Garret membuka maskernya, para karyawan yang lalu-lalang saat itu terkesima dengan ketampanannya.
"Saya ingin mencari seseorang yang bernama Aliza Dwi Pratiwi." Garret memperlihatkan foto Aliza pada satpamnya.
Satpam baru sebulan kerja di kantor redaksi itu, tentu dia tidak mengenali Aliza yang sudah tidak bekerja enam bulan lalu. Satpam muda itu bertanya pada salah satu resepsionis. Garret pun diarahkan untuk bertanya langsung ke resepsionis itu.
"Aliza sudah tidak bekerja, tapi kalau mau alamatnya kami akan berikan. Tapi kalau boleh tahu, anda siapa?"
Garret bingung harus jawab apa, dia pun menjawab sekenanya.
"Saya teman lamanya, kami sudah lama tidak bertemu."
Resepsionis itu menuliskan alamat rumah Aliza. Garret sudah mengantongi alamat Aliza. Dia menyinggahi hotel terdekat dari kantor itu. Energinya cepat terkuras karena berada di dimensi lain. Namun setiba di hotel, resepsionis hotel meminta identitasnya.
"Apa ada tanda pengenal, Pak?"
Garret bungkam, dia mengurungkan niatnya menginap di hotel. Supir taksi yang mengantarnya menawarkan Garret untuk istirahat sejenak di rumahnya. Supir taksi itu sudah curiga bahwa Garret berasal dari dunia lain, Garret tak memiliki garis bibir dibawah hidungnya. Sangat berbeda manusia asli pada umumnya.
Garret di sambut ramah oleh istri supir itu. Pak Maman, mengatakan kepada istrinya, bahwa tak ada yang boleh tahu mereka kedatangan tamu. Pak Maman ingin menjaga privasi Garret.
"Kalau mau tidur di kamar sini, maaf Pak, rumah kami sangat sederhana," kata Pak Maman.
"Terimakasih, Pak. Sudah membantu saya," ucap Garret.
Pak Maman menepuk-nepuk pundak Garret, dia berkata, "Tidak semua manusia jahat, orang baik akan dipertemukan dengan baik."
Garret tertegun, ternyata harus dirinya di ketahui oleh Pak Maman.
"Jangan khawatir, identitas kamu aman, istirahatlah, Tuan."
Garret membawa Pak Maman menepi, "Saya datang ke dunia manusia mencari istri saya, Pak."
Pak Maman ternganga, "Dia sebangsa mu? Atau manusia?"
"Manusia, kami sudah memiliki anak di dunia ku, saya ingin dia kembali, anak ku sangat merindukannya," jelas Garret.
Pak Maman terenyuh, dia berjanji akan membantu Garret mencari keberadaan Aliza. Namun sebelum itu, Garret di minta untuk istirahat, wajah pria itu sudah terlihat pucat karena kekurangan energi.
Saat berbaring, Garret teringat dengan Dominic, tak terasa air matanya menetes, belum sehari di dunia manusia, Garret sudah sangat merindukan anaknya. Garret yakin, Aliza sedang merasakan hal yang sama, betapa tersiksanya seorang Ibu terpisah dari anaknya.
"Ini demi keluarga kita, Dominic jangan menangis di sana, Ayah akan membawa Ibu kembali," gumamnya.
***
Di belahan Kota itu, ada Aliza yang baru saja tiba di rumah Fuad. Sedari tadi pria itu menunggunya di teras. Fuad tersenyum miring, dia akan menjadikan Aliza sebagai pembantunya yang sukarela.
"Masuklah," kata Faud.
Saat Aliza masuk ke rumah, dia melihat perempuan cantik sedang duduk di atas sofa. Dia Mayang, selama ini sudah hidup bersama Fuad di rumah itu.
"Sayang, dia Aliza." Seru Fuad pada Mayang.
Aliza tercengang dengan panggilan sayang Fuad ke Mayang.
"Kenapa, kau kaget?" tanya Mayang.
Aliza mengatur nafas, dia tidak menyangka Fuad iblis bertopeng manusia. Sejahat itu Fuad menjebaknya, mempermainkan hatinya dan keluarganya. Aliza benar-benar sadar, keberuntungan satu-satunya yang ia miliki adalah menjadi istri Garret. Pria yang menjadi takdirnya, Ayah anaknya.
"Kamar mu ada dibelakang, kau simpan koper mu, dan ke dapur buatkan kami minuman," kata Mayang.
