Aku berkata dengan lantang, “Baiklah Roxy, hari ini kita harus sampai di Minimarket!.”
Roxy menggonggong sebagai balasan.
“Demi ketenangan jiwa setiap orang!.”
Dengan penuh tekad, kami kembali melakukan perjalanan yang berbahaya.
Setelah kemari kami menunda perjalanan karena berlatih dan mempersiapkan perlengkapan. Akhirnya hari ini kami memulai perjalanan kamu untuk kembali mencoba pergi ke Minimarket.
Perlengkapan yang aku gunakan cukup baik. Persediaan belati kelinci dan pisau dapur, lalu tas besar dipunggung dan yang terakhir pelindung dada dari cangkang kelabang besi.
Sedangkan Roxy tidak mengenakan apapun selain kalung di lehernya. Dia tidak mau mengenakan pakaian yang aku buat untuknya karena mengganggu pergerakan.
Meninggalkan rumah, kami berjalan dengan tenang di sepanjang jalan komplek. Tempat itu menjadi sepi setelah kemarin aku dan Roxy membersihkan monster ketika kami berlatih.
Hanya mayat zombie busuk yang belum aku bersihkan. “Tunggu giliran kalian.” ucapku pada salah satu mayat di pinggir jalan.
Berjalan ditengah jalan yang sepi di pagi hari bersama seekor anjing. Perlengkapan yang terlihat begitu berbahaya seperti pisau tersimpan rapi tergantung di punggung.
Aku merasa seperti seorang karakter utama dalam film Post-Apocalyptic. Begitu tenang namun berbahaya, kami tidak tahu apa yang menanti di depan.
Dalam jarak dua puluh meter dari rumah, tidak ada monster yang menghadang jalan. Namun begitu berjalan lebih jauh, monster kecil seperti tikus besar dan kelinci mulai muncul.
Kedua jenis monster itu mudah dijalankan walaupun jumlah mereka lebih dari sepuluh ekor.
“Courage!.”
Aku berteriak saat menebas kelabang cangkang besi. Kepala serangga itu putus dalam satu tebasan.
[Job Explorer level up]
[Job Hero level up]
Pemberitahuan naik level pekerjaan membuatku semakin bersemangat. Setelah melawan kelabang cangkang besi, aku segera membantu Roxy yang sejak tadi mengalihkan perhatian kawanan tikus besar dan kelinci belati.
Tetapi sepertinya bantuan ku tidak dibutuhkan, karena Roxy mampu menghadapi lima lawannya sekaligus. Selesai mengalahkan semua monster yang dia hadapi Roxy menatapku seakan ingin dipuji.
Aku pun mengusap kepala anjing itu, “Kau sangat hebat Roxy” pujiku padanya.
Setengah perjalanan kami lewati, seperti dua hari sebelum, kami dihadang oleh Belalang sembah. Tapi kali ini aku ingin mencoba melawan serangga mutasi itu tanpa trik.
Kami berdua akan melawannya secara langsung.
“Roxy ambil perhatiannya!.”
Anjing itu menggonggong lalu segera berlari kearah Belalang sembah, permusuhan serangga itu langsung tertuju pada Roxy. Lalu giliran ku untuk melakukan serangan.
“Keberanian, Aura, tusukan tajam!.”
Tiga skill menumpuk pada satu serangan, membuat belalang sembah menjerit keras merasakan serangan dariku.
Aku segera mengganti belati kelinci yang rusak setelah penggunaan satu kali dengan belati yang lain. Pertarungan kami dengan belalang sembah berlangsung cukup sengit.
Karena bantuan Roxy, belalang sembah tidak mengabaikan aku. Dengan begitu aku bisa fokus menyerang tanpa khawatir mendapatkan serangan. Lalu setelah sepuluh menit perkelahian kami berhasil mengalahkan belalang sembah.
Aku duduk di samping mayat belalang sembah untuk beristirahat. “Lima belati kelinci dan satu pisau dapur.” aku menghitung berapa banyak senjata yang hancur saat melawan belalang sembah.
Banyak material terbuang, aku harus menjadi lebih kuat agar kerugian bisa diperkecil. Tetapi walaupun begitu aku tetap senang karena Exp yang aku peroleh membuat job Conqueror kembali naik berserta Job lainnya.
Skill [Courage] juga naik level karena terus digunakan, namun sayangnya skill [Aura] yang paling berguna masih belum menunjukan akan naik level.
