Bab 15 - Sandiwara Di Atas Ranjang

...༻✡༺...

Defan menatap malas.Tangannya sigap menangkap mulut Disha yang memanyun. Mata gadis itu sontak terbuka lebar.

Disha langsung menampar wajah Defan. Lelaki tersebut lantas melepas tangannya dari bibir Disha.

"Jangan lebay, Sha. Suara desa-han sudah cukup meyakinkan," ujar Defan sembari menoyor kepala Disha. Sebagai balasan terhadap tamparan yang diberikan gadis itu.

"Tapi kan biasanya harus ada suara ciuman," kata Disha. Dia memberi Defan salah satu lollipopnya.

Defan menerima lollipo Disha. Matanya memicing penuh selidik. "Tunggu dulu. Kenapa kau sangat tahu? Kau nonton bokep ya?" tukasnya.

"Te-tentu saja tidak. Aku hanya terinspirasi dengan film yang kita tonton kemarin. Bukankah banyak adegan ciuman di sana?" balas Disha tergagap.

"Kau--"

"Lagi pula aku sudah dewasa. Nonton atau nggak film bokep, apa pedulimu?!" Disha memotong perkataan Defan. Sebelum lelaki itu menimpali pertanyaan yang mungkin akan membuatnya tersudut.

"Peduli lah! Aku takut jadi korban otak mesummu." Defan memeluk tubuhnya sendiri sambil menghindari Disha.

"Heh! Jangan kepedean! Aku tuh sudah bosan lihat kau sama Kroco! Aku lebih bernaf-su lihat tas mahal tahu nggak!" Disha yang merasa terhina mencubit hidung Defan. Keributan yang mereka buat segera berakhir saat mendengar benda jatuh dari luar kamar.

Mata Disha dan Defan membulat bersamaan. Keduanya reflek menoleh ke arah pintu.

"Kita tidak seharusnya bertengkar," cicit Defan yang kembali menatap Disha. "Aku takut yang di luar itu Papaku," tambahnya.

"Lagian kau yang mulai duluan." Disha mengerutkan dahi.

Defan mendengus kasar. Atensinya tertuju kepada lollipop pemberian Disha. Ia segera membuka bungkus lollipop tersebut.

"Dih! Katanya desa-han sudah cukup," komentar Disha. Dia tersenyum miring.

"Sudah deh. Mau ngelakuin atau nggak?" Defan menarik Disha ke dekat pintu. "Kita lakukan di sini," sarannya.

Disha mengangguk. Ia segera membuka bungkus lollipop. Lalu memasukkannya ke mulut.

"Mmmph..." gumam Disha. Menjilati serta mendecap permen lollipopnya dengan intens. Hal serupa lantas dilakukan Defan. Suara decapan dan gumaman mereka mulai beradu. Jika didengar tanpa melihat, suara keduanya persis seperti pasangan yang asyik berciuman panas.

Di tengah-tengah, Disha mendadak berhenti. Dia membiarkan Defan mengemut lollipopnya sendiri.

"Akh..." Disha mengeluarkan suara lenguhan pelan ke depan pintu.

Kretak!

Defan menggigit lollipopnya karena suka dengan rasanya. Disha sontak mendelik.

"Toy! Kenapa ada suara ngunyah permen?" timpal Disha dengan nada berbisik.

"Enak." Defan menjawab singkat. Semua permen lollipop telah habis dia telan.

Disha menghampiri Defan. Dia menatap permen lollipopnya yang sudah mengecil. Kemudian memakannya sampai habis.

"Enak kan?" tanya Defan. Dia terkekeh melihat aksi Disha. Gadis itu mengangguk setuju.

"Sekarang ayo kita ke tahap berikutnya," ajak Defan sambil berjalan ke dekat ranjang.

"Adegan ranjang?" Disha memastikan. Dia mengikuti Defan dari belakang.

