10. Rintangan terakhir?

Monster kelinci yang kali ini kami hadapi berbeda dari biasanya. Bukannya telinga tajam seperti belati, tapi sebuah tanduk panjang seperti Unicorn.

“Akhirnya muncul juga monster legendaris.” ucapku saat menghadapi jenis kelinci mutan lain yang sering muncul dalam cerita fiksi fantasi.

[Kelinci bertanduk]

Seperti namanya, kelinci bertanduk memiliki senjata di dahi berupa tanduk tajam. Cara monster ini menyerang begitu sederhana, hanya berlari menerjang targetnya hingga kemudian menanduknya seperti banteng.

Walaupun serangannya lebih sederhana dari kelinci belati yang bisa melakukan zig-zag. Tetapi kelebihan pada kelinci bertanding adalah kekuatan.

Aku tidak ingin tanduk sepanjang setengah meter itu menembus perutku, jika itu terjadi aku pasti akan langsung sekarat dengan darah yang mengalir deras.

“Tapi aku akan melawannya.”

Ini kesempatanku menggunakan lengan sabit belalang. Walaupun target pengujian tidak cocok karena kelinci bertanduk memiliki postur tubuh seperti kucing. Tetapi aku yakin bisa mengenainya.

“Baiklah kemarilah!.” teriakku bersiap menghadapi serangan.

Roxy yang berada jauh dariku hanya menjadi penonton. Dia berbaring di rerumputan sambil sesekali menguap seakan dia sedang bosan.

Kelinci bertanduk mulai berlari, semakin lama larinya semakin cepat. Kemudian setelah memasuki jarak lima meter dariku, kelinci itu melompat dengan keras membuat gerakannya seperti torpedo, melesat begitu cepat menuju target.

Lompatan kelinci bertanduk hanya bergerak lurus sehingga aku bisa menghindarinya dengan mudah. Yang perlu disadari hanya bagian tubuh mana yang kelinci itu incar, setelah mengetahuinya aku bisa menghindar dengan sempurna tanpa takut terluka.

“Kau pikir serangan mudah seperti itu bisa melukaiku? Masih terlalu cepat seribu tahun kawan.” Dengan sombong aku menggeser sedikit posisiku membuat Kelinci bertanduk melewati ku, monster itu tidak berhasil mendaratkan serangannya.

Bibirku mengembangkan senyum. “Sekarang giliran ku untuk menyerang.” dengan penuh semangat aku mengayunkan lengan Belalang, lalu.....

Suara jangkrik berbunyi dalam keheningan.

Roxy yang tiduran di rumput, menatap dengan bosan kerahku yang tidak berhasil mengenai kelinci bertanduk.

“Hahahaha.... selain memiliki tanduk, kau juga memiliki keberuntungan yang luar biasa rupanya.”

Kelinci bertanduk hanya memikirkan kepala seakan tidak mengerti dengan apa yang aku katakan.

Kelinci berkulit kecoklatan itu kembali menyerang. “Kemarilah, kali ini serangan dariku akan mengenai mu.” lengan Belalang aku ayunkan, “Keberuntungan yang kau miliki sudah habis, hahaha...”

Werrrr! Seranganku kembali melesat.

Jleb! Suara sesuatu yang tertusuk.

“Hemmmm....”

Dengan tenang aku menatap lengan Belalang yang sudah berkali-kali aku gunakan tapi tidak kunjung mengenai kelinci bertanduk. Sementara itu dadaku tertembus oleh tanduk kelinci tetapi aku tidak peduli.

Cangkang kelabang besi cukup keras untuk menahan serangan kelinci bertanduk. Tetapi serangan kelinci masih tetap kuat hingga mampu menembus dua lapis cangkang besi dari tiga lapis yang aku gunakan untuk melindungi dada.

Akibatnya kelinci bertanduk terjebak dikarenakan tanduknya tidak bisa terlepas dari cangkang yang tertembus.

“Biar aku bantu.” aku menarik kelinci bertanduk yang terjebak, lalu menatapnya sesaat. Kelinci bertanduk tidak kalah imut dengan kelinci belati.

Mata merah mereka membuatku terhipnotis hingga aku tidak tega untuk melukai binatang imut ini. Tetapi aku harus melakukannya....

“Hiyaaa!”

Kelinci bertanduk aku lempar ke udara, lalu dengan cepat aku menebasnya dengan lengan Belalang sembah. Walaupun agak sulit tapi akhirnya aku bisa mengenai bola bulu itu, membuat darah memercik ke segala arah.

