Bab 17 - Tentang Jerry

...༻✡༺...

Sekarang mata Disha dan Defan membelalak bersamaan. Keduanya tentu kaget dengan insiden tak terduga yang baru saja terjadi.

"Ini gara-gara kau!" timpal Disha.

Defan tidak menggubris. Dia bergegas turun dari mobil. Hal serupa lantas juga dilakukan Disha. Mereka memastikan keadaan lelaki yang tertabrak.

Lelaki bertopi itu masih terduduk di aspal. Dia memegangi salah satu siku yang sepertinya sedang sakit atau terluka.

"Mas nggak apa-apa?" tanya Defan sembari berjongkok. Ia menghampiri lelaki bertopi yang ditabraknya.

"Beruntung cuman luka kecil," jawab sang lelaki bertopi. Dia perlahan berdiri sendiri. Mengabaikan bantuan Defan.

Kini Disha dan Defan dapat melihat wajah lelaki bertopi dengan jelas. Pupil mata Disha membesar kala melihat wajahnya.

"Jerry?" ujar Disha.

Lelaki bertopi itu lantas menatap Disha. Lalu membuka topinya. Dia bernama Jerry. Teman dekat Disha saat kuliah. Jerry sangat menyukai Disha. Ia juga sudah beberapa kali mengungkapkan perasaannya kepada gadis tersebut. Namun Disha tidak pernah mau menerima cintanya.

"Disha? Kau kah itu?" seru Jerry seraya melepas topinya.

"Iya." Disha mengangguk. "Maafkan Defan, dia tadi tidak fokus menyetir karena berdebat kecil denganku. Tabrakan yang terjadi tadi tidak lepas dari kesalahanku," ucapnya.

Defan yang mendengar, memutar bola mata jengah. Dia selalu tidak suka melihat Disha bersikap sopan begitu.

"Tidak apa-apa. Aku hanya butuh sedikit pengobatan untuk lukaku," tanggap Jerry.

"Kau tenang saja. Aku dan Disha akan membawamu ke rumah sakit terdekat. Masuklah ke mobil," kata Defan yang langsung dianggukkan oleh Disha. Keduanya lantas masuk ke mobil. Hal serupa juga dilakukan Jerry. Lelaki itu duduk di kursi belakang.

"Bagaimana kabarmu, Sha?" tanya Jerry. Menatap Disha dengan binar kagum melalui kaca spion.

"Beginilah aku sekarang. Lalu kau?" balas Disha. Dia menoleh ke arah Jerry.

"Aku ingin bilang baik-baik saja. Tapi kenyataannya tidak begitu." Jerry memperlihatkan luka disikunya.

"Apa kalian--"

"Apa kau tahu kabar Tyas? Aku dengar dia benar-benar mendirikan sebuah salon sekarang!" seru Jerry. Dia memotong perkataan Defan. Seakan tidak membiarkan lelaki itu masuk ke dalam percakapannya dan Disha.

Defan mendengus kasar. Dia memilih diam. Membiarkan Disha dan Jerry terus mengobrol. Defan dapat melihat jelas kalau Jerry sangat tertarik kepada Disha. Selain itu, dia merasa aneh dengan tatapan Jerry terhadap Disha. Tatapan itu terkesan seperti ambisi yang membara. Intinya Defan merasa tidak nyaman melihat tatapan tersebut.

"Disha, sebentar lagi perusahaanmu--"

"Aku sangat merindukan semua teman-teman di kelas B. Aku selalu tidak sempat hadir ke acara reuni. Aku sibuk mengurus pekerjaanku." Lagi-lagi ucapan Defan dipotong. Kali ini Disha yang menjeda perkataannya.

"Pantas saja kau--"

"Disha!!" Defan sudah tidak tahan. Dia akhirnya memanggil Disha dengan nada lantang. Hingga berhasil membuat Disha dan Jerry berhenti mengobrol.

"Kenapa?" Disha bertanya dengan lirikan mata.

