Satu lagi kepompong aku buka, namun yang muncul bukanlah seekor anjing tetapi justru zombie yang segera berniat menggigitku.
“Uwa!.” aku yang panik karena mendapat kejutan segera menusuk leher zombie dengan pisau dapur.
“Ini yang kelima kalinya.” tubuhku terasa lemah setelah naik turun menara sutet sebanyak belasan kali.
Sebagian besar kepompong yang aku bawa adalah monster ganas, aku segera menghabisi mereka begitu (Hero Sense) menangkap perasaan bahaya.
Tetapi tidak semua monster bermusuhan yang aku dapatkan dari dalam kepompong. Ada juga moster yang bersikap netral, seperti seekor goblin yang mengantuk dan seorang pria tua bertubuh kerdil.
Suara kucing mengeong.
“Jelas ini bukan Roxy.”
Kembali salah menebak kepompong, aku pun kembali naik ke atas menara.
Semua bintang dan makhluk aneh yang aku selamatkan hanya memperhatikan aku yang sibuk baik turun menara.
Suara gonggongan anjing terdengar dari kepompong yang aku bawa, mendengar itu membuatku gembira.
“Akhirnya aku menemukanmu kawan!.” dengan tidak sabar aku menuruni menara, “Bertahanlah, aku akan membebaskan mu!.” setelah sampai di tanah aku segera membuka kepompong.
Tetapi itu juga bukan Roxy.
“Kenapa!.”
Aku marah pada kesialan yang terus aku dapatkan. Anjing yang baru aku selamatkan menjadi takut padaku, “Maaf ini bukan salahmu.” ucapku sambil membelai kepala anjing besar bitu.
Dia terlihat lucu, apa itu jenis Shiba? Tidak, ukurannya jauh lebih besar dari Anjing jenis Shiba. Kalau begitu mungkin Akita.
“Aku tidak menyangka akan ada seseorang yang memelihara anjing dari Jepang di daerah sini.” aku hanya tersenyum saat anjing bitu mulai berlarian di sekitarku.
“Mungkin majikannya seorang Wibu.” aku memberinya daging kelinci, dan melihat kalung berlian dengan nama Akita. “Wibu yang sangat kaya.” ucapku setelah melihat seekor anjing mengenakan kalung berlian.
Aku kembali naik turun menara, tapi tidak kunjung mendapatkan Roxy. Kebanyakan isi kepompong yang aku ambil adalah hewan dan monster, tetapi tidak ada satupun manusia.
“Mungkin laba-laba raksasa langsung membunuh manusia yang dia tangkap.” aku kembali teringat pertarungan ku dengan laba-laba yang tidak berniat untuk menjadikan aku kepompong sebagai cadangan makanan, tapi justru langsung ingin dimakan di tempat.
“Apa itu artinya pria tua kerdil yang aku selamatkan sebelumnya bukan sebuah manusia?.”
Membuka kepompong lainnya, tetapi itu ternyata hanya berisi empat ekor ayam. “Tempat ini malah menjadi cukup ramai.” area sekitar menara sutet mulai dipenuhi hewan yang aku selamatkan.
Mereka seakan sedang menungguku.
Aku kembali naik dan turun.
Pria tua menatapku seakan ingin mengatakan ‘Mustahil jika yang kau bawa kali ini berisi seekor anjing bukan?.'
“Ya.... siapa tahu...” aku hanya asal menebak. “Mungkin Roxy berevolusi menjadi naga.”
Wajah pria tua itu terlihat pesimis seolah dalam benaknya berkata, “Mana mungkin.”.
Pria tua beberapa kali berusaha berkomunikasi denganku, namun aku sama sekali tidak mengerti bahasa apa yang dia gunakan.
Setelah aku beberapa kali berbicara dengan bahasa yang aku mengerti, Pria tua itu pun akhirnya menyerah.
Kemudian saat aku membuka kepompong, dengan cepat isi dalam buntalan benang itu melompat keluar. Bukan naga maupun Roxy, ternyata isi kepompong itu adalah seekor kuda.
“Aku terkejut, dari mana laba-laba itu mendapat kuda?.”
Kepompong-kepompong laba-laba yang tergantung di atas menara seperti sebuah gacha. Aku tidak tahu apa yang ada didalamnya, ini membuat aku tertarik untuk menebak hewan atau monster di dalam kepompong yang akan aku buka.
Hingga akhirnya aku berhasil menemukan Roxy setelah aku membuka semua kepompong di atas menara.
Roxy terlihat marah padaku, itu wajar karena aku telah menyerangnya. Tetapi aku bersyukur dia sudah pulih karena kematian laba-laba membuatnya menaikkan level.
