Bab 13 - Sahabat Tapi Seranjang

...༻✡༺...

"Kami hanya tidak sengaja lewat!" Anas segera memberikan alasan. Dia dan Mona segera menjauh dari pintu.

Zidan dan Zerin tersenyum kecut. Keduanya terpaksa kembali ke kamar. Hal serupa juga dilakukan oleh Anas dan Mona. Mereka merasa malu terhadap kelakuan masing-masing.

Di dalam kamar, Disha sudah tertidur nyenyak. Karena kelelahan, dia tidur dalam keadaan mulut menganga.

Defan yang kebetulan memergoki, tersenyum licik. Dia segera mengambil ponsel dan mengambil foto Disha yang asyik tertidur.

Defan berusaha keras menahan tawa. Koleksinya sekarang bertambah. Dia sebenarnya punya banyak foto Disha saat tidur. Begitu pun Dimas. Defan yang seringkali tertidur paling akhir, selalu memanfaatkan kesempatan untuk mengabadikan ekspresi lucu dua sahabatnya.

Laptop dimatikan oleh Defan. Dia segera telentang di sebelah Disha.

Sementara di depan pintu, Zidan dan Zerin kembali. Zidan yang masih merasa curiga, bersikeras ingin memastikan.

"Sangat sepi," komentar Zidan.

"Mungkin mereka kelelahan. Kita juga begitu setelah menikah," imbuh Zerin. Namun Zidan tidak menghiraukan ucapannya sama sekali. Dia justru mencoba mengamati pintu. Berharap ada celah di sana.

Zerin berdecak kesal. Dia sudah lelah dengan segala sikap suaminya yang begitu berlebihan. "Kau bilang akan percaya kalau melihat Defan dan Disha menikah. Lalu kenapa masih meragukan mereka?" cicitnya.

"Sudah kubilang ada yang aneh dari mereka."

"Sudahlah. Kau--" perkataan Zerin terpotong ketika pintu mendadak dibuka oleh Defan. Mata semua orang terbelalak bersamaan.

"Papa? Mama? Ngapain kalian di sini?" tanya Defan. Dia yang tadinya hendak tidur, terpaksa membuka pintu karena mendengar keributan.

"Kami cuman--"

"Tidak ada. Kami hanya kebetulan lewat. Nikmatilah waktumu!" potong Zidan datar. Dia bergegas mengajak Zerin kembali ke kamar. Saat itu Zidan juga sukses melihat Disha yang sudah tertidur pulas.

Defan mematung di tempat. Perlahan dia menutup pintu. Setelah memergoki kedua orang tuanya di depan pintu, Defan merasa gelisah. Ia bisa menduga kalau orang tuanya pasti mencoba mengetahui sesuatu. Defan yakin, itu pasti terkait dengan hubungannya dan Disha.

"Apa Papa masih tidak mempercayai hubunganku dan Disha? Dia nggak akan berbuat begitu kalau sudah percaya kepadaku," gumam Defan. Dia sangat mengenal betul ayahnya. Zidan memang agak sedikit psiko. Jika mencurigai atau berurusan dengan suatu masalah yang mengganggu, maka dia tidak akan tinggal diam.

Defan akan membahas segalanya saat Disha terbangun nanti. Dia kembali telentang ke ranjang yang sama dengan Disha.

Beberapa jam berlalu. Mentari muncul dari ufuk timur.

Disha menjadi orang pertama yang bangun. Ia mendengus kasar tatkala menemukan dirinya berada dalam pelukan Defan. Gadis itu sama sekali tidak terkejut. Sebagai sahabat yang pernah tidur beberapa kali bersama, Disha sangat tahu bagaimana cara tidur Defan. Lelaki tersebut akan memeluk apapun di sampingnya jika bantal guling tidak ada. Kebetulan sejak awal bantal guling berada dalam pelukan Disha.

