Tikus besar berlari dengan cepat menuju ke arahku. Gigi besarnya membuatku takut menyebabkan luka fatal jika binatang pengerat itu menyerang. Dengan panik aku menendang tikus itu sekuat tenaga.
Bunyi tulang patah langsung terdengar begitu tendangan mengenai tikus besar, mendengar itu membuatku semakin panik karena mengira kakiku telah patah. Tapi beruntung kaki masih baik-baik saja, sepertinya bunyi tulang patah yang barusan bukan dariku.
Selanjutnya kelabang sepanjang dua meter menghadang ku. Aku bertanya-tanya dari mana datangnya serangga sebesar itu.
Dua taring kelabang raksasa mengkilap seperti mata pedang dengan bentuk gunting, leherku pasti akan terpotong dengan mudah jika terkena gigitan kelabang.
Aku akan mati. Kelabang besar begitu kuat, kaki-kakinya mencengkram tubuhku, mulut yang mengerikan hendak melahap kepala. Aku berusaha bertahan dengan menahan kedua taring kelabang.
Seakan menahan pedang dengan tangan kosong, telapak tanganku mulai terluka karena menahan dua taring kelabang.
Merasa tidak kuat menahan lebih lama lagi, aku akan dimakan oleh kelabang raksasa. Tapi disaat aku hampir menyerah tiba-tiba...
Ding!
[Membunuh tikus besar +15 Exp]
[Level Up]
Setelah suara aneh itu terdengar tiba-tiba seluruh luka di sembuhkan dan tenaga kembali pulih. Bukan hanya itu, aku merasa tambahan kekutan yang mengalir dalam diriku hingga mampu mendorong mundur kelabang.
Dua taring itu aku patahkan membuat kelabang menjerit keras, walaupun dalam prosesnya membuat telapak tanganku kembali terluka, tapi aku tidak peduli.
Menggunakan taring tajam, aku menyayat perut kelabang yang membuatnya semakin kesakitan. Darah hijau menyembur keluar, kelabang melepaskan cengkraman kakinya lalu terkapar di tanah.
Ding!
[Membunuh mantan Dungeon master +100 Exp]
[Level Up]
[Level Up]
Kembali terdengar suara misterius, itu membuatku aku sangat penasaran suara siapa yang terus terdengar di dalam kepalaku.
Tapi saat ini aku sedang dikepung oleh kelabang dan tikus dalam jumlah besar, mereka seperti binatang kelaparan yang bersiap memperebutkan makanan.
Aku harus mempertahankan diri agar tidak menjadi menu makan malam hewan-hewan agresif ini. Dengan dua taring kelabang yang baru saja didapatkan aku mulai melawan.
Satu persatu tikus dan kelabang aku kalahkan, tapi jumlah lawan yang terlalu banyak membuatku kesulitan.
Teriakan bergema saat tubuhku mulai menumpuk luka dari gigitan monster-monster. Tapi aku tidak menyerah dan terus melakukan perlawanan.
Baju robek-robek, mata kiri terluka hingga tidak bisa melihat lagi. Ini merupakan pertarungan hidup dan mati.
Kelelahan dan rasa sakit yang menumpuk membuatku hampir menyerah.
Tapi seakan ada sesuatu yang mendorongku, aku tetap melawan dan terus melawan, berusaha keras untuk mempertahankan hidupku.
Hingga akhirnya aku bernafas dengan begitu berat ditengah tumpukan mayat kelabang dan tikus.
Seluruh tubuhku terasa sakit, penglihatanku menjadi buram, kepala terasa pening, keseimbangan pun mulai goyah.
“Sepertinya aku tidak akan pulang hari ini.” aku tertawa kecil lalu terjatuh tidak sadarkan diri.
[Beberapa makhluk agung terkesan dengan pertempuran yang kau lakukan]
[Mendapatkan kotak harta perunggu sebagai hadiah]
***
Terbangun oleh bau busuk serangga dan tikus yang aku jadikan sebagai tempat tidur. Aku tidak tahu sudah berapa lama tertidur di goa ini.
Tapi melihat kondisi mayat yang mulai membusuk membuatku mengira tidak hanya satu hari yang sudah terlewatkan.
Apakah tidak ada orang yang melihat lubang Goa tempat aku berada saat ini?. Rasanya itu mustahil karena mulut goa berada di perempatan jalan yang seharusnya sangat ramai.
Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di luar sana, tapi tubuhku masih kelelahan membuatku lebih memilih untuk segera pulang dan kembali beristirahat.
Di dalam tumpukan mayat kelabang, aku mengambil motorku lalu segera kembali ke permukaan.
Daerah itu begitu sepi, tidak ada satupun kendaraan yang melintas padahal ini siang hari. Aku menyadari jika lampu lalulintas tidak menyala.
Sebenarnya apa yang terjadi?.
Perasaan cemas semakin menguat membuatku segera menyalakan motor. Sepanjang sisa perjalanan menuju rumah, yang aku lihat hanyalah kekacauan.
Semuanya terasa seperti setting film bencana besar atau wabah zombie. Mayat tergeletak di pinggir jalan, mobil terparkir tidak beraturan dan rumah warga terbakar.