"Itu intinya kan?" sahut Defan. Ia mengambil laptop dan kacamata anti radiasi. Selanjutnya, Defan duduk ke atas ranjang.

"Kau akan melakukannya sambil bekerja?" tanya Disha.

"Bukankah itu jelas? Lagi pula aku punya banyak pekerjaan yang harus secepatnya diselesaikan," tanggap Defan.

"Kalau begitu aku juga akan melakukannya. Aku juga punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," imbuh Disha. Dia segera mengambil laptop dan duduk ke sebelah Defan.

"Pakai acara ikut-ikutan segala," sindir Defan.

"Aku benar-benar sedang punya banyak kerjaan ya," sahut Disha.

"Sudah cepat mende-sah gih!"

"Sekarang?"

"Bulan depan. Ya sekaranglah!"

"Kenapa cuman aku? Kau enggak?"

"Aku cukup sering mendengar kedua orang tuaku bercinta. Setahuku, suara erangan perempuan lebih nyaring dibanding pria," jelas Defan.

Disha memutar bola mata jengah. Sebelum beraksi dia berdehem terlebih dahulu.

"Akh! Akh! Akh!" Disha mengerang.

"Lebih keras lagi!" perintah Defan.

"Perlukah kita pakai speaker?" tanggap Disha. Namun dia malah kena geplakan di kepala dari Defan.

"Gila! Mau bikin satu komplek dengar?" geram Defan.

"Katanya mau lebih nyaring," balas Disha.

"Ya nggak perlu pakai speaker segala kali!" Defan yang gemas, mengacak-acak puncak kepala Disha.

Disha terus menyuarakan lenguhan. Defan sesekali mengikuti namun dengan erangan lebih pelan. Mereka melakukannya sambil sibuk dengan laptop masing-masing.

Merasa sudah cukup lama mende-sah palsu. Disha melirik Defan. "Pssst! Gimana mengakhirinya?" tanyanya.

"Mau sedetail itu? Berakhir ya berakhir. Tinggal diam saja. Lagian orang yang dengar nggak bakalan tahu," jawab Defan.

"Kau benar." Disha menghela nafas. Dia menyandar tenang dan fokus dengan pekerjaan.

Di sisi lain, tepatnya di sofa yang berada tidak jauh dari kamar Defan dan Disha, di sana ada Zidan. Dia tidak sendiri, ada Zerin yang menemaninya. Mereka duduk menonton televisi sambil menikmati camilan. Suara erangan Disha dan Defan tentu terdengar jelas.

"Tuh, sekarang apa kau masih meragukan mereka?" timpal Zerin.

"Apa kau merasa tidak aneh dengan des-ahan mereka?" tanggap Zidan. Sepertinya dia belum kunjung percaya.

Zerin kesal dengan keraguan Zidan yang tak kunjung pudar. Tangannya segera menjewer telinga sang suami.

"Aaa! Sayang! Sakit!" rintih Zidan.

"Cukup sudah kecurigaanmu itu!" geram Zerin. Dia perlahan melepaskan kuping Zidan.

"Ya sudah, aku berhenti mencurigai hubungan Defan dan Disha." Zidan mematikan mendadak televisi. "Ayo kita main juga di kamar," ajaknya.

Zerin memutar bola malas. Meskipun begitu, dia tak bisa menahan senyum. Tanpa sepatah kata pun, Zerin beranjak lebih dulu ke kamar. Zidan lantas mengikuti dari belakang.

Di waktu yang sama, Disha dan Defan masih asyik dengan laptop masing-masing. Disha yang mulai lelah, meletakkan kepala ke pundak Defan. Posisi lelaki itu memang tidak jauh darinya.

"Kerja memang melelahkan. Tapi bikin candu nggak sih?" celetuk Disha.

"Kau--" perkataan Defan terjeda tatkala mendengar suara keributan di kamar sebelah. Matanya dan Disha terbelalak bersamaan. Mereka spontan saling menatap. Sebab keduanya mendengar suara lenguhan bercinta dari Zerin dan Zidan.

