Nikah Kontrak Dengan CEO Impoten
...༻✡༺...
...'Kapan nikah?'...
Di usia 28 tahun, pertanyaan itu selalu menjadi momok yang menghantui kehidupan Disha. Kemana pun dia pergi, semua orang selalu bertanya begitu.
Tidak! Sebenarnya tidak saat berusia 28 tahun Disha dihantui pertanyaan tersebut. Tetapi semenjak Disha berusia 25 tahun. Ketika karirnya berada dipuncak dan teman-teman perempuannya sudah menikah semua.
Disha benar-benar muak mendengar pertanyaan itu. Apalagi ketika keluarganya sendirilah yang paling sering menanyakan hal tersebut.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Disha. Dia gadis yang sangat cantik dan memiliki segudang prestasi. Berhidung mancung, kulit putih bersih, dan memiliki tubuh ideal yang seringkali membuat gadis lain merasa iri. Tentu ada banyak lelaki yang menyukainya. Hanya saja Disha sama sekali tidak berminat untuk menikah. Ia masih ingin menikmati kesuksesan yang terasa baru saja diraihnya.
Sekarang Disha mendatangi acara pernikahan sepupunya. Dia merasa harus datang karena yang menikah bisa dibilang merupakan orang terdekat. Disha bahkan rela menyisihkan jadwal kerja yang padat demi sepupunya Jena.
"Disha, sendirian? Gandengannya mana nih? Nggak mungkin kan gadis sukses kayak kamu masih belum punya pacar," tegur Lena. Dia merupakan ibu kandungnya Jena. Lena terlihat mengenakan kebaya yang berwarna senada dengan kipasnya.
"Masih dalam perjalanan, Tante." Disha menyahut sambil mengukir senyuman paksa.
"Yang benar? Kenapa nggak bareng aja kalian perginya?" Lena kembali bertanya.
"Gimana mau bareng. Orang jodohnya memang masih di jalan. Ketemu saja belum," cerocos Disha. Dia melingus begitu saja dari hadapan tentenya.
Bayangkan, selama bertahun-tahun di setiap pertemuan keluarga, Lena dan yang lain selalu saja menyinggung perihal jodoh. Itulah alasan Disha akhir-akhir ini lebih memilih bekerja dibanding berkumpul bersama keluarga.
Lena yang mendengar hanya terkekeh hambar. Ia mencoba memaklumi sikap Disha. Gadis itu memang sedikit judes dan blak-blakkan saat bicara.
Disha melangkah dengan percaya diri menghampiri pengantin yang sibuk bersalaman. Dia tidak malu datang sendiri. Bahkan tidak ada teman perempuan bersamanya.
Senyuman merekah di wajah Disha. Dia segera menyapa Jena dengan pelukan hangat. Disha bergegas pergi setelah selesai berfoto.
"Disha! Kau langsung pulang? Kenapa tidak tinggal dulu? Ada banyak keluarga jauh yang datang. Jarang-jarang kita bisa kumpul begini." Mona selaku ibunya Disha mencegat. Dia tidak membiarkan sang anak beranjak terlalu cepat.
"Aduh, Mah... Aku banyak pekerjaan sekarang!" keluh Disha dengan kening yang mengernyit samar.
"Kerja, kerja, kerja terus! Kamu tuh sampai keduluan Jena loh nikah. Dia padahal baru lulus kuliah," ujar Mona sembari menarik tangan Disha.
"Mamah! Bukankah harusnya kamu bangga lihat anaknya berhasil? Ini malah ngomel masalah jodoh hampir tiap hari. Aku capek dengarnya!" balas Disha sambil mengusap kupingnya karena kesal.
"Sudah, tunggu di sini! Kebetulan Mamah sudah janji sama teman untuk kenalin kamu dengan anaknya." Mona terlihat celingak-celingukan. Berusaha mencari teman yang dirinya maksud.
Sementara Disha, memasang tatapan malas. Melipat dua tangan ke depan dada. Dia paling malas jika orang tuanya berupaya menjodohkan dengan lelaki. Disha merasa tidak akan pernah ada lelaki yang cocok dengannya.
"Katanya anak temanku ini polisi dengan pangkat tinggi. Jendral atau apa ya, Mamah lupa," ucap Mona. Mencoba mengiming-imingi Disha agar tergiur.
"Mau jendral, kopral, presiden, atau apalah itu. Aku nggak peduli. Yang jelas sekarang aku harus benar-benar pergi." Disha memeriksa jam yang melingkar di pergelangan tangan. Ia merasa sudah terlambat untuk jadwal kerjanya. Disha lantas melenggang menjauhi posisi Mona. Namun ibunya tersebut langsung menghentikan.
"Disha!!! Ini anak bawel banget dibilangin! Paling nggak disapa sebentar kenapa? Mungkin saja kamu tertarik sama yang ini." Mona mencengkeram lengan Disha. Dia berusaha menghentikan kepergian sang anak.
Jujur saja, Mona sudah mengenalkan puluhan lelaki kepada Disha. Akan tetapi tidak ada satu pun yang membuat Disha tertarik. Bahkan seringkali Disha sengaja membuat para lelaki yang dijodohkan dengannya ketakutan. Entah apa yang dilakukan gadis itu terhadap para lelaki tersebut.
