Selesai dengan mengajinya, Naifa masih duduk di sana. Di atas sajadah, masih dengan memakai mukenah namun Al-Qur'an sudah ia simpan kembali di atas meja. Ia tengah membuka ponsel yang seharian ini tak terlalu ia pedulikan. Ada pesan dari Rara yang membuatnya langsung menjawab nya.
[Assalamu'alaikum, Kak. Tadi Sasha beneran ke rumah Kakak?]
^^^[Wa'alaikumsallam. Iya Ra, kenapa?]^^^
[Sama siapa?]
^^^[Sendiri, ada apa?!]^^^
[Tidak ada apa-apa, Kak. Kakak baik-baik saja 'kan?]
Naifa tersenyum membaca pesan dari Rara yang menanyakan dirinya.
...[Alhamdulillah, baik-baik saja. Jaga Ibu dan Adik ya, Ra. Bilang ke Ibu, Kakak baik-baik saja, Abang Adam juga baik orang nya.]...
Setelah mengirim pesan terakhir Naifa berniat untuk mengambil air minum. Ia lantas menaruh ponselnya di atas ranjang dan melepas mukenah, melipatnya dan menggulung di dalam sajadah lalu di taruh nya di atas meja di depan sederet buku yang ia bawa dari rumahnya.
Ceklek!!!
Betapa terkejutnya Naifa saat membuka pintu dan ia melihat Adam tengah tertidur di gawang pintu dengan posisi duduk menyandar. Naifa mengerutkan kening, untuk apa Abang tidur di sini?! Naifa ragu untuk membangun kan nya, tapi jika tak di bangunkan tentu ia tak akan bisa lewat.
Naifa lantas jongkok di depan sang suami, menggoyangkan dengan pelan lengan Adam, "Bang ... bangun Bang, jangan tidur di sini," ucap nya lembut.
"Hmm," gumam Adam.
Naifa memandangi wajah tampan suaminya yang benar-benar bisa membuatnya terpukau, ia tersenyum di sebelahnya. Tangan Naifa hampir saja menyentuh wajah tampan itu, namun urung saat melihat netra yang tadi tertutup kini terbuka. Membuatnya menelan ludah dengan kasar dan tangan yang menggantung di depan wajah tampan.
Adam yang tersadar langsung terduduk dengan tegak, Naifa lantas menurunkan tangan nya yang tergantung di udara dengan gerakan slow motion. Naifa dan Adam berada di dalam satu pandangan yang sama, dalam degup jantung yang sama dan dalam rasa yang sama.
Rasa yang membawa wajah Adam untuk mendekatkan wajahnya ke wajah Naifa, dekat, semakin dekat, semakin dekat lagi sampai hanya menyisakan jarak beberapa centi saja. Sampai tanpa sadar Naifa memejamkan matanya. Adam tersadar sebelum dua benda kenyal saling bersentuhan.
"Kenapa, merem?!" Tanya Adam tepat di depan wajah Naifa, sampai membuat nafasnya begitu terasa seperti angin sepoi-sepoi yang meniup wajah Naifa.
"Takut, Ab_bang ma_marah," jawab Naifa masih dengan memejamkan mata.
Ya ampun, Adam pikir Naifa akan memejamkan mata karena siap dengan penyatuan dua benda kenyal, ternyata Naifa malah takut padanya.
Adam tersenyum lucu melihat ekspresi Naifa yang masih memejamkan matanya, sayangnya Naifa tak melihat senyuman itu.
"Gue nggak marah," ucap Adam akhirnya.
Naifa membuka matanya, "maaf, Nai pikir Abang marah. Lalu kenapa Abang tidur di sini?!" Tanya Naifa.
Sekarang malah Adam yang kebingungan akan menjawab apa, masak iya dia akan menjawab kalau dirinya ketiduran saking nyaman nya mendengarkan suara Naifa ngaji. Oh tidak mungkin.
"Mmm, di kamar gue banyak nyamuk," jawab Adam akhirnya.
"Benarkah? mmm maksudnya di kamar Nai tidak ada nyamuk Bang, kalau, Abang mau kita bisa tukeran." Kata Nai akhirnya.
Adam lantas berdiri dari duduknya, begitu pun Naifa.
"Nggak usah! Nanti mungkin nyamuknya akan pergi." Ujar Adam bingung.
"Mmm, apa di sini tidak ada nyamuk?!" Naifa menunjuk depan kamarnya sekarang.
"Iya. Di sini nggak ada, buktinya gue bisa tidur 'kan?!" Naifa mengangguk membenarkan ucapan Adam. Walaupun aneh saja menurutnya, di kamar yang jelas-jelas di pasang kawat nylon atau jaring anti nyamuk kenapa nyamuknya masih bisa masuk?!