Wajah Disha memerah. Dia segera menjaga jarak dari Defan.

"Anjir... Itulah yang sering kau dengar saat tinggal di rumah ini?" Disha merasa tak percaya.

"Menjijikan bukan?" Defan menghembuskan nafas berat. Dia meletakkan laptopnya. Kemudian mengambil headphone yang tersimpan di lemari. Defan juga tidak lupa mengambilkan satu untuk Disha.

"Itu pasti sangat mengganggumu kan, Toy?" tanya Disha sembari menatap iba bagian bawah perut Defan. Dia sekarang bisa menyimpulkan kenapa sahabatnya itu nekat melakukan suntik impoten. Mungkin saja semuanya berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal Defan sendiri.

Defan yang menyadari tatapan Disha kemana, sigap menutup alat vitalnya dengan bantal. "Eh! Mikirin apa kau?!" timpalnya dengan mata melotot.

"Mikirin letoymu itu? Alasan kau melakukan suntik impoten sebenarnya bukan karena tidak tertarik dengan wanita kan? Tapi karena--"

"A-apa?! Aku benar-benar tidak tertarik menjalin hubungan dengan siapapun!" Wajah Defan memerah padam. Dia hampir tertangkap basah.

Memang alasan utama Defan melakukan suntik impoten bukan karena tidak tertarik menjalin hubungan dengan siapapun. Tetapi ada alasan lain. Alasan itulah yang membuat Defan semakin tidak tertarik membangun hubungan dengan siapapun.

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

ampun dah

2024-05-12

0

Rayhana Mb

Rayhana Mb

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 aduhhh bikin sakit perut thour