"Astaga, Mah. Umurku baru 28 tahun loh. Apa masalahnya belum nikah? Artis Korea bahkan banyak yang belum nikah di usia 40 tahunan," ujar Disha dengan raut wajah malasnya. Dia menghela nafas panjang berkali-kali.
"Ngomong-ngomong ini Indonesia ya, bukan Korea!" sahut Mona dengan mata mendelik. Dia terlihat memposisikan ponsel ke telinga. Sepertinya Mona mencoba menghubungi temannya yang ditunggu sejak tadi.
Disha memutar bola mata jengah. Saat itulah dia merasa mendapat kesempatan untuk lari. Disha benar-benar tidak mau bertemu lelaki yang akan dijodohkan dengannya.
Disha mengambil jalan mundur. Lalu menghilang ditelan banyaknya orang. Dia sukses menjauh dari Mona. Tanpa pikir panjang, Disha segera berlari masuk ke mobil. Ia buru-buru pergi.
Bersamaan dengan itu, teman yang dinanti Mona akhirnya datang. Dia muncul bersama putranya yang tampan dan gagah.
"Ya ampun, Zal. Putramu ganteng banget," puji Mona. Dia belum tahu kalau Disha sudah pergi sejak sepuluh menit yang lalu.
"Oh iya, kenalkan putriku..." Mona menoleh untuk mencari Disha. Dia menyuruh temannya menunggu sebentar. Sementara dirinya berkeliling mencari Disha. Namun seberapa keras mencari, sang anak sudah tidak ada dimana-mana.
"Anak itu!" geram Mona. Giginya menggertak kesal. Dia akan mengomeli Disha habis-habisan nanti.
Di sisi lain, tepatnya di sebuah restoran mewah. Seorang lelaki berbadan tinggi semampai baru keluar dari lift. Kedatangannya langsung menarik perhatian orang banyak. Terutama untuk kaum hawa.
Defan Dirgantara. Memiliki sorot mata tajam yang mampu membuat banyak perempuan bertekuk lutut. Berkulit putih bersih dan berbadan atletis. Auranya terkesan misterius dan dingin. Dia sangat tegas, disiplin, dan serius dalam bekerja.
Dengan langkah gagahnya, Defan berjalan menghampiri salah satu meja bernomor dua puluh. Di sana sudah ada gadis yang langsung berdiri saat melihat kedatangannya.
"Maaf, terlambat. Kau pasti sudah lama menunggu," ujar Defan sembari menarik kursi. Kemudian mendudukinya.
"Tidak apa-apa. Aku tidak menunggu lama," jawab gadis yang duduk satu meja dengan Defan. Ia bernama Windy. Gadis ke dua puluh yang dijodohkan dengan Defan.
Windy tersenyum seraya mengaitkan anak rambut ke daun telinga. Dia tentu tertarik dengan lelaki tampan dan gagah di hadapannya sekarang. Defan tidak hanya sekedar tampan, tetapi juga berkharisma.
"Kau sudah memesan makanan?" tanya Defan.
"Belum." Windy menggeleng. "Aku menunggumu," jelasnya.
"Ah, benarkah? Aku jadi tidak enak," tanggap Defan sambil tersenyum tipis. Dia sebenarnya sangat malas melakukan hal seperti sekarang.
Sama seperti Disha, Defan juga selalu didesak keluarganya untuk menikah. Itu karena Defan akan segera menjadi pewaris keluarga Dirgantara. Keluarga konglomerat yang dikenal memiliki usaha besar dibidang kesehatan.
Tetapi Defan tidak pernah tertarik dengan siapapun. Bukannya dia membenci wanita. Hanya saja dia terlalu mencintai dirinya sendiri dibanding apapun. Parahnya, saking tidak tertarik dengan cinta, Defan sengaja melakukan suntik impoten untuk alat vitalnya agar tidak bisa berfungsi. Dengan begitu, tidak ada perempuan yang mau dekat dengannya. Apalagi menikahinya!
"Apa kau tertarik denganku?" tanya Defan.
"Ya, kau lelaki yang sangat sesuai dengan tipeku," jawab Windy antusias. Hanya dengan melihat wajah serta mengetahui reputasi Defan, dia sudah jatuh hati. Windy tipe gadis yang mudah tertarik dengan seseorang. Terutama lelaki.
"Jadi kau tidak masalah langsung menikah begitu saja denganku? Dengan perjodohan yang dibuat keluarga kita?" tanya Defan memastikan. Dia heran melihat aksi Windy yang langsung menunjukkan ketertarikan.
"Ya, aku rasa begitu." Windy menjawab dengan malu-malu.
Defan bangkit dari tempat duduk. Dia menghampiri Windy. Lalu mendekatkan mulut ke telinga gadis itu.
"Jadi kau tidak masalah kalau aku menderita impoten?" bisik Defan. Membuat mata Windy seketika terbelalak.
..._____...
Catatan kaki :
Impoten : Ketidakmampuan pria untuk mendapatkan organ intimnya melakukan ereksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Kamiem sag
what inpiten??
2024-05-11
0
Emn Sc
berpikir seribu x jg yah meski gagah . ganteng tp ... tongkat NY g bisa bangun.
2023-10-15
0
Anisatul Azizah
hadir kak
2023-09-08
0