...༻✡༺...
"Sha..." panggil Defan. Dia berusaha melonggarkan pelukan Disha. Tetapi tidak bisa. Gadis itu masih memeluknya dengan erat. Mata Disha terus memejam rapat.
"Ya ampun..." keluh Defan. Kini dia mengerahkan tenaganya untuk melepaskan Disha. Sampai gadis tersebut didorong untuk menjauh. Dekapan Disha otomatis terlepas.
"Aku takut!" ungkap Disha yang sedikit terhuyung. Untung saja dia bisa menyeimbangkan diri. Semburat wajahnya tampak seperti akan menangis. Ia masih menutup mata. Tidak berani melihat keadaan sekitar.
"Sini, Sha." Dimas yang dapat mendengar, langsung membawa Disha masuk ke dalam pelukan. "Sama aku aja," ujarnya.
"Co..." lirih Disha. Sekarang dia berada dalam pelukan Dimas.
Dalam hidupnya, Disha memiliki dua ketakutan. Pertama takut kegelapan, dan kedua, dia takut berada di toilet umum sendirian. Tidak jarang Defan dan Dimas menemaninya ke toilet wanita. Kedua lelaki itu bahkan sudah terbiasa mendengar suara air kencing Disha. Kenyataannya, memang sedekat itulah persahabatan mereka.
Defan merasa lega karena bisa lepas dari pelukan Disha. Sekarang dia sedang mengatur nafas.
"Hotel apa ini? Katanya bintang lima, tapi listriknya bisa sampai padam begini!" gerutu Defan. Dia mengeratkan rahang sebal. Lalu merogoh saku celana. Defan mengambil ponsel dari sana. Lelaki itu segera menelepon seseorang untuk diomeli.
Sementara orang mengharapkan listrik menyala, Dimas justru berharap listrik bisa padam lebih lama. Dengan begitu, dirinya dapat lebih lama memeluk Disha. Dimas sangat menikmati momen sekarang. Bau harum khas Disha serta pelukan erat gadis itu membuatnya merasa nyaman.
'Bisakah waktu berhenti saja? Aku tidak ingin ini cepat berakhir...' batin Dimas. Dia mengelus pelan punggung Disha.
Saat Defan baru ingin menghubungi seseorang, listrik menyala. Semua orang berseru lega. Tetapi tidak untuk Defan. Ia terlihat cemberut. Keadaan listrik yang padam saat acara penting tentu sangat mengganggunya.
"Aku ingin mereka membayar kekacauan ini," gumam Defan bertekad. Dia segera menoleh ke arah Disha. Gadis yang telah resmi menjadi istrinya itu masih berada dalam pelukan Dimas.
Defan membulatkan mata. Terutama ketika orang-orang di sekitar heran menyaksikan Disha yang lebih memeluk Dimas.
Tanpa pikir panjang, Defan langsung menarik Disha. Hingga dekapannya dan Dimas saling terlepas.
"Listrik sudah nyala!" tegur Defan. Dia membawa Disha berdiri ke sampingnya. Lelaki itu menatap tajam Dimas.
"Co, kenapa kau nggak langsung lepasin Disha pas listrik sudah nyala? Semua undangan jadi heran lihat kalian pelukan tahu nggak!" omel Defan dengan dahi berkerut.
"Eh! Kau sendiri tadi yang dorong Disha. Untung dia nggak jatuh," sahut Dimas. Heran terhadap sikap Defan.
"Lagian dia peluknya kuat banget. Aku nggak bisa nafas!" Defan melakukan pembelaan.
"Kau kan tahu sendiri aku takut gelap!" timpal Disha. Dia mendelik ke arah Defan. "Aku jadi menyesal sudah nikah sama kamu. Meskipun cuma nikah kontrak!" sambungnya.
"Ya udah, kita cerai saja sekarang. Biar bisa pecahin rekor dunia. Pasangan yang menjadi suami istri selama dua jam!" balas Defan sembari menilik arloji di pergelangan tangan.
"Ini nih yang bikin aku khawatir sama kalian! Bertengkar terus! Sekarang semuanya sudah terlanjur terjadi. Seenggaknya bertahan saja selama satu minggu atau sebulan! Kasihan keluarga kalian tahu nggak!" ungkap Dimas panjang lebar. Dia segera beranjak pergi dari hadapan Disha dan Defan. Ucapannya berhasil membuat mereka tertohok.
Sekarang Disha dan Defan saling terdiam. Mereka mencoba bersikap normal. Lalu kembali bersalaman dan berfoto dengan tamu undangan.
"Akhirnya Kakakku menikah! Sama Kak Disha lagi," seru Giana. Dia merupakan adik perempuan Defan yang sudah berusia 21 tahun.
"Baru nongol aja kau, Na! Pas hari lamaran kemarin kemana?!" timpal Defan.
"Kan aku sudah chat kalau nggak bisa datang," sahut Giana. Ia segera melemparkan senyum kepada Disha.
"Kak Disha cantik banget. Kenapa mau sih nikah sama Kakak aku yang nyebelin ini," ujar Giana.
"Mau gimana lagi, Na. Kakakmu nggak menyerah ngejar-ngejar aku. Dari pada tambah nyebelin, mending diterima aja kan cintanya," kata Disha. Dia menuang bensin ke api yang menyala. Defan langsung melirik tajam ke arahnya.
"Oh, jadi Kak Defan yang suka duluan." Giana menyimpulkan. Dia menatap Defan dengan ekspresi mengejek.