Aliza menurut saja, dia harus bersikap tenang menghadapi Fuad dan Mayang, Aliza akan menyusun rencana agar dirinya terbebas dari perjanjian itu.
Di dapur Aliza tak henti menangis, dia teringat Dominic, sudah seminggu dia meninggalkan anaknya, hatinya benar-benar hancur tanpa Garret dan Dominic. Tidak lama berselang, Aliza mendapat telepon dari pihak kantornya dulu. Kebetulan resepsionis itu teman akrab Aliza.
"Al, tadi ada yang nyari Lo, katanya temen lama, mana ganteng banget lagi, lo Deket Ama bule ya?" papar resepsionis itu.
Hah! Aliza tertegun.
"Bule? Kawan lama? Setau gue, temen gue gak ada bule, Fin."
"Coba ingat-ingat dulu gih, dia minta alamat rumah Lo, jadi gua kasih deh, ganteng banget."
Hanya satu pria keturunan bule yang Aliza kenal, dia adalah Garret, tetapi bagi Aliza tidak mungkin Garret dapat keluar dari dimensi Canai. Aturan Canai tidak meluaskan penghuninya ke dimensi manusia.
"Lo ingat ciri-cirinya, Fin?"
"Tinggi sekitar 187, kulit putih, badannya kekar banget, pokoknya bule Lah," Fina sulit mendeskripsikan ketampanan Garret.
Ciri-ciri itu semua ada pada Garret, Aliza terperanjat namun belum usai dia berbicara dengan Fina, tiba-tiba Mayang mengejutkannya.
"Lama banget ya ampun, tau-taunya malah telponan," ketus Mayang.
Aliza menutup panggilan Fina, dia kembali membuat teh. Namun dipikirkan berkecamuk dengan pria yang mencarinya, hatinya berkata pria itu adalah Garret. Dia mengirimkan pesan pada kedua adiknya, bila ada seorang pria yang bertamu di rumahnya, agar kedua adiknya segera memberitahunya.
Fuad memangil Aliza lagi, dia memperlihatkan denah tanah milik mendiang Ayah Aliza.
"Kau tau itu apa?" tanya Fuad.
Aliza mengangguk, dia bingung mengapa denah tanahnya ada di Fuad? Tanah yang bertahun-tahun ia sembunyikan karena tak ada yang boleh menjualnya, selain di jadikan rumah Aliza dan kedua adiknya.
"Kau tahu dimana sertifikat itu? Kau menyimpannya 'kan?" tanya Fuad menyelidik.
Kini Aliza memahami mengapa Fuad mendekatinya, ternyata dia mencari tahu keberadaan sertifikat itu. Fuad salah satu kontaktor yang menginginkan tanah milik ayahnya.
"Ini yang kamu inginkan? Kenapa tidak terus terang saja? bukankah menjalin hubungan dengan ku dua tahun itu sangat membosankan?" tanya Aliza. Kecewanya semakin bertumpuk karena sandiwara Fuad.
Fuad mengepal geram, dia ingin memukul Aliza namum di halau oleh Mayang.
"Kenapa? Mau tampar? Sekali kau menamparku? Aku tidak akan tinggal diam!" tanya Aliza tak gentar.
"Jangan pukul dia, kita bisa kena pidana, sadar sayang, jangan tersulut emosi," kata Mayang memperingati Fuad.
Fuad membanting vas bunga. Dia melampiaskan amarahnya dengan membanting barang. Aliza hanya tersenyum miring, kini dia tahu kelemahan Fuad, kelemahan pria itu terdapat dari cara mengendalikan emosionalnya. Jika tak dapat mendapatkan sertifikat tanah Aliza, tentu Fuad akan depresi karena ambisinya tak tercapai.
"Aliza, jika bukan karena Mayang, kau sudah berdarah hari ini." Fuad berkata menunjuk ke arah Aliza
"Jika aku berdarah, kau tidak akan tetap disini, kau akan meringkuk di balik jeruji besi, dan kau tidak akan dapat apa-apa, termasuk tanah ku, paham?" Aliza tak mau kalah. Dia sangat membenci orang-orang yang memanfaatkan keluarganya untuk kepentingan pribadi.
Aliza masuk ke kamarnya, dia mengunci pintu itu dari dalam. Menunggu kabar dari Ifa dan Ita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Mr.VANO
makahny dunia gaib pilihan manusia
2023-03-31
0
$uRa
semoga Aliza bisa bersama lagi dengan Garret..gpp di dunia gaib..di dunia manusia memang begini
2023-03-01
0