...༻✡༺...
Sepulang dari hotel, Disha langsung ingin pergi bekerja. Kebetulan dia berada di mobil yang sama dengan Mona dan Anas. Disha duduk di kursi belakang bersama Mona. Sedangkan Anas duduk di samping sopir.
"Kau dan Defan kenapa cutinya cuman sebentar? Biasanya habis nikah itu, orang-orang langsung pergi bulan madu," ujar Mona sembari mengerutkan dahi.
"Mamahmu benar, Sha. Kau sudah menikah sekarang, jangan sampai rumah tanggamu dijadikan prioritas kedua setelah pekerjaan," kata Anas yang sependapat dengan sang istri.
Disha sama sekali tidak menanggapi. Dia sibuk membuka tas dan mencari ponsel di sana. Saat itulah Mona berhasil memergoki sesuatu di dalam tas Disha. Yaitu pembalut.
"Jadi tadi malam kalian tidak melakukannya?" tukas Mona. Membuat mata Disha sontak membulat. Gadis itu tertangkap basah.
"Apa maksudmu, Mah?" Anas yang mendengar, jadi penasaran.
"Ini Disha. Dia datang bulan. Berarti tadi malam nggak malam pertama kan?" sahut Mona. Dia dan Anas tergelak bersama.
"Defan pergi keluar kota lagi. Berarti malam pertamanya harus menunggu beberapa hari lagi," simpul Anas.
"Apaan sih, Mamah sama Papah. Ngomongin sesuatu yang nggak penting banget," sinis Disha.
"Itu penting loh. Malam pertama adalah sesuatu yang sangat dinantikan dan berkesan buat pengantin baru," balas Mona seraya memegangi pundak Disha. Gadis tersebut hanya membuang muka.
Setibanya di perusahaan, Disha langsung menangani pekerjaan. Kebetulan dia mengelola perusahaan produk makanan cokelat. Produksi cokelat buatannya sudah memiliki puluhan jenis. Bahkan sebagiannya sudah merambah keluar negeri.
Ketika makan siang, Defan menghubungi Disha. Keduanya membicarakan perihal rencana berikutnya.
"Kapan kau kembali?" tanya Disha.
"Mungkin tiga hari lagi," jawab Defan. "Dengar, saat pulang nanti aku ingin kita melakukan beberapa riset. Aku takut kecurigaan Papaku akan menjadi-jadi," tambahnya.
"Riset?" Disha menuntut penjelasan lebih lanjut.
"Kita berdua tidak memiliki pengalaman dalam hubungan asmara. Jadi aku pikir kita harus mempelajari hal itu," jelas Defan.
"Baiklah. Dan mengenai rumah pribadi kita. Aku akan memeriksanya hari ini."
"Baguslah kalau begitu." Pembicaraan Defan dan Disha berakhir. Keduanya segera sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
...***...
Tiga hari berlalu, Defan akhirnya kembali dari luar kota. Dia mencoba menghubungi Disha. Namun nomor gadis itu tidak aktif. Defan lantas pergi ke rumah barunya dan Disha. Di sana sudah ada barang-barangnya. Termasuk pakaian.
Waktu menunjukkan jam tujuh malam. Defan baru selesai mandi dan langsung sibuk dengan laptop. Kali ini dia tidak sibuk dengan pekerjaannya di sana, melainkan karena ingin melakukan riset mengenai bagaimana sikap pasangan yang saling mencintai.
Wajah Defan sesekali meringis jijik. Dia merasa jijik dengan informasi yang dibacanya.
"Pasangan yang saling mencintai akan selalu memiliki keinginan untuk bersama. Bahkan tidak terpisahkan satu sama lain. Mereka akan terus menempel seperti permen karet." Defan membaca artikel yang dibacanya. Dia menjulurkan lidah karena merasa jijik. "Itulah salah satu alasanku tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Bukankah menempel seperti permen karet sama saja dengan parasit?" ungkapnya.
Pintu perlahan terbuka. Disha baru saja datang. Atensi gadis itu segera tertuju ke arah Defan yang duduk di sofa.
"Sudah datang rupanya," sapa Disha. Dia segera duduk ke sebelah Defan. Gadis itu memperhatikan layar laptop Defan.
"Kenapa nomor teleponmu tidak aktif?" tanya Defan. Tanpa menatap Disha.
"Ponselku kehabisan baterai," jawab Disha. Dia membaca artikel yang diperlihatkan layar laptop Defan.
"Mencari tahu lewat artikel seperti ini agak sulit. Bagaimana kalau kita menonton film saja? Rekan kerjaku kebetulan merekomendasikan film romantis," cetus Disha sembari menatap Defan dengan sudut matanya.
"Baiklah. Kita bisa mencobanya." Defan mengangguk setuju.
"Tapi biarkan aku mandi dulu. Setelah itu barulah kita nonton bersama." Disha segera beranjak ke kamar mandi.
Selepas membersihkan diri dan berganti pakaian, Disha kembali duduk ke samping Defan. Keduanya menonton film romantis bersama.
"Sepertinya judul film ini tidak asing," komentar Defan saat film terputar dan menampilkan judul.