Disha tersenyum tipis. Bukan karena dirinya menyukai pelukan Defan, melainkan karena lelaki itu tadi malam tidak merebut bantal guling darinya. Pikiran Defan memang terkadang sulit ditebak. Dia kadang bersikap gentle kepada Disha. Tetapi juga seringkali bersikap menyebalkan.

Perlahan Disha mencoba melepaskan diri dari dekapan Defan. Namun dia tidak cukup kuat melakukannya.

"Bangun, Toy! Kau hari ini juga harus kerja kan?" ujar Disha.

"Hmmmh..." Defan bergumam malas. Dia sudah terbangun namun masih enggan membuka mata. Defan bahkan tidak melepaskan pelukannya.

"Toy, bisa lepasin aku nggak?" pinta Disha pelan. Dia sudah biasa mendapat pelukan dari Defan dan Dimas.

"Bentar lagi..." sahut Defan.

"Ada bantal guling di belakangku. Kau bisa peluk itu saja kalau malas." Disha menyarankan.

"Ambilkan..." Defan akhirnya melepaskan Disha. Gadis itu segera mengganti dirinya dengan bantal guling.

"Aku nggak tahu ya kalau kau nanti telat ke kantor." Disha menggeleng maklum. Dia segera masuk ke kamar mandi. Sedangkan Defan terlihat enggan bangun sambil memeluk bantal guling.

Sekian menit terlewat. Disha telah selesai mandi. Dia melihat Defan sudah bangun. Lelaki itu duduk di tepi ranjang dengan tatapan kosong.

"Ayo mandi gih! Katanya kau ada kerjaan keluar kota kan?" ujar Disha.

Mata Defan membulat sempurna. Dia langsung berlari ke kamar mandi. Dirinya hampir lupa kalau ada pekerjaan penting di luar kota.

"Makasih, Sha! Untung kau ingatkan. Aku hampir lupa," ucap Defan. Dia segera menghilang ditelan pintu kamar mandi.

Karena ada pekerjaan mendesak, Defan harus pergi keluar kota. Sekarang dia dan Disha ada di parkiran. Kebetulan di sana juga ada keluarga mereka yang sama-sama ingin pulang.

"Hati-hati di jalan, Toy." Disha mengencangkan dasi Defan. Keduanya terlihat sangat canggung. Bagaimana tidak? Mereka sama-sama tidak memiliki pengalaman romantis seumur hidup. Kekakuan di antara Disha dan Defan dapat terlihat jelas. Terutama oleh Zidan.

Defan yang sadar terhadap kecurigaan Zidan, segera memeluk Disha. "Papaku sepertinya masih curiga kepada kita. Aku tadi malam memergokinya berdiri di depan pintu kamar kita. Aku pikir sikap kita sebagai pasangan masih belum meyakinkan," bisiknya.

"Apa?" Disha reflek melepas pelukan. Matanya segera melirik ke arah Zidan sekaligus keluarganya yang juga memperhatikan.

"Aku pikir kita harus melakukan sesuatu," imbuh Defan.

"Seperti ini?" Disha memegangi wajah Defan. Dia mendaratkan ciuman ke pipi lelaki itu.

"Ide bagus." Defan balas memegang wajah Disha. Dia menempelkan bibirnya ke kening gadis tersebut.

"Sekarang senyum," saran Disha. Defan lantas menurut. Keduanya saling tersenyum.

Zerin yang melihat, ikut tersenyum. Dia segera menyenggol Zidan dengan siku.

"Tuh, mereka terlihat mesra. Aku yakin tadi malam mereka melakukannya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Sayang..." ujar Zerin.

"Aku akan percaya kalau mereka bisa memberiku cucu dalam waktu dekat," tanggap Zidan.

Zerin mendengus kasar. Dia mendelik. "Oh jadi karena itu tadi malam kau sangat penasaran? Kau takut nggak akan punya cucu?" tukasnya.

