Saat kembali dari rumah ayahnya setelah dipaksa bermalam di sana, Liam kembali ke tempat kostnya pagi-pagi sekali agar dia punya waktu untuk bersikap-siap sebelum berangkat bekerja.
Saat kembali, Liam mendapati Sifa sedang bertengkar dengan seorang pria di depan pintu kostnya dan lebih parahnya lagi, Laki-laki itu menampar wajah Sifa dengan keras membuat Sifa langsung menitikkan air mata menahan rasa sakit dan membuat Liam yang melihatnya tidak terima melihat wanita di sakit di depan matanya.
"Dasar brengsek." Liam tiba-tiba melayangkan tinjunya di wajah pria itu hingga membuat laki-laki itu tersungkur.
"Mbak Sifa gak papa?" tanya Liam memastikan, Sifa hanya menggeleng namun masih terisak.
"Siapa kamu, berani ikut campur urusan ku dengan pacarku?" Pria itu terlihat sangat murka atas perbuatan yang di lakukan Liam.
"Oh, dia pacarmu? kenapa kamu perlakuan dia dengan kasar, masih pacaran saja sudah ringan tangan bagaimana nanti kalau sudah menikah. Dengarkan aku pria kasar. Sebenarnya aku tidak ingin ikut campur masalah kalian, tapi karena kamu sudah memperlakukan mbak Sifa dengan kasar mau tidak mau aku harus ikut campur."
Segera saja pria itu menyerang Liam, namun dengan mudah Liam menangkis dan melayangkan bogem mentah di perutnya membuat pria yang mengaku kekasih Sifa meringis kesakitan.
Liam pun menghajar pria itu dengan beberapa serangan untuk memberi efek jera hingga membuatnya tersungkur.
"Lebih baik kamu pergi sekarang, dan jangan pernah mengganggu mbak Sifa lagi, atau aku akan membuatmu sekarat sekarang juga " ancam Liam membuatnya segera pergi menjauh.
"Terimakasih Liam, kamu datang tepat waktu." ucap Sifa yang tiba-tiba memeluk Liam.
"Iya mbak sama-sama. Kalau dia datang menggangu lagi bilang saja sama aku mbak, biar aku hajar lagi."
Sifa adalah seorang wanita yang berusia dua puluh dua tahun dan bekerja di salah satu club' malam. Seperti hari-hari biasanya Sifa akan pulang sekitar pukul empat atau lima pagi hari, setelah club' tutup.
Setelah membantu Sifa, Liam pun Segera kembali ke kostnya untuk bersikap walaupun masih pukul lima pagi.
[Selamat Liam, Dua misi telah terselesaikan dalam waktu dua hari. Masih tersisa tiga misi lagi untuk menyelesaikan misi level empat. Hadiah tabungan akan dikirimkan ke akun, dan poin akan segera di akumulasi. Lebih semangat lagi Liam agar bisa mengunci skill agar bisa melekat dalam diri Liam. Karena skill saat ini kan dibutuhkan Liam nanti saat menjadi pimpinan.] Ucapan sistem yang terdengar jelas di telinga Liam.
"Oci, apakah ada kesempatan mendapatkan skill kecerdasan setelah aku menyelesaikan misi-misi yang ada?"
[Skill kecerdasan akan diberikan sementara, setelah melewati misi yang diberikan di level lima. Liam akan mendapatkan semua skill yang Liam butuhkan dengan bantuan sistem. Kecerdasan, Pesona, Kewibawaan, dan lain-lainnya akan di berikan sistem untuk Liam bisa menjadi pemimpin.]
"Baiklah, itu artinya aku tidak perlu cemas lagi karena dengan adanya sistem, apa yang aku butuhkan bisa aku dapatkan secara instan." Liam pun menghela nafas, mencoba menerima dan bersahabat dengan sistem yang dimilikinya sekarang.
*****
Seperti biasa Liam berangkat bekerja jam tujuh lagi, namun sekarang ia harus berangkat sendiri karena Sofi sudah pindah dari kost ke perumahan yang di pinjaman perusahaan. Sedangkan Alia, sudah pindah juga di bawa oleh suami barunya dan sebentar lagi dirinya juga akan pindah setelah waktunya sudah tiba.
Liam segera berangkat menerobos lalu lintas yang padat di jam kerja. Suara klakson silih berganti bersaut- saut, saat menunggu lampu merah berubah.
Sesampainya di kantor Liam segera mengganti pakaiannya dan berjaga di lobby untuk mengawasi dan menjaga kantor tetap aman.
"Permisi mas, saya butuh bantuan." ucap seorang wanita yang belum pernah Liam lihat sebelumnya datang menghampiri.
"Ada yang bisa saya bantu mbak?" tanya balik Liam.
"Saya dapat panggilan dari kantor ini dan diminta untuk menemui HRD, bisakah mas tunjukkan dimana saya bisa menemuinya?" jelasnya.
"Oh, iya mbak. Kebetulan tadi saya juga dapat pesan dari HRD kalau anda datang untuk mengantarkannya langsung menemui beliau. Ikuti saya mbak akan saya tujukan ruangannya." ajak Liam dan wanita itupun mengikuti Liam menuju ruang HRD.
Sesampainya di depan ruang HRD, Liam pun hendak meninggalkannya.
"Terimakasih mas Liam." ucap wanita itu membuat Liam menyunggingkan senyuman.
"Sama-sama. " Liam langsung pergi.
Saat kembali ke lobby, Liam berpapasan dengan Anton yang nampak acuh tak seperti biasanya yang akan membuat gara-gara dengannya, namun hal tersebut malah membuat pikiran Liam tidak enak, seperti ada sesuatu yang direncanakan Anton untuk menjebak nya agar bisa segera keluar dari perusahaan Alstar.
Dan benar saja dugaan Liam, saat jam kerja selesai, Liam akan pulang paling terakhir dan memastikan karyawan kantor semuanya sudah pulang. Saat itu hari mulai gerimis, Liam mendengus kesal sambil mengacak pinggang, karena harus menunggu hujan reda
Terlihat lebih dari lima motor datang menghampiri Liam. Tak perduli jika hujan turun mulai lebat. Mereka masih berputar di halaman kantor sambil mengacungkan senjata untuk menakut-nakuti Liam.
Liam hanya melirik cctv yang terpasang di halaman kantor, itu artinya jika terjadi sesuatu padanya, masih ada barang bukti untuk menyelamatkan dirinya dari tuduhan apapun.
Mereka pun segera menyerang Liam dengan senjata yang mereka bawa, Liam hanya bisa menghindari serangan mereka tanpa perlawanan, Liam yang tangan kosong tidak mungkin bisa melawan mereka, yang ada dia pasti akan Mati konyol.
Saat dalam kondisi terdesak dan terpojok, tak sengaja Liam menemukan tongkat besi yang mungkin bisa membantunya.
Liam pun menggunakan tongkat tersebut untuk menangkis Saajam yang di arahkan padanya.
Trang!!!
Trang!!!
Bugh!!!
Bugh!!!
Perkelahian pun tak dapat di hindarkan, mengadu besi yang tajam untuk melukai, menendang dan meninju tak dapat terelakkan, Walaupun terluka akhirnya Liam berhasil menghajar balik para preman.
Melihat sebuah mobil yang masuk, para preman pun berhamburan pergi meninggalkan Liam yang terluka, Sebelum akhirnya pandangan Liam pun mulai kabur sebelum melihat pengendara mobil tersebut dan malah jatuh pingsan.
To be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Sama Lia
tanggung,, Liam lemah ga, kuat juga ga... maaf
2022-11-24
0