajarinya secara bertahap.
***
Ketika aku berniat untuk melakukan kegiatan mengubur mayat seperti yang aku lakukan di hari sebelumnya. Tiba-tiba Tohir menghentikan aku, dia mengatakan jika ingin memberikan sesuatu jadi aku mengikutinya ke bengkel di bawah rumah.
{Ini untukmu.}
Tohir menyerahkan sebuah benda aneh yang terlihat seperti rangkaian tulang dan tali membentuk sebuah kerangka lengan. Melihat itu aku kebingungan, tapi segera sadar setelah Tohir memintaku untuk memakannya di lengan kiri.
“Mungkinkah?.”
Mengikuti arahan dari kurcaci, aku memasang alat itu pada lengan kiri. Awalnya tidak terjadi apapun, lengan buatan itu seperti tidak bergerak, sangat berbeda yang aku pikirkan.
{Kau harus mengalirkan energi sihir untuk membuatnya berfungsi.}
“Walaupun kau mengatakan demikian, tapi masalahnya aku tidak tahu bagaimana menggunakan energi sihir.”
{Apa kau ingin bilang tidak bisa menggunakan energi sihir? Lalu bagaimana kau menciptakan potions itu?.}
“Itu bukan energi sihir, tapi Aura.”
Tohir tidak mengerti apa yang aku bicarakan, hingga aku menunjukan bagaimana menggunakan Aura.
Saat skill itu diaktifkan lengan buatan menunjukkan pergerakan, melihat itu aku sangat senang. Walaupun masih sangat kaku, tapi dengan lengan buatan aku merasa jauh lebih baik daripada hanya memiliki satu lengan.
Aku sangat senang mendapatkan hadiah itu, hingga aku sampai menangis bahagia.
{Teknik yang kau gunakan terlihat mirip dengan penguatan tubuh. Walaupun bekerja dengan baik dengan teknik itu, tapi masalahnya terlalu boros energi sihir. Lebih baik jika kau mulai mempelajari teknik pengolahan energi sihir.}
Aku mendengarkan saran Tohir dengan seksama. Aku cukup tertarik mempelajari teknik pengolahan energi sihir, karena mungkin saja aku nantinya membuka pekerjaan penyihir setelahnya.
‘Bukankah akan sangat membantu jika aku bisa menggunakan sihir?.’
Gas yang aku miliki sebentar lagi akan habis, akan sangat merepotkan jika aku tidak memiliki cara untuk membuat api. Mungkin dengan sihir aku bisa memecahkan masalah ini.
Setelah mengetahui teknik dasar untuk mengolah energi sihir dari Tohir, aku segera mempelajarinya sambil melakukan tugas hari ini.
Jek masih lemas karena kehilangan darah, jadi aku menyuruhnya untuk beristirahat dan tidak usah membantu menggali kuburan hari ini. Sejak adanya lengan buatan, aku bisa menggunakan sekop dengan lebih baik.
{Aku harap memiliki buku yang bisa dibaca untuk menghabiskan waktu}
Dia jelas seorang goblin yang tidak seperti yang aku pikirkan. Untuk berterimakasih atas makanan yang dia berikan pagi ini, aku pun mulai mengajarinya bahasa di dunia ini, khusus bahasa Indonesia.
***
Di temani oleh kedua anjing, aku mengendarai kereta kuda berisi mayat busuk menuju hutan. Di bagian belakang, seorang goblin dengan penampilan seperti anak manusia sedang berusaha membaca buku yang aku berikan padanya.
Beberapa kali monster datang dari arah hutan, mengganggu kami saat sedang melakukan proses pemakaman. Tohir sudah memberitahu padaku jika sepertinya ada sebuah Dungeon di bagian dalam hutan, sehingga dia memperingati aku agar tidak masuk lebih dalam.
Dia mengatakan penyerangan pagi tadi terjadi karena ingin mengetahui dari mana asal para monster. Pencarian itu mengarahkan Tohir kedalam hutan, dia menemukan beberapa herbal di perjalannya.
Namun sayangnya dia tidak sadar jika herbal yang dia temukan ternyata adalah sebuah jebakan untuk menarik seseorang mendekati Dungeon. Lalu semua pun berakhir seperti apa yang aku lihat pagi ini.
Tohir bertemu empat serigala, dia berlari untuk menyelamatkan diri. Jek yang melihat Tohir di serang pun segera menolongnya, tapi itu justru membuatnya terluka hingga nyawanya terancam.
“Menggunakan herbal untuk menarik perhatian, bukankah itu sangat cerdik.”
Aku kagum dengan kecerdasan monster-monster fantasi yang aku temukan. Mereka tidak sepenuhnya sama seperti diceritakan pada kisah fiksi yang aku ketahui.
Tatapanku tertuju pada kedalaman hutan, “Sangat misterius dan penuh tantangan.” ucapku sambil membayangkan apa yang ada di dalam hutan gelap itu.
Apa itu monster kuat, tumbuhan aneh yang tidak teridentifikasi atau sebuah harta Karun?. Rasa penasaran yang aku rasakan membuatku ingin menjelajahi hutan, namun bukan sekarang.
“Aku perlu merapikan rumahku lebih dahulu.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments