Bab 17

Garret dan Pak Maman bersiap ke rumah Aliza, di perjalanan Garret banyak bercerita tentang kehidupannya di dimensi lain. Pak Maman terkesima dengan penuturan Garret yang berbeda dari kehidupan manusia.

"Garret, kau akan membawa istri mu kembali?" tanya Pak Maman sembari mengemudi mobilnya.

"Saya tidak akan memaksa, Pak. Yang terpenting saya akan menceritakan kondisi anak saya," sahutnya.

Setiba di rumah Aliza, Garret di cegah turun oleh Pak Maman, sebelum itu Pak Maman yang ingin menanyakan kepada keluarga Aliza. Pak Maman di sambut oleh Ifa.

"Benar disini rumah Aliza?"

"Iya, Pak. Saya adiknya, kenapa ya?"

"Aliza nya ada?"

Saat itu Ifa melupakan pesan Aliza ketika ada seseorang yang bertamu di rumahnya, Ifa pun menjawab,

"Kakak saya udah tinggal di rumah suaminya."

Hah!

Pak Maman tersentak, dia termangu dengan penuturan Ifa, sejenak dia melirik ke Garret yang menunggu di dalam mobil, jika memang itu benar, Garret patah hati sangat dramatis.Ifa yang bingung menanyakan kepentingan Pak Maman.

"Bapak ini siapa ya? Ada yang perlu di sampaikan ke kakak saya?"

Pak Maman bingung harus menjawab apa, tetapi dia pun tak tega bila mengatakan keadaan Aliza pada Garret.

"Sejak kapan menikah? Apa boleh saya minta alamatnya?"

Ifa memberikan alamat rumah Fuad kepada Pak Maman, setelah mendapatkan itu, Pak Maman berpesan bahwa ada pria bernama Garret mencarinya. Pak Maman pamit dari rumah Aliza, dia kembali masuk ke mobil.

"Apa saya sudah bisa ketemu Aliza, Pak?" tanya Garret sangat antusias.

"Aliza tidak di dalam, adiknya hanya memberikan alamat ini, sekarang kamu mau tidak, saya antar ke sana?" Pak Maman tidak tega jujur secara langsung pada Garret.

Garret mengiyakan, Pak Maman melancong ke alamat rumah Faud, di perjalanan dia harap-harap cemas dengan keadaan setiba di rumah Fuad.

"Kau sangat mencintai istrimu?" tanya Pak Maman.

Garret tersenyum, tentu cintanya lebih besar karena sudah berjuang ke dunia manusia menemui Aliza.

"Buktinya saya sudah disini, Pak. Tentu sangat mencintainya."

Pak Maman mengerem mendadak mobilnya, dia bukan keluarga Garret, namun hatinya sakit jika sesama pria dikecewakan seperti itu. Pak Maman pun berani jujur demi kebaikan Garret.

"Kamu harus terima kenyataan, kata adiknya Aliza sudah menikah di dunia ini."

Garret menelan air liurnya, tidak ingin percaya namun kebenaran itu terlihat di wajah Pak Maman. Akan tetapi kedatangannya ke dunia manusia tidak boleh sia-sia, dia harus bertemu Aliza, apapun resikonya.

"Saya harus tetap bertemu dia, Pak. Setidaknya untuk terakhir kalinya," ucap Garret dengan suara bergetar.

Pak Maman menghela nafas berat, ternyata tampannya seorang pria juga memiliki sisi patah hati, batinnya.

Pak Maman kembali melanjutkan perjalanannya, dia dan Garret hanya saling membungkam mulut. Garret yakin suami Aliza ialah seorang pria yang dilihatnya saat di gapura.

Tiba di depan rumah Fuad, Pak Maman lagi-lagi yang andil untuk turun menanyakan informasi. Ketika sudah mengetuk pintu, ada Mayang yang muncul menyapanya. Di pikiran Pak Maman itu salah Aliza, istri Garret.

"Ini benar rumah Pak Fuad?" tanya Pak Maman seolah-olah.

"Iya, ini rumah suami saya, cari siapa?" tanya Mayang.

Pak Maman ingin memastikan bahwa perempuan itu Aliza tau bukan, sehingga dia bertanya, "Maaf Nona atas nama siapa?

"Mayang," jawab Mayang dengan sejujurnya karena dia tak ingin identitas sebagai istri sah sirih disembunyikan oleh Fuad.