Defan mendengus kasar sembari menghentikan mobil ke pinggir jalan. Dia berkata, "Kita sudah sampai di perusahaanmu. Turunlah! Biar aku yang membawa Jerry ke rumah sakit atau klinik."

Disha kaget. Karena terlalu asyik mengobrol, dia hampir lupa kalau dirinya tiba di perusahaan.

"Ah, benar. Aku sudah sampai," ucap Disha. Dia segera melepas sabuk pengaman dan menoleh ke arah Jerry. "Aku turun duluan ya, Jer. Aku harus mengurus pekerjaan penting sebelum pergi ke Eropa," pungkasnya.

"Eropa?" Jerry mengerutkan dahi.

"Itu--" perkataan Disha terpotong karena Defan mendadak merangkul pundaknya.

"Ya, kami akan berbulan madu ke Eropa," ungkap Defan. Dia tersenyum simpul. Sengaja menunjukkan kemesraan di hadapan Jerry. Disha hanya bisa menatapnya dengan tatapan heran.

Jerry mengangguk dengan ekspresi datar. Dia membuang muka ketika Defan tiba-tiba mengecup pipi Disha.

"Toy!" tegur Disha dengan nada berbisik. Dia merasa kalau Defan tidak perlu begitu saat ada di hadapan orang lain selain keluarganya.

"Dih! Malu ya? Padahal kalau di rumah minta dicium terus." Kelakuan Defan justru kian menjadi-jadi.

"Apaan sih!" wajah Disha memerah. Dia bergegas keluar dari mobil.

Setelah Disha pergi, Defan dan Jerry hanya berduaan di dalam mobil.

"Aku tidak menyangka Disha akan menikah denganmu. Entah kenapa aku masih tidak bisa mempercayai hubungan di antara kalian," kata Jerry. Dia tampak menatap ke jendela mobil.

"Kau bicara seperti sudah mengenalku saja," sahut Defan.

"Aku tentu mengenalmu. Kau CEO perusahaan Dirgantara yang katanya menderita impoten. Kau pikir aku percaya dengan hubunganmu dan Disha?" Jerry berbicara dengan nada berbisik. Ia menarik sudut bibirnya ke atas. Mata Defan lantas menatap penuh curiga. Defan menatap Jerry melalui kaca spion.

"Kau harus tahu kalau info itu hanyalah rumor. Lagi pula rumor itu hanya diketahui orang-orang tertentu. Terutama di lingkungan kerjaku," balas Defan.

"Aku punya teman yang bekerja di perusahaanmu. Jadi aku bisa tahu." Jerry memberikan alasan. "Dan entah kenapa aku merasa kalau rumor itu bukan sekedar rumor. Tetapi benar-benar fakta," tambahnya.

"Apa maksudmu? Apa kau sekarang mengejekku?" Defan semakin tidak suka dengan lagak Jerry.

Jerry tersenyum sambil melipat tangan di depan dada. "Maaf, aku tidak bermaksud begitu. Lihat! Ada klinik. Kau bisa menurunkanku di sana. Aku akan bayar sendiri saja," ujarnya yang mendadak merubah topik pembicaraan.

Defan menghentikan mobil di depan klinik. Membiarkan Jerry pergi dengan perasaan curiga. Dia merasa ada yang aneh dari lelaki tersebut. Namun itu tidak berlangsung lama, karena Defan selalu mencoba membuang jauh gangguan kecil dari pikirannya. Dia segera melajukan mobil untuk membawanya pergi bekerja.

Selama seharian, Disha mengurus pekerjaan penting. Dia terpaksa lembur agar pekerjaannya bisa ditinggalkan untuk bulan madu.

Malam itu Disha pulang saat jam sepuluh. Dia sedang menghadang taksi. Tetapi sebuah mobil mendadak berhenti di depannya.

"Hai, Sha. Kebetulan sekali aku lewat. Ayo masuklah! Aku akan mengantarmu pulang." Ternyata orang yang datang adalah Jerry.