2023-06-26

0

Bzaa

Bzaa

wah ternyata ada alasan lain nya ☺️🤣

2023-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kapan Nikah?
2 Bab 2 - Ide Saat Mabuk
3 Bab 3 - Kekacauan Saat Disha Mabuk
4 Bab 4 - Rencana Nikah Kontrak
5 Bab 5 - Saling Mengaku Sudah Berpacaran
6 Bab 6 - Bualan Tiga Sahabat
7 Bab 7 - Ramalan Dari Enita
8 Bab 8 - Daftar Kontrak Nikah
9 Bab 9 - Hari Lamaran
10 Bab 10 - Fitting Gaun Pengantin
11 Bab 11 - Cinta & Persahabatan [Bonus Visual]
12 Bab 12 - Apakah Mereka Melakukannya?
13 Bab 13 - Sahabat Tapi Seranjang
14 Bab 14 - Menonton Film Romantis
15 Bab 15 - Sandiwara Di Atas Ranjang
16 Bab 16 - Terpaksa Bulan Madu
17 Bab 17 - Tentang Jerry
18 Bab 18 - Perang Lepas Pakaian
19 Bab 19 - Mulai Berdebar
20 Bab 20 - Black Cohosh & Chasteberry
21 Bab 21 - Ontong Bangkit!
22 Bab 22 - Perasaan Disha
23 Bab 23 - Sikap Aneh Defan
24 Bab 24 - Drunk In Amsterdam
25 Bab 25 - Rasa Sakit Misterius
26 Bab 26 - Nyamuk Amsterdam
27 Bab 27 - Menyerah Karena Desa*han
28 Bab 28 - Pengakuan Dimas
29 Bab 29 - Bubur Bebek
30 Bab 30 - Siapa Pelakunya?
31 Bab 31 - Bertahan Untuk Sementara
32 Bab 32 - Pengakuan Defan
33 Bab 33 - Dihamili Suami?
34 Bab 34 - Kata Maaf Tak Cukup!
35 Bab 35 - Terbiasa
36 Bab 36 - Sarapan Asin
37 Bab 37 - Mengejar Cinta Disha [1]
38 Bab 38 - Mengejar Cinta Disha [2]
39 Bab 39 - Mengejar Cinta Disha [3]
40 Bab 40 - Kiss, Rain, & Sunset In The Sea
41 Bab 41 - Gagak
42 Bab 42 - Masa-Masa Bahagia
43 Bab 43 - Anak Pertama
44 Bab 44 - Anak Kedua
45 Bab 45 - Oh Yes, Sayang! [1]
46 Bab 46 - Oh Yes, Sayang! [2]
47 Bab 47 - Telepon Dari Dimas
48 Bab 48 - Bertemu Dimas Lagi
49 Bab 49 - Hubungan Kontrak Lainnya
50 Bab 50 - Ending
51 Novel Genre Dewasa!
52 Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
53 Novel Giana [My Hot VIP Guest]
54 Pengumuman!
55 Novel Teman Ranjang Favorit Tuan Muda
56 Novel Impoten : Ritual Bergairah
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 - Kapan Nikah?
2
Bab 2 - Ide Saat Mabuk
3
Bab 3 - Kekacauan Saat Disha Mabuk
4
Bab 4 - Rencana Nikah Kontrak
5
Bab 5 - Saling Mengaku Sudah Berpacaran
6
Bab 6 - Bualan Tiga Sahabat
7
Bab 7 - Ramalan Dari Enita
8
Bab 8 - Daftar Kontrak Nikah
9
Bab 9 - Hari Lamaran
10
Bab 10 - Fitting Gaun Pengantin
11
Bab 11 - Cinta & Persahabatan [Bonus Visual]
12
Bab 12 - Apakah Mereka Melakukannya?
13
Bab 13 - Sahabat Tapi Seranjang
14
Bab 14 - Menonton Film Romantis
15
Bab 15 - Sandiwara Di Atas Ranjang
16
Bab 16 - Terpaksa Bulan Madu
17
Bab 17 - Tentang Jerry
18
Bab 18 - Perang Lepas Pakaian
19
Bab 19 - Mulai Berdebar
20
Bab 20 - Black Cohosh & Chasteberry
21
Bab 21 - Ontong Bangkit!
22
Bab 22 - Perasaan Disha
23
Bab 23 - Sikap Aneh Defan
24
Bab 24 - Drunk In Amsterdam
25
Bab 25 - Rasa Sakit Misterius
26
Bab 26 - Nyamuk Amsterdam
27
Bab 27 - Menyerah Karena Desa*han
28
Bab 28 - Pengakuan Dimas
29
Bab 29 - Bubur Bebek
30
Bab 30 - Siapa Pelakunya?
31
Bab 31 - Bertahan Untuk Sementara
32
Bab 32 - Pengakuan Defan
33
Bab 33 - Dihamili Suami?
34
Bab 34 - Kata Maaf Tak Cukup!
35
Bab 35 - Terbiasa
36
Bab 36 - Sarapan Asin
37
Bab 37 - Mengejar Cinta Disha [1]
38
Bab 38 - Mengejar Cinta Disha [2]
39
Bab 39 - Mengejar Cinta Disha [3]
40
Bab 40 - Kiss, Rain, & Sunset In The Sea
41
Bab 41 - Gagak
42
Bab 42 - Masa-Masa Bahagia
43
Bab 43 - Anak Pertama
44
Bab 44 - Anak Kedua
45
Bab 45 - Oh Yes, Sayang! [1]
46
Bab 46 - Oh Yes, Sayang! [2]
47
Bab 47 - Telepon Dari Dimas
48
Bab 48 - Bertemu Dimas Lagi
49
Bab 49 - Hubungan Kontrak Lainnya
50
Bab 50 - Ending
51
Novel Genre Dewasa!
52
Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
53
Novel Giana [My Hot VIP Guest]
54
Pengumuman!
55
Novel Teman Ranjang Favorit Tuan Muda
56
Novel Impoten : Ritual Bergairah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!