4. Seekor Anjing

Pintu rumah itu terbuka, sepertinya sesuatu telah mendobraknya secara paksa. Aku masuk secara perlahan.

Darah berceceran dari ruang tamu hingga area dalam. Mengikuti jejak darah aku menemukan jasad seorang pria di dapur.

Tidak tahu mayat siapa, yang jelas itu adalah tetanggaku karena sering terlihat di halaman depan rumah bersama tiga keluarganya dan satu ekor anjing yang menyebalkan.

Luka sayatan di leher sepertinya menjadi penyebab kematian pria ini. Sementara darah yang berceceran dari ruang tamu hingga dapur berasal dari luka di kakinya.

“Apa dia menyeret kakinya saat berusaha kabur menuju pintu belakang?.” Pikirku setelah menganalisa keadaan mayat.

Melihat pintu belakang yang terbuka, aku berpikir jika seseorang telah kabur mendahului pria ini.

Aku termenung beberapa saat.

Seandainya aku sering bersosialisasi dengan tetangga, mungkin aku akan merasa kehilangan setelah melihat mayat pria ini.

Tapi sayangnya tidak.

Kehidupanku setelah pindah ke lingkungan perumahan begitu monoton. Berangkat kerja dari jam 6 pagi lalu pulang jam 10 malam, kemudian hari libur selalu dihabiskan untuk beristirahat.

Begitu sibuk hingga tidak ada waktu untuk berinteraksi bahkan dengan para tetangga.

Melakukan rutinitas itu selama dua tahun, membuat aku terkadang mempertanyakan kemanusiaan ku sendiri.

‘Bukankah aku tidak berbeda dari robot?.’ Di benakku pemikiran seperti itu sering terlintas.

Aku kembali sadar setelah mendengar suara berisik dari salah satu kamar, sepertinya ada sesuatu di dalam sana.

Perasaan bahaya mulai mendekat, aku segera bersiap menghadapi apapun yang akan datang.

Dari dalam kamar muncul seekor kelinci putih dengan mata merah, binatang itu terlihat lucu jika saja tidak ada darah yang menempel pada kupingnya.

Kuping kelinci terlihat tidak normal, itu keras dan mengkilap seperti mata pisau. Mungkin itu adalah senjatanya.

Dia mulai menggeram setelah melihatku, kelinci bersiap menyerang. Walaupun aku sudah pernah melawan monster ini sebelumnya di dalam Dungeon, tapi aku tetap waspada, khawatir jika kelinci yang saat ini aku hadapi berbeda.

Kelinci mulai berlari. Aku bersiap dengan pisau menghadapi serangan.

Tapi tiba-tiba kelinci melakukan manuver, monster kecil itu melompat ke dinding lalu menggunakan dinding sebagai pijakan untuk melompat kembali ke arahku.

Gerakan Zigaz yang begitu epik hingga aku tidak sempat mengelak. Serangan kelinci berhasil mengenai ku, lengan yang terluka mulai berdarah karena sayatan tajam kuping kelinci.

Tapi aku tidak memperdulikan luka tersebut, karena serangan berikutnya akan segera datang. Kelinci itu sudah menargetkan leherku, seketika aku teringat dengan jasad pria di belakang.

Mungkin aku juga akan berakhir sama seperti pria itu yang terbunuh karena sayatan di leher.

Tidak, itu tidak boleh terjadi.

Kelinci mulai melakukan gerakan seperti sebelumnya, tapi manuver yang sama tidak akan bekerja untuk kedua kalinya. Aku sudah membaca gerakan kelinci, hingga menghadapinya menjadi hal mudah.

Pisau aku ayunkan di saat yang tepat, mengenai leher kelinci dan memangkasnya.

Jeritan kelinci terdengar saat pisau yang aku gunakan memotong leher kelinci hingga putus. Aku sangat terkejut melihat pisau dapur yang jarang digunakan bisa memotong leher kelinci dengan begitu mudah.

“Mungkin ini karena efek tiga pekerja yang aku miliki.”

[Mengalahkan kelinci belati, mendapat 20 Exp]

[Job Explorer level up]

Nama monster ini sesuai karakteristiknya. Dan juga satu job telah naik level, tapi kenapa dua job lainnya tidak?.

Apa mungkin masing-masing job membutuhkan poin Exp yang berbeda untuk naik level?.

“Banyak hal yang masih tidak aku ketahui.” gumamku.