"Salah satunya itu. Tapi aku benar-benar merasa curiga. Itu karena banyak hal ganjil yang terjadi. Pertama, Disha dan Defan tiba-tiba mengaku berpacaran. Kedua, interaksi Disha dan Defan terasa palsu bagiku. Ketiga, aku baru mengetahui kalau Disha selalu didesak menikah oleh keluarganya. Gadis itu bernasib sama seperti Defan," jelas Zidan panjang lebar. Dia memegangi dagu. Masih memperhatikan Defan yang sudah berpamitan kepada Disha.

"Jadi?" Zerin menuntut jawaban.

"Jadi... Jika Disha dan Defan menikah, maka mereka akan lepas dari tuntutan itu. Kita sendiri tahu kalau Defan dan Disha selalu mengutamakan pekerjaan lebih dari apapun." Zidan menduga. Kejeniusannya tidak pernah hilang dalam mengevaluasi sesuatu.

"Kau mengira putra kita mempermainkan pernikahan? Defan tidak mungkin begitu!" bantah Zerin.

"Aku juga tidak mau mempercayainya. Tapi rasa curigaku bertambah saat mendengar pembicaraan Dimas di pelaminan kemarin," ungkap Zidan. Dia berhasil mendengar omelan Dimas terhadap Disha dan Defan. Kalimat Dimas itulah yang menyebabkan kecurigaan Zidan kembali.

"Ini nih yang bikin aku khawatir sama kalian! Bertengkar terus! Sekarang semuanya sudah terlanjur terjadi. Seenggaknya bertahan saja selama satu minggu atau sebulan! Kasihan keluarga kalian tahu nggak."

Begitulah kalimat yang berhasil didengar Zidan dari Dimas.