“Mungkin karena [Aura] adalah skill dari job Conqueror, maka membuat skill itu sama sulitnya untuk naik level seperti job terkait.”
Sambil beristirahat aku melakukan pembedahan pada tubuh Belalang sembah. Empat lengan melengkung seperti sabit aku pikir bisa digunakan sebagai senjata.
Walaupun ukurannya besar dan sangat berbeda dengan belati kelinci. Tetapi aku akan berusaha menggunakan lengan Belalang ini sembah sebagai senjata untuk aku pelajari.
Selain empat lengan sabit, aku juga menemukan sebuah batu krikil berwarna biru di dalam jantung belalang sembah. Batu seperti itu aku pernah menemukannya pada monster lainnya namun dengan warna yang agak cerah.
“Mungkin semakin gelap warnanya maka kualitasnya semakin bagus.” aku mencoba menyimpulkan.
Saat ini aku tidak tahu apa gunanya batu monster tersebut. Tetapi aku yakin pasti memiliki fungsi yang berguna, aku akan mempelajarinya nanti. Jadi mari kita simpan di dalam item Box untuk saat ini.
Ketika aku sedang membongkar tubuh Belalang sembah, Roxy terlihat meminum cairan yang berasal dari perut serangga mutasi. Melihat itu aku segera memintanya untuk berhenti.
“Jika kau lapar makan saja daging kelinci.”
Aku memberikan daging kelinci, tapi Roxy tidak menghiraukan dan terus menjilati cairan kekuningan yang berceceran.
Melihat Roxy yang memakan cairan Belalang sembah mutasi, membuatku khawatir jika nanti dia sakit. Tapi mengingat selama kami memakan daging monster tidak ada masalah yang kami rasakan, membusuk agak tenang.
Ini mengingatkanku, walaupun daging kelinci yang aku masak begitu buruk entah gosong atau mentah. Setiap kali aku memakannya tidak pernah sekalipun aku mengalami sakit perut.
“Apa itu artinya cairan dari perut serangga ini juga bisa dimakan?.”
Melihat Roxy yang begitu nikmat meminum cairan dari perut belalang sembah, aku pun tertarik untuk mencoba.
Mengambil sendok dari tas yang aku mencoba mengambil cairan Belalang sembah. Melihat lebih dekat cairan berwarna kuning itu seperti kuah yang penuh minyak dengan tekstur kental.
Merasa takut mencoba, aku menutup mataku saat memasukkan cairan menjijikkan itu kedalam mulut.
Tetapi detik berikutnya mataku terbuka lebar, lalu mendapati diriku berada di tengah persawahan dengan ribuan belalang sembah terbang di langit menari dan bernyanyi.
Hanya dengan satu sendok cairan aneh membuat perasaanku sangat bahagia saat mulutku dipenuhi rasa menakjubkan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.
Tetapi kebahagiaan itu lenyap saat aku meneguk cairan Belalang, membuatku kembali pada kenyataan.
“Luar bisa, aku ingin lagi.”
Tatapan tajam terarah pada perut bekalang, aku segera menggunakan pisau untuk membelahnya, membuat cairan berwarna emas itu mengalir keluar.
Aku dengan cepat meminumnya, Roxy yang belum puas pun tidak akan membiarkan aku meminum semua cairan lezat sendiri.
Perang perebutan makanan pun pecah antara kami berdua. Perkelahian kecil itu berakhir saat tidak ada lagi cairan yang tersisa dari perut belalang sembah.
“Roxy, ayo kita buru beberapa belalang....”
Guk!. Roxy menggonggong dengan marah.
“.... oh bukan, maksudku mari kita lanjutkan perjalanan, sembari berburu Belalang tentunya.”
Pikiranku tidak bisa menghilangkan rasa dari cairan perut belalang sembah yang sangat enak. Sudah berapa hari aku tidak merasakan makanan enak seperti itu, maksudku mungkin aku akan mati jika terus mengonsumsi daging bakar gosong dan mentah.
“Jadi mari kita buru belalang sembah sebanyak-banyaknya.”
Roxy kembali menggonggong, mengingatkan aku pada tujuan utama kita yaitu pergi ke Minimarket.
“Berburu juga baik untuk meningkatkan level, kau tahu itu.” aku mencoba membuat alasan.
Mendengar itu Roxy tidak bisa menolak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
louise
kapan mata naganya dipake anj
2022-12-13
4