Melihat suaminya seperti tengah bingung, Naifa kembali mengatakan, "maaf Bang, tadi harus Nai bangunkan. Soalnya Nai mau lewat." Ujar Naifa setelah beberapa saat hening.
Adam mengangguk dan berlalu tanpa sepatah kata lagi.
***
Sedangkan di sana, di sebuah Kelab Vela tengah memandang ponselnya dengan kesal. Tak biasanya Adam seperti ini. Hari ini entah ke mana Adam nya yang begitu penurut padanya itu. Vela pikir setelah kejadian aneh yang ia rekayasa agar Adam merasa kalau ia sudah di nodai oleh Adam, Adam akan semakin dekat padanya dan lebih mudah untuk menghancurkan seseorang yang sedang ia buat untuk hancur melalui Adam. Tapi nyatanya, rencana nya malah seolah tak berjalan mulus sekarang setelah Adam menikah.
Si al! Vela benar-benar menyesal telah memberi saran menikah pada Adam. Jika tahu keadaannya akan seperti ini, ia akan menyuruh Adam tidak menerima perjodohan konyol itu. Ia pikir setelah menikah dan mempunyai rumah sendiri, Adam akan lebih mudah ia kuasai karena bebas untuk pergi dan pulang sesuka hati. Apalagi ia tahu kalau istrinya Adam itu hanya gadis kampungan yang baru berumur delapan belas tahun. Setahu Vela gadis kecil tidak mungkin bisa merubah Adam, apalagi mempengaruhi Adam.
Tapi pada kenyataannya ia salah menduga.
Vela masih kesal dengan melampiaskan kekesalannya pada minuman. Ia minum banyak sekali sembari memikirkan apa yang akan ia lakukan agar Adam mau ke sana dan ia bisa mengawasi kalau Adam tidak akan berubah. Karena yang ia mau, Adam berada di bawah kendali nya untuk jadi anak yang pembangkang. Apalagi jika di tambah suami yang dzalim, wah Vela akan sangat bahagia jika Adam menjadi orang yang seperti itu.
Selain Adam yang hancur, seseorang yang menurutnya sudah membuatnya harus hidup dengan kemiskinan juga pasti akan hancur. "Hancur Sehancur-hancurnya saat lo lihat anak kebanggaan lo, jadi anak yang durhaka dan suami yang tidak ada gunanya. Hahaha ... tunggu saja waktu itu, akan tiba!"
Vela yang kesal membanting keras gelas yang ada di tangannya. Membuat orang-orang yang ada di sekitarnya menoleh. Namun setelahnya tak ada lagi yang peduli. Karena seperti itu memang sudah biasa.
Vela menghisap dalam-dalam rokok yang baru ia bakar, hisapan dalam nya itu membuat api mati dan meninggalkan bara api saja. Membuat asap penuh dalam mulutnya, setelah puas Vela membuang asap di mulutnya itu ke udara dengan senyum smirk. Seperti nya ia sudah punya ide sekarang.
***
Adam duduk di ranjang. Ia masih tak mengerti kenapa ia tak bisa kasar pada Naifa. Apa ini artinya ia sudah kembali seperti dulu. Kenapa Naifa bisa dengan mudah membuat hatinya untuk berpaling dari dunianya selama ini, dan masuk ke dunia Naifa?!
Adam benar-benar tak habis pikir, apa sebenarnya yang di gunakan Naifa untuk menyeretnya dari lembah berduri bahkan kini ia hampir masuk ke lembah penuh bunga, bunga yang seluruhnya adalah wajah Naifa.
Satu pesan kembali masuk ke ponsel Adam. Membuat Adam geram seketika, namun setelahnya ia memikirkan ulang apa yang ia baca. Yang langsung saja membuat tatapannya kembali tajam.
[Adam yang bodoh. Segitu mudahnya lo di kibulin sama bocil. Lo nggak ngerasa kalo lo lagi di remehin sama istri dan orang tua lo! Mereka tengah tertawa di atas ke bodoh an lo Adam!!]
Seketika Adam terbayang senyum manis yang selalu Naifa berikan. Senyum yang bisa membuat hatinya menghangat. Namun saat membaca pesan dari Vela, ia jadi berpikir kalau Naifa memang sama seperti yang lain. Sama-sama ingin membuatnya terlihat lemah karena selalu jadi orang yang penurut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Neulis Saja
Adam, if you think like Vela how stunted you are
2023-02-06
0
Noviyanti
adam jangan pernah terpengaruh sama vela. nai bener baik koq
2022-12-11
2
Mom Dian
Sudah ikut deg-degan ternyata ehh gak jadi di cium, thor sayang sekali kan bisa jadi penangkal kejahatan Vela karena sudah merasakan manisnya gulali dari Naifa
2022-12-06
1