...༻✡༺...
Mata Disha mendelik. Dia sudah muak dengan segala perkataan Dimas yang menurutnya hanya gurauan. Tangannya segera mencubit hidung lelaki tersebut. Dimas sontak memekik kesakitan.
"Sudah deh, Co. Bentar lagi acara di mulai," ucap Disha. Dia beranjak dari hadapan Dimas. Bergabung ke ruang dimana acara lamaran sedang diselenggarakan.
Segalanya berjalan lancar. Interaksi keluarga Dirgantara dan keluarga Danendra berlangsung harmonis. Sebab ini bukan kali pertama mereka bertemu. Mengingat Disha dan Defan sudah bersahabat sejak SMP.
Mona dan Zerin bahkan sangat dekat. Mona memang rutin melakukan perawatan di klinik Zerin. Kebetulan ibunya Defan itu merupakan dokter kecantikan yang keahliannya sudah tidak bisa diragukan.
Pertukaran cincin dilakukan. Disha dan Defan saling memakaikan cincin ke jari manis satu sama lain. Ketika sudah selesai, semua orang berseru dan bertepuk tangan.
Sekarang Disha dan Defan melakukan sesi foto. Keluarga mereka juga bergantian untuk mengambil momen penting bersama calon pengantin.
"Ayo kita selfie. Kita unggah foto kebersamaan kita di medsos," ajak Disha yang sudah memegangi ponsel.
"Medsos? Kau tahu aku nggak punya begituan," sahut Defan dengan dahi berkerut samar. Sejak dulu dia memang tidak pernah tertarik dengan dunia media sosial. Hidup Defan hanya untuk didekasikan untuk kerja, olahraga, kerja, dan kerja lagi. 85% hidup Defan hanya untuk bekerja.
"Astaga, Toy... Kau belum bikin juga? Padahal aku dan Kroco sudah berulang kali menyuruhmu membuatnya," pungkas Disha. Dia mengangkat kamera dan mendekatkan dirinya dengan Defan. Lelaki itu lantas ikut masuk ke dalam kamera. Akan tetapi ekspresi Defan sangat datar. Dia bahkan tidak tersenyum.
Disha langsung melirik tajam. "Toy, senyum dikit kenapa sih? Nanti orang mengira kau terpaksa menikah denganku," protesnya.
Defan memutar bola mata jengah. Walaupun begitu, dia tetap menuruti saran Disha. Lelaki itu tersenyum.
"Kayaknya senyum doang kurang meyakinkan," ungkap Disha. Dia bergeser lebih dekat ke arah Defan. Lalu menempelkan pipinya ke pipi Defan.
Mata Defan mendelik. Dia berkata, "Kau sengaja tempelin make upmu yang tebal itu ke wajahku?"
"Mau ditempelin lipstik dari bibirku sekalian?" balas Disha.
"Emang berani?" tantang Defan. Dia sama sekali tidak takut.
Disha menarik sudut bibirnya ke atas. Dia benar-benar mendaratkan ciuman ke pipi Defan. Lelaki itu sama sekali tidak terkejut.
Sebagai orang yang mengenal baik Disha, Defan tahu kalau gadis tersebut tidak kenal takut. Namun Defan tak ingin kalah. Dia lantas balas mencium pipi Disha.
Menyaksikan apa yang dilakukan calon pengantin, orang-orang sekitar berseru riuh. Terutama kedua orang tua Disha dan Defan. Mereka merasa ikut bahagia, tetapi tidak lupa juga untuk memberi teguran.
"Disha, Defan! Kalian belum resmi nikah. Ditahan dulu kenapa?" ucap Mona dengan nada lantang. Lalu terkekeh geli. Menyebabkan beberapa orang ikut tergelak bersamanya. Termasuk Zerin dan Zidan sendiri. Keduanya terlihat saling berbisik.
"Itulah yang kutunggu sejak awal. Sekarang aku benar-benar percaya kalau mereka saling jatuh cinta," imbuh Zidan dengan nada pelan.
"Kau benar. Setelah diperhatikan betul-betul, mereka juga sangat serasi," sahut Zerin. Dia merasa ikut bahagia.
Di antara banyak orang, ada dua insan yang merasakan perasaan berbeda. Mereka tidak lain adalah Enita dan Dimas.
Enita tampak tersenyum pongah. Menurutnya hubungan yang terjadi di antara Disha dan Defan begitu menarik. Enita tidak sabar menunggu kelanjutan hubungan dua sahabat yang mengaku saling mencintai itu.
Sementara Dimas, dia menjadi satu-satunya orang yang mengukir senyuman palsu di antara tamu lain. Padahal dari lubuk hati terdalam, Dimas sangat terganggu dengan ciuman antar pipi yang dilakukan Disha dan Defan. Ia hanya bisa membisu sambil mengamati dari kejauhan.