Mayat kelinci segera aku ambil untuk digantung agar darahnya cepat mengering. Setelah itu aku berniat kembali ke rumah, tapi Indra pendengar yang dipertajam menangkap suara dari bawah tanah.

Apa itu suara dari monster lain?

Tidak, suara itu terdengar seperti rintihan seekor anjing.

Seketika aku teringat dengan anjing peliharaan keluarga ini yang selalu mengejarku di pagi hari ketika mau berangkat kerja.

Entah kenapa setiap pagi hewan berkaki empat itu selalu berdiri di depan gerbang rumahku dan terus menggonggong. Itu membuatku takut saat ingin pergi bekerja.

Salah satu anak tetangga yang merupakan seorang gadis seusia denganku, mengatakan jika peliharaannya hanya ingin berkenalan dengan tetangga introvert yang tidak lain adalah aku.

Sungguh apa seekor anjing bisa sepintar itu?

Tapi walaupun sudah berkenalan secara resmi, anjing hitam berjenis Doberman itu terus mengejarku setiap pagi dengan gigi tajam dan air liurnya.

Itu sangat menakutkan untukku, tapi gadis yang merupakan majikannya hanya tertawa melihat aku dikejar-kejar, apa penderitaan ku hanya sebuah hiburan baginya?.

Aku juga merasa anjing itu melihatku tidak sebagai manusia, tapi seekor kelinci buruan.

Mengingat kenangan itu membuatku terganggu. Aku diam berdiri di depan basemen, tidak tahu apakah harus membuka pintu itu atau tidak.

Karena takut jika anjing yang sedang terjebak di dalam ruang bawah tanah akan menyerangku jika membuka pintu, aku pun memilih untuk pergi.

Tapi perasaanku tidak tenang saat mendengar suara anjing yang terdengar seperti meminta tolong.

“Terserahlah...” menghela nafas berat, aku bersiap membuka pintu menuju basemen.

Pisau aku siapkan jika anjing itu bersikap agresif dan menyerang. Tapi aku berharap jika hal semacam itu tidak terjadi, karena nurani ku tidak akan tega melakukannya.

'Mungkin aku hanya akan lari seperti yang selalu ku lakukan saat anjing hitam itu mengejarku.'

Setelah meyakinkan diri, aku perlahan membuka pintu bawah tanah lalu melihat di depan tangga seekor anjing meringkuk sambil terus bersuara kecil.

Saat mendengar pintu telah terbuka, anjing segera bangkit, dia hendak lari keluar, tapi segera kembali diam ketika melihatku dengan pisau di tangan.

‘Dia sungguh anjing yang cerdas.’ pikirku.

Aku melihat anjing yang tidak bergerak dengan pisau yang masih ku genggam. Binatang itu begitu kurus, sangat berbeda dengan anjing menyebalkan yang selalu mengejarku di pagi hari.

Mungkin dia sama kelaparan seperti aku. Tapi melihat jika tidak ada sumber air di basemen, aku merasa kondisi anjing bahkan lebih buruk.

Menyingkirkan pisau, aku meninggalkan basemen agar anjing itu bisa keluar. Tapi karena terlalu kelaparan membuat anjing sulit berjalan.

Karena kasihan aku segera mengambil air dari sumur dan memberinya kepala kelinci yang baru saja aku buru. Kuping kelinci yang tajam aku singkirkan agar tidak melukai anjing.

Dia makan begitu lahap. Mengambil kesempatan aku mencoba membelai tubuh anjing, namun yang aku rasakan hanya benjolan tulang rusuk karena tubuh yang begitu kurus.

Satu mangkuk air dan satu kepala kelinci sudah habis dimakan. Anjing itu menatap tubuh kelinci yang aku gantung di punggung, tapi aku mengatakan jika daging itu bukan untuknya.

Seakan paham dengan perkataanku, anjing berhenti menatap daging kelinci, dia menunduk di depanku seakan ingin berterima kasih.

Kemudian dia berjalan menuju dapur lalu terlihat menangisi mayat pria yang tidak lain adalah majikannya.

Melihat itu membuatku sakit, aku tidak mungkin meninggalkannya begitu saja.

“Datanglah ke rumahku jika kau ingin makan daging kelinci panggang.”

Aku mengajaknya makan malam.

Anjing itu menatapku sesat sebelum akhirnya kembali duduk di samping mayat majikannya. Aku tidak akan memaksanya untuk mengikuti.