"Jerry?" Disha tidak menyangka. Karena sudah malam, dia mau saja menerima tawaran Jerry. Lelaki itu mengantarkannya pulang.

Ketika masuk ke rumah, Defan langsung menyambut dalam keadaan tangan menyilang di depan dada.

"Kau pulang dengan siapa?" selidik Defan.

"Jerry. Tadi kebetulan aku bertemu dengannya saat ingin pulang," jelas Disha. Dia segera melangkah menuju kamar. Akan tetapi langkahnya terhenti karena Defan menghalangi. Jujur saja, Defan kaget saat mengetahui orang yang mengantar Disha tadi adalah Jerry. Dia yang tadinya sempat membuang rasa curiga tersebut, harus merasakan perasaan itu lagi sekarang.

"Ada yang aneh dengan lelaki itu. Kau harus berhati-hati," ujar Defan.

Disha memutar bola mata malas. "Jadi karena itu kau berlagak sok mesra di hadapan Jerry tadi pagi?" tebaknya.

"Aku melakukannya karena peduli kepadamu. Sebaiknya kau jauhi Jerry."

"Dia teman kuliahku, Toy! Tidak ada yang salah dengannya. Kau kenapa jadi berlebihan." Disha menatap penuh selidik. "Kau tidak cemburu kan?" tukasnya.

Defan tercengang mendengar perkataan Disha barusan. Dia segera menjulurkan lidah beberapa kali. Defan berlagak seakan ingin muntah.

"Kalau tidak cemburu, maka sebaiknya lupakan saja kekhawatiranmu itu. Aku bisa menjaga diriku sendiri." Tatapan selidik Disha berubah menjadi tatapan malas. Dia menendang pantat Defan karena merasa geram.

"Dishaaa!" Kini Defan yang dibuat geram. Dia memegangi pantat yang baru saja kena tendangan Disha.

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

begitu ya Def

2024-05-12

0

Bzaa

Bzaa

mulai ada 🔥 cemburu kykny nih

2023-06-24

0

Kristina Sinambela

Kristina Sinambela

sehat selalu Thor ....