Defan membuang muka. Dia menghela nafas kasar seraya memejamkan mata. Dirinya berusaha keras menahan diri agar tidak marah.
"Lihat, Na. Dia marah tuh." Disha tergelak bersama Giana. Mereka dapat membaca kekesalan yang ada di semburat wajah tampan Defan.
"Pergi makan sana!" Defan yang sudah tidak tahan, segera mengusir Giana.
"Dih! Tua-tua ngambekan," ejek Giana. Dia menjulurkan lidahnya sambil beranjak dari pelaminan.
Disha menatap Defan. Dia segera menggandeng tangan lelaki itu.
"Sabar ya, Toytoy..." ucap Disha dengan nada manja.
"Kentut!" hardik Defan dengan mimik wajah masam. Disha yang merasa puas menggoda Defan, lantas tergelak.
...***...
Acara pernikahan usai. Pihak hotel sudah menyiapkan kamar VIP khusus untuk pasangan pengantin dan keluarga bersangkutan.
Defan dan Disha baru saja masuk ke kamar. Sekarang mereka benar-benar hanya berduaan di sana.
"Ampun dah! Jijik banget lihat tampilan kamarnya," ungkap Defan. Atensinya tertuju ke arah ranjang yang dipenuhi dengan kelopak bunga mawar merah. Belum lagi tampilan handuk yang membentuk angsa berciuman. Beberapa mawar merah juga terlihat memenuhi sudut kamar.
"Astaga, kau benar." Kali ini Disha sependapat dengan Defan.
"Bantu aku bersihkan," ujar Defan.
"Aku capek, Toy. Kau sajalah sendiri," sahut Disha sembari memegangi pinggangnya. Dia segera masuk ke kamar mandi.
"Kalau gitu, aku bersihin bagianku saja." Defan menyapu sisi ranjang yang akan menjadi tempatnya telentang. Kini separuh ranjang tampak bersih dari kelopak bunga. Defan duduk menyandar ke sana. Lelaki itu memasang kacamata anti radiasi, kemudian langsung berkutat dengan laptop.
"Astaga, tega banget. Sesama teman itu harus saling membantu tahu nggak," ucap Disha yang baru keluar dari kamar mandi. Dia terpaksa membersihkan kelopak bunga dari ranjang. Tepatnya di bagian yang akan Disha tiduri.
"Ngomong-ngomong, orang tuamu ada di kamar sebelah loh. Kalau kedua orang tuaku di seberang kamar kita," imbuh Disha memberitahu.
"Memangnya kenapa?" sahut Defan.
Mata Disha mendelik. "Eh, kau nggak tahu tahapan orang menikah ya? Biasanya kalau pasangan sudah sah menikah, mereka akan melakukan malam pertama," jelasnya.
"Terus, kau mau?" tanggap Defan. Dia langsung kena pukulan cap lima jari Disha di pipi.
"Eh! Kenapa aku malah ditampar?!" protes Defan seraya memegangi pipi.
"Kau kenapa malah tanyain itu juga? Ya iyalah aku nggak mau!"
"Lagian kalau mau pun aku tetap nggak bisa!" Defan mendengus sebal. Dia kembali menyibukkan diri dengan laptop.
Disha menepuk jidatnya sendiri. "Benar juga, punyamu kan letoy," imbuhnya.
Plak!
Defan melayangkan tamparan ke pipi Disha. Gadis itu sontak tercengang.
Defan lantas berkata, "Itu pembalasan yang tadi."
Kini Disha yang kesal. Dia menghempaskan diri ke ranjang. Lalu mencoba tidur.
Di kamar sebelah, Zerin dan Zidan tengah menempelkan telinga ke dinding kamar Defan dan Disha. Kamar mereka memang bersebelahan dengan pasutri baru tersebut.
"Apakah mereka melakukannya?" Zidan bertanya-tanya. Kecurigaannya kembali ketika melihat Defan dan Disha terlihat olehnya sedang berdebat. Zidan bahkan tidak jarang memergoki Defan terus cemberut kepada Disha saat di pelaminan tadi.
"Sepertinya kamar-kamar di hotel ini kedap suara," kata Zerin.
"Aku pikir begitu. Ayo kita dengarkan ke depan pintu kamar mereka," ajak Zidan.
"Sayang, kau kenapa penasaran sekali? Biarkanlah mereka," ucap Zerin.
"Aku cuman mau pastikan. Kau lihat sendiri kan tadi Disha pelukan sama Dimas? Defan dan Disha juga tampak terus berdebat saat di pelaminan. Aku mulai curiga lagi dengan hubungan mereka. Keduanya tidak seperti pasangan pada umumnya." Zidan pergi lebih dulu keluar kamar.
"Ngapain dicurigain. Mereka sudah nikah kok." Zerin lantas terpaksa mengikuti Zidan.
Ketika menoleh ke pintu kamar Defan dan Disha, langkah Zidan terhenti. Begitu pun Zerin. Mata keduanya terbelalak. Bagaimana tidak? Di sana sudah ada Mona dan Anas yang sepertinya juga penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Kamiem sag
🤔🤔
🤣🤣
2024-05-11
0
Rayhana Mb
sepanjang baca nih novel bikin ngakak🤣🤣🤣🤣.
Bru mampir KK thour lagi meraton nih
2023-06-26
1
Ria Onits
astagaaa org tuanya pada kepo🤣🤣🤣🤣🤣🤣😅
2023-06-25
0