"Co! Ayo sini! Kau belum foto bareng kami!" seru Disha. Membuat lamunan Dimas pudar dalam sekejap. Ia bergegas menghampiri Disha dan Defan.
"Bengong aja kau, Co! Mikirin apa sih?" Defan merangkul pundak Dimas.
"Aku cemburu dari tadi tahu nggak," ungkap Dimas. Mimik wajah Defan terlihat kaget. Takut kalau Dimas bersungguh-sungguh terhadap ucapannya. Namun ketakutan itu pudar ketika mendengar perkataan Disha.
"Jangan dianggap serius, Toy! Dari tadi nih Kroco ngelantur terus," kata Disha. Ia langsung menepuk pipi Dimas.
"Kirain cemburu apa tadi. Dasar Kroco!" Defan yang geram melepas ikat rambut Dimas. Lalu mengacak-acak rambut panjang sebahu lelaki tersebut. Keduanya saling tergelak.
Disha yang melihat, segera turun tangan untuk ikut mengacak-acak rambut Dimas. Fotografer yang bertugas, segera mengabadikan momen mereka dengan mengambil beberapa foto.
...***...
Satu minggu terlewat. Disha dan Defan tidak hanya disibukkan dengan pekerjaan. Tetapi juga dengan segala urusan pernikahan. Ternyata menikah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semuanya harus direpotkan dengan pengurusan berkas ke lembaga pemerintah. Belum lagi kebutuhan lain untuk acara pernikahan nanti. Apalagi keluarga Dirgantara dan keluarga Danendra sama-sama menginginkan acara pernikahan super mewah. Jadi semakin banyak hal yang harus di urus.
Kini Disha dan Defan sedang melakukan fitting baju pengantin. Kebetulan mereka hanya berduaan datang ke sana. Hanya ada perancang baju dan dua pelayannya yang menemani.
Defan yang sudah mencoba setelan jas, tengah sibuk berbicara di telepon. Dia menunggu Disha mencoba gaun pengantin.
"Toy! Gimana?" Disha baru selesai mengenakan gaun pengantin. Dia sangat cantik dengan rambut panjangnya yang tergerai.
Defan yang sejak tadi berdiri menghadap jendela, perlahan memutar tubuh ke belakang. Dia dapat melihat Disha dalam balutan gaun pengantin.
"Bagus." Hanya satu kata itu yang terucap di mulut Defan. Dia kembali bicara di telepon.
"Gitu doang? Dipuji dikit kek. Ini pakainya susah loh. Berat lagi gaunnya." Disha cemberut.
Defan menghela nafas panjang. Kemudian menjauhkan ponsel dari telinga. Dia memusatkan seluruh perhatiannya kepada Disha.
"Waaah... Cantiknya calon istriku. Sumpah cantik banget, ya Tuhan..." ungkap Defan yang melebih-lebihkan. Dia berpura-pura sedang terpesona. Padahal kenyataannya tidak.
Disha yang mendengar bukannya senang, justru jadi kesal. "Nggak usah lebay juga kali!" timpalnya sembari mengangkat gaun. Lalu melemparkan tendangan ke udara. Tepat ke arah Defan.
Perancang baju dan dua pelayannya tersenyum kecut kala melihat interaksi absurd Disha dan Defan. Dua calon pasutri itu benar-benar lupa kalau ada orang lain selain mereka di ruangan.
"Kami memang sering begini, Mbak. Maklum sudah sahabatan sejak SMP." Disha segera memberikan alasan. Dia tersenyum agar perkataannya bisa meyakinkan.
Defan segera memberi dukungan. Dia bergegas berjalan menghampiri Disha. Tangannya melingkar ke pinggul gadis tersebut.
"Kamu cantik banget, Sha. Kali ini aku bersungguh-sungguh," ungkap Defan seraya memasang tatapan lekat. Tanpa diduga dia mengecup kening Disha.
"Makasih ya, Toytoyku..." tanggap Disha. Dia memeluk Defan.
Helaan nafas kasar dilakukan Defan. Sekarang dia benar-benar ingin melakukan protes. Sebab Disha tetap bersikukuh memakai panggilan Toytoy.
"Sudah kubilang aku tidak setuju dengan nama panggilan Toytoy! Kampret kau, Sha." Defan berbisik dengan nada penuh penekanan.
"Aku soalnya terbiasa panggil kau Letoy. Tapi toytoy lebih mending dari letoy kan? Gemes tapi romantis," cicit Disha.
"Romantis pantatmu!" cibir Defan tak terima. Dia dan Disha masih saling berpelukan. Karena hal itu, perancang baju dan dua pelayannya segera pergi. Membiarkan Disha dan Defan menikmati waktu berduaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
lama2 bucin mereka🤗🤗
2023-03-05
2
Vicky Wahyu
mantap..semangat lanjutkan thorr ..
2022-11-29
0
Vicky Wahyu
mantap..lanjutkan thor semangat..
2022-11-29
0