“Sebenarnya apa yang terjadi saat aku tidur?.”
Karena tidak tahu apa yang sedang terjadi dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, aku pun memilih untuk mengabaikan.
Motor dipercepat agar segera sampai di rumah. Sebuah kompleks perumahan yang biasanya ramai, hari ini begitu sepi. Aku mengabaikan semua yang aku lihat sepanjang jalan komplek. Sesampainya di rumah aku segera mengunci pagar lalu masuk ke dalam.
Baju yang aku kenakan segera ku buang ke tong sampah karena rusak dan dipenuhi oleh noda darah.
Saat ingin mandi aku merasa kesal karena listrik tidak menyala, tapi beruntung rumahku memiliki sumur galian. Walaupun aku harus susah payah mengangkat air, tapi itu lebih baik daripada terus merasa tubuh lengket dan bau yang sangat tidak nyaman.
Setelah selesai mandi aku merasa begitu segar, tapi kelelahan yang ku rasakan belum sepenuhnya hilang.
Di dalam kamar aku mencoba melupakan apa yang ku lihat selama perjalanan menuju rumah. Itu sangat mengerikan mungkin akan selamanya tersimpan di dalam ingatan.
Kembali memikirkan apa yang sedang terjadi pada kota ini, tapi tidak ada jawaban yang bisa aku temukan. Hingga aku menyerah memikirkannya, pada akhirnya rasa lelah baik tubuh fisik maupun mental membuatku tertidur lelap.
Esok harinya aku merasakan tubuhku begitu luar biasa. Tidak ada rasa sakit yang terasa, bahkan otot pegal yang berminggu-minggu aku derita karena pekerjaan pun kini menghilang.
Teringat apa yang terjadi kemarin, aku segera membuka jendela kamar di lantai dua dan berharap kondisi luar berubah.
Tapi sayangnya itu tidak terjadi, yang aku lihat selama perjalanan ke rumah kemarin bukanlah sebuah mimpi. Di sepanjang jalan perumahan masih tergeletak mayat para tetangga dalam kondisi yang mengenaskan.
Perut merasa mual, aku ingin muntah melihat semuanya, melihat kenyataan jika apa yang aku alami kemarin bukanlah mimpi buruk belaka.
Hingga penglihatanku menangkap sesosok serangga raksasa yang berkeliaran di sekitar kompleks.
Itu adalah seekor belalang sembah setinggi pria dewasa dengan empat sabit berlumuran darah. Sangat menakutkan melihatnya, aku segera menutup jendela karena takut jika monster itu melihatku.
Lolongan anjing terdengar di sekitar diikuti suara Geraman seperti bintang buas, aku merasa disekitar rumahku sudah dikepung oleh monster.
Di dalam kamar aku mencoba tetap tenang, berusaha tidak menimbulkan banyak suara. Kembali memikirkan apa yang sedang terjadi aku menemukan beberapa kemungkinan.
Pertama aku berpikir jika semua ini adalah akibat perang, tapi permasalahannya perang dengan siapa. Yang aku tahu negara ini tidak sedang berkonflik dengan negara manapun.
Yang kedua mungkin ini adalah invasi alien, itu bisa menjelaskan kenapa banyak monster berkeliaran. Walaupun terdengar agak gila tapi aku tidak mampu memikirkan kemungkinan lain.
“Oke kemungkinan pertama ini adalah ulah dari makhluk asing.” aku mencoba membuat catatan.
“Lalu apakah musibah seperti ini hanya terjadi di kota atau seluruh dunia mengalami hal yang sama?.” terus mencatat.
Kemudian pertanyaan selanjutnya membuat aku sangat penasaran, yaitu tentang suara misterius yang aku dengar saat bertarung dengan puluhan kelabang dan tikus besar.
“Ini pasti ada hubungannya, tapi apa.” aku kembali mencatat.
Tapi sekeras apapun aku memikirkannya, tidak ada jawaban yang berhasil aku temukan. Berbaring di atas tempat tidur aku kembali memikirkan kehidupanku selanjutnya.
Apa yang aku lihat membuatku berpikir jika cerita fiksi pada novel yang pernah aku baca menjadi kenyataan. Itu terlalu gila jika seandainya menang benar.
“Entah kenapa aku mulai memikirkannya. Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba bukan?.”
Dalam novel itu diceritakan, setelah dunia diguncang bencana besar akibat munculnya monster dari dalam lubang.
Para manusia yang berhasil bertahan hidup diberikan anugerah berupa kekuatan yang disebut sistem.
Sebuah sistem yang akan membuat para manusia menjadi lebih kuat ketika mengalahkan monster.
Seperti sebuah permainan... Yang perlu aku lakukan hanyalah mengucapkan kata kuncinya.
“Open status!.”
Walaupun aku tidak yakin, tapi tetap ku coba tanpa berharap jika ini akan berhasil. Tapi selanjutnya apa yang tiba-tiba muncul di depan wajah membuat mataku terbelalak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Astraloud
nice
2024-03-16
0
uzumaki anas
walau sepi tetep lanjut bang
2023-01-27
0
anggita
Ding.. lagi.
2022-12-03
3