“Akhirnya aku bisa melakukannya.” ucapku saat melihat lengan Belalang yang dinodai oleh darah kelinci.

Melihat keberhasilanku, Roxy bangkit lalu setelah melakukan peregangan otot, dia menggonggong seakan tidak sabar untuk melanjutkan perjalanan.

“Tunggu sebentar, aku ingin mengganti cangkang besi yang rusak.”

Guk! Roxy menyalak ke arahku.

“Iya aku akan cepat. Tck, bukankah kau gadis yang sangat tidak sabaran.”

Setelah mengganti cangkang besi yang rusak aku dan Roxy melanjutkan perjalanan menuju Mini market.

Hanya beberapa menit setelah berjalan dari tempat aku berlatih menggunakan senjata baru (Lengan Belalang Sembah). Kami sudah melihat tempat yang kami tuju.

Roxy yang tidak sabar ingin segera berlari, tapi aku segera mencegahnya. “Tenang kawan” wajahku berubah menjadi serius,.

“Kita sudah sejauh ini, kau tidak ingin perjalanan ini justru berakhir dengan kegagalan lainnya bukan?.” Roxy menatapku dengan heran, tapi aku terus memperhatikan sekitar.

Perasaanku mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. “Area ini terlalu tenang.” Mendengar perkataanku Roxy segera memahami apa yang salah.

Tidak ada monster di sekitar Minimarket. “Apakah ini ulah manusia atau monster?. Aku berharap ada seseorang yang masih bertahan.”

Jika yang membersihkan area sekitar adalah manusia, setidaknya aku bisa berharap jika manusia itu memiliki sifat baik dan mudah untuk diajak bicara.

Tetapi aku pun sadar jika terkadang sifat manusia lebih buruk dari para monster. Ingatan film tentang kehidupan setelah kehancuran besar terus tergambar di kepalaku.

Di dunia yang hancur ini, sistem telah hancur. Manusia menganut hukum rimba, dimana yang kuat akan berkuasa sementara yang lemah hanya bisa menunggu giliran untuk dimakan.

Kekerasan dan penipuan adalah hal wajar, tidak akan ada yang menegakkan keadilan untuk orang lemah dan bodoh.

“Tetapi, setidaknya jika itu manusia masih ada kesempatan untuk bertemu orang baik.” aku tetap mencoba bersikap positif.

Melihat area sekitar dengan lebih teliti, aku tidak menemukan satu pun mayat, baik manusia maupun monster tidak ada satupun yang aku temukan. Yang ada hanya darah yang tercecer di beberapa tempat.

Menemukan fakta ini membuatku semakin pesimis jika yang memberikan area sekitar Minimarket adalah seorang manusia.

Karena aku merasa tidak mungkin seseorang akan membersihkan mayat tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.

Darah disekitar area seakan menunjukkan mayat monster maupun manusia menghilang ditempat mereka meninggal.

Tidak ada ide tentang monster yang menyebabkan semua ini, aku hanya bisa bertanya pada Roxy.

“Bagaiman menurut mu kawan?.”

Roxy hanya menggonggong ke atas.

“Apa menurutmu itu burung?.”

Roxy menggelengkan kepalanya seperti mengatakan jika tebakanku salah.

“Lalu apa...” Ketika aku kembali melihat keatas dengan lebih teliti aku melihat jaring.

Jaring laba-laba yang sangat tipis melintas dibeberapa tempat tinggal, saat aku mengikuti kemana jaring itu berasal maupun berakhir, aku melihat beberapa kepompong dengan berbagai ukuran.

Aku hanya bisa menelan liurku sendiri, ketika menyadari moster penghuni area Minimarket.

Dilihat dari manapun melawan monster penghuni area ini akan sulit, “Tiba-tiba saja dihadapkan pada rintangan yang tidak masuk akal.” aku cukup frustasi memikirkannya. Rasa saki di rongga mataku semakin memperburuk keadaan.

Roxy kembali menggonggong ke arahku, membuatku kembali menenangkan diri. Aku berjongkok didepan anjing itu lalu mengelus kepalanya.

“Roxy, bagaimana menurutmu?.” Tanyaku apakah dia memilih untuk melanjutkan atau kembali. Dia hanya menggonggong kearah Minimarket sebagai balasan.