Meninggalkan rumah tetangga, aku segera pulang. Tapi setelah menutup pintu pagar, aku melihat pemandangan yang setiap pagi aku lihat di hari yang normal.

Anjing itu berdiri di depan pagar, menatapku seakan ingin menyapa.

Aku tersenyum padanya, lalu kembali membuka pagar mempersilahkannya masuk kedalam rumahku.

Terpopuler

Comments

Astraloud

Astraloud

niceee

2024-03-16

0

uzumaki anas

uzumaki anas

lanjut bang walau sepi

2023-01-27

1

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Pulang
3 3. Statistik
4 4. Seekor Anjing
5 5. Skill Memasak yang Aku Miliki
6 6. Cangkang Besi
7 7. Belalang Sembah
8 8. Hari persiapan
9 9. Percobaan Kedua
10 10. Rintangan terakhir?
11 11. Ceroboh
12 12. Sambaran
13 13. Hanya Satu Kesempatan
14 14. Kepompong Gacha
15 15. Pengobatan
16 16. End Arc 1 (Keseharian yang berubah)
17 17. Keanehan Pagi ini
18 18. Serangan pagi
19 19. Hadiah dari Dwarf
20 20. Rencana hari ini
21 21. Benda Antik
22 22. Senjata dari Dwarf
23 23. Pertarungan saat Pagi Buta
24 24. Singkong dan Kopi
25 25. Ladang dan Sinyal Radio
26 26. Panel Surya
27 27. Perburuan Malam
28 28. Pertarungan di Jalan
29 29. Pemantauan
30 30. Gelombang Panas
31 31. Now this is...
32 32. Bala bantuan
33 33. Evolusi kedua
34 34. TV dan Internet
35 35. Pengungsian
36 36. Arc 2 End (Sebuah Keluarga)
37 37. Pergi ke Kota Sawi
38 38. Mengantri
39 39. Dipenjara
40 40. Dikejar Monster Kuat
41 41. Pengunjung Penjara
42 42. Ditarik-tarik
43 43. Konspirasi
44 44. Sebuah Pesta
45 45. Ibu Raya?
46 46. Serangan Geng Belati Merah
47 47. Lebih dari Raya
48 48. Minum Bersama
49 49. Segila Apa?
50 50. Sarapan pagi
51 51. Jin Peliharaan?
52 52. Memasak Bersama
53 53. Kembali Minum
54 54. Menatap Shower
55 55. Pembukaan Toko Asongan
56 56. Pelanggan Aneh
57 57. Pawai Pembersihan
58 58. Rencana Yang Gagal
59 59. Penangkapan
60 60. Liliana Allways
61 61. Sukarelawan untuk menjadi Umpan
62 62. Menjadi Sejarah
63 63. Pengintaian
64 64. Seekor Rusa
65 65. Arc 3 End (Kota Sawi)
66 66. Pagi Baru
67 67. Perdebatan
68 68. Rencana untuk Budi
69 69. Di saat Pesta
70 70. Pelayanan Pelayan
71 71. Dengan Liliana
72 72. Kota Jati
73 73. Pengejaran
74 74. Pencegatan
75 75. Hukuman
76 76. Mansion Gofar
77 77. Pergerakan The Daki
78 78. Sergapan
79 79. Kadal
80 80. Tuntutan
81 81. Pesta Lagi?.
82 82. Toko Kembali Dibuka
83 83. Siti dan Goliath
84 84. Gangguan
85 85. Persyaratan
86 86. Terlalu Kasar
87 87. Moral yang Aku Miliki
88 88. Dia bukan Mereka
89 89. Pabrik
90 90. Dipindahkan tiba-tiba
91 91. Permainan
92 92. Perburuan 1
93 93. Perburuan 2
94 94. Banaspati
95 95. Fungsi Gelar
96 96. Siti Tahu
97 97. Ancaman Budi
98 98. Kembali bekerja
99 99. Hampir Selesai
100 100. Kekuatan Kontrak Sihir
101 101. Berikan di padaku
102 102. Sperti Seorang Raja
103 103. Menjadi guru Alkemis
104 104. Keanehan pada Sebuah Batu
105 105. Api Kekacauan
106 106. Game Simulasi
107 107. Jalur Energi
108 108. Bercak merah
109 109. Hari Bersejarah Kami
110 110. Persyaratan Maksimal
111 111. Bisnis Hunian
112 112. Proyek Tembok Kota
113 113. Mark Up
114 114. Malam Bersama Para Karyawan
