Bab 18

Mereka pun sampai di sebuah gedung, dimana pesta yang di adakan amanda Amanda. Liam segera turun begitu juga dengan Jessica. Sedangkan Arga yang tidak memiliki undangan VIP hanya bisa menunggu di luar sampai mereka kembali.

Sebelum masuk mereka menyerahkan terlebih dahulu undangan yang di miliki kepada petugas untuk memastikan sesuai daftar tamu.

Mereka pun segera masuk setelah dipersilahkan. Mata Liam langsung mengedarkan pandangannya, bukan untuk mengagumi dekorasi pesta, melainkan ia mencari sosok ibunya yang tak pernah ia lihat. Jika bukan sistem Oci yang membantunya menunjukkan wajah asli ibunya, mungkin sampai sekarang ia tak akan tau bagaimana wajahnya.

Jessica tetap melingkarkan tangannya di lengan Liam, dan mengikuti kemanapun Liam melangkah.

Semua orang sudah mulai mengenal Liam sebagai putra Alstar dan beberapa tamu yang mengenali Liam segera menghampiri untuk saling menyapa.

"Tuan Liam, apa kabar? gak nyangka kita bisa bertemu disini. Aku benar-benar penasaran rumor yang beredar tentang ketampanan dan juga kecerdasan anda, dan sekarang aku bisa melihat langsung dan sangat layak kalau anda di nobatkan sebagai pengusaha muda yang berbakat." ungkap Carlos yang juga seorang pengusaha.

"Terimakasih atas sanjungannya tapi tanpa ayah, saya bukan siapa-siapa? Tuan Carlos datang sendiri?" tanya balik Liam.

"Tidak, aku bersama putriku. Mamanya tidak bisa hadir makanya aku bawa putriku. Andin Kemarilah." Panggil Carlos, seketika Liam menoleh dan mendapati Andin salah satu pegawainya.

"Tuan Liam, kenalkan ini Andin, cantik kan."

"Bukankah kamu-"

"Iya pak, aku Andin karyawan bapak, papa membiarkan aku bekerja di manapun aku mau, makanya aku bekerja di perusahaan bapak." Jelas Andin sambil senyum-senyum sendiri sedangkan Liam masih di buat bingung.

"Ini siapa pak?" tanya Andin baik.

"Kenalkan aku Jessica, kekasih Liam." jawab Jessica dengan tegas agar Andin tidak mendekati Liam.

Pandangan Liam teralihkan dengan sosok wanita yang membuatnya pikirannya berkecamuk, rasa rindu dan benci yang menyatu. Wanita itu berjalan melewati Liam, sejenak Amanda menoleh namun Liam segera memalingkan wajahnya. Liam benar-benar belum siap untuk menatap mata wanita yang telah melahirkannya.

Tak lama Alstar dan Robi datang beriringan, dan mereka segera menghampiri Liam.

Alstar melihat raut wajah Liam yang berubah, ia merasakan jika putranya sudah melihat atau bahkan bertemu dengan ibunya.

"Kamu tidak papa Liam?" tanya Alstar, namun membuat orang di sekitarnya bingung dari pertanyaan Alstar, sebab yang mereka lihat, Liam baik-baik saja.

"Aku tidak papa." Jawab Liam setelah menari nafas dalam-dalam agar dadanya tidak terasa sesak.

"Aku tidak papa sayang, wajahmu terlihat pucat?" ucap Jessica mencoba memberi perhatian.

"Aku tidak papa, kamu tunggu disini dulu, aku ingin ke toilet sebentar." Ucap Liam dan segera melepaskan tangan Jessica yang terus berada di lengan tangannya.

Liam segera melangkahkan kakinya ke toilet bukan untuk buang air melainkan untuk membasuh mukanya di westafel untuk menghapus ketegangan yang ada di wajahnya, saat ia harus bertemu dengan ibu kandungnya.

Liam menatap wajahnya di cermin, ketegangan masih saja terlihat jelas di wajahnya.

[ Lari artinya gagal menjalankan misi. Perlu Oci ingatan waktu Liam tinggal dua jam lagi, jika dalam dua jam Liam tidak bisa mengungkapkan semuanya maka misi di anggap gagal. Setelah sistem di upgrade tidak ada kesempatan lagi buat Liam. Karena setelah ini Misi akan lebih berat. Pikirkan sekali lagi Liam dan ingat waktu Liam tinggal dua jam lagi.]