Jawaban yang sangat mudah dimengerti.

“Persiapkan dirimu Roxy, kita akan melawan Bos Field!.”

Terpopuler

Comments

Nino Ndut

Nino Ndut

au dah..sebenernya bagus nih novel plus penjabarannya jg epik cm knp mc nya model begini???????

2023-02-13

0

•Aergrid[♧

•Aergrid[♧

mata naga nya mana

2022-12-21

2

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Pulang
3 3. Statistik
4 4. Seekor Anjing
5 5. Skill Memasak yang Aku Miliki
6 6. Cangkang Besi
7 7. Belalang Sembah
8 8. Hari persiapan
9 9. Percobaan Kedua
10 10. Rintangan terakhir?
11 11. Ceroboh
12 12. Sambaran
13 13. Hanya Satu Kesempatan
14 14. Kepompong Gacha
15 15. Pengobatan
16 16. End Arc 1 (Keseharian yang berubah)
17 17. Keanehan Pagi ini
18 18. Serangan pagi
19 19. Hadiah dari Dwarf
20 20. Rencana hari ini
21 21. Benda Antik
22 22. Senjata dari Dwarf
23 23. Pertarungan saat Pagi Buta
24 24. Singkong dan Kopi
25 25. Ladang dan Sinyal Radio
26 26. Panel Surya
27 27. Perburuan Malam
28 28. Pertarungan di Jalan
29 29. Pemantauan
30 30. Gelombang Panas
31 31. Now this is...
32 32. Bala bantuan
33 33. Evolusi kedua
34 34. TV dan Internet
35 35. Pengungsian
36 36. Arc 2 End (Sebuah Keluarga)
37 37. Pergi ke Kota Sawi
38 38. Mengantri
39 39. Dipenjara
40 40. Dikejar Monster Kuat
41 41. Pengunjung Penjara
42 42. Ditarik-tarik
43 43. Konspirasi
44 44. Sebuah Pesta
45 45. Ibu Raya?
46 46. Serangan Geng Belati Merah
47 47. Lebih dari Raya
48 48. Minum Bersama
49 49. Segila Apa?
50 50. Sarapan pagi
51 51. Jin Peliharaan?
52 52. Memasak Bersama
53 53. Kembali Minum
54 54. Menatap Shower
55 55. Pembukaan Toko Asongan
56 56. Pelanggan Aneh
57 57. Pawai Pembersihan
58 58. Rencana Yang Gagal
59 59. Penangkapan
60 60. Liliana Allways
61 61. Sukarelawan untuk menjadi Umpan
62 62. Menjadi Sejarah
63 63. Pengintaian
64 64. Seekor Rusa
65 65. Arc 3 End (Kota Sawi)
66 66. Pagi Baru
67 67. Perdebatan
68 68. Rencana untuk Budi
69 69. Di saat Pesta
70 70. Pelayanan Pelayan
71 71. Dengan Liliana
72 72. Kota Jati
73 73. Pengejaran
74 74. Pencegatan
75 75. Hukuman
76 76. Mansion Gofar
77 77. Pergerakan The Daki
78 78. Sergapan
79 79. Kadal
80 80. Tuntutan
81 81. Pesta Lagi?.
82 82. Toko Kembali Dibuka
83 83. Siti dan Goliath
84 84. Gangguan
85 85. Persyaratan
86 86. Terlalu Kasar
87 87. Moral yang Aku Miliki
88 88. Dia bukan Mereka
89 89. Pabrik
90 90. Dipindahkan tiba-tiba
91 91. Permainan
92 92. Perburuan 1
93 93. Perburuan 2
94 94. Banaspati
95 95. Fungsi Gelar
96 96. Siti Tahu
97 97. Ancaman Budi
98 98. Kembali bekerja
99 99. Hampir Selesai
100 100. Kekuatan Kontrak Sihir
101 101. Berikan di padaku
102 102. Sperti Seorang Raja
103 103. Menjadi guru Alkemis
104 104. Keanehan pada Sebuah Batu
105 105. Api Kekacauan
106 106. Game Simulasi
107 107. Jalur Energi
108 108. Bercak merah
109 109. Hari Bersejarah Kami
110 110. Persyaratan Maksimal
111 111. Bisnis Hunian
112 112. Proyek Tembok Kota
113 113. Mark Up
114 114. Malam Bersama Para Karyawan
115 115. Aku Siapa?
116 116. Seperti Kucing Liar