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

wah pak Zidan makin curiga

2024-05-12

0

Bzaa

Bzaa

ngeyakinin papa zidan.berat ini mah

2023-06-24

0

Sugianto

Sugianto

aku penasaran kapan si toy2 merasakan panas dingin ketika ama disha😄😄😄

2022-11-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kapan Nikah?
2 Bab 2 - Ide Saat Mabuk
3 Bab 3 - Kekacauan Saat Disha Mabuk
4 Bab 4 - Rencana Nikah Kontrak
5 Bab 5 - Saling Mengaku Sudah Berpacaran
6 Bab 6 - Bualan Tiga Sahabat
7 Bab 7 - Ramalan Dari Enita
8 Bab 8 - Daftar Kontrak Nikah
9 Bab 9 - Hari Lamaran
10 Bab 10 - Fitting Gaun Pengantin
11 Bab 11 - Cinta & Persahabatan [Bonus Visual]
12 Bab 12 - Apakah Mereka Melakukannya?
13 Bab 13 - Sahabat Tapi Seranjang
14 Bab 14 - Menonton Film Romantis
15 Bab 15 - Sandiwara Di Atas Ranjang
16 Bab 16 - Terpaksa Bulan Madu
17 Bab 17 - Tentang Jerry
18 Bab 18 - Perang Lepas Pakaian
19 Bab 19 - Mulai Berdebar
20 Bab 20 - Black Cohosh & Chasteberry
21 Bab 21 - Ontong Bangkit!
22 Bab 22 - Perasaan Disha
23 Bab 23 - Sikap Aneh Defan
24 Bab 24 - Drunk In Amsterdam
25 Bab 25 - Rasa Sakit Misterius
26 Bab 26 - Nyamuk Amsterdam
27 Bab 27 - Menyerah Karena Desa*han
28 Bab 28 - Pengakuan Dimas
29 Bab 29 - Bubur Bebek
30 Bab 30 - Siapa Pelakunya?
31 Bab 31 - Bertahan Untuk Sementara
32 Bab 32 - Pengakuan Defan
33 Bab 33 - Dihamili Suami?
34 Bab 34 - Kata Maaf Tak Cukup!
35 Bab 35 - Terbiasa
36 Bab 36 - Sarapan Asin
37 Bab 37 - Mengejar Cinta Disha [1]
38 Bab 38 - Mengejar Cinta Disha [2]
39 Bab 39 - Mengejar Cinta Disha [3]
40 Bab 40 - Kiss, Rain, & Sunset In The Sea
41 Bab 41 - Gagak
42 Bab 42 - Masa-Masa Bahagia
43 Bab 43 - Anak Pertama
44 Bab 44 - Anak Kedua
45 Bab 45 - Oh Yes, Sayang! [1]
46 Bab 46 - Oh Yes, Sayang! [2]
47 Bab 47 - Telepon Dari Dimas
48 Bab 48 - Bertemu Dimas Lagi
49 Bab 49 - Hubungan Kontrak Lainnya
50 Bab 50 - Ending
51 Novel Genre Dewasa!
52 Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
53 Novel Giana [My Hot VIP Guest]
54 Pengumuman!
55 Novel Teman Ranjang Favorit Tuan Muda
56 Novel Impoten : Ritual Bergairah
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 - Kapan Nikah?
2
Bab 2 - Ide Saat Mabuk
3
Bab 3 - Kekacauan Saat Disha Mabuk
4
Bab 4 - Rencana Nikah Kontrak
5
Bab 5 - Saling Mengaku Sudah Berpacaran
6
Bab 6 - Bualan Tiga Sahabat
7
Bab 7 - Ramalan Dari Enita
8
Bab 8 - Daftar Kontrak Nikah
9
Bab 9 - Hari Lamaran
10
Bab 10 - Fitting Gaun Pengantin
11
Bab 11 - Cinta & Persahabatan [Bonus Visual]
12
Bab 12 - Apakah Mereka Melakukannya?
13
Bab 13 - Sahabat Tapi Seranjang
14
Bab 14 - Menonton Film Romantis
15
Bab 15 - Sandiwara Di Atas Ranjang
16
Bab 16 - Terpaksa Bulan Madu
17
Bab 17 - Tentang Jerry
18
Bab 18 - Perang Lepas Pakaian
19
Bab 19 - Mulai Berdebar
20
Bab 20 - Black Cohosh & Chasteberry
21
Bab 21 - Ontong Bangkit!
22
Bab 22 - Perasaan Disha
23
Bab 23 - Sikap Aneh Defan
24
Bab 24 - Drunk In Amsterdam
25
Bab 25 - Rasa Sakit Misterius
26
Bab 26 - Nyamuk Amsterdam
27
Bab 27 - Menyerah Karena Desa*han
28
Bab 28 - Pengakuan Dimas
29
Bab 29 - Bubur Bebek
30
Bab 30 - Siapa Pelakunya?
31
Bab 31 - Bertahan Untuk Sementara
32
Bab 32 - Pengakuan Defan
33
Bab 33 - Dihamili Suami?
34
Bab 34 - Kata Maaf Tak Cukup!
35
Bab 35 - Terbiasa
36
Bab 36 - Sarapan Asin
37
Bab 37 - Mengejar Cinta Disha [1]
38
Bab 38 - Mengejar Cinta Disha [2]
39
Bab 39 - Mengejar Cinta Disha [3]
40
Bab 40 - Kiss, Rain, & Sunset In The Sea
41
Bab 41 - Gagak
42
Bab 42 - Masa-Masa Bahagia
43
Bab 43 - Anak Pertama
44
Bab 44 - Anak Kedua
45
Bab 45 - Oh Yes, Sayang! [1]
46
Bab 46 - Oh Yes, Sayang! [2]
47
Bab 47 - Telepon Dari Dimas
48
Bab 48 - Bertemu Dimas Lagi
49
Bab 49 - Hubungan Kontrak Lainnya
50
Bab 50 - Ending
51
Novel Genre Dewasa!
52
Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
53
Novel Giana [My Hot VIP Guest]
54
Pengumuman!
55
Novel Teman Ranjang Favorit Tuan Muda
56
Novel Impoten : Ritual Bergairah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!