...༻✡༺...
"Bagaimana dengan rumor mengenai kondisi Kak Defan? Apa itu benar, Tante Enita?" imbuh Dika. Dia jelas membicarakan kondisi Defan yang impoten.
Mona langsung memukul pundak Dika. "Kau tidak seharusnya--"
"Hahahaa!" tawa Enita berhasil memotong perkataan Mona yang ingin mengomeli Dika. Kini seluruh pasang mata tertuju kepada Enita.
"Aku rasa itu tidak benar. Lihatlah badan Defan. Dia sangat atletis. Dari sana saja kita tahu betapa bugar dan suburnya dia," ujar Enita seraya menunjuk Defan. Sekarang semua orang memperhatikan lelaki tersebut. Termasuk Disha sendiri.
Disha menarik sudut bibirnya ke atas. Mendengar pernyataan Enita, dia semakin yakin kalau wanita itu adalah seorang pembohong besar. Tetapi setidaknya Disha bisa mengambil sisi positif dari segala pernyataan Enita. Dengan begitu, keluarganya tidak menaruh kecurigaan terhadap hubungannya dan Defan.
Kelopak mata Defan melebar. Dia bertukar pandang dengan Disha sejenak. Defan jelas sependapat dengan Disha. Mengingat dirinya benar-benar menderita impoten. Tetapi untuk sekarang, Defan akan membantah fakta tersebut agar bisa menikah kontrak dengan Disha. Lagi pula kedua orang tuanya tidak pernah percaya kalau dirinya menderita impoten.
"Tentu saja aku sehat! Aku olahraga ke gym dua kali seminggu. Setiap pagi aku juga biasa joging. Dan kalau punya waktu luang, aku biasanya pergi mendaki dengan Disha dan Dimas," ungkap Defan.
"Ya, benar. Apa yang semua orang bicarakan tentang Defan jelas hanya rumor." Disha memperkuat perkataan Defan.
Mona dan Anas tersenyum lebar. Keyakinan mereka untuk merestui hubungan Disha dan Defan semakin meningkat.
Makan malam berjalan sangat lancar. Disha dan Defan merasa semuanya karena Enita. Wanita itu banyak sekali membantu.
Setelah makan malam, Disha mengantarkan Defan ke mobil. Keduanya berjalan berdampingan dalam langkah sedang.
"Tante Enita sangat membantu. Tapi yang jelas aku tidak percaya kalau dia seorang peramal," cetus Defan.
"Sejak dulu, aku tidak pernah percaya dengan ramalannya. Tapi Mamahku selalu mempercayainya. Itu semua karena kejadian pesawat jatuh dulu," sahut Disha. Dia membicarakan tentang insiden di masa lalu. Ketika Enita pernah menyelamatkan Disha dan keluarganya dari kecelakaan besar.
Kala itu, Disha dan keluarganya ingin pergi berlibur. Mereka sempat berada di bandara. Akan tetapi Enita datang dan menyuruh mereka untuk tidak pergi. Awalnya keluarga Danendra heran dengan sikap aneh Enita. Karena wanita itu sangat bersikeras melarang pergi, maka mereka terpaksa menurut. Benar saja, ketika Disha dan keluarganya pulang ke rumah, mereka melihat berita mengenai pesawat jatuh. Pesawat yang tadi sempat mereka ingin naiki! Semenjak itu, Mona selalu percaya dengan apa yang dikatakan oleh Enita.
"Maksudmu dialah orang yang sudah berjasa menyelamatkan kau dan keluargamu?" tanya Defan.
Disha mengangguk. "Menurutku itu hanya kebetulan. Aku justru lebih percaya kalau Dika yang menyelamatkan kami semua," jelasnya.
Defan tergelak lepas. Itu karena Disha pernah menceritakan mengenai keterkaitan Dika terhadap batalnya liburan keluarga Danendra. Adik lelaki Disha itu tidak berhenti menangis karena PlaySationnya ketinggalan di rumah. Dika mendesak kembali pulang karena ingin mengambil PlayStation. Hal tersebut juga menjadi alasan kenapa Disha dan keluarganya tidak jadi naik pesawat.
"Sedang membicarakanku?" Enita datang dari belakang. Membuat Disha dan Defan sontak menoleh ke arahnya.
"Iya, Tante. Kami sangat senang dengan perkataan positif tentang hubunganku dan Disha," kilah Defan. Dia dan Disha tersenyum tipis.
Enita melipat tangan di dada. "Bagus kalau begitu. Aku harap rencana kalian berjalan dengan baik," ungkapnya. Dia mendekat satu langkah ke hadapan Defan. "Aku pikir kau harus bersiap, Defan. Keberadaan Disha bisa membuat bagian dari dirimu hilang kendali. Aku bahkan melihat kalau tidak ada yang bisa mengendalikannya. Bahkan dokter sekali pun," cicitnya.
Defan berusaha menghindari Enita. Dia tersenyum masam. "Apa maksudnya, Tante?" tanyanya dengan nada enggan.
"Tidak apa. Kau akan tahu sendiri nanti." Enita tersenyum sambil menepuk dada Defan. Ia segera pergi dari hadapan lelaki itu dan Disha.
"Sikapnya memang selalu aneh," komentar Disha.