"Ya, semua orang tahu film Titanic. Ini salah satu film terlaris sepanjang masa. Makanya aku penasaran sebagus apa film ini," sahut Disha. Dia dan Defan segera fokus menonton.
Film memasuki pertengahan. Disha dan Defan mulai serius dan terbawa alur. Wajah keduanya memerah saat melihat ada adegan panas di dalam film. Defan bergegas menutup laptop.
"Sial! Itulah sesuatu hal yang sering dilakukan kedua orang tuaku," ucap Defan.
"Papa dan Mamamu melakukannya di depanmu?" Disha merasa tak percaya.
"Ya, menyebalkan bukan? Mereka pasangan psiko bagiku dan Giana." Defan mendengus kasar. "Aku rasa menonton film bukan ide bagus," sambungnya.
Disha terdiam sejenak. Dia tiba-tiba mengingat pembicaraan tempo hari saat bersama kedua orang tuanya di mobil.
"Toy! Aku punya ide agar Papamu tidak curiga lagi sama hubungan kita," seru Disha.
"Apa?" Defan langsung tertarik.
"Ini agak gila. Tapi aku yakin pasti berhasil!" ujar Disha. Dia segera memberitahukan rencananya kepada Defan. Lelaki itu lantas berseringai. Defan setuju dengan ide dari Disha.
Setelah itu, dia dan Disha segera tidur. Mereka tidur di kamar yang berbeda. Besok keduanya akan menjalankan rencana.
Ketika jam tujuh pagi tiba, Defan dan Disha sudah sama-sama berpakaian kantor. Kini keduanya berada di dapur. Saling bekerja sama membuat sarapan.
"Nanti kalau pekerjaanmu sudah selesai, kabari saja. Aku akan menjemputmu," kata Defan yang sibuk mengunyah roti bakar dengan selai cokelat. Dia dan Disha tampak terburu-buru.
"Kau sekarang akan mengantarku ke kantor kan?" tanya Disha.
"Ya, aku melakukannya karena perusahaanmu satu arah dengan perusahaanku," tanggap Defan. Dia dan Disha segera pergi setelah menyelesaikan sarapan.
"Mengenai kebersihan di rumah kita, sebaiknya tidak perlu ada pembantu. Mengingat pernikahan kita hanya sebatas kontrak. Aku takut kedok kita semakin mencurigakan. Kita bersih-bersih secara bergantian saja," usul Disha. Dia dan Defan sudah berada di mobil.
"Di rumah seluas itu?" tanggap Defan.
"Ya! Kan ada penyedot debu yang bisa digunakan dengan praktis," ujar Disha.
Defan terdiam. Dia tidak bisa membantah. Sebab dirinya merasa perkataan Disha ada benarnya. Jika ada pembantu yang bekerja di rumah, maka kemungkinan hubungan kontrak mereka akan ketahuan.
Ketika pulang kerja, Disha dan Defan sudah sepakat akan mengunjungi rumah keluarga Dirgantara. Mereka akan bermalam di sana. Keduanya bertekad melakukan rencana yang tadi malam sempat dibahas.
Kedatangan Disha dan Defan tentu disambut baik oleh Zerin. Hanya Zidan yang terkesan biasa saja. Sebab interaksi di antara Disha dan Defan masih terasa biasa-biasa saja baginya.
Usai makan malam bersama, Disha mengobrol banyak dengan Zerin. Hubungan mereka semakin akrab.
Sementara Defan dan Zidan hanya saling membisu. Keduanya duduk di paviliun dekat kolam renang.
"Defan, kau tidak terlihat begitu bahagia dengan pernikahanmu," celetuk Zidan.
"Kenapa Papa berkata begitu. Aku sangat bahagia, Pa." Defan membantah tegas. Dia semakin yakin bahwa Zidan tidak mempercayai hubungannya dan Disha.
"Lalu kenapa kau dan Disha tidak terlihat bahagia. Aku merasa masih melihat dua orang yang memiliki hubungan sekedar sahabat."
"Mungkin ini efek pekerjaan, Pa. Kau tahu sendiri kalau aku dan Disha mengelola perusahaan masing-masing," kilah Defan. Dia bangkit dari tempat duduk. Defan tidak mau memperpanjang pembicaraannya dengan Zidan.
Sekarang Disha dan Defan sudah ada di kamar. Keduanya berdiri saling berhadapan.
"Kau siap?" tanya Defan.
"Ya, aku bahkan membeli permen." Disha mengeluarkan permen lollipop dari dalam tas.
"Untuk?" Defan mengerutkan dahi.
"Untuk... Muuuachh..." Disha memejamkan mata sambil memperagakan kecupan bibir dengan mulut. Dia dan Defan akan berencana melakukan sandiwara percintaan di atas ranjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Kamiem sag
🤣🤣🤣🤣
2024-05-12
0
Bzaa
☺️🤣
2023-06-24
0
zeaulayya
Blm rasa ajah. Nnti bakalan ketagihan gila”an fan ,🤭sm kyk papa zidan dan mama zerin kebangetan mesumnya😅
2022-12-09
4