2022-12-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kapan Nikah?
2 Bab 2 - Ide Saat Mabuk
3 Bab 3 - Kekacauan Saat Disha Mabuk
4 Bab 4 - Rencana Nikah Kontrak
5 Bab 5 - Saling Mengaku Sudah Berpacaran
6 Bab 6 - Bualan Tiga Sahabat
7 Bab 7 - Ramalan Dari Enita
8 Bab 8 - Daftar Kontrak Nikah
9 Bab 9 - Hari Lamaran
10 Bab 10 - Fitting Gaun Pengantin
11 Bab 11 - Cinta & Persahabatan [Bonus Visual]
12 Bab 12 - Apakah Mereka Melakukannya?
13 Bab 13 - Sahabat Tapi Seranjang
14 Bab 14 - Menonton Film Romantis
15 Bab 15 - Sandiwara Di Atas Ranjang
16 Bab 16 - Terpaksa Bulan Madu
17 Bab 17 - Tentang Jerry
18 Bab 18 - Perang Lepas Pakaian
19 Bab 19 - Mulai Berdebar
20 Bab 20 - Black Cohosh & Chasteberry
21 Bab 21 - Ontong Bangkit!
22 Bab 22 - Perasaan Disha
23 Bab 23 - Sikap Aneh Defan
24 Bab 24 - Drunk In Amsterdam
25 Bab 25 - Rasa Sakit Misterius
26 Bab 26 - Nyamuk Amsterdam
27 Bab 27 - Menyerah Karena Desa*han
28 Bab 28 - Pengakuan Dimas
29 Bab 29 - Bubur Bebek
30 Bab 30 - Siapa Pelakunya?
31 Bab 31 - Bertahan Untuk Sementara
32 Bab 32 - Pengakuan Defan
33 Bab 33 - Dihamili Suami?
34 Bab 34 - Kata Maaf Tak Cukup!
35 Bab 35 - Terbiasa
36 Bab 36 - Sarapan Asin
37 Bab 37 - Mengejar Cinta Disha [1]
38 Bab 38 - Mengejar Cinta Disha [2]
39 Bab 39 - Mengejar Cinta Disha [3]
40 Bab 40 - Kiss, Rain, & Sunset In The Sea
41 Bab 41 - Gagak
42 Bab 42 - Masa-Masa Bahagia
43 Bab 43 - Anak Pertama
44 Bab 44 - Anak Kedua
45 Bab 45 - Oh Yes, Sayang! [1]
46 Bab 46 - Oh Yes, Sayang! [2]
47 Bab 47 - Telepon Dari Dimas
48 Bab 48 - Bertemu Dimas Lagi
49 Bab 49 - Hubungan Kontrak Lainnya
50 Bab 50 - Ending
51 Novel Genre Dewasa!
52 Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
53 Novel Giana [My Hot VIP Guest]
54 Pengumuman!
55 Novel Teman Ranjang Favorit Tuan Muda
56 Novel Impoten : Ritual Bergairah
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 - Kapan Nikah?
2
Bab 2 - Ide Saat Mabuk
3
Bab 3 - Kekacauan Saat Disha Mabuk
4
Bab 4 - Rencana Nikah Kontrak
5
Bab 5 - Saling Mengaku Sudah Berpacaran
6
Bab 6 - Bualan Tiga Sahabat
7
Bab 7 - Ramalan Dari Enita
8
Bab 8 - Daftar Kontrak Nikah
9
Bab 9 - Hari Lamaran
10
Bab 10 - Fitting Gaun Pengantin
11
Bab 11 - Cinta & Persahabatan [Bonus Visual]
12
Bab 12 - Apakah Mereka Melakukannya?
13
Bab 13 - Sahabat Tapi Seranjang
14
Bab 14 - Menonton Film Romantis
15
Bab 15 - Sandiwara Di Atas Ranjang
16
Bab 16 - Terpaksa Bulan Madu
17
Bab 17 - Tentang Jerry
18
Bab 18 - Perang Lepas Pakaian
19
Bab 19 - Mulai Berdebar
20
Bab 20 - Black Cohosh & Chasteberry
21
Bab 21 - Ontong Bangkit!
22
Bab 22 - Perasaan Disha
23
Bab 23 - Sikap Aneh Defan
24
Bab 24 - Drunk In Amsterdam
25
Bab 25 - Rasa Sakit Misterius
26
Bab 26 - Nyamuk Amsterdam
27
Bab 27 - Menyerah Karena Desa*han
28
Bab 28 - Pengakuan Dimas
29
Bab 29 - Bubur Bebek
30
Bab 30 - Siapa Pelakunya?
31
Bab 31 - Bertahan Untuk Sementara
32
Bab 32 - Pengakuan Defan
33
Bab 33 - Dihamili Suami?
34
Bab 34 - Kata Maaf Tak Cukup!
35
Bab 35 - Terbiasa
36
Bab 36 - Sarapan Asin
37
Bab 37 - Mengejar Cinta Disha [1]
38
Bab 38 - Mengejar Cinta Disha [2]
39
Bab 39 - Mengejar Cinta Disha [3]
40
Bab 40 - Kiss, Rain, & Sunset In The Sea
41
Bab 41 - Gagak
42
Bab 42 - Masa-Masa Bahagia
43
Bab 43 - Anak Pertama
44
Bab 44 - Anak Kedua
45
Bab 45 - Oh Yes, Sayang! [1]
46
Bab 46 - Oh Yes, Sayang! [2]
47
Bab 47 - Telepon Dari Dimas
48
Bab 48 - Bertemu Dimas Lagi
49
Bab 49 - Hubungan Kontrak Lainnya
50
Bab 50 - Ending
51
Novel Genre Dewasa!
52
Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
53
Novel Giana [My Hot VIP Guest]
54
Pengumuman!
55
Novel Teman Ranjang Favorit Tuan Muda
56
Novel Impoten : Ritual Bergairah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!