Peringatan dari sistem, membuat Liam berfikir keras, ia tak ingin menjadi pecundang yang takut menghadapi kenyataan, jika wanita itu adalah ibu yang membuangnya. Dia harus bisa mengungkapkan semuanya karena tidak akan ada kesempatan lagi baginya setelah ini. Dan tanpa bantuan sistem dari awal mungkin dia sudah berbeda alam.

Liam segera mengusap wajahnya dengan sapu tangan sebelum keluar dan menemui Jessica kembali.

"Nah itu dia." Ucap Alstar saat melihat Liam muncul. Amanda yang sedari tadi menunggu untuk melihat wajah putra akhirnya bisa melihat dengan jelas, laki-laki yang ia tabrak waktu itu adalah putranya.

"D-dia Li-liam?" ucap Amanda terbata, saat melihat putranya yang sangat tampan dan gagah. Amanda langsung memeluk Liam yang baru saja sampai. Tak ada balasan dari Liam, Hanya Amanda yang memeluk erat Liam.

"Anakku... Maafkan mama nak." bisik Amanda dan segera saja Liam mendorong tubuh Amanda untuk menjauh. Sikap Liam membuat orang yang melihatnya terkejut.

"Maaf, sejak lahir aku sudah tidak punya ibu. aku hanya punya ayah dan kakek. Aku sudah menganggap ibuku sudah mati, sejak aku tidak di akui sebagai anak sejak aku lahir." jawab Liam berusaha menahan emosi.

Alstar terbelalak saat mendengar kata-kata Liam, Alstar tak pernah cerita tentang ibunya dan alasan ibunya meninggalnya tapi yang ada Liam mengetahui semuanya, ia pun bingung siapa yang memberitahunya tak mungkin Ayahnya karena Alstar juga tau ayahnya tidak tau Sebenarnya.

"Liam-"

"Jangan ikut campur ayah. aku ingin menyelesaikan urusan dengan wanita ini." Liam menghentikan ucapan Alstar, membuat ayahnya langsung terdiam.

"Apa kamu bahagia dengan kehidupan barumu setelah membuang ku? Apakah tak pernah terbersit dalam pikiranmu sebuah penyesalan? Ah aku rasa tidak. Wanita egois seperti dirimu, mana mungkin paham arti penyesalan. "

" Maafkan aku nak. Aku tidak ada maksud membuang mu, semuanya terpaksa -"

"Terpaksa! Jangan membodohi ku. Aku tau, kamu sangat bahagia kan terbebas dari beban seorang bayi yang baru kamu lahirkan, bahkan kamu tega menceraikan ayah dan membiarkan ayah merawat ku. Apa kamu tau, dulu aku mengira ibu tidak sejahat itu, aku kira ayah yang sengaja memisahkan aku dengan ibu, dan asal aku tau karena pemikiran ku itu, aku membenci ayah selama belasan tahun. Tapi sekarang aku tau semuanya. Aku tau siapa yang pantas aku banggakan dan siapa yang pantas aku benci." Di depan semua orang, Liam mengungkapkan semua perasaannya. Tak perduli apa yang akan terjadi nantinya. Semua mata menatap ibu dan anak itu dan semuanya juga tak luput dari mereka yang mengambil gambar.

Amanda tak bisa berkata-kata apa-apa, semua yang di katakan putranya memang lah benar. Demi hidup nyaman, dia tega membuang anaknya dan kini setelah anaknya dewasa ia baru merasakan bagaimana seorang anak menolak ke hadiran ibunya.

Tak terasa, batas waktu yang di tentukan sistem pun berakhir, dan saat itu Liam yang masih bersitegang dengan ibunya, tiba-tiba merasakan sakit di kepalanya yang luar biasa, hingga darah kembali keluar dari hidungnya. Liam tergeletak di lantai sambil memegangi kepalanya yang kesakitan. Tak menghiraukan semua memanggil namanya dan menghawatirkan keadaannya.

"Apakah aku akan mati, apakah kesempatan ku untuk hidup sudah habis." gumam Liam dalam hati sebelum tak sadarkan diri.

To Be Continued ☺️☺️☺️

Terpopuler

Comments

um 7098355

um 7098355

horaaaay akhir,a ksampaian jga MATI

2022-12-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!