Pak Maman tertegun lagi, kebingungan sudah menerpanya, dia tak sanggup bertanya lagi meminta pamit untuk sementara, dengan alasan dirinya salah alamat. Pak Maman kembali masuk ke dalam mobil. Dia menceritakan dialognya dengan Mayang kepada Garret.

"Ada yang aneh ini, Pak." Garret menerka.

Tidak lama kemudian, ada mobil Fuad masuk ke halaman rumahnya. Yang menyambut kedatangannya di teras adalah Mayang seorang. Garret pun meyakini bahwa keadaan Aliza sedang tidak baik-baik saja.

"Saya yakin, istri saya sedang ada masalah berat," lirihnya.

"Sepertinya, kita harus bagaimana? Apa ada lagi yang perlu saya bantu?"

Garret diam sejenak, dia berpikir untuk bisa mencari kebenaran yang terjadi di rumah itu. Dia yakin, Aliza ada di dalam rumah Fuad. Dan dia harus bertemu istrinya. Pak Maman lagi-lagi mengusulkan idenya pada Garret. Keduanya pun melakukan itu, setelah berlatih kata demi kata diajarkan oleh Pak Maman Garret pun berani melakukan ide Pak Maman itu.

"Pinjam sebentar ya jaketnya," kata Pak Maman pada pengemudi ojek daring.

Garret sudah memaki kostum ojek daring, di tangannya sudah ada paket baju yang dituliskan dari alamat kantornya. Garret mengetuk pintu, lagi-lagi Mayang yang membukanya, Garret saat itu memakai masker.

"Ada paket untuk Ibu Aliza," ucap Garret.

"Nanti akan saya sampaikan," kata Mayang yang ingin mengambil paket itu dari Garret.

"Harus Ibu Aliza sendiri yang mengambilnya, karena ini dari kantor, harus ada foto dan tanda tangan penerimanya," sergah Garret.

Mayang sebal memanggil Aliza dengan kasar." Aliza! Ada tamu Lo! Cepat anj*r."

Garret mengerutkan alisnya, karena sikap Mayang yang memanggil seakan tak menghargai Aliza. Ibu Dominic saat itu sedang memasak di dapur keluar dengan memakai celemek. Mayang yang berpapasan dengan Aliza mendorongnya hingga Aliza terpental di tembok.

"Hei! Lo jangan kasar ya, suami istri sama aja tak bermoral." Aliza membentak.

"Lo bilang apa tadi Ama Mayang? Lo ingat ya, Lo punya utang! Jangan bentak istri gue!" Fuad menunjuk ke Aliza.

Garret mengepal tangannya menyaksikan istrinya diperlakukan tidak baik. Namun saat itu dia tetap harus berpura-pura diam demi melancarkan rencananya. Fuad dan Mayang duduk di sofa ruang tamu, sementara Aliza menemui kurir yang menantinya. Matanya terbelalak saat melihat sorot mata Garret melihatnya dari kejauhan.

"Garret .."lirih Aliza terkesiap.

Garret mengisyaratkan agar Aliza menutup mulut, dia kembali berpura-pura menjadi kurir pengantar paket. Mata Garret tak bisa berbohong, dia berkaca-kaca karena menyaksikan penderitaan istrinya di dunia manusia. Ternyata Aliza diperlakukan tidak adil.

"Ini paket dari kantor, Bu. Tolong lihat tanda tangan sebagai hak terima," ujar Garre memperlihatkan layar ponsel Pak Maman.

Di layar ponsel tertulis "Aku dan Dominic merindukanmu, anak kita terus-menerus menangis mencari Ibunya, tolong kembalilah bersama kami."

Air mata Aliza jatuh begitu saja, suaminya rela berpindah dimensi untuk bertemu dengannya, Aliza tahu, ada risiko yang akan ditemui suaminya saat memutuskan untuk keluar dari dimensi Canai.

"Katakan pada pihak kantor, sesuai dengan janji, saya akan kembali lagi berkumpul, saya sedang berjuang untuk keluarga saya," kata Aliza memberi isyarat pada Garret.

Garret berusaha menahan air matanya, dia tak memiliki hak kausa di dunia manusia untuk menentang Fuad dan Mayang.

Terpopuler

Comments

Mr.VANO

Mr.VANO

cedih thor,,,nangis sungguan merasa ak peran alisa

2023-03-31

0

$uRa

$uRa

sedih tor....

2023-03-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!