Defan mengedikkan bahu tak acuh. Dia masuk ke mobil. Disha yang baru teringat tentang sesuatu, buru-buru menghentikan.
"Besok kita bertemu lagi! Aku ingin kita membicarakan daftar kontrak kita," seru Disha.
"Menurutku itu tidak perlu dibuat berbelit-belit. Kirim saja lewat aplikasi pesan. Aku besok sangat sibuk," sahut Defan.
"Banyak yang harus dibahas. Pokoknya datang saja pas waktu makan siang. Aku tidak menerima penolakan!" Disha memaksa.
"Tapi--"
"Bacot! Udah pulang sana." Disha mendorong Defan masuk ke mobil. Dia juga sengaja memotong perkataan lelaki tersebut.
...***...
Disha menjadi orang yang lebih dulu datang ke cafe. Dia sesekali memeriksa jam di pergelangan tangan.
"Dasar Letoy! Dia datang kan?" keluh Disha. Ia segera menghubungi Defan.
"Aku sudah ada di cafe," kata Disha.
"Kan aku sudah bilang nggak bisa. Sebentar lagi aku ada rapat di kantor," jawab Defan dari seberang telepon.
"Toy, sebaiknya kau datang sekarang! Lagi pula pernikahan yang kita lakukan juga demi kehidupan karirmu juga kan?" Disha menimpali.
Terdengar helaan nafas kasar dari Defan. Lelaki itu lantas setuju untuk datang.
Selang sekian menit, Defan akhirnya tiba di cafe. Kemunculan lelaki itu selalu menarik perhatian. Dia memang sangat tampan dengan balutan pakaian kantor. Banyak perempuan yang melirik ke arahnya. Namun tidak untuk Disha. Dia satu-satunya gadis yang mempelototi Defan.
"Tega ya bikin aku nunggu lama!" Disha menjewer kuping Defan.
"Aaaa! Sakit, Sha!" protes Defan yang tengah menahan sakit.
Puas menjewer kuping Defan, Disha duduk ke kursi. Meskipun begitu wajahnya tampak cemberut.
"Aku sudah minum dua gelas cuman karena nungguin kau," timpal Disha.
"Perlukah sampai jewer kuping segala? Malu-maluin tahu nggak," sahut Defan sembari mengusap kupingnya yang sakit berulang kali.
"Mending kita langsung saja. Soalnya satu jam ke depan aku ada rapat. Waktuku terbuang gara-gara nunggu kamu," tukas Disha.
"Kan aku sudah bilang kalau hari ini aku sibuk. Kaunya saja yang keras kepala." Defan melipat tangan di dada.
"Aku melakukan ini agar pernikahan kontrak kita bisa berjalan mulus," ucap Disha.
Setelah memesan minuman, Disha dan Defan siap membahas perihal kontrak mereka. Disha yang sudah siap, segera memeriksa catatan di aplikasi ponsel. Sedangkan Defan terlihat santai.
"Daftar pertama, pekerjaanmu bukan pekerjaanku. Dan jangan pernah mengkritik mengenai pekerjaan satu sama lain." Disha memberitahu peraturan pertama yang dibuatnya.
"Tidak usah berbelit-belit. Begini saja, urusanmu bukan urusanku. Dari mulai segala pekerjaan, kehidupan, makanan, dan apapun itu, tidak ada yang boleh ikut campur. Pokoknya setelah kita menikah, tidak ada yang berubah. Hanya status kita yang berubah. Kita melakukannya agar bisa lebih fokus dengan karir kan?" Defan menanggapi panjang lebar.
"Kau benar juga." Disha sependapat dengan Defan. "Tapi kita juga tidak bisa melupakan keterkaitan keluarga. Aku pikir interaksi yang kita tunjukkan terakhir kali kurang meyakinkan. Aku ingin mereka tidak meragukan hubungan kita. Terutama kedua orang tuamu," sambungnya.
"Bagaimana kalau menunjukkan kemesraan di depan mereka? Kita tidak masalah dengan sentuhan kan? Perlukah kita juga membuat larangan tentang itu?"
"Sepertinya tidak. Apapun yang terjadi, hubungan kita tetap sahabat. Mengenai sentuhan fisik, aku percaya kepadamu. Jadi tidak ada larangan tentang itu. Aku bahkan tidak masalah tidur satu ranjang denganmu."
"Ya, itu sudah jelas. Lagi pula kita sering tidur bersama saat mendaki."
Disha mengangguk. "Selain sentuhan, menurutku kita juga harus membuat panggilan sayang. Aku akan memanggilmu dengan sebutan Toytoy," ujarnya yang diteruskan dengan gelak tawa.
Defan menatap malas Disha. "Toytoy? Bukankah itu tiga huruf akhir yang diambil dari kata letoy?" tanyanya.
"Exactly! Bwahaha!" Disha terbahak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Kamiem sag
ampun dah panggilan sayangnya
2024-05-11
0
zeaulayya
Ya ampuun. Panggilan sygnya lucuu bermakna ejekan 🤭😂
2022-12-05
2
zeaulayya
Duhh jadi ingat ,, Disha ayo kita toss🤭 aku juga prn jewer kuping org gara” nunggu pake lama🤭🤣
2022-12-05
1