115 115. Aku Siapa?
116 116. Seperti Kucing Liar
117 117. Bukan Siapa-siapa
118 118. Berpapasan
119 119. Rencana Brilian
120 120. Memasuki Kota Jati
121 121 : Penyelamatan
122 pengumuman
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Pulang
3
3. Statistik
4
4. Seekor Anjing
5
5. Skill Memasak yang Aku Miliki
6
6. Cangkang Besi
7
7. Belalang Sembah
8
8. Hari persiapan
9
9. Percobaan Kedua
10
10. Rintangan terakhir?
11
11. Ceroboh
12
12. Sambaran
13
13. Hanya Satu Kesempatan
14
14. Kepompong Gacha
15
15. Pengobatan
16
16. End Arc 1 (Keseharian yang berubah)
17
17. Keanehan Pagi ini
18
18. Serangan pagi
19
19. Hadiah dari Dwarf
20
20. Rencana hari ini
21
21. Benda Antik
22
22. Senjata dari Dwarf
23
23. Pertarungan saat Pagi Buta
24
24. Singkong dan Kopi
25
25. Ladang dan Sinyal Radio
26
26. Panel Surya
27
27. Perburuan Malam
28
28. Pertarungan di Jalan
29
29. Pemantauan
30
30. Gelombang Panas
31
31. Now this is...
32
32. Bala bantuan
33
33. Evolusi kedua
34
34. TV dan Internet
35
35. Pengungsian
36
36. Arc 2 End (Sebuah Keluarga)
37
37. Pergi ke Kota Sawi
38
38. Mengantri
39
39. Dipenjara
40
40. Dikejar Monster Kuat
41
41. Pengunjung Penjara
42
42. Ditarik-tarik
43
43. Konspirasi
44
44. Sebuah Pesta
45
45. Ibu Raya?
46
46. Serangan Geng Belati Merah
47
47. Lebih dari Raya
48
48. Minum Bersama
49
49. Segila Apa?
50
50. Sarapan pagi
51
51. Jin Peliharaan?
52
52. Memasak Bersama
53
53. Kembali Minum
54
54. Menatap Shower
55
55. Pembukaan Toko Asongan
56
56. Pelanggan Aneh
57
57. Pawai Pembersihan
58
58. Rencana Yang Gagal
59
59. Penangkapan
60
60. Liliana Allways
61
61. Sukarelawan untuk menjadi Umpan
62
62. Menjadi Sejarah
63
63. Pengintaian
64
64. Seekor Rusa
65
65. Arc 3 End (Kota Sawi)
66
66. Pagi Baru
67
67. Perdebatan
68
68. Rencana untuk Budi
69
69. Di saat Pesta
70
70. Pelayanan Pelayan
71
71. Dengan Liliana
72
72. Kota Jati
73
73. Pengejaran
74
74. Pencegatan
75
75. Hukuman
76
76. Mansion Gofar
77
77. Pergerakan The Daki
78
78. Sergapan
79
79. Kadal
80
80. Tuntutan
81
81. Pesta Lagi?.
82
82. Toko Kembali Dibuka
83
83. Siti dan Goliath
84
84. Gangguan
85
85. Persyaratan
86
86. Terlalu Kasar
87
87. Moral yang Aku Miliki
88
88. Dia bukan Mereka
89
89. Pabrik
90
90. Dipindahkan tiba-tiba
91
91. Permainan
92
92. Perburuan 1
93
93. Perburuan 2
94
94. Banaspati
95
95. Fungsi Gelar
96
96. Siti Tahu
97
97. Ancaman Budi
98
98. Kembali bekerja
99
99. Hampir Selesai
100
100. Kekuatan Kontrak Sihir
101
101. Berikan di padaku
102
102. Sperti Seorang Raja
103
103. Menjadi guru Alkemis
104
104. Keanehan pada Sebuah Batu
105
105. Api Kekacauan
106
106. Game Simulasi
107
107. Jalur Energi
108
108. Bercak merah
109
109. Hari Bersejarah Kami
110
110. Persyaratan Maksimal
111
111. Bisnis Hunian
112
112. Proyek Tembok Kota
113
113. Mark Up
114
114. Malam Bersama Para Karyawan
115
115. Aku Siapa?
116
116. Seperti Kucing Liar
117
117. Bukan Siapa-siapa
118
118. Berpapasan
119
119. Rencana Brilian
120
120. Memasuki Kota Jati
121
121 : Penyelamatan
122
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!