Hari sudah mulai petang, aku bersama Roxy yang masih marah kembali melanjutkan perjalanan menuju minimarket.
Hujan deras disertai badan membuat kamu terpaksa menginap di toko itu.
“Tetapi kenapa kalian semua juga ikut kemari?.” aku menatap Minimarket dipenuhi oleh binatang yang aku selamatkan dari kepompong.
Udara menjadi sangat dingin saat hujan mulai turun, kaca jendela pecah membuat udara dingin masuk ke bagian dalam toko, tapi beruntung Minimarket itu dilengkapi dengan Folding gate yang bisa menutup seluruh bagian depan toko.
“Bagus, dengan ini kita bisa menyalakan api di dalam mini market tanpa khawatir ada monster yang melihat.”
Aku merasa senang melihat di dalam toko yang masih menyimpan banyak benda. Aku ingin memakan semua Snack di sebelah sana, beberapa hari memakan daging panggang buatan sendiri membuatku sangat lapar akan makanan enak.
Tetapi nafsu makanku tiba-tiba menghilang dikarenakan rasa sakit itu kembali datang. “Sudah berhenti kah efek penyembuhannya?.” aku merasa rasa sakit yang aku alami tertahan akibat efek penyembuhan naik level, tapi kini kembali kambuh setelah efek penyembuhan berakhir.
Rasa sakit itu semakin kuat dari sebelumnya, hewan-hewan menatapku dengan khawatir, termasuk Roxy yang sedang marah padaku. Walaupun sangat menyakitkan tapi aku harus bertahan, aku tidak boleh lepas kendali seperti sebelumnya.
“Ini sangat sulit....”
Rasa sakit yang aku alami membuatku kesulitan untuk mengunyah makanan. Tidak ada sialsa nafsu makan, aku hanya menatap api unggun yang aku buat di tengah ruangan toko bersama hewan lainnya.
Akita mencoba menghiburku, sementara Roxy terlihat begitu khawatir. Hingga penglihatanku mulai buram dengan dada terasa sesak, aku pun akhirnya jatuh.
Para hewan membuat sura gaduh, mereka harus di hentikan, jika tidak maka para monster akan....
Aku tidak bisa bertahan lebih lama, kesadaranku perlahan menghilang.
***
[Sudut pandang seorang pria tua]
Aku tidak ingat sejak kapan berada di dalam kepompong Assassin Spider. Yang aku ingat terakhir kali aku tengah beristirahat setelah lelah menempa pedang yang sudah aku kerjakan selama hampir dua puluh tahun.
Tiba-tiba saja dalam mimpiku, aku mendengar suara seorang dewa memanggilku. Aku tidak ingat detail percakapan ku dengan dewa itu.
Karena memang ketika makhluk fana berbicara dengan makhluk agung maka sebagian besar ingat dari makhluk fana akan terhapus setelahnya.
Tetapi setidaknya aku mengingat inti dari percakapan kami. Yang pertama aku telah mati terbunuh oleh pembantuku sendiri. Pembunuhan itu didasari oleh keinginan untuk mengambil senjata yang telah aku kerjakan selama dua puluh tahun.
Pembantu itu terus menemaniku dengan begitu setia hanya karena ingin merebut senjata yang telah aku sempurnakan.
Rasanya sangat mengecewakan, seperti saat kau lapar lalu memasak makanan tetapi saat sudah matang temanmu datang dan menakan semuanya.
Aku sangat marah, tapi karena sadar tidak ada yang bisa aku lakukan jadi ya pasrah saja.
Menyadari aku telah mati, Dewa kemudian memberiku pilihan apakah ingin pergi ke neraka atau pergi ke dunia lain.
Ya tentu saja aku memilih pilihan kedua, lagi pula siapa juga yang mau pergi ke neraka.
[Author: player Minecraft be like]
Karena itu dewa pun mengirimku dunia yang berbeda. Tapi sungguh kenapa dengan orang-orang di dunia ini, apa ini sebuah perang?
Banyak kendaraan yang tidak aku pahami berseliweran di darat maupun udara, kekacauan terjadi di mana-mana jeritan dan tangisan, semua karena serangan monster.
Apa ini Dungeon Rampage? Tapi kenapa begitu besar seolah seluruh dunia sedang mengalami hal yang serupa.
Saat seluruh kepalaku diisi oleh pertanyaan, tinggi Assassin Spider menerkam ku lalu menjadikanku sebagai cadangan makanan di dalam kepompong.
Beberapa hari hidup di dalam kepompong tanpa makan dan minum, membuatku merasa pilihan hidup di dunia lain bahkan lebih buruk dari neraka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
AresKaiser
Kemudian dewa
2023-06-24
1