117 117. Bukan Siapa-siapa
118 118. Berpapasan
119 119. Rencana Brilian
120 120. Memasuki Kota Jati
121 121 : Penyelamatan
122 pengumuman
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Pulang
3
3. Statistik
4
4. Seekor Anjing
5
5. Skill Memasak yang Aku Miliki
6
6. Cangkang Besi
7
7. Belalang Sembah
8
8. Hari persiapan
9
9. Percobaan Kedua
10
10. Rintangan terakhir?
11
11. Ceroboh
12
12. Sambaran
13
13. Hanya Satu Kesempatan
14
14. Kepompong Gacha
15
15. Pengobatan
16
16. End Arc 1 (Keseharian yang berubah)
17
17. Keanehan Pagi ini
18
18. Serangan pagi
19
19. Hadiah dari Dwarf
20
20. Rencana hari ini
21
21. Benda Antik
22
22. Senjata dari Dwarf
23
23. Pertarungan saat Pagi Buta
24
24. Singkong dan Kopi
25
25. Ladang dan Sinyal Radio
26
26. Panel Surya
27
27. Perburuan Malam
28
28. Pertarungan di Jalan
29
29. Pemantauan
30
30. Gelombang Panas
31
31. Now this is...
32
32. Bala bantuan
33
33. Evolusi kedua
34
34. TV dan Internet
35
35. Pengungsian
36
36. Arc 2 End (Sebuah Keluarga)
37
37. Pergi ke Kota Sawi
38
38. Mengantri
39
39. Dipenjara
40
40. Dikejar Monster Kuat
41
41. Pengunjung Penjara
42
42. Ditarik-tarik
43
43. Konspirasi
44
44. Sebuah Pesta
45
45. Ibu Raya?
46
46. Serangan Geng Belati Merah
47
47. Lebih dari Raya
48
48. Minum Bersama
49
49. Segila Apa?
50
50. Sarapan pagi
51
51. Jin Peliharaan?
52
52. Memasak Bersama
53
53. Kembali Minum
54
54. Menatap Shower
55
55. Pembukaan Toko Asongan
56
56. Pelanggan Aneh
57
57. Pawai Pembersihan
58
58. Rencana Yang Gagal
59
59. Penangkapan
60
60. Liliana Allways
61
61. Sukarelawan untuk menjadi Umpan
62
62. Menjadi Sejarah
63
63. Pengintaian
64
64. Seekor Rusa
65
65. Arc 3 End (Kota Sawi)
66
66. Pagi Baru
67
67. Perdebatan
68
68. Rencana untuk Budi
69
69. Di saat Pesta
70
70. Pelayanan Pelayan
71
71. Dengan Liliana
72
72. Kota Jati
73
73. Pengejaran
74
74. Pencegatan
75
75. Hukuman
76
76. Mansion Gofar
77
77. Pergerakan The Daki
78
78. Sergapan
79
79. Kadal
80
80. Tuntutan
81
81. Pesta Lagi?.
82
82. Toko Kembali Dibuka
83
83. Siti dan Goliath
84
84. Gangguan
85
85. Persyaratan
86
86. Terlalu Kasar
87
87. Moral yang Aku Miliki
88
88. Dia bukan Mereka
89
89. Pabrik
90
90. Dipindahkan tiba-tiba
91
91. Permainan
92
92. Perburuan 1
93
93. Perburuan 2
94
94. Banaspati
95
95. Fungsi Gelar
96
96. Siti Tahu
97
97. Ancaman Budi
98
98. Kembali bekerja
99
99. Hampir Selesai
100
100. Kekuatan Kontrak Sihir
101
101. Berikan di padaku
102
102. Sperti Seorang Raja
103
103. Menjadi guru Alkemis
104
104. Keanehan pada Sebuah Batu
105
105. Api Kekacauan
106
106. Game Simulasi
107
107. Jalur Energi
108
108. Bercak merah
109
109. Hari Bersejarah Kami
110
110. Persyaratan Maksimal
111
111. Bisnis Hunian
112
112. Proyek Tembok Kota
113
113. Mark Up
114
114. Malam Bersama Para Karyawan
115
115. Aku Siapa?
116
116. Seperti Kucing Liar
117
117. Bukan Siapa-siapa
118
118. Berpapasan
119
119. Rencana Brilian
120
120. Memasuki Kota Jati
121
121 : Penyelamatan
122
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!