Penempa Jiwa Naga
Jam menunjukkan pukul sembilan malam. Aku segera menutup pabrik tempat aku bekerja. Setelah hampir sepuluh jam bekerja sebagai buruh akhirnya pekerjaanku hari ini telah berakhir.
Tempat itu begitu sepi, diantara ratusan buruh yang berkerja di tempat ini hanya aku yang belum pulang. Hal seperti ini merupakan sebuah rutinitas yang aku rasakan setiap hari. Terasa begitu sunyi seperti kehidupanku.
"Yaelah malah jadi anak senja," aku menertawakan diri sendiri.
Setelah memastikan semua telah terkunci, aku segera mengambil motor di tempat parkir lalu keluar dari kawasan pabrik. Tetapi sebelum pergi aku harus menyerahkan semua kunci pabrik pada satpam yang berjaga di pintu gerbang. Baru setelahnya segera tancap gas meninggalkan pabrik.
Aku sudah sangat lelah setelah bekerja hampir 10 jam hati ini, itu terjadi setiap hari. Besok adalah hari minggu, hari libur yang biasanya aku gunakan untuk beristirahat sepanjang hari.
Mengendarai motor bebek, aku melihat langit malam hari ini begitu gelap, suara guntur sesekali terdengar, udara terasa begitu dingin dan rintik hujan membasahi jalan yang menjadi licin. Harus lebih berhati-hati agar motor tidak tergelincir.
Aku merasa badai akan segera datang.
“Bukankah ini malam yang buruk untuk keluar rumah,?.” gumamku yang berpikir jika lebih baik berdiam diri di dalam rumah di cuaca seperti ini.
Tetapi sepertinya pemikiran ku sepertinya berbeda dengan para muda mudi yang sedang menikmati masa muda mereka. Beberapa kali aku melihat pasangan anak muda yang sedang asik bermesraan di pinggir jalan.
Melihat mereka membuatku agak iri.
Dibandingkan mereka yang sedang menikmati masa muda dengan melakukan hal yang menyenangkan. Aku justru melewati itu semua dan menggantinya dengan kehidupan melelahkan sebagai budak pabrik.
Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil sedan dari belakang, entah apa tujuannya. Padahal aku sudah minggir paling kiri, sementara jalan yang sepi membuat mobil di belakang bisa dengan mudah menyalip motorku.
Tapi kenapa mobil di belakang terus membunyikan klakson?.
Aku berusaha mengabaikan bunyi klakson yang mengganggu dari belakang. Mobil sedan itu pun akhirnya menyusul ku. Mungkin akhir mereka menyerah setelah melihat aku tidak menanggapi provokasi suara klakson yang mereka lakukan.
“Terkadang hidup memang tidak adil, tapi aku merasa justru setiap detik dari hidupku penuh akan ketidakadilan.” kataku setelah melihat enam orang di dalam mobil itu masihlah begitu mudah, mungkin usia mereka setara dengan ku yang saat ini berusia 23 tahun.
Dengan jelas aku melihat mereka sedang minum dan mabuk. Menyadari itu aku menjadi khawatir kecelakaan.
“Mereka sangat menikmati hidup yang mereka miliki.”
Mobil sedan melaju dengan kencang tanpa terlihat akan menurunkan kecepatan, walaupun di depan terdapat lampu merah yang menyala.
Tanpa peduli dengan aturan lalulintas, Mobil sedan menerobos begitu saja, sementara aku dengan patuh berhenti menunggu lampu hijau. Selanjutnya yang bisa aku lakukan hanyalah menatap mobil itu menjauh dengan suara gelak tawa anak-anak mudah yang seakan tengah menertawakan aku.
Aku sangat itu pada mereka yang begitu bebas, melakukan apa yang dilanggar tanpa takut mendatangkan masalah.
Sedangkan aku ini hanya ‘warga’ biasa yang selalu berusaha untuk menghindari masalah. Tapi setidaknya aku ingin mencoba satu kali melakukan pelanggaran.
Tatapanku tertuju pada lampu merah yang tidak kunjung beralih. Jalan yang sepi dan udara dingin membuatku berpikir untuk segera meninggalkan perempatan lampu merah tanpa menghiraukan peraturan.
Itu merupakan hal buruk, tapi setidaknya aku ingin mencobanya, lagi pula tidak ada kamera di tempat ini.
Berusaha meyakinkan diri, dengan satu tegukan liur aku mulai menancap gas membuat motor bebek melaju kencang melewati lampu merah.
Adrenalin terasa memuncak begitu aku melanggar sebuah peraturan, aku merasa kesenangan tersendiri melakukan sesuatu yang ilegal.
Tapi kesenangan itu berakhir manakala jalan ditengah perempatan tiba-tiba amblas sehingga membuatku terperosok kedalam lubang tersebut.
Aku hanya bisa berteriak karena terkejut, sedangkan motor yang tidak terkendali terus melaju kedalam lubang membuatku masuk lebih dalam.
Ding!
[Kau memasuki Dungeon, Membuka Job Explorer]
Suara tidak dikenal terdengar di kepalaku, tapi aku tidak cukup memperhatikan karena begitu panik melihat berbagai binatang dengan ukuran besar keluar dari arah sebaliknya.
Semua hewan malang itu terlindas motorku yang terus melaju hingga menemukan sebuah bola bercahaya di ujung Goa.
Berusaha untuk menghindari tabrakan dengan bola itu. Namun aku tidak cukup mampu mengendalikan motorku sehingga tabrakan pun tidak terhindarkan.
Tubuhku terjungkal ke depan, sementara motorku mengalami kerusakan berat setelah menabrak tiang tempat kristal itu berada.
Tiang kecil itu hancur beserta bola bercahaya yang ada di atasnya.
Ding!
[Berhasil menaklukkan Dungeon]
[Menjadi yang pertama membersihkan Dungeon. Mendapatkan Gelar First Hero]
[Membersihkan Dungeon disaat level nol. Mendapatkan gelar The Conqueror]
Suara kembali terdengar, tapi aku hanya diam terkapar di tanah akibat rasa sakit yang aku alami akibat tabrakan.
Sepertinya lengan kiri terluka.
Serangga dan tikus besar yang sebelumnya aku tabrak dengan motor segera datang menghampiri. Sepertinya mereka marah karena aku menghancurkan Kristal barusan.
Mereka hendak menyerangku, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin mati dimakan tikus sebesar kucing dan kelabang raksa.
Dengan segenap kekuatan yang tersisa aku mencoba mempertahankan diri melawan segerombolan hewan yang bisa disebut sebagai monster itu.
“Sungguh, aku hanya ingin segera pulang dan beristirahat.” rasa kantuk yang begitu kuat mulai membuatku kehilangan fokus
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Astraloud
sangat menarik /Determined/
2024-03-16
0
AresKaiser
Iri
2023-06-24
1
Nataleeus Gamara
sy dah serous mo baca ampe tuntas..
ehhhhhj ternyata cerita sistemm..
lgsg diriku balik kanan😂😂😂✌️✌️✌️✌️👎👎...
2023-02-08
0